Share

suami 4

Penulis: ananda zhia
last update Terakhir Diperbarui: 2025-04-06 13:20:21

Nggak mungkin janda kayak aku bisa menikah dengan bujang. Pasti sama keluarganya nggak bakal diterima. Tapi ternyata... 😍😘🥰

SUAMI DAN MERTUA DARI SYURGA

Bab 4

Ketukan di pintu semakin keras, disertai suara parau yang penuh amarah.

“Bu Sari! Ini Mbok Darmi! Buka pintunya, Bu! Jangan sok-sokan ngumpet di dalam!”

Sari menoleh ke Ana yang berdiri di belakangnya, lalu menghela napas sebelum melangkah ke pintu. Dengan tenang, ia memutar kenop dan menarik daun pintu hingga terbuka lebar.

Di ambang pintu, berdiri seorang wanita paruh baya dengan wajah merah padam. Rambutnya yang sudah beruban sebagian disanggul asal-asalan, sementara tangannya bertolak pinggang dengan gerakan kasar.

“Keterlaluan!” bentaknya tanpa basa-basi. “Saya ini datang baik-baik, tapi lihat! Anak saya malah dihina sama menantu Ibu!”

Di belakang Mbok Darmi, Wulan berdiri dengan mata berkaca-kaca, memasang wajah seolah baru saja dianiaya. Beberapa tetangga mulai berkumpul, melongok dari pagar dan berbisik-bisik satu sama lain.

Sari tetap tenang. “Ada apa ini, Mbok Darmi? Kok marah-marah begini?”

“Anak saya cuma ngajak kenalan, lho! Tapi menantu Ibu malah ngata-ngatain dia jin dasim! Memangnya anak saya ini setan, hah? Apa menantu Ibu gak diajari sopan santun?”

Mata Sari melirik ke arah Ana yang masih berdiri di belakangnya. Ana melangkah maju, berdiri sejajar dengan mertuanya.

“Kalau begitu, biar Mbak Wulan sendiri yang cerita,” kata Ana, suaranya lembut tapi tegas. “Coba Mbak Wulan katakan, apa yang sebenarnya terjadi?”

Wulan tampak tersentak, tapi dengan cepat ia memasang wajah polosnya. Ia mengedipkan mata seakan sedang mengingat sesuatu, lalu mengangguk pelan.

“Saya ini cuma mau ngajak Mbak Ana kenalan, ngobrol sebentar,” katanya dengan nada penuh kepasrahan. “Tapi tiba-tiba Mbak Ana marah dan bilang saya ini jin dasim. Saya kaget, lho! Saya kan nggak ngomong kasar atau gimana, cuma mau akrab.”

Bisik-bisik di antara tetangga semakin ramai. Beberapa ibu-ibu mulai mengangguk, tampaknya membenarkan Wulan.

Ana tidak merespons langsung. Ia hanya tersenyum kecil, lalu merogoh sakunya dan mengeluarkan ponsel. Dengan tenang, ia membuka galeri dan menekan sebuah video.

Dari speaker ponsel, terdengar suara Wulan dengan jelas.

“…karena penasaran dengan rasa perawan. Mungkin juga dia akan meminta saya kembali. Mbak siap-siap aja kalau—”

Suara Wulan sendiri memenuhi udara. Jelas, gamblang, tanpa ada yang bisa disangkal.

Wajah Wulan langsung pucat. Dia tidak menyangka sama sekali jika Ana lebih cerdik dari dugaannya. Ana bahkan melakukan hal yang tidak pernah terpikir dalam benak Wulan, dengan merekam semua percakapan mereka dalam bentuk video.

Ana menaikkan volume ponsel sedikit lebih tinggi, memastikan semua orang mendengarnya.

Tetangga yang tadinya membela Wulan mulai berbisik-bisik dengan ekspresi terkejut.

Mbok Darmi terdiam, wajahnya berubah dari marah menjadi kebingungan. Wulan, di sisi lain, tampak seperti baru saja tertangkap basah mencuri.

Sari menatap para tetangga dengan pandangan tajam.

“Nah, sekarang kita semua dengar sendiri, kan?” katanya, suaranya tetap lembut, tapi menusuk. “Jangan gampang percaya kalau ada orang yang suka mengganggu rumah tangga orang lain. Karena mereka ini, ya… mirip jin dasim. Suka melihat rumah tangga orang lain berantakan.”

Tetangga-tetangga mulai mengangguk, beberapa ibu-ibu bahkan berdecak kesal ke arah Wulan.

Ana mengedarkan pandangan ke arah tetangga yang berkerumun di depan rumahnya.

"Mohon maaf, bukan maksud saya untuk menyebarkan aib mbak Wulan dengan cara seperti ini. Saya hanya ingin mempunyai sesuatu untuk membela diri. Karena saya sudah lelah dengan kata-kata mbak Wulan pada saya.

Hm, sekarang coba renungkan untuk ibu - ibu dan mbak - mbak yang berada di sini, bagaimana kalau seandainya ibu dan mbak yang ada di sini mendapatkan ucapan merendahkan seperti apa yang dikatakan oleh mbak Wulan pada saya?

Apakah ibu dan mbak sekalian akan diam saja atau membela diri terhadap semua ucapan yang tidak enak didengar tadi?" tanya Ana dengan pandangan mata menyapu orang - orang yang ada di hadapan nya.

Para tetangga yang mengelilingi Wulan berpandangan, sebagian bergumam dengan berbisik - bisik dengan suara yang tak begitu jelas.

Wulan menggigit bibirnya, wajahnya merah padam karena malu. Ia menoleh ke arah ibunya, berharap ada pembelaan.

Mbok Darmi terdiam, dia langsung menggandeng tangan Wulan untuk pulang ke rumah. Tak sanggup menahan pandangan orang yang menurutnya lebih tajam daripada ucapan dan pedang.

Sedangkan Ana dan mertuanya, Sari, langsung masuk ke dalam rumahnya.

***

Ahmad mendorong kursi roda setelah mengantarkan pasien post opname yang sudah dinyatakan sudah sehat dan boleh pulang.

Baru saja Ahmad akan berbelok ke koridor yang mengarah di ruang penyakit dalam, tempat dia kerja, sebuah suara mengagetkannya.

"Oh, mas Ahmad!"

Ahmad menoleh ke asal suara dan melihat seorang laki laki gempal berjalan ke arahnya. Ahmad menatap laki-laki itu dengan pandangan heran.

"Siapa ya?!" tanya Ahmad.

Lelaki gempal itu tersenyum. "Mas Ahmad pasti tidak mengetahui tentang saya. Tapi saya tahu segalanya tentang mas Burhan dan... Ana!" ujar lelaki itu.

Ahmad mendengarnya dengan sikap waspada.

"Ada apa? Apa ada urusan mas nya dengan istri saya yang belum selesai di masa lalu?" tanya Ahmad dengan nada tegas.

Lelaki itu tertawa. "Nama saya Burhan. Saya mantan suami Ana. Apa yang dikatakan Ana tentang penyebab perceraian kami? Pasti segala hal yang buruk - buruk tentang saya kan?

Saya tahu mas masih bujang, dan tidak keberatan menikahi Ana yang janda tanpa anak. Tapi apa mas Ahmad tahu kalau Ana itu saat saya nikahi, dia sudah tidak peraw4n? Tidak ada noda darah sedikit pun di seprei pernikahan kami. Mas Ahmad rugi sekali menikahi mantan istri saya!" ujar Burhan dengan terkekeh.

Next?

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • SUAMI DAN MERTUA DARI SYURGA   suami 11 B

    Neni duduk di sudut tempat tidur dengan ponselnya. Matanya berkaca-kaca, jemarinya bergetar saat mengetik. Hatinya dipenuhi rasa marah dan kecewa yang tak terbendung.[Gaji suami 7,5 juta. Diambil mertua 4 juta. Padahal masih ada asisten rumah tangga yang harus dibayar, kebutuhan makan sehari-hari, dan kebutuhan anakku yang berumur 3 bulan. Sakit sekali rasanya mempunyai suami yang selalu disetir oleh ibunya!]Tanpa ragu, ia menekan tombol post di akun media sosialnya. Tidak butuh waktu lama, unggahan itu meledak. Ratusan komentar masuk. Banyak perempuan yang bersimpati padanya, menyoroti betapa tidak adilnya perlakuan suami dan mertuanya.“Astaga, ini suami atau anak mama?”“Gaji segitu diambil ibu mertua, istrinya disuruh ngirit? Parah banget!”“Duh, Neni, semangat ya! Kamu harus tegas!”Komentar terus mengalir, unggahan itu dibagikan ulang ratusan kali. Nama Burhan dan ibunya menjadi perbincangan di berbagai grup dan forum online.Sementara itu, di kantor, Burhan baru saja duduk se

  • SUAMI DAN MERTUA DARI SYURGA   suami 11 A

    Flash back onBurhan, kita harus lebih pelan... Aku sedang hamil," bisik Neni lirih saat Burhan mulai mencumbunya dengan penuh gairah.Burhan menghentikan gerakannya sejenak, menatap wajah Neni yang masih terlihat cantik meski kelelahan setelah resepsi mereka. Ia menghela napas, lalu berbisik di telinga istrinya, "Aku bahagia, Neni... Kamu masih perawan saat kita bercinta dulu. Tidak seperti Ana, mantan istriku yang tidak berdarah saat malam pengantin kami."Neni tersenyum penuh misteri. Dia memang sudah mengincar Burhan, wakil manajer di perusahaan makanan kaleng, tempat dia bekerja sebagai bagian staf promosi. Karena saat itu Burhan terlihat tampan dan mapan. Dan walaupun sudah menikah dengan Ana, Neni tetap ingin merebutnya dari Ana.'Akhirnya sekarang aku sudah menjadi seorang nyonya besar. Aku tidak perlu kerja lagi di perusahaan itu. Rumah mas Burhan besar, dua lantai, dan ada asisten rumah tangga. Wah, aku hanya perlu melayani mas Burhan saja,' sorak hati Neni dengan riang.Mal

  • SUAMI DAN MERTUA DARI SYURGA   suami 10 B

    "Kita memang bukan karyawan kayak tetangga depan rumah, tapi aku yakin rejeki kita bakal lebih dari mereka! Lagipula aku ini independen dan wonder woman! Aku nggak akan nyusahin suami seperti istri-istri lain yang jadi ibu rumah tangga biasa. Ihhh," sindirnya sambil melirik Ahmad dan Ana dengan tatapan penuh ejekan.Sari menarik napas panjang, mencoba meredam emosinya yang mulai naik ke permukaan. Ana di sampingnya juga tampak tegang, sementara Ahmad menggenggam tangannya erat. Mbok Darmi dan Wulan sama sekali tidak menunjukkan niat untuk menyelesaikan masalah ini dengan baik."Dengar ya, Wulan," Sari akhirnya berkata dengan nada tegas. "Kami ke sini bukan untuk cari ribut. Kami hanya meminta ayam-ayam kalian jangan sampai masuk ke halaman rumah kami lagi. Itu saja."Wulan tertawa sinis. "Halah, segitu aja pakai datang ramai-ramai. Pengecut ya, harus datang beramai-ramai untuk hadapi satu orang tua dan anaknya?"Ana mengepalkan tangan, tapi Ahmad menahannya. Ia maju selangkah, menatap

  • SUAMI DAN MERTUA DARI SYURGA   suami 10

    Ana mengangguk setuju. "Aku ikut, Bu. Biar mereka paham kalau ini bukan kejadian pertama."Dengan langkah mantap, Sari dan Ana berjalan menuju rumah Mbok Darmi. "Mbok, mbok Darmi, Assalamu'alaikum!"Mereka mendekat ke arah lapak milik janda satu anak itu. Bau harum nasi uduk yang masih mengepul bercampur dengan aroma sambal kacang menyebar ke udara. Di depan rumah panggung kayu itu, beberapa pembeli sedang antre, sibuk memilih lauk sambil berbincang satu sama lain. Beberapa anak kecil berlarian, sementara Mbok Darmi dengan cekatan melayani pelanggan, tangannya bergerak lincah menyendok nasi dan lauk ke dalam piring.Sari melirik Ana dan Ahmad sebelum melangkah lebih dekat. Ia menarik napas dalam, mencoba menenangkan dirinya sebelum berbicara. Namun, sebelum sempat mengucapkan sesuatu lagi, Mbok Darmi lebih dulu menoleh, matanya menyipit penuh selidik."Eh, Sari! Ada perlu apa? Mau beli nasi uduk?" tanyanya dengan suara lantang, cukup menarik perhatian beberapa pelanggan di sekitar.

  • SUAMI DAN MERTUA DARI SYURGA   Suami 9

    Langkah kaki Ana terhenti di ujung anak tangga. Matanya membulat, napasnya tercekat. Pintu kamar hotel di ujung lorong itu terbuka, dan sosok Wulan melangkah keluar. Mata Ana langsung mengenali perempuan itu—teman lamanya yang dikenal suka mengomentari hidup orang lain.“Mas, itu Mbak Wulan, kan?” bisik Ana pelan, nyaris tak percaya dengan apa yang dilihatnya. “Dia belum menikah, kenapa dia tidur di hotel?”Ahmad yang berada di sampingnya hanya menghela napas panjang. Ia menatap Ana dengan ekspresi penuh arti sebelum akhirnya berkata, “Lebih baik kita tidak ikut campur urusan orang lain, Ana. Terutama urusan perempuan seperti Wulan.”Ana menggigit bibirnya, berusaha menekan rasa ingin tahunya. Ada banyak pertanyaan berputar di kepalanya, tapi ia menuruti saran Ahmad. Tanpa berkata apa-apa lagi, ia menunduk dan berjalan pelan di belakang Wulan, membiarkan perempuan itu turun tergesa-gesa ke arah parkiran hotel. Sepertinya Wulan tidak menyadari keberadaan mereka.Ketika Wulan menghilang

  • SUAMI DAN MERTUA DARI SYURGA   suami 8

    Ana terdiam sejenak, hatinya terasa hangat mendengar perkataan mertuanya. Sungguh berbeda dengan perlakuan mantan mertuanya dulu yang selalu menuntut gaji Burhan, mantan suaminya, tanpa pernah bertanya apakah kebutuhan rumah tangga mereka sudah terpenuhi atau belum. Ia menghela napas, mengenang betapa beratnya dulu hidup dalam tekanan finansial yang tidak adil."Be-benarkah, Ma?" tanya Ana ulang. Hatinya ragu. Sari tersenyum dan mengangguk. "Iya, Nduk. Seorang suami itu yang utama adalah memberi nafkah untuk istrinya. Baru kalau sudah lebih dari cukup untuk kebutuhan sehari-hari, barulah dia bisa berbagi dengan orang tua atau mertuanya. Jangan sampai seorang istri justru kekurangan karena suaminya lebih mementingkan ibunya."Mata Ana berkaca-kaca. Rasa haru memenuhi hatinya. Betapa beruntungnya ia memiliki mertua yang bijaksana dan penuh kasih sayang. Ia tersenyum dan meraih beberapa lembar uang dari amplop tersebut, lalu menyerahkannya kembali kepada mertuanya."Saya ikhlas berbagi

  • SUAMI DAN MERTUA DARI SYURGA   suami 7

    Nggak mungkin janda kayak aku bisa menikah dengan bujang. Pasti sama keluarganya bakal nggak diterima. Tapi ternyata... 😍😘🥰SUAMI DAN MERTUA DARI SYURGA 7"Mas, aku menyesal dulu menolak lamaran kamu. Kita sudah saling mengenal selama setahun. Masa aku dikalahkan oleh orang yang baru kamu kenal selama tiga bulan," ujar Nisa dengan nada sedikit memaksa. "Sekali saja. Dulu kamu tidak keberatan kan kalau aku nebeng? Kumohon, Mas!"Ahmad melihat beberapa rekan sejawatnya yang juga bersiap untuk pulang sedang menghidupkan mesin sepeda motor masing- masing. "Silakan nebeng dengan teman yang lain, Nis," ujar Ahmad singkat. Tanpa menunggu tanggapan Nisa, Ahmad segera mengenakan helmnya dan menyalakan motor. Ia meninggalkan parkiran rumah sakit dengan perasaan lega—lega karena bisa menolak dengan tegas tanpa ragu.Setelah pulang dari rumah sakit, Ahmad segera berangkat ke beberapa rumah pasien yang memerlukan perawatan lanjutan. Para keluarga pasien yang puas dengan pelayanan perawatan ya

  • SUAMI DAN MERTUA DARI SYURGA   suami 6

    Nggak mungkin janda kayak aku bisa menikah dengan bujang. Pasti sama keluarganya bakal nggak diterima. Tapi ternyata... 😍😘🥰SUAMI DAN MERTUA DARI SYURGA Bab 6Ahmad menatap temannya dengan ekspresi yang sulit dilukiskan. "Terima kasih, Ton. Aku nggak nyangka kamu sebaik ini."Anton mengangkat bahu. "Santai saja, Mad. Aku tahu kamu baru menikah, kasihan kalau langsung disuruh kerja terus. Karena nanti kalau sudah ada anak, bulan madu tak lagi sama. Apalagi kan sekarang kamu lagi fresh fresh-nya melakukan hal itu. Yo nggak!? Hahaha!" Anton menaikturunkan alisnya.Ahmad tertawa kecil, lalu melirik jam dinding di ruang perawat. "Kalau begitu, aku akan bicara dengan Pak Soni dulu soal cuti. Semoga beliau setuju."Anton mengangguk. "Ya, semoga saja. Sekarang ayo kita selesaikan tugas dulu."Mereka berdua mulai menyuntik pasien satu per satu sesuai dengan daftar yang sudah disiapkan. Ahmad dengan telaten menjelaskan kepada pasien sebelum menyuntikkan obat, sementara Anton memastikan semu

  • SUAMI DAN MERTUA DARI SYURGA   suami 5

    Nggak mungkin janda kayak aku bisa menikah dengan bujang. Pasti sama keluarganya nggak bakal diterima. Tapi ternyata... 😍😘🥰SUAMI DAN MERTUA DARI SYURGA (5) Saya tahu mas masih bujang, dan tidak keberatan menikahi Ana yang janda tanpa anak. Tapi apa mas Ahmad tahu kalau Ana itu saat saya nikahi, dia sudah tidak peraw4n? Tidak ada noda darah sedikit pun di seprei pernikahan kami. Mas Ahmad rugi sekali menikahi mantan istri saya!" ujar Burhan dengan terkekeh. Ahmad menatap Burhan dengan ekspresi datar, namun matanya menyiratkan sesuatu yang sulit ditebak. Ia mengangkat bahu dengan santai, seolah perkataan mantan suami Ana barusan tidak lebih dari sekadar angin lalu."Mas Burhan, mas ini aneh," ujar Ahmad dengan nada ringan. "Kalau sudah cerai dengan mantan istri, seharusnya mas nggak usah kepo dengan kehidupan Ana. Saya saja tidak tahu dengan mas Burhan, apalagi mas juga tidak diundang di pernikahan saya dan Ana, kan? Lalu, darimana mas tahu tentang nama saya dan pernikahan saya? J

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status