Share

SIMPANAN MAFIA GANAS
SIMPANAN MAFIA GANAS
Author: Ananda FJ

Bab 1

Author: Ananda FJ
last update Last Updated: 2025-09-07 22:36:00

Wirya menghela napas panjang. Lia lolos dan keluar dari ruangan begitu saja.

Karena pernyataan Lia yang menyalahkan Andra sebagai penyebab Lia melakukan tindakan melanggar hukum terhadap Aruna di masa lalu, Wirya terpaksa memanggil Andra untuk menghadap ke ruangannya pada jam berikutnya.

“Nyonya Rani, Tuan Besar meminta saya untuk memanggil Tuan Muda agar menghadap. Beliau ditunggu di ruangan kerja sekarang!”

Saat pelayan datang memanggil Andra, Rani juga ada di sana. Dia memicingkan matanya melihat Lia masuk ke dalam dengan senyuman liciknya.

Andra, yang sejak tadi duduk dengan santai, kaget mendengar pelayan memanggil namanya. Minggu-minggu sebelumnya, pelayan itu memanggilnya untuk menghadap karena kakeknya bertanya kapan ia akan memberinya cucu.

“Kapan ular itu pergi dari kediaman kita? Aku semakin kesal melihat tingkahnya! Dia tidak hanya menolak tidur dengan Andra tapi malah membawa Andra ke dalam masalah! Lihat sekarang Papa memanggil Andra! Untuk apa lagi kalau bukan karena hasutan wanita licik itu!” ujar Rani pada Didit.

Tania, adik Andra, segera menyela keluhan ibunya, “Mama, Mama mengizinkan Andra menikahi Nona Aruna? Sejak kapan Kakek mengizinkan cucunya memilih jodoh sendiri? Kakek hanya akan mengizinkannya jika keduanya setara, dan Mama tahu status Nona Aruna di keluarga ini masih dirahasiakan. Jika mereka terlanjur menikah, hanya anak dari Nona Aruna yang masuk dalam Keluarga Adiwangsa. Nona Aruna sendiri akan tetap dirahasiakan seumur hidupnya.”

Rani mendengarkan perkataan Tania. Semua itu memang benar. Jika Keluarga Adiwangsa benar-benar menginginkan Aruna sebagai menantu, kabar pernikahan Bayu pasti tidak akan dirahasiakan sampai sekarang. Aruna waktu itu juga sudah tidak memiliki harapan apa pun, apalagi ia menduga ada anggota keluarga ini yang mencoba membunuhnya.

“Mama tidak perlu bersedih. Nona Aruna bukan wanita biasa, dia pasti bisa menghadapi semua ini. Dia adalah wanita yang baik dan pemberani, tidak takut mati,” tambah Tania.

Rani menganggukkan kepalanya, merasa terharu.

Andra mendengar semua dukungan itu. Hal itu membuatnya wajahnya bersemu merah. Dalam hati dia sangat bersyukur mempunyai keluarga yang baik dan tidak merendahkan Aruna sama sekali.

Dia segera pergi untuk menghadap Wirya.

Di dalam ruangan Wirya, Andra melihat kakeknya sedang duduk di kursi, menunggunya.

“Hem, duduklah, ke sini!” perintah Wirya, menepuk kursi di sampingnya.

Andra berjalan mendekat kemudian duduk.

Wirya menepuk bahu Andra. “Terkadang aku banyak menyesal dengan keputusanku. Aku pikir setelah kamu menikah dengan putri Keluarga Mahardika, kalian akan bisa punya anak dan bahagia. Aku memanggilmu datang bukan untuk menyalahkanmu. Aku tahu kamu memiliki hati yang hangat dan tulus. Hanya saja istrimu itu sangat pandai berbohong dan mencari alasan.”

Andra sejak datang ke ruangan Wirya sama sekali belum membuka kata sedikit pun, tetapi Wirya sudah berbicara panjang lebar.

“Kakek, jadi apakah boleh aku menceraikannya?” Tanyanya ragu-ragu.

“Tunggulah sebentar lagi. Kalian belum lama menikah. Jika kamu tidak memiliki alasan bercerai dengannya, apa menurutmu Keluarga Mahardika akan membiarkanmu menceraikan putri mereka? Aku hanya tidak ingin kamu tertimpa masalah besar, Andra.”

Andra merasa lelah dengan pernikahan ini. Kakeknya terus menginginkan cucu, sementara Lia selalu memandangnya dengan jijik.

“Kek, bagaimana dengan Nona Aruna? Apakah Kakek sudah bertemu dengannya?”

Wirya menghela napas panjang, “Kamu masih memiliki perasaan padanya? Jika benar, sebaiknya kamu lupakan saja dia. Aruna sekarang terlibat dengan Satria, bahkan Bayu sendiri tidak memiliki wewenang untuk merebutnya. Ini semua salahku! Jika waktu itu aku setuju Bayu memilihnya sebagai istrinya, mungkin gadis itu tidak perlu lagi kabur dari kediamannya.” Gumamnya dengan perasaan sedih.

Andra merasa iba melihat kakeknya bersedih.

“Kek, ini bukan salah Kakek, Nona Aruna memiliki keputusan sendiri. Masalah dia pergi dari kediaman itu bukan salah Kakek, tapi Lia berulah dan mencoba meracuninya! Aku mendengarnya saat Kakak Sepupu Bayu membahas masalah ini bulan lalu, sebelum dia memutuskan pergi ke kota Cepius. Bayu menyelidiki siapa yang mencoba menyakiti Nona Aruna di rumah sakit sebelum dia kabur. Bayu bilang Nona Aruna berpikir ini perbuatan Keluarga Adiwangsa karena merasa ia tidak cocok menjadi menantu.”

Wirya terdiam, wajahnya pias.

Nama ‘Lia’ yang baru saja ia dengar, adalah nama menantunya saat ini. Menantu yang baru saja menyalahkan Andra, yang baru saja ia bela. Dan sekarang, dia tahu. Lia adalah alasan utama dari semua kekacauan yang menimpa Keluarga Adiwangsa.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • SIMPANAN MAFIA GANAS   Tunangan bohongan

    Pagi itu, kamar Leon berubah menjadi salon mewah. Tiga orang stylist dan seorang penata rias sibuk membolak-balik Ailea, dari ujung kaki sampai ujung rambut. Ailea hanya bisa diam. Ini bukan dirinya. Ini adalah kostum yang diciptakan Leon untuk menjalankan misi."Rambutnya harus di-styling seperti ini, Tuan Leon suka kesan elegan, tapi tajam," kata sang stylist, menunjuk majalah.Leon sendiri hanya muncul sesaat, berpakaian kaus santai tapi mahal. Ia mengawasi Ailea dengan tatapan menilai, bukan mengagumi."Kau terlihat terlalu takut, Ailea," komentarnya datar. "Aku tidak membelimu untuk menjadi seorang pengecut. Ingat, hari ini kamu adalah Ardane. Putri dari keluarga Ardane. Bertingkah seperti itu."Leon lalu pergi, meninggalkan Ailea dengan rasa marah dan terhina yang membakar.Pukul tujuh malam. Ailea berdiri di depan cermin. Gaun off-shoulder berwarna maroon memeluk tubuhnya dengan pas, rambutnya ditata sleek ke belakang, dan kalung berlian kecil melingkari lehernya—bukan miliknya

  • SIMPANAN MAFIA GANAS   Siasat di Balik Cermin

    Pagi pertama Ailea di kantor Leon adalah neraka ber-AC. Ia duduk di kursi tamu, menyalin data dari berkas PT. Adiwangsa Properti Utama ke dalam laptop, sementara Leon duduk di kursi pimpinan, mengabaikannya. Atmosfernya dingin, kejam, dan terasa seperti berada di bawah teropong.Pukul sepuluh pagi, interupsi datang. Nayla mengetuk pintu, membawa nampan berisi dua gelas kopi dan beberapa berkas. Senyum profesionalnya langsung menghilang saat melihat Ailea."Leon," sapa Nayla, mengabaikan kehadiran Ailea sepenuhnya. "Ini laporan keuangan triwulan. Aku juga bawakan kopi untukmu.""Taruh saja di meja," kata Leon, masih sibuk dengan panggilan telepon.Nayla meletakkan kopi di meja Leon, lalu sengaja mendekati Ailea. "Kamu, yang Ailea kemarin kan?""Ya," jawab Ailea singkat, tidak mau terprovokasi.Nayla tersenyum meremehkan, suaranya pelan tapi menusuk. "Aku dengar kamu asisten pribadi yang baru. Well, congrats sudah dapat job desk baru. Tapi di sini ada etika. Kamu harus tahu job desk da

  • SIMPANAN MAFIA GANAS   Dibingkai di Ruang Pimpinan

    Mobil sport hitam Leon melaju membelah padatnya jalanan ibu kota. Ailea duduk di sampingnya, tumpukan berkas PT. Adiwangsa Properti Utama ada di pangkuannya. Di sampingnya, Leon terlihat tenang, namun aura kekuasaan yang ia pancarkan di ruang tertutup itu terasa menekan."Jelaskan padaku," ujar Leon tiba-tiba, tanpa menoleh. "Apa kelemahan Wira yang paling jelas?"Ailea terkejut karena tes mendadak itu. Ia menarik napas. "Menurut laporan cash flow, dana yang mengalir ke rekening pribadi Wira sangat besar, tidak wajar. Itu bisa jadi petunjuk untuk aset di luar negeri, atau, yah, dia punya kebiasaan buruk yang butuh uang cepat.""Kebiasaan buruk," ulang Leon, suaranya mengandung nada persetujuan. "Aku suka. Aku ingin tahu persisnya kebiasaan buruk apa itu. Dan kamu akan mencari tahu. Langsung dari sumbernya."Mobil memasuki area parkir khusus di lantai paling atas gedung pencakar langit. Saat mereka keluar, beberapa staf sudah berbaris, menyambut Leon dengan hormat berlebihan."Pagi, Tu

  • SIMPANAN MAFIA GANAS   Tugas Pertama Seorang Aset

    Ailea terbangun karena aroma. Bukan aroma parfum mahal Leon, melainkan aroma kopi premium yang menusuk indra. Ia melompat dari sofa—bukan karena takut, tapi karena panik. Pukul 06.30 pagi.Ia melihat ke tempat tidur. Kosong. Tempat tidur king size itu rapi, seolah tidak pernah ditiduri. Leon tidak ada. Ke mana dia? Ailea merasa sedikit lega, namun pengawasan terasa lebih mencekam daripada kehadirannya.Ailea cepat-cepat mandi dan mengenakan pakaian kasual yang baru disiapkan Leon. Begitu ia keluar, ponsel barunya berdering. Nomor tak dikenal. Ailea ragu-ragu sejenak, tapi ancaman semalam langsung muncul di benaknya.Ponsel barumu itu harus selalu on. Aku telepon atau kirim pesan, harus diangkat, detik itu juga."Halo?" suara Ailea terdengar sedikit kaku."Sudah bangun?" Suara Leon rendah, dalam, dan tanpa basa-basi. "Datang ke ruang makan utama. Jangan telat lima menit pun."Panggilan diputus. Ailea buru-buru menuruni tangga.Leon sudah menunggunya di ruang makan, mengenakan setelan j

  • SIMPANAN MAFIA GANAS   Bab 3

    Di sisi lain, Aruna masih beristirahat di kamar Satria. Tubuhnya menjadi lebih lama pulih karena hampir setiap malam Satria datang untuk mereguk kehangatan. Aruna melayaninya selama dua hari kemarin, dan sekarang dia tidak ingin lagi melakukan itu. Satria datang ke kamar saat Aruna sedang membalut perban di lengan kanannya. “Aruna, apa kamu mengenal seseorang bernama Andra?” Aruna melihat raut wajah Satria sedang kesal padanya. Pagi tadi pria itu bersetubuh dengannya, tetapi Aruna menolaknya dan bahkan mengancam akan bunuh diri jika Satria memaksanya terus berhubungan badan. Awalnya Aruna rela melakukan semua itu secara alami, tapi setelah dia memikirkannya lebih jauh, semua tindakan itu terasa tidak masuk akal dan sebaiknya segera dihentikan “Kenapa kamu bertanya tentang orang yang tidak aku kenal?” Tanya Aruna balik. “Andra bilang dia teman dekatmu!” “Banyak nama Andra di dunia ini Satria. Lagi pula aku tidak tahu siapa Andra!” Dia sudah berjanji pada Wirya bahwa dia tidak a

  • SIMPANAN MAFIA GANAS   Bab 2

    Wirya sangat terkejut, dia pikir Lia berulah dan Aruna tahu bahwa itu adalah ulah Lia. Ternyata Aruna memiliki pandangan lain terhadapnya dan menduga bahwa dirinyalah yang berusaha menyingkirkannya dari sisi Bayu. “Ini sudah sangat keterlaluan! Kamu pergilah ke kota cepius untuk meluruskan masalah ini. Pantas saja dia menolak ketika aku memberikan restu padanya kemarin, pasti dia menduga aku memisahkannya dengan Bayu!” Andra menerima perintah itu tapi menurutnya Bayu mungkin sudah menjelaskan tentang siapa orang yang menyelakai Aruna. Sore itu Andra memutuskan untuk berangkat ke kota cepius. Andra beristirahatlah di hotel dalam perjananan ke sana. Dan pada keesokan paginya dia langsung menuju ke vila. Pada saat itu ternyata Bayu belum kembali dari perusahaan. Andra memutuskan untuk menunggunya di vila dan dia juga mengirimkan pesan pada Bayu bahwa dia datang karena perintah Wirya. Di sisi lain, Bayu dalam perjalanan menuju rumah Aruna. Aruna belum pulang sejak kemarin dan pikirnya

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status