Share

SUAMI TAK TERSENTUH
SUAMI TAK TERSENTUH
Auteur: Mithavic Himura

DIBELI DUA MILIAR

BRUKK!!

Laura menubruk seorang pria berpakaian formal hingga tubuh mereka saling terjajar ke belakang. Namun, karena tubuh Laura tidak setinggi tubuh pria yang ditabraknya, Laura yang tersungkur di lantai koridor hotel dibandingkan pria yang ia tubruk tadi, yang hanya terjajar ke belakang.

Tetapi meskipun Laura tidak membuat sang pria tersungkur karena tubuh mereka bertabrakan, pria itu menggerutu sambil membersihkan pakaiannya yang tadi beradu dengan tubuh Laura.

Seolah-olah, Laura membawa wabah berbahaya hingga ia tidak mau wabah itu mengenai pakaian mahalnya.

Di belakang Laura, terdengar derap langkah beberapa kaki, sadar orang yang mengejarnya sudah dekat, Laura segera bangkit meskipun lututnya terasa sakit karena terbentur keras dengan lantai koridor ketika ia tersungkur tadi.

Namun, saat ia berusaha untuk tetap melangkah, suara jeritan terdengar di mulutnya membuat pria yang ditabraknya menatap ke arah dirinya antara kesal, dan prihatin.

Sementara beberapa orang yang mengejar Laura semakin dekat dan sudah nyaris sampai ke lokasi di mana Laura dan pria itu berada.

Sang pria maju ke arah Laura yang terlihat sangat ketakutan dan panik. Gadis itu berusaha untuk melangkah, sambil meminta maaf pada pria berpakaian formal di hadapannya berulang kali dengan suara terbata-bata.

"Kau dikejar?" tanya pria itu pada Laura dengan suara yang datar.

"Iya, mereka orang-orang yang membawa saya secara paksa ke hotel ini, saya dipaksa untuk melayani tuan mereka, tapi saya tidak mau," tutur Laura dengan suaranya yang perlahan antara ketakutan dan kesakitan.

Melayani!

Melayani!

Melayani!

Kalimat itu berulangkali menggema di otak pria yang ditabrak Laura hingga untuk sesaat ia terhuyung.

Laura terkejut, ia buru-buru meraih salah satu tangan lelaki tersebut khawatir pria itu tersungkur seperti dirinya, namun dengan kasar pria itu menghempaskan tangan Laura hingga lagi-lagi Laura terjajar ke belakang, dan salah satu orang yang mengejarnya langsung menangkap Laura.

Laura semakin ketakutan, ia berusaha memberikan isyarat pada pria yang ditabraknya tadi agar lelaki itu mau membantunya lepas dari cengkraman orang-orang yang memaksanya tersebut, sungguh ia tidak mau dikembalikan ke kamar hotel di mana pria tua kaya raya sudah menunggu untuk menikmati tubuhnya.

Jika bisa memilih, lebih baik ia terjun bebas ke lantai dasar hotel mewah itu daripada harus melayani pria tua karena hutang orang tuanya begitu banyak.

Pria yang ditabrak Laura perlahan-lahan mampu mengatasi dirinya yang tadi sempat kacau lantaran kata-kata 'melayani' diucapkan oleh gadis yang menabraknya tadi.

"Hei! Aku sedang punya urusan dengan gadis itu, serahkan dia padaku, biar aku memberikan hukuman buatnya!"

Ia bicara demikian pada orang-orang yang mengejar Laura.

"Gadis ini pelayan bos kami, dia sedang mencari masalah, sekarang juga harus dibawa menghadap bos kami, jika dia membuat Anda marah, katakan saja berapa denda yang harus kami bayar, asalkan dia tetap ikut kami!"

Pria yang memegang kedua bahu Laura bicara demikian, sembari mengeratkan cengkraman tangannya pada tubuh Laura.

Laura mengerenyit menahan sakit, karena cengkraman tangan pria itu seolah ingin meremukkan tulang bahu dan tangannya.

Mendengar apa yang diucapkan oleh orang yang memegang Laura, pria yang ditabrak Laura tadi melangkah dengan tenang ke arah di mana posisi Laura dicengkeram.

Beberapa orang di belakang Laura dan laki-laki yang mencengkramnya maju seolah mengambil sikap siaga.

Tetapi, pria yang ditabrak Laura itu tetap tenang, tidak terpengaruh sama sekali dengan situasi yang diterimanya sekarang.

"Ayahku pemilik hotel ini, di seluruh hotel ini terpasang cctv, jika perilaku kalian membuat aku tidak nyaman, maka kalian akan dapat masalah, katakan pada bos kalian, berapa harga perempuan ini, biar aku yang menebusnya, karena seseorang yang sudah membuat masalah denganku, hanya aku yang boleh memberikan hukuman itu padanya!"

Mendengar apa yang diucapkan oleh pria yang ditabrak oleh Laura, orang-orang yang mengejar Laura terkejut. Mereka tidak tahu sedang berhadapan dengan siapa hingga kukuh untuk mempertahankan Laura.

Perlahan, pria yang mencengkram tubuh Laura merenggangkan cengkeramannya.

Sementara itu, karena tidak sabar menunggu, laki -laki yang ditabrak Laura itu mengambil sesuatu dari balik jas formal yang ia pakai.

Dengan cepat, ia menuliskan sesuatu di sebuah kertas yang diambilnya dari saku jasnya tersebut.

Setelah itu, ia merobek kertas tersebut dan memberikannya pada pria yang mencengkram Laura.

Satu tangan pria itu ingin mengambil kertas yang diberikan laki-laki berpakaian formal itu.

Namun, laki-laki itu menarik tangannya hingga kertas itu tidak bisa dijangkau oleh pria yang mencengkram Laura karena tubuhnya kalah tinggi dengan tubuh pria pemilik kertas tersebut.

"Lepaskan dulu dia, baru kau boleh menerima kertas ini dariku!" katanya dengan nada suara yang tegas.

Karena diperintahkan demikian, mau tidak mau pria yang mencengkram tubuh Laura melepaskan cengkeramannya, hingga laki-laki yang ditabrak Laura itu memberikan isyarat pada Laura untuk mendekat padanya.

Laura patuh, meskipun ia tidak tahu apa yang akan dilakukan oleh laki-laki berpakaian formal itu padanya, tapi setidaknya Laura berharap laki-laki itu hanya memberikan hukuman yang berbeda dari apa yang harus ia lakukan pada bos para pria yang mengejarnya.

Sementara itu, kertas di tangan laki-laki berpakaian formal berpindah tangan.

Ia memeriksa apa yang ditulis pria berpakaian formal itu di kertas tersebut, wajahnya seketika berubah.

"Bagaimana? Apakah kurang?" tanya laki-laki berpakaian formal itu pada pria yang mencengkram tubuh Laura.

"Kurang, hutang gadis ini pada bos kami dua milyar dengan bunganya," katanya pada laki-laki berpakaian formal itu.

Mendengar ucapan pria tersebut, laki-laki berpakaian formal kembali mengeluarkan sesuatu dari saku jas-nya, seperti tadi, ia menuliskan jumlah uang yang harus ia tambah, lalu ia merobek kertas itu dan memberikannya pada pria di hadapannya.

Kertas berpindah tangan, dan kali ini bibir hitam pria itu tersenyum senang.

"Ini baru benar, ambil saja wanita itu, dengan uang ini, bos kami akan membeli puluhan wanita untuk melayani kami!" katanya dengan nada senang.

Ia berbalik dan ingin meninggalkan laki-laki berjas formal itu dengan Laura, namun langkahnya terhenti saat laki-laki berjas itu kembali bersuara.

"Hutang gadis ini sudah lunas, kalau kalian kembali mengejarnya, kalian akan aku laporkan ke polisi karena wajah kalian semua sudah terekam di kamera cctv hotel ini, jadi lebih baik akhiri kejar kejaran kalian dengan gadis ini karena sekarang aku yang berkuasa atas dia!" katanya dengan suara yang tegas.

"Baik! Tenang saja, kami akan mengatakan hal itu pada bos kami, nikmati saja tubuh gadis miskin itu sesukamu!"

Setelah bicara demikian, pria itu mengajak temannya untuk meninggalkan Laura dengan laki-laki berpakaian formal tersebut.

Setelah mereka semua pergi, laki-laki itu terhuyung kembali, dalam sekejap sikap gagahnya tadi saat berhadapan dengan para pria yang mengejar Laura lenyap seketika.

Laura buru-buru mendekat ingin menopang tubuh laki-laki itu, meskipun ia tidak tahu apakah pria tersebut baik, namun, kenyataan bahwa laki-laki itu sudah menebus hutang orang tuanya yang sangat banyak itu membuat Laura tidak mungkin pergi begitu saja.

Apakah ada, pria yang mau mengeluarkan uang sebanyak itu untuk orang yang tidak dikenal?

Atau jangan-jangan, pria ini sama saja seperti bos para lelaki yang mengejarnya tadi? Meminta dilayani juga di atas tempat tidur, kah?

"Singkirkan tanganmu dariku, jangan menyentuhku sedikitpun kalau kau tidak mau aku hajar!"

Lamunan Laura tentang ketakutannya atas pria yang bisa dikatakan sudah menolongnya itu buyar seketika saat laki-laki itu bicara demikian sambil menjauhkan diri darinya seolah Laura sesuatu yang berbahaya hingga ia harus menjauh!

"Maaf, maafkan saya, Tuan!"

Related chapter

Latest chapter

DMCA.com Protection Status