Share

sks 7

Author: ananda zhia
last update Last Updated: 2025-01-21 07:56:29

Sakit hati banget saat mendapat WA dari salah satu murid suamiku yang memvideokan perbuatan suami dg salah satu murid kesayangan nya. 🥺

SISWI KESAYANGAN SUAMIKU

Part 7

Sementara itu Renita pun dengan mengajak Damar, memesan ojek online menuju ke salah satu toko elektronik di kotanya untuk melakukan rencana keduanya.

Setelah Renita bertanya - tanya kepada penjaga toko, dia menjatuhkan pilihannya pada gantungan kunci berbentuk lumba - lumba mungil dengan CCTV di salah satu matanya, serta cctv berbentuk pena.

Usai berbelanja CCTV, Renita berjalan ke luar toko elektronik menuju ke warung masakan padang yang terletak di samping toko elektronik. Dia melirik ke jam bulat yang tergantung di dinding warung.

'Masih ada waktu untuk menghubungkan cctv nya dengan HP ku,' batin Renita yang menerima kantung plastik berisi lauk untuk makan siang nya dan Bagas.

Renita memesan ojek online kembali lalu pulang ke rumah.

***

Sesampainya di rumah, Renita melihat kedatangan Dewi dan Agus, mertuanya. Mertuanya memang masih tinggal dalam satu desa dengan nya. Sedangkan orang tua Renita yang sudah meninggal, mewariskan satu rumah yang kini ditempati oleh Renita dan Bagas.

"Bapak, Ibu! Sudah lama di datang?" tanya Renita sopan. Dia segera membuka pintu depan rumah setelah menyalami mertuanya.

Ibu mertuanya mengambil Damar, sebelum akhirnya duduk di sofa ruang tamu rumah Renita.

"Nggak lama. Paling 5 menitan. Kamu habis dari mana?!" tanya ibu mertua Renita, sambil melihat Renita yang membawa dua kantong plastik ke dapur.

Renita menatap ragu ke arah kantung plastiknya. Ingin mengatakan tentang kejadian Bagas yang dicurigai selingkuh, tapi Renita sendiri tahu bagaimana watak mertuanya setelah menikah dua setengah tahun dengan Bagas.

Mertuanya adalah tipe yang cerewet dan sangat suka berkomentar dengan rumah tangga anaknya, walaupun Renita sebenarnya tahu kalau mertuanya dermawan padanya. Beberapa kali mertuanya membawakan beras, minyak, telor, maupun gas LPG, tak jarang pula mertua laki-lakinya yang seorang pensiunan ASN guru juga mengisikan token listrik.

Tapi mertua perempuannya yang seorang ibu rumah tangga adalah tipe perfect yang suka mengomentari rumah nya yang menurut sang mertua tampak kotor padahal sudah disapu, sering pula mengomentari agar Renita tidak sering jajan karena boros dan banyak micin.

"Saya baru beli lauk di warung padang, Bu, karena... " ucapan Renita yang sedang menata lauk di piring dipotong oleh mertuanya.

"Jangan sering - sering jajan di luar, Ren. Boros! Suami kamu kan cuma honorer dan belum sertifikasi. Kalian sih terburu menikah, tidak menyiapkan tabungan lebih dulu," ujar Dewi kenyih bin julid.

Renita hanya menghela napas panjang. 'Nah kan, bawel sekali beliau ya allah!' batin Renita.

Kalau mertuanya sudah mengeluarkan nada protes dan tidak suka, Renita hanya bisa terdiam dah tidak membantah lagi.

"Mari makan, Bu?" tawar Renita pada sang mertua. Mertuanya menggeleng. "Bapak dan ibu sudah makan. Ibu bawakan rendang sapi untukmu dan Bagas juga abon sapi untuk Damar. Masih ada di mobil. Nanti biar diambil bapak ya," ujar mertua Renita.

"Terimakasih, Bu," ujar Renita tulus. Mertuanya hanya mengangguk. Mendadak Renita ingin menguji mertuanya tentang perselingkuhan sang suami.

"Bu, ehm, kalau seandainya mas Bagas selingkuh..."

"Hush! Ra apik ngomong koyok ngono! Kalau mau mengandaikan, bayangin yang baik-baik saja. Seperti kalau suami jadi ASN, atau suami bisa sertifikasi. Jangan berandai - andai yang tidak - tidak!" tukas mertua Renita dengan menatap tajam pada sang menantu.

Renita jadi terdiam. Dia urung mengatakan pesan WA dari murid Bagas pada sang mertua.

"Lagipula kalau suami selingkuh, perempuan yang seharusnya instropeksi kenapa laki - laki bisa selingkuh. Mungkin karena kurang bisa merawat diri, kurang enak masaknya. Inget ya, Nduk. Kalau laki - laki itu perlu dipuaskan kebutuhan mata, perut, dan bawah perutnya.

Kamu kan nggak kerja. Di rumah saja. Jadi usahakan dandan, masak yang enak untuk suami. Lagipula anak kamu masih satu. Seharusnya masih bisa merawat diri, ibu saja yang anak dua, bisa merawat diri dan membuat pernikahan ibu awet."

Hening sejenak. Sebenarnya Renita mulai jengah mendengar kan wejangan alias ocehan mertuanya, tapi demi menjaga kesopanan, dia menahan diri untuk tidak menyela ucapan sang mertua.

"Lagipula kalau suami kamu beneran selingkuh, apa yang akan kamu lakukan? Kalian kan sudah mempunyai anak, mengalahlah untuk suami kamu demi anak dan keutuhan rumah tangga kalian. Kalian beruntung bisa mempunyai anak setelah menikah selama setahun. Coba lihat kakaknya Bagas, si Dedi, dia belum bisa punya anak juga setelah menikah lima tahun, tapi rumah tangganya awet. Masa kamu yang sudah punya anak, malah membayang kan suami selingkuh lalu pisah?" tanya mertuanya, Renita menunduk.

'Hm, baiklah. Aku akan mencoba dulu sebulan. Jika tidak perselingkuhan lagi, aku akan memaafkan mas Bagas. Tapi jika dia selingkuh lagi, tidak akan ada maaf bagimu, Mas,' batin Renita.

***

Renita menatap ke arah Bagas yang sedang melahap makan malam di hadapan nya dengan ragu. Dia ingin memberikan gantungan kunci dan CCTV berbentuk pena tanpa membuat Bagas curiga.

"Tadi bapak dan ibu kesini, Mas," ujar Renita.

"Ya, tadi ibu bilang aku. Tadi aku ada rapat dengan kepala sekolah. Jadi aku tidak bisa menemui bapak dan ibu," sahut Bagas menatap hangat pada sang istri.

Renita hanya mengangguk. Dia sudah memeriksa WA Bagas yang telah disadapnya melalui WA web di ponselnya. Dan hasilnya memang tidak ada pesan chat mencurigakan masuk ke ponsel sang suami.

"Oh ya, kamu nggak cerita yang aneh- aneh soal WA si Lina kan pada orang tuaku? Maafkan aku ya?!" tanya Bagas pada Renita.

Renita menggeleng. "Aku anggap masalah itu sudah selesai. Aku tidak ingin mengatakan tentang Lina pada siapapun, Mas."

Bagas menggenggam tangan Renita dengan erat.

"Terima kasih. Aku akan menjaga kepercayaan kamu sampai kapan pun," ujar Bagas tersenyum.

Renita ikut tersenyum.

'Hm, semoga saja, Mas.'

***

Bagas memperhatikan kunci motor nya yang terikat dengan gantungan kunci berbentuk lumba-lumba.

"Kamu yang memberi gantungan kunci ini, Ren?" tanya Bagas pada sang istri.

Renita mengangguk. "Iya. Kamu kan sering kebingungan mencari kunci motor. Lebih baik diberi gantungan kunci yang agak gede biar nggak bingung nyari nya. Nggak apa - apa kan kalau kunci motor kamu pakai gantungan kunci lumba-lumba? " tanya Renita dengan jantung berdebar kencang karena takut Bagas curiga.

Next?

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Rna 1122
seruuuuuuu
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • SISWI KESAYANGAN SUAMIKU   sks 40 B ( tamat)

    "Kamu tahu nggak apa persamaan antara cintaku padamu dengan isi kartu ATM ini?" tanya Arjuna dengan senyum dikulum. Renita menggeleng. "Emang apa persamaannya?!" tanya Renita bingung. "Persamaan antara isi kartu ATM ini dengan perasaanku padamu adalah sama - sama unlimited, jadi jangan ragu - ragu kalau kamu ingin beli apapun, Yang," ujar Arjuna sambil meraih tangan Renita dan memberikan black cardnya. Renita melongo. Diraihnya tangan Arjuna dan dikembalikan lagi kartu itu pada si empunya kartu. "Lho kenapa dibalikin, Yang? Kamu nggak butuh duit?" tanya Arjuna heran. Renita tertawa. "Haha, siapa sih di dunia ini yang nggak butuh duit? Tapi nanti saja deh, kalau kita sudah menikah, baru aku mau menerima nafkah dari mu. Kalau sekarang, jangan dulu. Kan kamu juga sudah membantuku untuk mendapatkan pekerjaan," ujar Renita tersenyum. Arjuna pun manggut-manggut. "Ya sudah kalau keinginanmu seperti itu. Hm, ngomong - ngomong soal menikah, aku ingin menikah langsung setelah aku lulus k

  • SISWI KESAYANGAN SUAMIKU   sks 40 A

    Semakin orang gila itu mendekat ke arah Renita, Renita pun terkejut saat melihat siapa sebenarnya perempuan gila yang disoraki oleh anak-anak, karena perempuan gila itu adalah Lina! Renita menahan nafas saat Lina semakin mendekat ke arahnya. Sesaat dia ragu jika perempuan gila yang sedang disoraki oleh anak - anak kecil itu adalah Lina, tapi semakin sosok itu mendekat ke arah Renita, dia pun semakin yakin bahwa perempuan ODGJ itu adalah perempuan yang sama yang telah merebut suaminya. "Lina? Apa yang terjadi padamu? Kenapa kulit dan pikiran kamu rusak?" desis Renita saat Lina tepat berada di hadapannya. Tanpa diduga Lina berhenti di hadapan Renita sejenak, lalu mereka bertatapan. Dan mendadak Lina tertawa terbahak. "Hahaha! Ada set an! Haaa haaa haa!” seru Lina sambil menunjuk ke wajah Renita. Renita terperanjat dan sama sekali tidak menyangka jika Lina akan menyapanya dengan cara seperti itu. "Arghh! Setan! Setan!" seru Lina sambil merentangkan kedua tangannya dan berusaha menja

  • SISWI KESAYANGAN SUAMIKU   sks 39 B

    "Bagaimana kalau kamu juga bekerja di kantorku? Bu Renita kan juga sarjana komputer? Hitung-hitung membantu aku di perusahaan. Nanti aku tanyakan pada HRD, apa ada posisi kosong yang bisa diisi oleh bu Renita," ujar Arjuna mantap. "Ah tidak perlu. Aku tidak mau kalau mendapatkan pekerjaan dengan cara nepotisme," kata Renita. "Ini bukan nepotisme, ini hanya memberikan posisi pada orang yang membutuhkan. Begini, Bu, misalkan ada posisi di perusahaan yang sedang kosong, apakah lebih baik diberikan pada orang yang tidak kita kenal sama sekali atau kita berikan pekerjaan pada orang yang sudah kita kenal dengan baik dan terpercaya?" tanya Arjuna.Renita hanya manggut - manggut. "Ya, kamu benar. Ya sudah, kalau begitu besok aku akan melamar kerja ke perusahaan papa kamu," ujar Renita. "Sekarang kamu tidur ya, sudah malam,” sambung Renita lagi. "Iya, Bu. Tapi sebelum tidur, sebenarnya saya itu STNK sama gurunya," ujar Arjuna. Kening Renita mengerut. "Hah, apa itu STNK?" "STNK itu Selalu

  • SISWI KESAYANGAN SUAMIKU   sks 39 A

    Renita sedang mencari lowongan pekerjaan melalui media sosial nya saat sebuah pesan whatsapp masuk di ponselnya.Renita tersenyum saat membaca pesan whatsApp itu karena pesan itu dikirim oleh Arjuna.[Aku punya tebakan nih, Yang! Apa perbedaan antara akhir pekan dan cintaku padamu?]Renita dengan cepat membalas pesan Arjuna.[Tidak tahu. Memangnya apa bedanya, Jun?][Kalau akhir pekan itu weekend kalau cintaku padamu will never end]Balasan pesan dari Arjuna membuat Renita tersenyum. [Kamu bisa saja, Juna. Kamu belajar dari mana?][Belajar dari hati dong, Yang! Oh ya, kamu lahir tanggal satu ya?]Renita menjawab, [Enggak, emang kenapa?][Aku kira kamu lahir tanggal 1, karena kamulah satu-satunya tujuan hidupku.]Balasan chat dari Arjuna membuat Renita tertawa lepas.[Aku lahir tanggal 7 bulan depan.]Arjuna membalas dengan senyum terkembang. [Wah pantas saja kamu lahir tanggal 7, karena kamu adalah tujuan dari doa-doaku selama ini 🥰]Bunga - bunga di hati Renita seakan bermekaran.

  • SISWI KESAYANGAN SUAMIKU   sks 38 B

    Renita mengangguk, dia kemudian menggendong Damar dan berjalan menuju ke arah mobil Arjuna. Suasana hening saat mobil melaju. Damar yang semula merengek karena ingin bermain hujan, terdiam setelah Arjuna memberikan roti coklat yang memang sudah disiapkannya untuk calon anak sambungnya itu. "Kenapa kamu diam saja, Bu Ren?" tanya Arjuna melirik ke arah Renita yang sedang menatap kaca jendela yang basah oleh air hujan. "Apa ada hal berat yang sedang bu Nita pikirkan?" lanjut Arjuna lagi. Renita menghela napas panjang. "Aku masih merasa sangat bersalah pada Mas Bagas. Apa aku harus mengatakan pada orang tua Bagas bahwa anak bungsu mereka meninggal karena menyelamatkan aku?" tanya Renita. Arjuna menggeleng. "Menurut saya hal itu tidak perlu. Bukan kamu yang bersalah. Kamu kan tidak minta ditabrak, kamu juga tidak minta untuk diselamatkan oleh Bagas kan, Bu? Jadi tidak usah mengatakan hal yang akan membuat orang tua pak Bagas justru menaruh dendam pada bu Renita," ujar Arjuna panjang leb

  • SISWI KESAYANGAN SUAMIKU   sks 38 A

    Disusul dua batu yang mendarat dengan mulus di kaca belakang. Adi yang ketakutan, membeku di kursi belakang kemudi. Beberapa orang turun dari motor dan menyerbu mobil Adi. "Turun kamu! Atau mati!" teriak mereka murka. Adi menatap pada kerumunan orang yang berkeliling di depan mobilnya. "Ayo keluar dari mobil mu dan mempertanggungjawabkan perbuatanmu atau aku kami akan memberi pelajaran, biar kamu modyar sekalian!" teriak orang-orang yang berkerumun di depan mobil Adi.Adi sangat ketakutan. Tetapi dia tetap tidak mau keluar dari mobil karena khawatir akan diamuk massa. "Woi, budek ya?! Kalau kamu tidak mau keluar, kami akan menghancurkan mobilmu secara paksa dan menghajarmu!" teriak sebagian orang yang berkerumun di depan mobil Adi.Adi terdiam di belakang kemudi sehingga membuat jengkel orang - orang yang berkerumun di hadapannya. Dua orang lelaki yang membawa batu besar menghantamkan batunya ke kaca bagian depan mobil sehingga pecah berhamburan, tepat pada saat itu, Adi ditarik o

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status