Beranda / Romansa / SKANDAL DUA MENANTU / Mengincar Harta Warisannya

Share

Mengincar Harta Warisannya

Penulis: Anna Sahara
last update Terakhir Diperbarui: 2025-11-09 09:31:10

Selama pernikahannya dengan Arsya, Zoya tidak pernah menerima pesan aneh seperti itu. Dia membatasi dirinya dengan dunia luar untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.

Kini, seseorang memintanya untuk bertemu secara sembunyi-sembunyi di saat sebuah pesta meriah sedang berlangsung di rumah agam itu. Ada keyakinan dalam dirinya jika pesan itu berasal dari Erlang. Memikirkan konsekuensinya, Zoya tidak cukup berani untuk melakukannya.

Karena tak ada tanda-tanda akan mendapat balasan, Erlang melakukan panggilan telepon dan Zoya yang melihatnya langsung gemetar tak menentu.

Saking paniknya, Zoya sampai menjatuhkan ponselnya. Dia memungutnya kembali setelah ada pesan baru yang masuk.

Zoya mengklik pesan dari nomor yang sama.

{Zoya, aku tahu kamu pasti memiliki masalah besar dengan orang tuamu sebelum memutuskan untuk menikah, aku tidak pernah menyalahkan kamu dengan keputusan itu.}

Kata-kata yang terangkai dalam pesan Erlang masih sama seperti ucapannya saat mereka bersama. Erlang selalu berhasil menenangkannya, meredam amarahnya, memanjakannya dan juga membuatnya nyaman dalam setiap kondisi. Bagaimana mungkin Zoya bisa melupakan cinta pertamanya itu?

Satu menit berlalu, Zoya masih terdiam, hingga pesan ketiga masuk lagi.

{Istirahatlah, aku tahu kamu pasti lelah!}

Setelah mengirimkan pesan yang terakhir, Erlang pergi membawa rasa kecewanya. Sepanjang hari dia gelisah menunggu balasan pesan dari seseorang. Pada akhirnya, Erlang mendapatkan nomor telepon Zoya yang baru dari salah satu teman baik mereka.

Erlang berada di kamarnya sejak pukul 9 malam. Dia berbaring di ranjang pengantin yang empuk itu sambil menatap langit-langit kamar.

Hanya Zoya, Zoya, dan Zoya lagi yang muncul dalam benaknya. Senyum, tawa dan canda, kelemah lembutan wanita itu terngiang-ngiang dalam pikirannya.

Sama seperti Zoya, Erlang juga tidak bisa membuang perasaan cinta yang begitu dalam itu.

Erlang bahkan tidak bisa fokus pada hal lain hingga dia lupa dengan janjinya pada Arsyila.

Jam dinding menunjukkan angka 11 malam, Arsyila masih berada di lantai dansa bersama dengan teman-teman lamanya. Setelah Arsyila kembali ke tanah air, geng sosialita itu berkumpul untuk melepas rindu.

Dalam pernikahan itu, kebahagiaan Arsyila bukan hanya untuk dirinya sendiri, namun juga untuk rekan-rekan yang sepemikiran dengannya. Ada atau tidak munculnya Erlang dalam acara itu, Arsyila yang terbiasa berpesta terlihat acuh dan tetap melanjutkan party mereka.

Arsya juga melakukan hal yang sama. Bersama dengan teman prianya, dia menikmati pesta malam itu. Ketika tidak menemukan Erlang kembali dalam waktu yang cukup lama, dia segera menghampiri Arsyila.

Arsya menarik lengan saudara kembarnya dan membawanya ke pojok. "Di mana suamimu? Dia meninggalkan pesta tanpa alasan yang jelas, dan sekarang tidak kembali dalam waktu yang lama. Apa kamu tidak curiga?"

Arsyila dalam pengaruh alkohol, kesadarannya hanya tersisa setengah. "Kamu sendiri di mana istrimu? Sejak tadi aku tidak pernah melihat kalian bersama. Apa kamu tidak curiga?"

"Kami berbeda denganmu," Arsya berdalih. "Kalian baru menikah, ini adalah malam pertama kalian, harusnya kamu selalu bersama dengannya, bukan malah saling mengabaikan."

'Apa yang istimewa dalam malam pertama?' pikir Arsyila, lalu mendorong dada Arsya agar menjauh darinya. "Siapa yang saling mengabaikan? Jangan sok tahu kamu, urus saja rumah tanggamu sendiri, aku dan Erlang baik-baik saja, tidak ada yang perlu dicemaskan."

Karena tidak bisa diajak bicara baik-baik, Arsya segera menyusul Erlang di kamarnya. Kepada pria itu, dia akan meminta sendiri agar menghentikan Arsyila dari aktifitas mabuknya.

15 menit kemudian, Arsya muncul membawa Erlang bersamanya. Kedua pria itu menatap lurus ke lantai dansa di mana Arsyila masih sibuk berpesta.

"Aku mencurigai sesuatu dalam pernikahan kalian, apa yang kamu incar dalam pernikahan ini?" Arsya yang juga dalam pengaruh minuman keras berkata blak-blakan.

Ketidakhadiran Arsya pada pernikahan Arsyila juga disebabkan rasa tidak sukanya pada Erlang. Pria itu hanya seorang koki biasa, tidak setara untuk adiknya yang merupakan seorang wanita karir.

Tidak hanya Arsyila, Arsya juga ternyata lebih menyebalkan. Erlang belum genap 24 jam berada di rumah itu, tapi sudah mendapat tuduhan keji. Dia pun sengaja menyulut emosi pria itu.

"Aku mengincar harta warisannya, puas kamu!" Setelah mengatakan itu, Erlang menuju lantai dansa, mengajak Arsyila untuk segera beristirahat.

Arsyila sudah seperti belut saja, licin dan sulit untuk dikendalikan. Erlang memilih untuk menggendong wanita yang baru beberapa jam menjadi istrinya itu.

Dalam perjalanan menuju kamar pengantin, Arsyila mulai mengoceh. "Apa benar ini malam pertama kita, Lang?"

Erlang mempercepat langkahnya. Bau alkohol yang menyeruak dari mulut dan tubuh Arsyila membuatnya muak dan ingin segera melemparkan tubuh itu ke atas ranjang.

Arsyila melingkarkan kedua tangannya di leher Erlang. "Katakan padaku, Lang, gaya apa yang akan kita lakukan malam ini? Siapa yang akan memimpin, aku atau kamu, Honey?"

Setelah tiba di kamar, Erlang menjatuhkan tubuh Arsyila di ranjang dan menutupinya dengan selimut. "Keluarganya tidak peduli dengan apa yang dia lakukan malam ini, kenapa aku harus peduli? Mereka bahkan membiarkannya mabuk, apa seperti ini kehidupan orang kaya?"

Erlang meraih bantal dan selimut yang baru. Malam itu, dia memutuskan untuk tidur di sofa.

Pagi harinya.

Sebelum pulang ke rumah masing-masing, beberapa anggota keluarga Bagaskara yang masih berada di mansion berkumpul untuk sarapan.

Hari ini adalah weekend dan juga cuti bagi sebagian orang. Tidak ada yang menanyakan keberadaan Arsya dan Arsyila pagi itu. Semua orang sudah paham dengan kebiasaan dua anak kembar itu.

Rasputin dan istrinya juga baru saja meninggalkan mansion tepat setelah Erlang turun dan mengabarkan kondisi Arsyila.

Pagi itu cuaca sangat cerah, tapi Zoya muncul menggunakan syal di lehernya. Tidak ada yang mengherankan bagi anggota keluarga lainnya, namun cukup mengejutkan bagi seorang Erlang.

Erlang menatap lama ke arah Zoya. 'Apa sebenarnya yang terjadi dengan pernikahanmu? Kamu tidak seperti Zoya ku yang dulu."

Tidak ada keceriaan yang tersisa dalam wajah Zoya, wajah teduh itu dipenuhi kecemasan hingga sulit untuk mengulas sebuah senyuman. Erlang semakin penasaran.

Menyadari tatapan yang tidak biasa itu, Zoya memutuskan untuk meninggalkan meja makan. Seperti biasa, Zoya lebih nyaman berada di dapur. Namun, dia tidak menyadari jika seorang pria masih saja mengikutinya secara diam-diam.

Ketika duduk di belakang, Zoya mulai melepaskan syalnya, meletakkannya di atas meja dan memulai sarapannya.

"Apa yang aku lihat ini? Siapa yang melakukan itu pada Zoya?" Dari balik pintu, Erlang terkejut bukan main. Hatinya berdesir hebat, perasaannya hancur melihat kondisi Zoya.

Ada luka lebam yang melingkar di leher Zoya, dan itu jelas bekas cekikan seseorang.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • SKANDAL DUA MENANTU   Obat Kontrasepsi

    Bathtub telah diisi dengan sabun aromatherapy. Di dalamnya, Erlang dan Zoya berpelukan sembari berciuman. Alih-alih membersihkan diri, keduanya justru sibuk mengulangi percintaan tadi malam.Saking bersemangatnya memadu kasih, busa sabun sampai melimpah ruah, berceceran ke lantai.Erlang mempraktekkan gaya doggy style. Dia masih saja mahir dan berhasil memuaskan Zoya dengan gaya tersebut."Lang, apa Syila gak akan mencarimu?" Zoya yang sudah kelelahan berbalik menatap wajah merah Erlang. "Aku takut dia mencarimu di seluruh tempat."Bukannya menjawab, Erlang malah menyatukan bibir mereka. Lidahnya mulai bermain di dalam mulut Zoya. "Satu kali lagi, Sayang, aku akan selesai," pinta Erlang dengan napas yang memburu.Pukul 6 pagi, Zoya baru kembali ke dalam kamarnya. Wajahnya kambali resah tatkala berhadapan dengan Arsya. Saat itu, Arsya telah berpakaian rapi dan sedang mematut dirinya di hadapan cermin. Dari pantulan kaca, dia melihat istrinya memasuki kamar."Kamu mandi atau sedang ri

  • SKANDAL DUA MENANTU   Mandi Bersama

    Erlang segera meloloskan kaos ketat yang melindungi tubuh athletisnya.Suasana kamar ber AC itu tiba-tiba berubah menjadi panas. Tatapan Erlang dan Zoya dipenuhi dengan hasrat yang kian menggelora."Aku menginginkanmu, Sayang!" Erlang berbisik, meminta persetujuan.Zoya dengan pasrah menganggukkan kepala. "Aku milikmu, Erlang, masih milikmu seperti dulu."Ciuman Erlang langsung jatuh di bibir Zoya dan tangannya mulai berkelana pada bagian tubuh yang lain. Sembari meremas dada Zoya, Erlang memperdalam pagutannya.Dalam sekejap, keduanya sudah saling melepaskan pakaian dan berbaring di atas ranjang berukuran king size itu.Zoya menikmati setiap sentuhan Erlang, tidak sekalipun menolak walaupun dia sadar bahwa ranjang tempat mereka bercinta adalah milik suaminya. Dia membiarkan Erlang menikmati tubuhnya hingga dia mencapai klimaks yang pertama.Erlang melebarkan kaki Zoya dan bersiap untuk memasukinya. "Aku mencintaimu

  • SKANDAL DUA MENANTU   Menolak Istri Demi Selingkuhan

    Erlang sedang mengisi daya ponselnya. Benda itu diletakkan di atas nakas. Tatkala melihat layar ponselnya menyala, dia berpikir jika itu adalah chat dari seseorang.Arsyila masih belum tidur. Wanita itu memeluk Erlang dengan erat. Mau tak mau Erlang pun harus menunggu dengan sabar.Di sebuah klub malam, Arsya dalam suasana hati yang buruk. Seorang teman bernama Aryo menghampiri."Hei, Bro, kamu di sini juga?" Aryo menepuk pundak Arsya. "Aku tidak menyangka akan bertemu denganmu secepat ini, baru kemarin kamu bilang sedang berada di luar kota, tapi sekarang sudah duduk di klub yang sama."Arsya menyesap minuman dalam gelasnya. "Aku hanya ingin melepas penat saja, banyak masalah dalam pekerjaan akhir-akhir ini, jadi butuh hiburan di malam hari.""Apa yang di rumah saja tidak cukup?" Aryo mengedipkan sebelah matanya. "Kapan kamu akan melepaskan Zoya? Kamu tahu, aku orang pertama yang akan menampungnya jika kamu sudah bosan."Ar

  • SKANDAL DUA MENANTU   Musuh Yang Nyata

    Arsya mengguyur tubuh Zoya dengan air dingin sambil membentak. "Jadi kamu ingin bekerja sekarang? Diam-diam kamu ingin melakukan sesuatu tanpa sepengetahuanku!"Dalam ketidakberdayaannya, Zoya menggelengkan kepala. "Tidak, itu tidak benar, aku tidak ingin bekerja, Arsya, aku hanya ingin membuat kue untuk Arsyila dan suaminya. Semenjak mereka datang, aku belum pernah menemui mereka berdua secara langsung, jadi aku ingin menyajikan kue buatanku sendiri untuk mereka.""Oh ya?" Arsya menyeringai. "Apa menurutmu aku akan percaya?"Arsya segera berdiri dan membuka ikat pinggangnya. Siksaan yang sama baru saja akan dimulai, namun seketika terhenti tatkala ponselnya berdering nyaring.Itu adalah panggilan dari Rasputin. Arsya harus segera menjawabnya. "Kamu bernasib baik kali ini," desisnya pada Zoya.Karena kemejanya terkena percikan air, Arsya mengganti pakaiannya dengan baju casual. Setelah itu, dia melangkah terburu-buru meninggalkan kam

  • SKANDAL DUA MENANTU   Butuh Perlindungan

    "Kamu marah saat aku mencium Syila?" Setelah ciuman itu terlepas, Erlang bertanya kesal. "Apa kamu pernah berpikir bagaimana perasaanku saat membayangkan kamu setiap hari disentuh oleh pria lain?"Zoya terdiam. Menelan kepahitan itu sendiri. Faktanya Arsya tidak menyentuh Zoya seperti yang dibayangkan Erlang.Satu tahun yang Zoya lalui sebagai seorang istri hanya berkisah tentang siksaan, hinaan dan intimidasi dari Arsya. Arsya memperlakukan Zoya seperti istri hanya saat malam pertama mereka. Ketika menyadari Zoya sudah tidak perawan, Arsya yang sudah mengeluarkan banyak uang merasa dirugikan. Dia marah besar dan mengancam bahwa selama pernikahan hanya akan memberikan kehidupan yang buruk pada Zoya.Arsya adalah seorang pendendam. Saat mengatakannya, dia membuktikannya sendiri dengan membuat hidup Zoya seperti di neraka.Sebaliknya, Erlang memiliki perasaan yang tulus pada Zoya. Dia yang pernah dikecewakan justru memilih untuk tidak

  • SKANDAL DUA MENANTU   Butuh Jawaban Jujur

    "Erlang, apa yang kamu lakukan?" Zoya berusaha menahan, tapi mengingat posisi mereka yang mengarah langsung ke kamera ponselnya, dia buru-buru menarik Erlang ke arah ranjang.Di sana, Mikhayla tidak bisa melihat Zoya dan Erlang lagi.[Zoya, siapa pria itu, apa kamu baik-baik saja?] Mikhayla berteriak dan tidak berniat untuk menutup panggilan. Dia tidak sempat melihat dengan jelas wajah pria itu. Kini khawatir dan penasaran menjadi satu. Dia pun menajamkan indra pendengarannya mencari tahu apa sebenarnya yang terjadi.Alih-alih mendapat kejelasan, panggilan itu justru terputus. Erlang yang melakukannya. Setelah menyimpan ponsel itu ke dalam laci meja rias, dia kembali pada Zoya yang tetap setia berdiri di sisi ranjang."Apa kamu bahagia dengan pernikahanmu ini?" Erlang butuh jawaban pasti. "Beritahu dengan jujur, aku tidak ingin mendengar kebohongan dari mulutmu."Zoya sangat takut dengan keberadaan mereka sekarang. Jika Ars

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status