Brak!
Nayna membuka pintu rumahnya dengan sangat kasar, Saka dan Lukas yang sejak tadi berada di ruang tamu terkejut melihat sikap Nayna yang pulang bekerja langsung marah-marah.
Lukas paham kalau sepertinya ada sedikit masalah pada Nayna, maka dari itu Lukas meminta Saka untuk tetap bersama dengannya karena takutnya Nayna sedang tidak mau di ganggu."Om Lukas, punya pacar?" Saka bertanya karena penasaran, anak sekecil itu sudah tau pacaran pasti Saka mendengar dari berita atau dari orang dewasa.
Lukas menggelengkan kepalanya, pertanyaan Saka sangat tidak penting bagi Lukas, karena Lukas tidak pernah pacaran. Alasannya karena memang tak ada wanita yang mau pada Lukas. Terkadang Lukas juga menutup diri untuk tidak terjebak dalam kondisi pacaran.
"Om tidak pacaran, kenapa kamu bertanya begitu?" tanya Lukas."Kenapa tidak pacaran sama Mamah saja?" tanya Saka yang semakin membuat Lukas terdiam karena semakin diladeni anak kecil ini akan semakin banyak pertanyaan.
"Saka, aku akan antarkan makanan ke kamar mamah kamu." Lukas langsung pergi dari sana mengambil beberapa cemilan dan minuman untuk Nayna.
"Ya om." Saka menganggukan kepalanya.
Lukas mendekat ke arah pintu kamar Nayna, mungkin sekarang dia akan dianggap sebagai orang yang tidak tau tentang privasi tapi Lukas juga manusia dia tidak ingin terjadi sesuatu pada Nayna.
Tok
Tok
Lukas langsung membuka pintu karena tidak mendapatkan jawaban dari Nayna, ternyata Nayna sedang menangis di atas ranjang. Lukas mendekat sambil memberikan minuman dan makanan itu pada Nayna.
"Nona, makanlah ini." Lukas menyimpan minuman dan makanan itu di atas nakas dekat dengan ranjang Nayna.
"Mau apa kau datang? Hah?" Nayna berucap dengan tangisan yang makin menjadi-jadi, air matanya tidak bisa dia bendung lagi. Rasanya Nayna sudah tidak malu menangis di hadapan Lukas yang terasa asing baginya.
Nayna merasa sangat kesal pada Dion karena bisa-bisanya pria itu malah tidak mengenalnya setelah semua yang Dion lakukan pada Nayna."Nona, anda pasti sedang sedih tapi jangan lupa kalau anda punya Saka." Lukas berucap sambil pergi dari sana, Lukas menutup pintu karena dia tidak mau menganggu Nayna yang tengah berlarut-larut dalam kesedihannya itu.
Nayna berpikir kalau selama lima tahun ini, Dion tidak hilang tapi memang sengaja pergi dari Nayna. Dahulu Nayna tak terlalu percaya pada orang-orang yang mengatakan kalau Dion sengaja meninggalkannya, Nayna memang sangat bodoh jika masalah percintaan hingga jelas-jelas Dion pergi saja. Nayna masih percaya kalau Dion akan kembali padanya.
"Apa aku yang bodoh? Aku ingin tau alasan kamu melakukan ini padaku, Dion! Dan untuk sekarang aku tidak akan lemah, aku akan cari tau alasan kamu melakukan ini padaku! Setelah ini aku akan balas dendam padamu. Dion, lihat saja wanita manja ini akan menjadi wanita paling menakutkan bagimu!" Nayna mengancam sambil berusaha menguatkan hatinya untuk menerima semua kenyataan itu.
Tapi benar apa kata Lukas, Nayna harus tetap kuat karena wanita itu punya seorang anak yang memang sangat butuh kasih sayang darinya. Nayna membuang pemikiran itu jauh-jauh dia langsung keluar dari kamar untuk menemui Saka yang sekarang tengah merangkai pazel.
"Saka, kamu mau makan?" tanya Nayna.
Saka menggelengkan kepalanya. "Mamah aku sudah makan sama Om Lukas, dia masak cemilan enak sekali, Mah." ujar Saka.
Nayna tersenyum mengusap lembut kepala putranya itu. "Sayang, maafkan mamah karena ternyata Ayah kamu tidak mengenali kita. Mungkin sekarang sudah waktunya Mamah melupakan Ayah kamu itu, maafkan Mamah ya, Saka. Karena tidak bisa membawa Ayah kamu kembali." Nayna membatin.
Nayna menghela nafasnya kasar, "Bagaimana kalau kita main ke Mall?" tanya Nayna yang langsung di balas anggukan oleh Saka.
"Setuju!" teriak bahagia Saka.
Mereka memilih sebuah mainan yang berjajar rapih di pusat perbelanjaan itu, Saka mengambil sebuah mainan mobil-mobilan yang terpanjang disana.
"Saka, ayo kita beli baju untuk Om Lukas." Nayna berucap sambil menggenggam erat tangan Saka seolah Nayna sangat takut kehilangan putranya itu.
"Tapi, Mah. Kenapa Om Lukas tidak punya baju? Apa dia miskin?" tanya Saka.
Nayna hanya diam saja, percuma bicara juga karena Saka belum tentu akan paham, Nayna tersenyum tanpa berkata apa pun. Mereka langsung mencari pakaian khusus pria, Nayna mencari beberapa kaos polos dan beberapa celana juga untuk Lukas.
Kenapa Nayna sangat perduli pada Lukas? Alasannya karena Nayna ingin mengasuhkan Saka pada Lukas, jika Lukas berguna di apartemennya. Maka Nayna tak akan keberatan untuk tinggal bersama dengan Lukas yang notabenenya adalah pria asing.Tangan Nayna memilih kaos yang bahannya bagus, tapi sayang sekali.
Sebuah tangan mulus memegang tangan Nayna, manik hitam Nayna langsung menatap pada pemilik tangan yang mencekal erat tangannya itu. Ternyata wanita yang memegangi tangannya adalah wanita yang sama yang tadi pagi bergelayut manja pada Dion."Mmm, kamu wanita yang tadi memeluk suami aku 'kan? Bisa kebetulan sekali, ya. Bertemu disini!" ucapnya dengan sedikit menekankan setiap perkataannya.
"Maaf Nona, saya sibuk!" Nayna menolak mengobrol dengan wanita itu.
"Evalista Kanaya Widirdja, itu namaku! Kamu pernah mendengarnya 'kan?" tanya Eva dengan angkuh.
Nayna menggelengkan kepalanya. "Saya belum pernah mendengar nama anda, apa anda selebgram? Artis? Atau apa?" tanya Nayna dengan nada mengejek pada Eva.
"Aku Evalista, seorang pengusaha terkenal di Amerika. Masa kamu tidak tau? Wah, kamu kurang informasi ternyata." Evalista meremehkan Nayna, tangannya dia lipat di dada, merasa kalau dia memang paling terkenal.
"Oh maafkan aku, sepertinya hidup aku terlalu sibuk untuk bekerja bukan mencari informasi tentang orang lain!" Nayna berucap dengan senyuman, di sini sikap Nayna masih sangat sopan. Tapi ucapan Nayna itu mampu membuat Evalista kesal.
"Kamu pasti mau suami aku 'kan? Tidak heran, banyak di luaran sana yang menggoda suamiku. Tapi sayangnya mereka berakhir seperti kamu! Dipermalukan." Evalista berucap dengan tersenyum mengejek.
Nayna menatap pada Evalista. "Nona, saya memang sudah keterlaluan memeluk suami anda, tapi saya adalah masa lalunya. Tidak salah 'kan kalau aku merindukan masa laluku, masalahnya kami berpisah tanpa ada pembicaraan sedikit pun. Jadi wajar 'kan kalau aku menganggap Dion masih menjadi milikku?" Nayna berucap sambil membela diri.
"What! Kau masa lalunya? Aku tidak menyangka suamiku mau padamu," sahut Evalista masih menjelekan Nayna.
"Sudahlah, Nona. Aku sangat sibuk sekarang, permisi!" Nayna langsung pergi dari sana mengajak Saka ikut serta bersamanya.
Tapi sayangnya tangan Evalista memegang tangan Nayna dan menghentikan langkah kaki Nayna, dengan kesal dia langsung menetap pada Evalista.
"Ada apa lagi, Nona?" tanya Nayna."Kau tidak tau malu, sudah menggoda Suamiku dan kau bilang kalau kau masa lalunya. Dasar jalang! Apa kau tidak tau kalau suami aku sangat sayang padaku, jangan pernah berharap untuk melakukan apa pun pada suamiku atau kau akan tau akibatnya, karyawan kecil sepertimu tidak akan susah untuk aku menyingkirkan mu!" Ancaman Evalista tidak membuat Nayna takut sedikitpun.
Nayna sudah berjanji untuk tidak memperdulikan Dion lagi, tapi dia berjanji untuk membalas dendam pada Dion dan membuat Dion menyesal karena sudah melakukan hal sekejam itu pada Nayna dan Saka.
"Lantas, apa perduliku?" tanya Nayna.
Evalista terlihat sangat kesal, tangannya sudah melayang ke atas udara karena hendak menampar Nayna, tapi....
Sebuah tangan memegang kasar tangan Evalista, bahkan Nayna sudah melindungi wajahnya karena yakin kalau Evalista pasti akan menamparnya, Nayna yang merasakan tangan Evalista tidak mendarat diwajahnya langsung membuka matanya yang tadi sempat terpejam.
Ternyata...
"Hah, anakku?" beo Dion.Dion yang sudah berjalan menjauh dari posisi Nayna berdiri langsung menatap pada Nayna karena tak percaya pada apa yang Nayna katakan barusan, Dion kembali mendekat pada Nayna. Ternyata Dion tidak mengindahkan ucapan Aluna barusan tapi Dion hanya mendekat dan mentertawakan Nayna yang mengatakan kalau Nayna punya anak dari Dion."Hahaha, tak salah kamu mengatakan kalau kamu punya anak dariku?" tanya Dion tertawa terbahak-bahak.Nayna hanya diam termenung menatap Dion yang tertawa terbahak-bahak dihadapannya, Nayna sudah tidak ingin berdebat dengan Dion karena memang keberadaan Saka tidak diketahui oleh Dion dulunya. Nayna menghela nafasnya kasar, dan pergi tanpa menggubris Dion.Sebuah kekecewaan bagi Nayna karena penantian dia selama bertahun-tahun ternyata harus sirna karena Dion tidak setia pada Nayna. Nayna semakin kecewa karena Dion ternyata sudah menikah dengan seorang wanita yang cukup berada, bahkan Nayna juga yakin kalau dulu Dion pergi meninggalkan Na
Brak!Dion menjatuhkan berkas yang ada di tangannya dengan sengaja, Tanpa mereka duga ternyata Dion sudah datang ke sana dan mungkin mendengar obrolan mereka, karena sekarang Dion adalah orang paling penting jadi dia akan sering datang ke perusahaan tempat Nayna bekerja. Tapi sekarang tidak ada rindu sedikitpun dalam hati Nayna, sekarang yang ada hanya rasa dendam dan rasa keingintahuan Nayna tentang alasan Dion meninggalkannya dahulu.Selain itu Nayna tidak perduli pada apa yang akan Dion lakukan, walaupun dalam hatinya tetap saja Nayna mengharapkan Dion datang padanya dan mengakui Saka sebagai anak mereka."Sekarang kalian bersiaplah, kita akan pergi ke lokasi untuk meresmikan pembangunan pabrik." Dion berucap didepan semua orang dengan tatapan ketus dan dingin.Semua orang langsung pergi dari sana karena akan menaiki kendaraan yang akan mereka tumpangi untuk pergi ke sana, tapi saat ini Nayna hanya diam disana dan menatap tajam pada Dion. Setelah mata mereka bertemu pandang, Nayna
Sebuah tangan memegang kasar tangan Evalista, bahkan Nayna sudah melindungi wajahnya karena yakin kalau Evalista pasti akan menamparnya, Nayna yang merasakan tangan Evalista tidak mendarat diwajahnya langsung membuka matanya yang tadi sempat terpejam.Ternyata..."Siapa kau?" geram Evalista menarik tangannya yang dipegang kasar oleh pria itu."Aku Lukas, calon suami Nayna. Kenapa? Anda mau menyakiti calon istri saya?" tanya Lukas menatap tajam pada Evalista.Nayna yang sejak tadi hanya diam saja langsung terkejut saat mendengar Lukas mengaku kalau dia adalah calon suaminya Nayna. Tapi untuk sekarang Nayna tidak mau mempermalukan Lukas, apa lagi hal ini bisa menyelamatkan Nayna juga dari amarah Evalista karena kejadian tadi pagi."Tuan, istri mu memeluk suamiku tadi pagi! Kau marahi istrimu sebelum aku jambak rambut istrimu itu!" Evalista marah bahkan dia juga menunjuk-nunjuk Nayna dengan tatapan amarah.Lukas menatap Nayna dan langsung memutar bola matanya malas."Kenapa aku harus mem
Brak!Nayna membuka pintu rumahnya dengan sangat kasar, Saka dan Lukas yang sejak tadi berada di ruang tamu terkejut melihat sikap Nayna yang pulang bekerja langsung marah-marah.Lukas paham kalau sepertinya ada sedikit masalah pada Nayna, maka dari itu Lukas meminta Saka untuk tetap bersama dengannya karena takutnya Nayna sedang tidak mau di ganggu."Om Lukas, punya pacar?" Saka bertanya karena penasaran, anak sekecil itu sudah tau pacaran pasti Saka mendengar dari berita atau dari orang dewasa.Lukas menggelengkan kepalanya, pertanyaan Saka sangat tidak penting bagi Lukas, karena Lukas tidak pernah pacaran. Alasannya karena memang tak ada wanita yang mau pada Lukas. Terkadang Lukas juga menutup diri untuk tidak terjebak dalam kondisi pacaran."Om tidak pacaran, kenapa kamu bertanya begitu?" tanya Lukas."Kenapa tidak pacaran sama Mamah saja?" tanya Saka yang semakin membuat Lukas terdiam karena semakin diladeni anak kecil ini akan semakin banyak pertanyaan."Saka, aku akan antarkan
"Dimana suami mu?" tanya Lukas.Bukannya mendapatkan jawaban, Lukas malah mendapatkan tatapan tajam dari Nayna yang saat ini merasa risih dengan pertanyaan seperti itu.Lukas langsung bungkam karena dia yakin kalau Nayna tidak akan suka dengan pertanyaan itu."Karena aku kasihan padamu, jadi aku ijinkan kamu tinggal disini. Tapi kamu harus ingat sesuatu, jangan macam-macam padaku kalau kamu tidak mau tanganmu patah." ucap Nayna dengan nada ketus.Lukas hanya menganggukkan kepalanya saja, untuk berbuat jahat pun dia masih pikir-pikir apa lagi Nayna lah yang sudah menyelamatkan dia.Sangat tak tau berterima kasih kalau Lukas melakukan kejahatan pada Nayna dan putranya."Untungnya dia menyelamatkan aku, kalau saja tidak ada dia, pasti aku akan tewas dengan sangat mengenaskan." gumam Lukas mengingat malam dimana dia di pukuli oleh orang-orang yang tak dia kenal.Malam ini mereka makan bersama di meja makan, banyak masakan yang Nayna hidangkan apa lagi putranya itu sangat susah untuk makan
“Tolong! Seseorang tolong aku!”Nayna tersentak saat mendengar sebuah suara. Matanya mengedar ke semua arah, ketakutan saat mendengar suara di jalanan yang sepi. Ditambah lagi, jalan menuju rumahnya sangat gelap.Bukan hantu yang dia takuti tapi dia takut kalau ada orang jahat yang hendak menyakitinya.Apa lagi dia hanya sendiri di sana dan dia juga seorang wanita yang jika di bandingkan dengan laki-laki maka kekuatannya tak ada apa apanya."Astaga, apa itu orang jahat?" lirihnya dengan keringat dingin yang sudah membasahi keningnya.Dia kembali melangkahkan kakinya tapi tiba-tiba saja, ada sebuah tangan yang dingin memegang kakinya."Aaaarghh!" dia berteriak sekuat tenaga.Alangkah terkejutnya dia saat mendapati seseorang yang tengah tergeletak tak berdaya di tanah, dia ingin sekali lari dari sana tapi dia yakin kalau itu adalah manusia."Tolong!" lirihnya dengan suara parau.Ketakutan itu seketika hilang saat mendengar ucapannya. Dia pun jongkok guna menyeimbangkan tingginya dengan