Home / Romansa / SETELAH DIJUAL IBU TIRIKU / Bab 37 Tinggal Sekamar

Share

Bab 37 Tinggal Sekamar

Author: Aries grils
last update Last Updated: 2025-08-29 17:39:24

"Wow, kita lihat siapa yang pulang, Kakakku yang paling luar biasa.." suara Natan menyambut dengan penuh senyuman, ia berjalan mendekat membentangkan kedua tangannya berniat memeluk Satya.

Satya memicingkan matanya, menatap sekilas wajah Natan yang berdiri menyambut dengan senyum palsu. Wajah itu masih sama seperti tiga tahun lalu, menyebalkan, licik, dan penuh keangkuhan.

Alih-alih membalas pelukan atau sekadar berjabat tangan, Satya hanya melangkah melewatinya tanpa kata. Sepatu kulitnya menapak mantap di lantai marmer, jas hitamnya berkibar ringan.

Nyonya Ratna yang berdiri di belakang putranya menatap Natan dengan tatapan tajam, sementara Caca berjalan beberapa langkah di belakang Satya, menunduk hormat.

Natan hanya berdiri diam sejenak, menahan amarah yang hampir meluap, lalu mencebikkan bibirnya sinis.

“Dasar orang tidak waras,” gumamnya pelan, tapi cukup terdengar oleh pelayan terdekat. “Meskipun kamu kembali, itu tidak akan mengubah apa pun, Kakakku," batin Natan.

Ratn
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • SETELAH DIJUAL IBU TIRIKU   Bab 40 Insiden Pagi

    Matahari mulai membias lembut, cahayanya menelusup lewat celah tirai tipis, menciptakan garis-garis keemasan di lantai kamar. Caca mengerjap pelan, kelopak matanya berat, otaknya masih separuh terlelap. Untuk beberapa detik, ia hanya terdiam, mencoba memahami di mana dirinya berada. Hangat. Nyaman. Tidak keras seperti lantai tempat ia membaringkan diri semalam. Tubuhnya terasa sedikit bergoyang, seolah beralaskan sesuatu yang empuk. Selimut yang membungkusnya bukan lagi kain tipis yang ia pakai semalam. Ada aroma sabun lembut, samar-samar wangi maskulin yang asing namun menenangkan. Kesadarannya sontak kembali seutuhnya saat pandangannya jatuh pada wajah Satya, begitu dekat, hanya sejengkal dari hidungnya. Laki-laki itu tampak masih terlelap, napasnya teratur, bibirnya terkatup rapat dengan rahang kokoh yang santai tanpa ekspresi. Cahaya pagi jatuh di wajahnya, menonjolkan garis hidung tegas dan bulu mata yang panjang. Caca nyaris meloncat saking kagetnya. Seketika ia terduduk deng

  • SETELAH DIJUAL IBU TIRIKU   Bab 39 Sedekat Ini

    “Tu… tuan muda… apa yang Anda lakukan?” Suara Caca bergetar, napasnya tercekat. Baru kali ini ia melihat Satya sedekat ini dengan sorot mata sedingin baja. Bulan-bulan mereka bersama tak pernah membawa kedekatan seperti ini, bukan kedekatan yang menenangkan, melainkan yang membuat bulu kuduk berdiri. Satya menatap wajah Caca lama, seolah mencari sesuatu yang tak bisa ia temukan. Garis rahangnya mengeras, namun ada sedikit kilatan bimbang di matanya. Dalam hati, satu nama menggema lirih. Maura… Seketika ia memejamkan mata, menggeleng pelan untuk mengusir bayangan itu. Tarikan napas berat terdengar jelas, seperti ia berusaha mengendalikan diri agar tidak terperosok dalam amarah dan trauma. “Dengar, Caca…” suaranya akhirnya terdengar, rendah namun tajam. “Jangan tanggapi satu pun ucapan Natan. Apa pun yang dia katakan, jangan percaya, jangan merespon. Mengerti?” Caca hanya bisa mengangguk cepat, kedua tangannya meremas sisi gaun yang ia kenakan, berusaha menahan gemetar. “Kalau

  • SETELAH DIJUAL IBU TIRIKU   Bab 38 Godaan Natan

    Malam itu, kamar terasa hening. Lampu gantung yang remang menebar cahaya kekuningan, menambah kesan dingin ruangan yang penuh ketegangan. Caca membentangkan selimut tebal di lantai, tepat di sisi sofa panjang. Ia tahu diri, Satya jelas tak suka dengan keberadaannya. Namun sampai di titik ini, Caca merasa sangat bersyukur, setidaknya ada harapan ia bisa terbebas setelah Satya kembali seperti dulu lagi. Satu bulan terakhir benar-benar membawa perubahan besar. Satya memulihkan fisiknya dengan disiplin. Wajah tirusnya kembali terisi, kulitnya bersih dan terawat. Rambutnya rapi, jas elegan melekat di tubuhnya. Tidak ada lagi pakaian compang-camping atau aroma busuk yang dulu membuat Caca hampir muntah setiap mendekatinya. Kini, Satya sudah benar-benar tampak seperti pria di album foto keluarga yang Caca lihat dulu, tegas, berwibawa, dan menakutkan sekaligus mempesona. Selesai merapikan selimutnya, Caca mendorong kopernya ke sudut ruangan agar tak mengganggu. Pandangannya tak sengaja t

  • SETELAH DIJUAL IBU TIRIKU   Bab 37 Tinggal Sekamar

    "Wow, kita lihat siapa yang pulang, Kakakku yang paling luar biasa.." suara Natan menyambut dengan penuh senyuman, ia berjalan mendekat membentangkan kedua tangannya berniat memeluk Satya. Satya memicingkan matanya, menatap sekilas wajah Natan yang berdiri menyambut dengan senyum palsu. Wajah itu masih sama seperti tiga tahun lalu, menyebalkan, licik, dan penuh keangkuhan. Alih-alih membalas pelukan atau sekadar berjabat tangan, Satya hanya melangkah melewatinya tanpa kata. Sepatu kulitnya menapak mantap di lantai marmer, jas hitamnya berkibar ringan. Nyonya Ratna yang berdiri di belakang putranya menatap Natan dengan tatapan tajam, sementara Caca berjalan beberapa langkah di belakang Satya, menunduk hormat. Natan hanya berdiri diam sejenak, menahan amarah yang hampir meluap, lalu mencebikkan bibirnya sinis. “Dasar orang tidak waras,” gumamnya pelan, tapi cukup terdengar oleh pelayan terdekat. “Meskipun kamu kembali, itu tidak akan mengubah apa pun, Kakakku," batin Natan. Ratn

  • SETELAH DIJUAL IBU TIRIKU   Bab 36 Wajahnya Yang Dingin

    Keesokan paginya, dua mobil melaju beriringan di jalan berliku yang meninggalkan hutan. Udara pagi masih basah, kabut menggantung rendah di antara pepohonan, tapi keheningan itu tak mampu meredam ketegangan di dalam rombongan kecil itu. Mobil terdepan dikemudikan sopir keluarga, dengan Leni duduk di kursi penumpang depan. Di jok belakang, Satya duduk bersandar, tatapannya mengarah ke luar jendela tanpa sepatah kata pun, sementara Caca duduk di sampingnya, sesekali mencuri pandang. Wajah pria itu tetap dingin, rahangnya mengeras, dan tidak ada tanda-tanda ia ingin diajak bicara. Di mobil belakang, Ratna duduk di kursi penumpang, sementara Pak Raga mengemudi dengan tenang. Sejak mereka berangkat, Ratna tidak berhenti meremas jemarinya sendiri, sorot matanya menatap jalan dengan campuran lega dan waspada. Tiga tahun. Tiga tahun penuh tekanan dan perlawanan, memaksa para direksi menunda keputusan, mengulur waktu agar kursi CEO tetap kosong, hanya demi mempertahankan hak Satya. Ia me

  • SETELAH DIJUAL IBU TIRIKU   Bab 35 Harapan Yang Nyata

    “Apa kamu yakin?” Mata Nyonya Ratna membelalak, sorotnya tak bisa menyembunyikan antusiasme. Wajahnya yang biasanya tegas kini tampak penuh semangat, bahkan sedikit gemetar menahan lega. “Benar, Nyonya,” jawab Caca mantap, menundukkan kepala sedikit untuk memberi hormat. “Tuan muda setuju untuk kembali ke kota… hanya saja beliau tidak ingin kembali bersama Nyonya.” Ratna terdiam beberapa detik, mencerna ucapan itu. Napasnya naik turun, jelas ia sedang berusaha menahan gejolak emosi. Tiga tahun sudah Satya mengasingkan diri di rumah tua ini, menolak segala upaya keluarga membujuknya pulang hingga akhirnya ia di cap gila oleh semua orang. Dan sekarang… kabar yang ia tunggu akhirnya datang dari mulut seorang gadis asing yang bahkan baru beberapa bulan berada di rumah ini. “Tiga hari lalu, saya memang berusaha membuat beliau terusik dengan ucapan saya,” lanjut Caca hati-hati. “Tadi pagi, saat saya mengantarkan makan malam, beliau berkata akan kembali ke kota. Saya sendiri sempat tak pe

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status