Share

18. Berbagi Taksi

Sontak aku berbelok ke arah yang berlawanan dengan tempat pria itu berdiri. Aku melangkah tergesa-gesa setengah berlari, hingga ketika melihat ada taksi terparkir di pinggir jalan, langsung saja aku mendekatinya dan menarik pintunya. Tanpa pikir panjang lagi aku masuk dan duduk.

Nafasku terengah-engah tapi merasa lega juga karena telah terhindar dari pria itu, sebab aku yakin, Om Dimas tengah menungguku.

Tanpa kusadari taksi itu sudah berpenghuni. Sampai ketika aku menengok ke sebelah kanan dan melihat seseorang yang duduk di sana tengah tersenyum menatapku. Lantas aku merasa tidak enak karena telah masuk taksi yang telah diduduki oleh orang lain tanpa permisi.

"Eh, maaf, saya kira taksi ini kosong," ucapku sambil mencari handle pintu. Aku berniat keluar, tak apa aku akan berjalan lagi semoga tidak sampai diketahui oleh Om Dimas.

"Tidak apa-apa, duduk saja. Mungkin kita searah atau saya bisa cari taksi lain, sepertinya kamu tergesa-gesa."

"Bukan, eh iya. Tapi saya tergesa-gesa." Aku b
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status