Alangkah kaget dan hancur hatiku saat melihat video suamiku yang sedang bercint* dengan muridnya. Aku tak akan tinggal diam, aku akan menunjukkan video itu pada kepala sekolah nya!
SISWI KESAYANGAN SUAMIKU Bab 6 Pintu kamar tidur terbuka dari luar, dan tampaklah Renita membawa dua cangkir teh ke atas nakas. Hujan langsung menyambut kedatangan Bagas dan Renita setelah sepasang sejoli itu baru sampai ke rumah mereka dari rumah Lina. Renita segera membaringkan Damar yang tertidur lelap di boks nya. Seperti yang telah direncanakan, Renita membuat dua cangkir teh dan memberikan obat tidur pada salah satu cangkir nya. Renita juga tak lupa memberi tanda sendok kecil di cangkir teh untuknya. Bagas berdiri dan mendekat ke arah Renita yang sedang menyisir rambut panjang nya. Lelaki itu lalu mengalungkan tangannya ke leher jenjang Renita. "Maafkan aku. Aku khilaf, aku janji tidak akan pernah selingkuh lagi walaupun hanya dalam dunia maya atau chat. Aku pun juga tidak akan pernah memberikan kado atau hadiah lagi pada perempuan lain," ujar Bagas. Dia berlutut di hadapan Renita dan menatap istrinya dengan tatapan menghiba. Renita hanya menghela napas panjang dan menepis tangan Bagas yang meramgkul lehernya. "Padahal kamu jarang sekali memberiku hadiah dan akupun jarang meminta kado padamu karena aku tahu berapa gajimu, Mas. Eh kamu malah memberikan kado - kado pada perempuan lain. Itu yang ketahuan, coba yang nggak ketahuan, ada berapa??" tanya Renita menatap sang suami dengan getir. Bagas meraih jemari Renita dan mencium nya. "Aku bersumpah, aku cuma mengirimkan kado pada Lina. Tidak ada yang lain lagi, Yang. Kalau kamu mau, aku bisa membelikan kamu gaun malam yang jauh lebih bagus dan lebih mahal dari gaun milik Lina," ujar Bagas. Renita terdiam selama beberapa saat. "Rupanya benar ya apa kata orang, kalau seorang istri harus meminta uang dan hadiah pada suami nya, karena kalau istri merasa kasihan dan tidak meminta apapun pada suaminya, maka perempuan lain yang akan menggantikan posisi nya dan meminta uang serta hadiah dari sang suami," ujar Renita datar. "Maafkan aku, Yang. Maafkan aku! Aku khilaf, tapi percayalah jika aku belum terlalu jauh. Kita perbaiki hubungan kita ya, jangan sampai orang tuaku tahu," ujar Bagas memelas. Renita mengangguk pelan, lalu meraih cangkir teh nya yang sudah diberi tanda berupa sendok kecil. "Teh, Mas?" tawar Renita sambil menyesap tehnya yang tanpa obat tidur. Bagas mengangguk. "Iya, aku mau! Setelah minum teh, aku ingin meminum yang lain," ujar Bagas sambil menatap ke arah Renita dengan tersenyum manis. Renita hanya membalas dengan senyuman kecil. Dulu jika suaminya memberikan kode untuk bercinta, Renita akan melayani nya dengan ikhlas. Tapi entah kenapa perasaan nya saat ini untuk Bagas telah menguap begitu saja. Bagas segera menghabiskan teh di cangkir nya. Begitu pula Renita. Saat Bagas mulai mendekati sang istri, Renita meraih cangkir kosong mereka. "Kenapa? Apa tidak boleh? Enak lho hujan - hujan, Yang," tanya Bagas kecewa. "Aku mau mencuci cangkir ini lebih dulu, lalu ke kamar mandi untuk bersiap - siap," ujar Renita, dia sengaja mengulur waktu agar obat tidurnya bekerja. Bagas pun dengan berat hati mengangguk dan membiarkan Renita pergi dari kamar. *** Bagas tertidur lelap setelah meminum teh yang telah ditaburi obat tidur oleh Renita. Dia menatap ke arah sang suami beberapa saat. Perempuan itu sekali lagi mengayunkan kedua tangannya di depan mata Bagas. Dan saat yakin, Bagas sudah benar - benar tertidur lelap, Renita meraih ponsel Bagas. Dengan cepat, perempuan yang bergelar sarjana komputer itu segera menyadap Wa di ponsel suaminya dengan menggunakan w******p web. Renita menatap ke arah sang suami. 'Sebenarnya aku sangat ingin langsung ke pengadilan agama, tapi aku belum mempunyai cukup bukti. Aku tidak percaya kalau kamu belum melakukan apapun dengan Lina. Kamu juga mempunyai jadwal les privat sampai sore, bahkan malam. Bisa saja diantara jam - jam itu, kamu melakukannya, Mas. Dan aneh sekali jika lelaki membelikan lingerie seksi untuk perempuan jika tidak ingin menikmatinya di atas ranjang. Hanya soal waktu sampai aku akan ke pengadilan agama,' batin Renita. Dia sebenarnya juga ragu dengan keputusan yang akan diambilnya. Suami nya sangat baik dan perhatian. Saat Renita hamil dan melahirkan, Bagas begitu telaten mengurus dan merawat istrinya yang telah yatim piatu sebulan setelah mereka menikah itu. Bagas juga rajin membantu pekerjaan rumah tangga, mengurus anak mereka, maupun mencari uang dengan giat sampai bersedia memberikan les privat untuk anak didik nya. Sekali lagi Renita menghela napas. "Ah, Mas! Sesungguhnya kamu teramat baik padaku sampai sebelum kamu selingkuh! Apa yang harus kulakukan ya allah!? Di lain pihak, aku sangat mencintai nya, aku juga tidak ingin anakku menjadi anak broken home, dia juga sangat bertanggungjawab pada segala hal. Hanya saja, perselingkuhan nya membuat ku sangat sakit hati," gumam Renita lirih. Tak terasa, air mata mengalir di pipi ranum nya. Diusapnya perlahan air matanya, "ya Allah, berikan aku petunjuk Mu atas apa yang harus kulakukan." *** Renita dan Bagas sarapan dengan situasi yang canggung. Bagas yang merasa semalam tidur nyenyak dan batal menyentuh sang istri, memilih untuk tidak banyak bicara dan langsung berangkat ke sekolah. Sementara itu Renita pun dengan mengajak Damar, memesan ojek online menuju ke salah satu toko elektronik di kotanya untuk melakukan rencana keduanya. Next?"Kamu tahu nggak apa persamaan antara cintaku padamu dengan isi kartu ATM ini?" tanya Arjuna dengan senyum dikulum. Renita menggeleng. "Emang apa persamaannya?!" tanya Renita bingung. "Persamaan antara isi kartu ATM ini dengan perasaanku padamu adalah sama - sama unlimited, jadi jangan ragu - ragu kalau kamu ingin beli apapun, Yang," ujar Arjuna sambil meraih tangan Renita dan memberikan black cardnya. Renita melongo. Diraihnya tangan Arjuna dan dikembalikan lagi kartu itu pada si empunya kartu. "Lho kenapa dibalikin, Yang? Kamu nggak butuh duit?" tanya Arjuna heran. Renita tertawa. "Haha, siapa sih di dunia ini yang nggak butuh duit? Tapi nanti saja deh, kalau kita sudah menikah, baru aku mau menerima nafkah dari mu. Kalau sekarang, jangan dulu. Kan kamu juga sudah membantuku untuk mendapatkan pekerjaan," ujar Renita tersenyum. Arjuna pun manggut-manggut. "Ya sudah kalau keinginanmu seperti itu. Hm, ngomong - ngomong soal menikah, aku ingin menikah langsung setelah aku lulus k
Semakin orang gila itu mendekat ke arah Renita, Renita pun terkejut saat melihat siapa sebenarnya perempuan gila yang disoraki oleh anak-anak, karena perempuan gila itu adalah Lina! Renita menahan nafas saat Lina semakin mendekat ke arahnya. Sesaat dia ragu jika perempuan gila yang sedang disoraki oleh anak - anak kecil itu adalah Lina, tapi semakin sosok itu mendekat ke arah Renita, dia pun semakin yakin bahwa perempuan ODGJ itu adalah perempuan yang sama yang telah merebut suaminya. "Lina? Apa yang terjadi padamu? Kenapa kulit dan pikiran kamu rusak?" desis Renita saat Lina tepat berada di hadapannya. Tanpa diduga Lina berhenti di hadapan Renita sejenak, lalu mereka bertatapan. Dan mendadak Lina tertawa terbahak. "Hahaha! Ada set an! Haaa haaa haa!” seru Lina sambil menunjuk ke wajah Renita. Renita terperanjat dan sama sekali tidak menyangka jika Lina akan menyapanya dengan cara seperti itu. "Arghh! Setan! Setan!" seru Lina sambil merentangkan kedua tangannya dan berusaha menja
"Bagaimana kalau kamu juga bekerja di kantorku? Bu Renita kan juga sarjana komputer? Hitung-hitung membantu aku di perusahaan. Nanti aku tanyakan pada HRD, apa ada posisi kosong yang bisa diisi oleh bu Renita," ujar Arjuna mantap. "Ah tidak perlu. Aku tidak mau kalau mendapatkan pekerjaan dengan cara nepotisme," kata Renita. "Ini bukan nepotisme, ini hanya memberikan posisi pada orang yang membutuhkan. Begini, Bu, misalkan ada posisi di perusahaan yang sedang kosong, apakah lebih baik diberikan pada orang yang tidak kita kenal sama sekali atau kita berikan pekerjaan pada orang yang sudah kita kenal dengan baik dan terpercaya?" tanya Arjuna.Renita hanya manggut - manggut. "Ya, kamu benar. Ya sudah, kalau begitu besok aku akan melamar kerja ke perusahaan papa kamu," ujar Renita. "Sekarang kamu tidur ya, sudah malam,” sambung Renita lagi. "Iya, Bu. Tapi sebelum tidur, sebenarnya saya itu STNK sama gurunya," ujar Arjuna. Kening Renita mengerut. "Hah, apa itu STNK?" "STNK itu Selalu
Renita sedang mencari lowongan pekerjaan melalui media sosial nya saat sebuah pesan whatsapp masuk di ponselnya.Renita tersenyum saat membaca pesan whatsApp itu karena pesan itu dikirim oleh Arjuna.[Aku punya tebakan nih, Yang! Apa perbedaan antara akhir pekan dan cintaku padamu?]Renita dengan cepat membalas pesan Arjuna.[Tidak tahu. Memangnya apa bedanya, Jun?][Kalau akhir pekan itu weekend kalau cintaku padamu will never end]Balasan pesan dari Arjuna membuat Renita tersenyum. [Kamu bisa saja, Juna. Kamu belajar dari mana?][Belajar dari hati dong, Yang! Oh ya, kamu lahir tanggal satu ya?]Renita menjawab, [Enggak, emang kenapa?][Aku kira kamu lahir tanggal 1, karena kamulah satu-satunya tujuan hidupku.]Balasan chat dari Arjuna membuat Renita tertawa lepas.[Aku lahir tanggal 7 bulan depan.]Arjuna membalas dengan senyum terkembang. [Wah pantas saja kamu lahir tanggal 7, karena kamu adalah tujuan dari doa-doaku selama ini 🥰]Bunga - bunga di hati Renita seakan bermekaran.
Renita mengangguk, dia kemudian menggendong Damar dan berjalan menuju ke arah mobil Arjuna. Suasana hening saat mobil melaju. Damar yang semula merengek karena ingin bermain hujan, terdiam setelah Arjuna memberikan roti coklat yang memang sudah disiapkannya untuk calon anak sambungnya itu. "Kenapa kamu diam saja, Bu Ren?" tanya Arjuna melirik ke arah Renita yang sedang menatap kaca jendela yang basah oleh air hujan. "Apa ada hal berat yang sedang bu Nita pikirkan?" lanjut Arjuna lagi. Renita menghela napas panjang. "Aku masih merasa sangat bersalah pada Mas Bagas. Apa aku harus mengatakan pada orang tua Bagas bahwa anak bungsu mereka meninggal karena menyelamatkan aku?" tanya Renita. Arjuna menggeleng. "Menurut saya hal itu tidak perlu. Bukan kamu yang bersalah. Kamu kan tidak minta ditabrak, kamu juga tidak minta untuk diselamatkan oleh Bagas kan, Bu? Jadi tidak usah mengatakan hal yang akan membuat orang tua pak Bagas justru menaruh dendam pada bu Renita," ujar Arjuna panjang leb
Disusul dua batu yang mendarat dengan mulus di kaca belakang. Adi yang ketakutan, membeku di kursi belakang kemudi. Beberapa orang turun dari motor dan menyerbu mobil Adi. "Turun kamu! Atau mati!" teriak mereka murka. Adi menatap pada kerumunan orang yang berkeliling di depan mobilnya. "Ayo keluar dari mobil mu dan mempertanggungjawabkan perbuatanmu atau aku kami akan memberi pelajaran, biar kamu modyar sekalian!" teriak orang-orang yang berkerumun di depan mobil Adi.Adi sangat ketakutan. Tetapi dia tetap tidak mau keluar dari mobil karena khawatir akan diamuk massa. "Woi, budek ya?! Kalau kamu tidak mau keluar, kami akan menghancurkan mobilmu secara paksa dan menghajarmu!" teriak sebagian orang yang berkerumun di depan mobil Adi.Adi terdiam di belakang kemudi sehingga membuat jengkel orang - orang yang berkerumun di hadapannya. Dua orang lelaki yang membawa batu besar menghantamkan batunya ke kaca bagian depan mobil sehingga pecah berhamburan, tepat pada saat itu, Adi ditarik o