Share

17. Pria yang Menungguku

Aku terbelalak mendengar pria itu tahu kapan aku pulang. Aku sempat berpikir apakah Om Do sekarang sedang mengawasiku dari luar atau dia hanya menggertakku saja? Tanpa menjawab ucapannya Aku mengklik tanda merah saking kesalnya.

"Kenapa? Apa suami Lo mau jemput?"

"Enggak."

"Terus apa katanya?"

"Dia bilang gue enggak usah keluyuran dulu sebab dia tahu kalau sekarang gue udah waktunya pulang."

"Lo bilang kek, kalau Lo pergi sama Gue. Memangnya Lo gak bilang sama dia kalau Lo punya temen yang manis dan baik hati kayak Gue dan Mitha. Jadi aman kalau pergi-pergi sama Gue. Kita cuma nongkrong aja kok di cafe. Lagian Lo mau ngapain di rumah, mau nyuci, masak, bersih-bersih. Aduh, kalau udah nikah bukan berarti kita kehilangan waktu untuk bersama teman-teman, dong." Ghea berbicara panjang lebar.

[Biasakan untuk mengucap salam sebelum menutup telepon, gak sopan kamu sama suami.]

Selanjutnya Om Do mengirim pesan seperti itu membuatku rasanya ingin membanting ponsel ini.

[Kalau kamu enggak lang
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status