Home / Romansa / SUAMIKU BOS GILA / Jadi Istri Saya!

Share

Jadi Istri Saya!

Author: Istyanah
last update Last Updated: 2025-05-05 13:00:13

“Bos lo tuh gimana sih Ru? Katanya pengin dicariin perempuan buat dijadiin istrinya, eh giliran udah dicariin dia malah cuekin dan pergi gitu aja. Nggak enak nih gue sama Laura dan Chika. Mereka marah-marah sama gue!”

Biru mengembuskan napas lelah mendengarkan kemarahan Ully, tapi dia memaklumi itu, Benua memang sudah keterlaluan dan dia menyaksikan sendiri bagaimana sikap dingin Benua ke Laura dan Chika.

“Maaf ya Ul. Gue juga jadinya nggak enak sama lo mana lo udah bantuin gue.”

“Bilangin ke bos lo, cari aja sendiri perempuan yang mau dia jadiin istri. Biar lo juga nggak ikut puyeng karena tugas konyol dari dia itu!”

Ully mengakhiri obrolan lebih dulu, Biru kemudian melempar ponselnya ke samping. Dia lanjut memijat kakinya yang mulai terasa cenat cenut lagi. 

Meski kakinya masih terasa sakit karena kecelakaan motor kemarin malam, tapi Biru berusaha menahan itu agar tetap terlihat profesional saat bekerja.

Dia pun sampai rela lari-larian mengejar bosnya saat di kafe dan tadi dia rela mengenakan high heels supaya penampilannya sesuai saat datang ke pesta ulang tahun teman Benua.

Tapi yang Benua berikan ke Biru hanya kekesalan. Bahkan pria itu mengatakan kalimat yang membuat Biru sampai gemetar ketakutan.

“Dia mau bunting1n gue? Tidak!” Biru menjerit ketakutan dan buru-buru meraih bantal guling memeluk bantal itu erat.

“Nggak lagi-lagi deh gue bicara sembarangan begitu. Kalau dia beneran lakuin itu, mampus masa depan gue bisa hancur karena mengandung anak tuh bos gila.”

Biru bergidik hebat membayangkan hal mengerikan itu, dia kemudian merebahkan tubuhnya, melepas lelah.

“Tapi kenapa ya dia kayak begitu kalau sama perempuan? Disodorin yang cakep-cakep, tapi dia malah kayak alergi begitu. Heran gue!”

Biru mengembuskan napasnya lelah, tidur lebih baik daripada memikirkan keanehan bosnya yang sangat menguras energinya.

***

Pagi ini Biru mendampingi Benua menghadiri acara peresmian peluncuran 15 unit baru bus pariwisata “Gemilang Bus” di pool Bus Gemilang. Bus yang didominasi warna hitam dengan corak batik berwarna abu yang menghiasi bus itu berjejer rapi di depan para tamu undangan.

Acara peresmian itu dihadiri orang-orang penting di perusahaan Sejagat Gemilang termasuk kakek Benua—Jagat sebagai pemilik perusahaan dan dihadiri pula cucu angkat Jagat bernama Renando.

Biru sempat melirik Renando, pria yang baru Biru temui pertama kali hari ini. Sebelumnya pria itu menempuh pendidikan magister di London dan sempat bekerja di London. Biru terpesona saat tadi berkenalan langsung dengan pria itu.

Tiba di acara potong tumpeng, Benua memimpin acara itu. Potongan nasi tumpeng itu Benua berikan ke kakeknya. 

“Buruan kakek sudah tidak sabar menyaksikan pernikahanmu,” ucap Jagat pelan saat menerima potongan nasi tumpeng dari Benua.

“Kek!” Benua menahan kesal. Di acara penting dan khidmat itu, kakeknya membahas pernikahan membuat suasana hati Benua mendadak buruk.

“Pria seusiamu sudah banyak yang pada punya anak, eh kamu malah masih betah menjomlo. Kakek risi kalau dengar ada yang bilang kamu tidak normal.” Jagat berbisik.

“Aku akan menikah secepatnya. Tenang saja!” tegas Benua pada akhirnya daripada kakeknya terus menerornya tentang pernikahan.

Biru tersenyum sinis mendengar ucapan Benua barusan, dia teringat pertemuan Benua dengan kedua wanita kemarin sore yang berujung membuat kedua wanita itu kecewa ke Benua.

Selesai acara peresmian, Benua mengantar kakeknya dahulu ke mobil sebelum nanti dia pergi untuk menghadiri acara penting lainnya.

“Segera kamu bawa wanita yang akan jadi istrimu untuk makan malam bersama kakek.” Jagat menepuk pundak Benua lalu masuk ke mobilnya.

“Saya pergi dulu ya Kak Benua, Biru.” Renando yang menemani Jagat berpamitan dengan sopan, pria itu sedikit menunduk dan tersenyum manis untuk Benua dan Biru.

“Hm!” balas Benua tanpa memberikan senyuman.

Sementara Biru membalas senyuman Renando dengan ekspresi semringah, dia salah tingkah sendiri melihat manisnya pria berusia 28 tahun itu.

“Saya tidak menyangka, cucu angkat Pak Jagat ternyata setampan itu. Manis banget lagi.” Biru mengungkapkan kekagumannya ke Renando ke Benua.

“Bentukan kayak dia kamu bilang tampan, Biru?” tanya Benua menghentikan langkah di samping mobil, dia menatap tajam Biru setelah mendengar pujian Biru untuk Renando.

“Iya Pak. Soalnya dia tuh tipe saya banget kayak artis Turki yang tinggi, gagah, ganteng, dan berewokan.”

“Singa aja sekalian, gagah dan berewokan sebadan-badan!” Benua tiba-tiba mengomel lalu masuk ke mobil.

Biru menyusul cepat masuk ke mobil mengabaikan ucapan Benua tadi. Dia akan mengendarai mobil Mobil SUV mewah berwarna diamond silver milik Benua.

Selain menjadi asisten pribadi Benua, Biru pun harus siap menjadi sopir pribadi Benua. Pokoknya Benua memerintah apa pun harus cepat Biru patuhi.

“Saya mau ngopi dulu!” kata Benua setelah mobil yang Biru kendarai keluar penuh dari halaman pool Bus Gemilang.

“Ngopi di mana Pak?” tanya Biru.

“Seharusnya kamu tahu dong saya mau ngopi di mana?” sewot Benua.

“Mau di kedai kopi yang biasanya, Pak?” Biru menawarkan baik-baik.

“Terserah!” respons Benua masih sewot. 

Mobil yang Biru kendarai baru memasuki halaman kedai kopi yang sering Benua datangi, tapi Benua tiba-tiba meminta Biru berhenti.

“Yang benar saja dong kamu bawa saya ke sini, Biru? Lihat suasana bangunannya serba hitam begitu. Mau buat suasana hati saya semakin buruk?” omel Benua.

Bukan pertama kalinya Biru mendengar Benua marah-marah tak jelas dan Biru tetap berusaha sabar menghadapi pria itu.

“Jadi Pak Benua mau ngopi di mana?” tanya Biru tetap kalem.

“Ngopi di tempat yang bisa membuat suasana hati saya membaik!”

“Oke Pak. Saya akan membawa Pak Benua ke tempat itu.”

Biru lanjut mengendarai mobil. Dia fokus mengemudi sambil berpikir keras untuk membuat suasana hati bosnya membaik lagi.

“Lagian nih bos gue kenapa keseringan mengambek nggak jelas sih?” gumam Biru.

Ide hebat itu pun akhirnya muncul. Biru berhenti di taman tempat biasa dia menongkrong dengan ketiga adiknya. Lokasinya tidak jauh dari rumahnya dan biasanya Flower yang suka mengajak Biru ke taman itu katanya senang karena ada air mancur.

“Kenapa malah ke taman?” tanya Benua gereget ke Biru saat Biru memarkirkan mobilnya di halaman parkir taman itu.

“Saya akan membawa Pak Benua ke tempat yang akan membuat suasana hati Pak Benua membaik lagi.” Biru merespons lembut diakhiri senyum manisnya.

Biru keluar lebih dulu lalu membukakan pintu mobil untuk Benua.

“Silakan Pak Benua duduk di sini. Saya pergi dulu beli kopi buat Pak Benua, dekat kok dari sini. Sebentar ya Pak.” Biru masih berkata lembut meski ini hanya sebuah akting.

Di depan Benua, Biru memang harus pintar akting karena dia sedang kesal seperti sekarang saja harus tetap memasang wajah manis di depan Benua.

Benua tidak merespons, tapi menurut duduk di bangku taman menunggu Biru yang kini berlari menuju ke arah minimarket.

Tidak sampai sepuluh menit, Biru kembali membawa kopi untuk Benua dan dirinya. Dia kemudian duduk di samping pria itu.

“Lega banget gue,” ucap Biru lirih melihat bosnya mulai diam dan tidak protes seperti tadi.

Pria itu kini sedang menikmati kopi yang dia bawa semula sambil melihat air mancur di depannya.

“Kamu sering ke sini?”

“Iya sering Pak. Kalau hari Minggu biasanya Flower yang suka ajak saya ke sini. Terkadang juga saya sama ketiga adik saya piknik di sini. Yah lumayan bikin mereka bahagia walaupun pikniknya dekat.”

Benua melirik Biru yang sedang tersenyum lebar saat memandang air mancur di depannya.

“Pak, untuk masalah cari perempuan buat dijadikan istri Pak Benua, saya belum menemukan perempuan lagi Pak.”

“Tidak usah cari lagi.”

Biru menoleh penuh menatap Benua, terkejut mendengar ucapan pria itu. “Kenapa Pak? Pak Benua mau cari sendiri saja?” tanya Biru antusias.

Benua menggeleng tegas membuat Biru mengernyit dalam, dia bingung apa yang sedang bosnya rencanakan. Sementara kata Benua, pria itu sudah didesak kakeknya untuk segera menikah dan posisinya di perusahaan bisa terancam.

Biru yakin, Benua tidak mungkin menyerah begitu saja.

“Bagaimana kalau kamu saja?” Benua menatap serius Biru. 

“Apanya, Pak?” Biru gelagapan menatap Benua.

“Jadi istri saya!” tegas Benua.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • SUAMIKU BOS GILA   Wanita Milikku

    Benua menjabat erat tangan kanan Renando dan mengucapkan selamat untuk Renando yang hari ini sah menjadi suami Rhea, mantan anak magang di perusahaan Sejagat Gemilang yang dulu mengejar-ngejar Renando."Terima kasih banyak Kak." Renando membalas sambil sedikit meringis karena jabatan erat Benua.Sementara kakaknya di depannya menyeringai seperti sedang meledeknya. "Ogah-ogahan sama dia, eh kamu nikahin juga kan." Benua berbisik di dekat telinga Renando.Renando cengengesan, malu sendiri mendengar bisikan kakaknya.Dulu dia emang alergi dengan Rhea yang menurutnya terlalu agresif. Dia pun saat itu bingung apa yang membuat Rhea mengejarnya seperti wanita tidak waras.Renando sempat mendengar dari Rhea, bahwa Rhea jatuh cinta pada pandangan pertama ke Renando yang saat itu menjadi wakil direktur di perusahaan Sejagat Gemilang.Tahu Renando saat itu masih lajang membuat Rhea bersemangat mengejar.Sempat Renando tanya alasan Rhea mengapa bisa jatuh cinta pada pandangan pertama, Rhea hanya

  • SUAMIKU BOS GILA   Keluarga Kecil

    Bibir Benua mencebik berkali-kali di depan cermin, dia perhatikan lagi bentuk wajah lalu turun hingga ke kakinya. Dia mengernyit sinis, miris melihat penampakkan dirinya sekarang. "Sejak diurus sama kamu, aku jadi bengkak begini Biru. Haduh bagaimana ini? Aku takut kamu berpaling karena bentukan suamimu ini tidak segagah dan setampan dulu." Biru baru selesai membacakan dongeng untuk Bhaskara lalu menutup penuh buku dongeng itu, sedangkan putranya sudah tertidur nyenyak. Mendengar ucapan Benua tadi, dia hampir tergelak, tapi Biru tahan sekuat mungkin takut suara tawanya nanti membangunkan Bhaskara. "Mas bukan bengkak, tapi kamu gemoy." Biru memberikan komentar. "Sama aja Biru. Duh bengkak sebadan-badan begini aku, bisa kembali ke bentukan semula nggak ya?" Lagi setelah mendengar keluhan suaminya itu membuat Biru ingin tertawa, dia sampai menutup rapat mulutnya agar tawa ngakak tidak keluar begitu saja. "Kamu sih manjain aku setiap detik dan menit. Jadi aku keenakan kan." Benua

  • SUAMIKU BOS GILA   Pesta dan Dansa

    Benua mengadakan pesta untuk merayakan kebahagiaannya setelah kembali menjadi suami Biru.Pesta itu diadakan di ballroom salah satu hotel bintang lima yang berada di Jakarta Selatan.Benua mengundang seluruh pekerja yang berada di Sejagat Gemilang dan mitra bisnis Sejagat Gemilang.Ada yang ikut berbahagia setelah tahu kabar baik dari Benua dan Biru, tapi banyak juga yang berdecak sinis dan bergosip ria membicarakan Biru, terutama karyawan perempuan, mereka tidak setuju Benua memilih kembali bersama Biru.Sementara Benua dan Biru sengaja menutup rapat masalah pribadi yang menjadi alasan sebenarnya perceraian mereka saat itu."Mau dansa sama aku?" Benua mengulurkan tangan kanannya ke depan Biru tepat saat musik yang mengalun dengan merdu itu terdengar memenuhi ballroom hotel.Sebelumnya Benua sudah merencanakan itu, dia ingin malam ini berdansa dengan Biru diiringi musik yang romantis."Dan--dansa Mas?" Biru gugup mendadak, masalahnya dia tidak bisa berdansa ditambah diperhatikan banya

  • SUAMIKU BOS GILA   My Love Blue

    “Ma, maafin aku.”Biru menyambut kedatangan Anetta di rumahnya siang ini dengan permintaan maaf.Dia sudah mendengar semua tentang masalah masa lalu orang tua Benua dari Benua.Perasaan Biru campur aduk saat mendengar masa lalu itu, dia sebagai anak kandung dari Nashita merasa sangat bersalah, di masa lalu sebelum Nashita bertemu ayahnya, ibu kandungnya itu pernah menjalin hubungan dengan ayah Benua.“Minta maaf buat apa? Tidak usah minta maaf.” Anetta dengan lemah lembut melepaskan telapak tangan Biru yang tadi menggenggamnya seraya menunduk penuh sesal.“Aku minta maaf atas kesalahan ibu kandung aku, Ma. Aku merasa sangat bersalah Ma.” Biru bersimpuh di depan Anetta yang kini terduduk di sofa.Sementara tangan yang tadi sempat dilepaskan Anetta kini Biru genggam erat lagi dan terisak di depan Anetta.“Sudah jangan seperti ini.”Biru belum ingin mengangkat kepalanya, masih tertunduk merasa bersalah karena masa lalu itu.“Biru, mama mohon jangan seperti ini. Ayo bangun, duduk di sampi

  • SUAMIKU BOS GILA   Papa Benua

    “Lo yakin mau temuin mantan suami lo?” Ully berbisik menahan pundak Biru sebelum sahabatnya itu keluar penuh dari dalam mall tempat mereka main tadi.“Gue nggak yakin cuman kalau gue nggak temuin dia sekarang, dia nggak akan pergi dari rumah. Tadi Bu Ria udah coba suruh dia pergi tapi dia nekat nungguin sampai gue pulang.” Biru membalas dengan suara pelan ke Ully.“Hati-hati ya Ru. Kalau ada apa-apa cepat hubungin gue.” Ully berpesan pelan dan membiarkan Biru pulang lebih dulu. Wanita itu pulang menaiki taksi online.Sementara Bhaskara sedang asyik menikmati es krim rasa cokelat dalam kemasan cup yang tadi dia beli, tidak terlalu mendengarkan yang sedang mamanya bicarakan dengan Ully.“Babas nanti main lagi ya sama Adek Vely?”“Iya Sayang nanti kita main lagi sama Adek Vely.”Biru mengusap kepala Bhaskara dan memandang penuh putranya yang masih menikmati es krim, setidaknya dengan memandang Bhaskara yang duduk di sampingnya sekarang bisa menenangkan Biru yang sedang gelisah.Terngiang

  • SUAMIKU BOS GILA   Tamu Itu, Benua

    Satu Minggu berlalu dan kesedihan atas kepergian Pak Jagat masih terasa sangat menyesakkan dada. Masih banyak tangis yang ingin Benua, Anetta, dan Renando tumpahkan karena kepergian Pak Jagat. Namun, ada yang tidak bisa Renando tunda lagi. Malam ini, dia ingin memberitahu rahasia itu ke Benua. Sudah satu Minggu terakhir kakaknya tinggal di rumah mendiang kakeknya, pria itu kini sedang berdiri di samping halaman rumah, menggenggam bungkus rokok dan pemantik di tangan kanannya. Renando merebut cepat bungkus rokok yang baru kakaknya buka sebelum pria itu menikmati rok0k itu.“Kembalikan!” pinta Benua marah ke Renando.“Kakak tuh belum lama keluar dari rumah sakit lho. Nggak dengar ya dokter waktu itu bilang apa hah?! Kakak jangan—““Tidak usah menasihati aku!” potong Benua jengkel ke Renando kemudian merebut paksa bungkus rok0k yang tadi diambil Renando.“Aku ke Cirebon habis temuin Biru,” ungkap Renando tegas.Ucapan Renando semula sukses menghentikan Benua yang hampir menyalakan sa

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status