Home / Rumah Tangga / SUAMIKU BERUBAH KARENA WANITA LAIN / Bab 6. Kenapa Harus Memilih?

Share

Bab 6. Kenapa Harus Memilih?

Author: Bintu Hasan
last update Last Updated: 2023-07-10 13:52:00

"A-apa? Kamu bilang apa?" Sano menggendong Alea demi mendekati istrinya.

"Aku bilang ceraikan aku, Mas!" ulang Ulfa tegas, lalu dengan cepat meraih Alea dan membawanya masuk ke ruang tamu di mana Dita duduk manis.

Sano yang masih terkejut, terpaku beberapa detik sebelum akhirnya menyusul. Sebenarnya dia bisa meluapkan amarah pada Ulfa dan mengakui kalau dia sama sekali tidak takut kehilangan anak dan istrinya demi Dita. Akan tetapi, ada hal yang memaksanya bertahan dalam rumah tangga yang kini terasa hambar.

"Kenapa mas harus ceraikan kamu?"

"Pertanyaan yang bodoh. Jelas mas harus ceraikan aku kalau mau menikah sama Dita. Kamu pikir aku mau berbagi suami? Nggak bakal, Mas. Sekarang mas pilih, bertahan sama aku atau melanjutkan hubungan sama Dita!"

Lelaki itu tampak berpikir, sayang sekali karena Ulfa tidak bisa menebak isi pikirannya. Dia hanya bisa menunggu dengan perasaan yang sulit digambarkan. Jangan tanya bagaimana hatinya saat ini karena sungguh permintaan Dita benar-benar di luar nalar.

Ulfa tidak pernah menduga bahwa suatu hari dia akan dihadapkan pada sebuah kenyataan yang menyakitkan. Di Indonesia sangat banyak kasus perceraian akibat perselingkuhan dan para netizen sibuk menyalahkan lelaki karena tidak mampu menjaga pandangan padahal wanita yang menjadi selingkuhannya pun salah karena terpikat pada suami orang.

"Kenapa mas harus memilih, Dek? Memangnya Dita bilang apa?"

"Aku bilang kalau Ibu Mahika memaksaku ke sini meminta izin Ulfa buat kamu nikah lagi, Mas," sela Dita tanpa rasa bersalah.

Dia menyebalkan, itu yang Ulfa pikirkan saat ini. Rasanya terlalu sakit mendengar wanita lain meminta izin agar sang suami menikah lagi. Persendian Ulfa lemas, Alea bahkan dibiarkan pindah ke pelukan ayahnya.

Namun, yang membuat Ulfa kuat adalah perubahan sikap Sano. Semula dia terang-terangan meledakkan amarah, tetapi kini berusaha untuk meredam. Ulfa tahu dia melakukannya bukan karena cinta, tetapi takut keluar dari rumah tanpa membawa apa-apa. Lupakan tentang itu karena Ulfa tidak akan pernah tinggal diam.

"Jadi kamu ke sini karena mau meminta izin Ulfa?"

"Iya."

"Pilih sekarang, Mas. Aku nggak mau mengulur waktu!" tekan Ulfa dengan sorot mata tajam.

Kepala Sano lantas berdenyut nyeri di hadapkan pada dua wanita yang sama keras kepalanya. Sano sangat ingin memilih Dita karena gadis itu sudah berhasil membuatnya terpukau, tetapi setelah berpikir ulang, Sano semakin bingung.

Dia kesal karena tidak bisa tegas pada istri sendiri. Sano tahu, kalau pagi ini dia marah dan membentak Dita, maka dirinya akan keluar dari rumah tanpa membawa apa-apa. Dia bisa saja memaksa Ulfa pergi, tetapi takut ke depannya masalah semakin besar dan Sano khawatir tidak mampu mengatasinya.

"Mas tidak harus memilih, Dek. Dita ke sini karena mau meminta maaf sama kamu. Dia menyesal sudah hadir sebagai orang ketiga dan sekarang di hadapan kamu, kami ingin mengakhiri hubungan ini. Dita sudah mengaku ikhlas dan mau melepaskan aku supaya kita bisa melanjutkan pernikahan ini. Demi kamu dan juga anak kita, Alea." Sano mengakhiri ucapannya dengan memberi kecupan hangat di kepala Alea yang saat ini sibuk mencubit pelan lengan ayahnya.

"Ikhlas?" Dita berdecih, memutar bola mata malas sambil tersenyum kecut.

"Sebelum ke sini, kamu ngomong gitu, kan? Bahkan kamu latihan di depan cermin karena takut amukan Ulfa. Iya, 'kan?"

Kali ini, Dita meledakkan tawanya. "Latihan ngomong di depan cermin karena takut amukan Ulfa? Serius, aku takut sama amukan Ulfa?"

Sano diam. Ulfa juga sengaja tidak mengeluarkan sepatah kata pun. Mengamuk di hadapan Dita saat ini sama sekali tiada berarti. Dia hanya akan menjadi bahan ledekan dan itu menyakitkan.

Lihat saja tadi, Dita terlihat tidak takut pada Ulfa bahkan setelah perkara tadi malam. Ulfa yakin, keberaniannya muncul karena Mahika berdiri untuk mendukungnya. Mertua seperti itu memang harus disingkirkan, pikir Ulfa kesal.

Menggeram, memalingkan wajahnya. "Aku tidak akan pernah menceraikan Ulfa. Apa pun yang terjadi!"

"Kalau begitu, aku harus jujur sama Ulfa."

Sano menggertakkan giginya. Ulfa yang melihat tetap diam menganggap mereka melakukan pertunjukan atau sebuah drama. Tentu saja Ulfa sulit percaya kalau apa yang dikatakan suaminya adalah kebenaran.

Jika Sano tidak mau menceraikan dirinya, lantas kenapa harus mendua?

Tidak akan pernah ada dua cinta dalam satu hati. Ulfa menolak percaya bahwa adil dalam cinta itu ada. Benar apa yang dikatakan Kancana, mustahil ada perselingkuhan ketika cinta masih ada. Apa yang Sano cari di luar sana ketika Ulfa masih mampu memberikan segalanya?

"Jangan memancing amarahku, Dit. Kita nggak pernah sepakat untuk mengatakan itu pada Ulfa. Sampai saat ini dia masih istriku, ibu dari Alea. Selamanya akan seperti itu. Tolong, penuhi janji kamu buat lepasin aku, biarkan aku bahagia sama Ulfa."

"Kamu serius mau pisah sama aku? Jadi, kamu memilih Ulfa?"

Ulfa geram sekali ingin kembali menampar gadis sialan itu jika saja Alea tidak ada di antara mereka. Dia mengepalkan tangan, menggertakkan gigi sekaligus memberi tatapan mematikan pada Dita.

Dia marah bukan karena ingin dipilih. Ulfa mau saja jika benar diceraikan, tetapi Alea terlihat sangat membutuhkan kehadiran ayahnya. Ulfa mungkin memberi kesempatan kedua, dengan catatan Sano harus melaluinya dengan berbagai kesulitan.

"Kamu memilih wanita itu?" Telunjuk Dita mengarah pada Ulfa, tetapi matanya menyalak tajam menatap Sano yang terlihat dilema. "Wanita yang katamu tidak becus mengurus suami. Wanita yang setiap hari kamu sumpahi segera mati? Wanita yang setiap saat mengusikmu dengan banyak pertanyaan? Kamu memilih wanita miskin itu, Mas?"

"Apa?" Ulfa terkejut bukan main mendengar pertanyaan Dita. Benarkah suaminya mengatakan hal itu?

Sekarang, Dita meringis kesakitan ketika tangan Sano mendarat kasar di pipinya. Dia terlihat murka, memegang pipi yang sudah merah. Sial sekali, suasana masih pagi, tetapi sudah mendapat dua tamparan dari dua orang berbeda pula.

"Sialan kamu, Mas!" teriak Dita memukuli dada bidang Sano. Lelaki itu tidak berkutik, amarah Ulfa kembali menggebu apalagi Alea berusaha melindungi ayahnya sambil teriak meminta tolong.

"Kamu yang sialan karena terus bicara bohong di depan Ulfa!" balas Sano dengan nada suara tinggi.

Semua orang terdiam ketika Ulfa menggebrak meja. Alea juga terkejut, lalu memeluk Sano erat begitu menyadari ibunya sedang marah. Beberapa detik berlalu, Dita mengangkat sudut bibirnya tipis, menunjukkan kalau dia sama sekali tidak takut pada Ulfa.

Dia berdiri. "Dalam tiga hari, Mas Sano akan mengirim surat cerai. Itu janjinya sama aku, demi kebahagiaan ibunya."

"Gadis memalukan! Apa tidak ada pria lajang yang tertarik sama kamu sampai harus merebut suami orang? Milikmu sudah gatal, ya?" ledek Ulfa di akhir kalimatnya.

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Isabella
gatelvgaruk tuh duit ma parut
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • SUAMIKU BERUBAH KARENA WANITA LAIN   Bab 108. Cinta Itu Gila

    Dua hari sejak pertemuan Dokter Nafiadi dengan Kancana, dia akhirnya berhasil menemukan Fajar atas bantuan beberapa temannya. Lelaki itu ternyata tinggal di sebuah kontrakan yang tidak jauh dari tempat kerjanya. Sayang sekali karena para tetangga mengira mamanya adalah Setiawan.Setelah mengetuk pintu beberapa kali, kini dia berhasil duduk di ruang tamu dengan desain minimalis itu. Menatap Fajar lekat yang terkesan sedang memendam sebuah luka."Dua minggu ke depan, aku dan Ulfa akan menikah."Pernyataan dari Dokter Nafiadi berhasil mengejutkan Fajar. Kedua mata lelaki itu melebar, tetapi hanya sesaat. Sekarang dia tersenyum penuh pemaksaan. "Oh, selamat.""Tidak usah berpura-pura. Aku sudah tahu kalau kamu sangat mencintai Ulfa bahkan hingga saat ini.""Tidak. Aku sudah melupakan wanita itu. Tidak ada alasan bagiku untuk mencintainya. Aku pergi, meninggalkan semuanya juga cinta itu. Kalau Dokter Adi ke sini hanya untuk pamer, lebih baik pulang saja. Aku sibuk."Dokter Nafiadi menggele

  • SUAMIKU BERUBAH KARENA WANITA LAIN   Bab 107. Ayah untuk Alea

    Hari yang dinanti telah tiba. Semua keluarga dari Makassar terlihat sangat senang, mungkin karena Kak Jenni tidak memberitahu masalah itu. Simple, acara pernikahan aku minta agar digelar di rumah saja yang kebetulan lumayan luas setelah menambah lebar ruang tamu dan dua kamar. Sekarang aku duduk di dalam kamar yang sudah didekorasi sedemikian rupa. Terkesan sederhana, tetapi menawan dan elegan. Seorang MUA sedang mengaplikasikan bedak untuk menyulap aku menjadi cantik. Baju adat Makassar berwarna kuning sudah melekat di dalam tubuh, tinggal menyelesaikan proses make up yang butuh waktu panjang, lalu memasangkan jilbab. Ini permintaan Dokter Nafiadi, ingin melihat aku menutup aurat. "Kak, pernah merias pengantin yang dijodohkan atau sejenisnya? Intinya mereka menikah karena terpaksa gitu," tanyaku pada MUA itu. Dia lantas tersenyum. "Pernah, bahkan sering, Kak. Mereka sampai nangis-nangis mikirin nasibnya nanti. Ada yang terpaksa demi kebahagiaan orang tua, ada pula demi melunasi ut

  • SUAMIKU BERUBAH KARENA WANITA LAIN   Bab 106. Kucumbui Luka Itu

    POV Ulfa________________Perasaanku kini campur aduk setelah semalam mendengar ucapan Mbak Kancana tadi. Benar, aku masih belum mencintai lelaki itu padahal setelah prosesi lamaran, aku selalu meminta kepada Tuhan agar menghadirkan rasa cinta untuknya di dalam hati ini.Namun, bukan percuma, sepertinya takdir tidak berpihak. Semakin mencoba melupakan, cinta pun semakin tumbuh megah saja. Aku selalu berusaha mengelak, tetapi bayangan Fajar kian mengusik pikiran.Aku menggigit bibir agar tangisan tidak semakin menjadi. Sebentar lagi acara pernikahan akan digelar, besok lusa keluarga dari Makassar akan mendarat di bandara untuk kemudian dijemput langsung oleh Kak Jenni.Hancur, semakin hancur. Aku tidak tahu kepada siapa lagi menceritakan keluh kesah ini. Jika pada Mbak Kancana, perlahan aku pasti berusaha meninggalkan Dokter Nafiadi."Ulfa, kamu di dalam?"Suara Kak Jenni memecah lamunan. Aku baru sadar kalau hari ini cuti nasional. Segera kuseka air mata, lalu mencuci wajah dengan air

  • SUAMIKU BERUBAH KARENA WANITA LAIN   Bab 105. Tinggalkan Dia!

    Kancana tidak langsung menjawab, dia meminimalisir rasa gugup dengan menyeruput jus di depannya. Apalagi seorang pelayan datang mendekat membawa pesanan Cantika. Setelahnya, suasana di antara mereka bertiga kembali tegang."Aku datang ke sini tanpa sepengetahuan Ulfa, kuharap Dokter Nafiadi pun sama, tidak memberitahu pertemuan rahasia ini walau pada Jenni sekalipun.""Baiklah, aku selalu menepati janji. Katakan, kenapa Mbak Kancana mengundangku ke sini? Apa ada kaitannya dengan Fajar?""Jawaban yang tepat." Kancana tersenyum, mencoba menguasai diri agar berhasil dalam misinya. Dia tidak mau melihat Ulfa tersakiti, menjalani pernikahan yang selama ini tidak dia impikan. Menghela napas berat, Kancana melanjutkan, "tolong, temukan Fajar dan tinggalkan Ulfa. Hanya itu cara agar mereka tidak tersakiti.""Dengan mengorbankan perasaanku? Omong kosong apa ini?"Kedua mata Kancana melebar mendengar respons dari dokter itu. Dia tidak menyangka sama sekali jika Dokter Nafiadi akan mengedepankan

  • SUAMIKU BERUBAH KARENA WANITA LAIN   Bab 104. Berita Buruk

    Tantri menangis sekencang mungkin ketika pagi itu mendapat pesan balasan dari Dokter Nafiadi bahwa dirinya tidak diterima untuk bekerja sebagai pengasuh Liam atau pun asisten rumah tangga sebab ditolak pihak keluarga. Dia sudah berharap, tetapi harapan yang melambung tinggi itu dipatahkan oleh kenyataan. Tantri kembali mengecek ponsel untuk memastikan pesan yang dikirim tadi, ternyata isinya sama, tidak berubah sama sekali. "Kamu kenapa, sih?!" tegur Mahika memasuki kamar putrinya yang setengah terkunci. Wanita paruh baya itu hendak ke toko emas untuk menjual kalungnya demi bisa mengisi perut yang sejak tadi malam bernyanyi riang. "Ibu, sih, niat jelek. Jadinya Tuhan marah sama kita. Harusnya Dokter Adi tuh nerima aku jadi pengasuh Liam, tapi entah kenapa malah ketolak. Alasannya nggak masuk akal, dia bilang kalau Liam tidak butuh pengasuh karen sebentar lagi memiliki ibu sambung yang bisa menyayanginya." Mahika berpikir sebentar. Dia bisa merasakan apa yang Tantri alami saat ini.

  • SUAMIKU BERUBAH KARENA WANITA LAIN   Bab 103. Diam-Diam Bertamu

    Dokter Nafiadi tiba di rumah Mahika tepat pukul dua siang. Dia singgah sepulang dari mall bersama putra kesayangannya, Liam. Anak lelaki yang sangat tampan itu menatap bingung pada sang ayah karena dia hafal betul bahwa bangunan itu bukanlah rumahnya."Ini rumah teman ayah," kata Dokter Nafiadi memberi tahu.Liam mengangguk. Entah paham atau kebetulan saja, Dokter Nafiadi tidak bisa menebak. Dia melepaskan genggaman tangan putranya yang mirip turis Italia itu, kemudian mengetuk pintu."Dokter Nafiadi?" Mahika melebarkan senyuman. Dia tidak menduga kalau lelaki itu akan bertamu ke rumahnya. "Silakan masuk, Dok.""Terimakasih," jawabnya, kemudian melangkah masuk menggandeng tangan Liam.Ayah dan anak itu duduk di ruang tamu, sementara Mahika memanggil Tantri untuk menggendong Adnan keluar. Tidak berselang lama, gadis itu datang lantas terkejut melihat lelaki berkacamata yang menanyakan nama orang tuanya tadi malam.Tantri menghempas bokong di salah satu kursi yang ada di sana. "Dokter N

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status