Share

Melamar Biru

Penulis: Istyanah
last update Terakhir Diperbarui: 2025-05-05 13:01:21

“Saya tidak mau jadi istri Pak Benua!”

“Kenapa tidak mau?”

“Saya kan asisten pribadi Pak Benua, masa saya mau dijadiin istri Pak Benua?”

“Tidak ada yang salah Biru, kamu tetap bisa menjadi asisten pribadi saya sekaligus istri saya nantinya.”

“Pokoknya saya tidak mau!”

“Kamu tidak boleh menolak. Nanti malam saya akan melamar kamu!”

Percakapan emosional saat di taman tadi pagi terus mengganggu Biru dan setelah Benua mengungkapkan permintaan tidak terduga itu, pria itu meminta Biru untuk fokus bekerja lagi.

Sekarang Biru akan cari aman takutnya Benua benar-benar nekat akan melamarnya, dia akan kabur ke apartemen Ully.

“Kakak pergi dulu ya. Kalau ada yang cari kakak bilang aja lagi di rumah temen.” Biru berpesan terburu-buru ke ketiga adiknya yang sedang berkumpul di ruang TV yang menyatu dengan ruang tamu.

“Kakak mau menginap?” Flower memegang tangan Biru sebelum kakaknya itu keluar penuh dari rumah.

“Iya soalnya Ully lagi pengin ditemenin malam ini, tapi jangan bilang kakak lagi di apartemen Ully ya. Awas lho kalian. Dadah ….” 

Biru segera mengendarai motor matic miliknya menuju apartemen Ully, tadi dia sudah lebih dulu menghubungi Ully dan menceritakan permintaan konyol Benua yang membuat Biru hampir pingsan di taman.

Bukannya iba mendengar curahan hati Biru yang tiba-tiba diminta menjadi istri Benua, Ully justru terbahak-bahak saat mendengarnya. Ully puas meledek Biru dan mengatakan, “Kita tuh emang kalau kesal sama orang jangan kelewatan takutnya jadi jodoh. Ya kayak lo sama bos lo.”

Biru mengamuk ke Ully saat mendengar ledekan Ully itu dan mengatakan, “Dasar sahabat zalim!”

***

“Kalau gue jadi lo sih ya lebih baik terima aja permintaan bos lo itu. Siapa tahu dia nanti berubah nggak menyebalkan lagi dan siapa tahu dia juga berubah jadi romantis,” kata Ully menyambut Biru yang baru sampai di apartemennya.

Dia tahu sahabatnya datang ke apartemennya malam ini untuk berjaga-jaga takutnya Benua datang sungguhan ke rumah untuk melamar Biru.

“Prett!” balas Biru kesal lalu menghempaskan tubuhnya ke atas kasur.

“Jangan salah lho Ru, dia mungkin menyebalkan kalau lagi kerja, tapi aslinya manis banget.”

“Nggak Ully! Dia tuh emang aslinya begitu. Pokoknya gue ogah menerima permintaan dia!”

Ully tertawa melihat wajah cemberut Biru, tampaknya sahabatnya itu sedang begitu tertekan hari ini setelah Benua tiba-tiba meminta Biru untuk menjadi istrinya.

“Kalau ternyata dia beneran datang ke rumah dan mau melamar lo gimana?” Ully memutar kursi yang dia duduki dan fokus menatap Biru yang sedang melamun di atas kasur.

“Ya gue suruh adik gue usir dia.”

“Kalau dia nanti mecat lo gimana?”

“Bagus deh. Lebih baik gue dipecat daripada harus jadi istrinya.”

“Kalau dia—“

“Stop bahasin itu Ul! Gue ke sini mau menenangkan pikiran gue, lo jangan bikin isi kepala gue tambah ruwet!” Biru merubah posisi miring ke kanan sambil menutup telinganya dengan bantal guling di saat Ully sedang menertawakannya.

Biru kini teringat ketiga adiknya, dia kemudian bangkit dan mengecek ponsel. 

Mata Biru membelalak sempurna setelah melihat pesan dari Auriga dan Akash yang sama-sama melaporkan kedatangan Benua bersama pasukannya.

“Mampus gue! Argh!”

Ully yang sedang fokus menatap layar laptop sedang mengedit video terkesiap mendengar jeritan Biru.

“Kenapa Ru?” Ully segera mendekat, penasaran dengan penyebab Biru sampai menjerit seperti tadi.

“Di—dia beneran datang ke rumah dan kayaknya mau melamar gue. Lihat nih!” wajah Biru meringis saat menunjukkan foto Benua yang membawa buket bunga dan empat pria yang datang bersama pria itu, mereka membawa bingkisan hadiah.

“Wah … inimah beneran dia mau melamar lo Ru. Gila, dia kayaknya serius mau jadiin lo istrinya. Anj1r sahabat gue mau jadi istrinya bos. Hahaha.”

“Sialan lo! Gue lagi panik begini malah lo ketawa sampai ngikik begitu.” Biru menoyor Ully saking kesalnya ke Ully yang justru bahagia di atas penderitaannya.

“Udah lo sekarang tenang dulu dan bilang baik-baik ke adik lo buat suruh bos lo pulang.”

Biru menarik napasnya dalam-dalam lalu membuangnya perlahan, dia kemudian menghubungi Auriga—adiknya yang paling besar, tapi Benua lebih dulu menghubunginya.

Biru menolak panggilan masuk itu dan tanpa pikir panjang, dia memblokir nomor pria itu. Setelah ini, dia memutuskan ingin menjauh dari Benua daripada diteror harus jadi istri pria itu.

Dua jam kemudian Biru baru bisa tenang setelah Auriga memberikan informasi, Benua sudah pulang setelah semula pria itu bersikeras akan menunggu Biru sampai pulang ke rumah.

“Gue mau bobo cantik dulu sebelum pusing nyari kerjaan lagi.” Biru menghempaskan tubuhnya yang lelah itu ke atas kasur, setelah ini dia harap akan bebas dari teror si “Bos gila”.

***

“Oh jadi begitu cara kamu membalas kebaikan saya, Biru? Dulu saja kamu sampai memohon pengin diterima kerja, eh sekarang kamu lancang mengabaikan saya!”

Biru meneguk ludahnya dalam saat pagi ini membaca pesan masuk dari nomor tanpa nama itu, dia yakin itu nomor milik Benua meski pria itu tidak memberitahunya secara langsung.

“Ul, gue pulang ya. Udah jam enam nih. Makasih banyak udah mau nampung gue.” Biru mengguncang kaki Ully, sahabatnya itu masih tertidur nyenyak.

Ully hanya menggumam pelan merespons Biru. 

Langkah lesu Biru kini tertuju ke parkiran, dia tak langsung melajukan motor maticnya, Biru melamun teringat semalam sudah memblokir nomor Benua. 

“Udahlah lupain dia! Gue sekarang harus fokus mencari pekerjaan baru!” Biru menyemangati dirinya, dia sudah bertekad akan berhenti bekerja dengan Benua.

***

Niat awal Biru kembali ke rumah pagi ini untuk segera menyiapkan dokumen yang dibutuhkan untuk mendapatkan pekerjaan baru, tapi yang terjadi tidak demikian.

Sampai rumah, Biru melongo menyaksikan ketiga adiknya yang sedang kesenangan melahap nasi kuning yang kelihatannya spesial itu lengkap dengan berbagai macam lauk pauk. 

Lalu di ruang tamu tadi Biru sempat melihat tiga tumpukan kardus, entah isinya apa.

“Akhirnya Kak Biru pulang juga. Ayo Kak ikut sarapan. Ini dari Pak Benua. Duh dia baik banget Kak. Setuju banget deh aku kalau dia mau nikahin Kak Biru!” ucap Auriga baru menyadari kakaknya sedang berdiri di dekat ruang makan. 

Biru tercengang, tidak habis pikir adiknya akan memberikan restu ke Benua. “Jadi nasi kuning itu dari Pak Benua?” tanya Biru memastikan.

“Iya Kak!” balas Akash dan Flower semangat.

Biru terduduk lesu di ruang makan saat mendengar jawaban dari adiknya. 

“Oh iya Kak semalam waktu Pak Benua nungguin Kak Biru pulang, dia sambil ajarin Akash ngerjain tugas matematika. Soalnya aku kurang paham Kak,” lapor Auriga tentang semalam.

Biru melongo penuh, tak percaya Benua sebaik itu ke adiknya.

“Aku juga digambarin bunga yang cantik banget sama Pak Benua. Sebentar ya Kak, Flower mau kasih tahu gambarnya.” Flower yang sudah mengenakan seragam sekolah batik itu beranjak cepat dari tempat duduknya, dia segera memberitahu gambar yang Benua buat semalam ke Biru.

“Ini Kak lihat. Bagus kan?” kata Flower pamer ke Biru.

Biru meraih buku gambar itu, dia melihat baik-baik gambar bunga matahari itu, yah memang bagus, dia saja tak bisa menggambar sebagus itu.

“Iya bagus,” balas Biru tersenyum.

“Kasihan tahu Pak Benua Kak. Dia tadi malam ke sini mau melamar Kak Biru, eh Kak Biru malah pergi ke apartemen Kak Ully, tapi kita nggak bilang tentang itu kok. Kita cuman bilang, ‘kakak pergi ke rumah teman kakak’.”

Biru mulai galau, dia mendadak merasa bersalah. Semalam sudah kabur lalu memblokir nomor Benua.

“Udah setengah tujuh lebih, Flower sama Akash cepetan ke sekolah. Auriga kamu antar mereka seperti biasanya,” ujar Biru ke adik-adiknya setelah melirik jam di tembok ruang makan.

“Siap Kak!” balas Auriga.

Kedua adik Biru yang akan pergi ke sekolah itu sudah siap dengan tas di punggung masing-masing.

Sebelum keluar dari rumah, keduanya mencium foto ibu mereka dahulu, Syamila yang kini sedang bekerja di Taiwan lalu berganti mencium foto mendiang ayah mereka—Bhadra yang terpajang di ruang tamu. 

Tidak lupa keduanya menyalami Biru yang memantau kepergian mereka dari depan rumah.

“Oh iya Kak, itu kardus isinya susu sama cemilan buat kita dari Pak Benua. Tadi pagi Pak Benua yang datang bawa sendiri sarapan sama kardus-kardus itu.” Auriga menjelaskan sebelum melajukan motornya.

Kaki Biru lemas mendadak mendengar informasi mengejutkan itu. Dia yang tadinya yakin akan berhenti bekerja kini ingin membatalkan keinginannya itu.

***

Setelah berpikir cukup lama, Biru memutuskan tetap menjadi asisten pribadi Benua. Masalah Benua yang memintanya menjadi istri pria itu, Biru akan mendiskusikannya lagi dengan Benua.

Pukul setengah sembilan Biru baru sampai di halaman kantor Sejagat Gemilang. Biru tahu dia sudah sangat terlambat, mobil milik Benua pun sudah terparkir di parkiran khusus untuk pria itu.

Bruk!

Biru mengaduh kesakitan setelah dirinya yang baru turun dari motor tersungkur di parkiran.

Biru tidak memedulikan rasa sakit itu, dia harus segera menemui Benua sebelum semuanya benar-benar terlambat.

Biru mengakuinya, dia menyesal sudah memblokir nomor Benua dan sempat memutuskan akan berhenti bekerja menjadi asisten pribadi pria itu.

Bagaimanapun Benua salah satu orang yang berjasa di hidup Biru, pria itu sudah menerimanya bekerja di saat Biru mulai putus karena berbulan-bulan setelah lulus kuliah Biru tidak juga mendapatkan pekerjaan.

Kini banyak pegawai menatap heran Biru yang baru datang, tidak biasanya Biru datang terlambat, biasanya jika tidak datang lebih dulu dari Benua, Biru datang mendampingi Benua.

“Ya ampun Mbak Biru kenapa baru datang? Gawat banget Mbak!” ujar salah satu wanita, pegawai dari divisi humas, wanita itu berjalan terburu-buru mendekati Biru yang sedang menuju lift.

“Gawat kenapa?” tanya Biru tiba-tiba panik.

“Pak Benua pas datang marah-marah nggak jelas. Lihat ada lalat nempel di salah satu wajah pegawainya aja dia ngomel dan suruh pegawai itu mandi pakai bunga tujuh rupa. Nggak jelas banget kan?”

“Ya ampun ada-ada aja. Gue ke atas ya udah telat banget nih,” respons Biru sambil tepuk jidat pelan.

Biru melanjutkan langkah, dia segera masuk ke dalam lift dan menekan tombol 5, letak ruangan kerja Benua.

“Semoga aja gue nggak kena sembur api kemarahan Pak Benua.” Biru berdoa dahulu setelah sampai di lantai lima. 

Di depan ruangan kerja Benua, Biru merapikan rambut dan pakaiannya dahulu. “Selamat pagi Pak Benua, boleh saya masuk?” ujar Biru dari luar ruangan Benua.

“Iya silakan,” balas Benua dari dalam ruangan.

Satu alis Biru terangkat, dia agak kaget mendengar respons Benua, tidak seseram dugaannya.

“Maaf saya datang terlambat Pak.” Biru muncul dari balik pintu, dia langsung menunduk merasa bersalah ke Benua.

Benua memperhatikan penuh Biru, tapi bukan ke wajah Biru, tatapan pria itu tertuju ke lutut Biru yang berdarah.

“Saya menyesal sudah memblokir nomor Pak Benua begitu saja. Maafkan saya.” Biru masih menunduk penuh di depan Benua yang masih duduk di kursi kebesarannya.

Benua belum memberikan respons, dia bangkit dari kursi kebesarannya lalu menghampiri Biru dan membawa wanita itu untuk duduk di sofa.

“Diam di sini!” tegas Benua lalu keluar dari ruangan itu.

Biru melongo bingung melihat tingkah aneh Benua, dia pikir pria itu akan memakinya habis-habisan, tapi yang terjadi nada bicara Benua tadi terdengar lebih lembut dari biasanya bahkan dengan baik-baik pria itu meminta Biru untuk duduk.

“Dia mau apain gue ya?” Biru bertanya-tanya, dia jadi waswas sendiri.

Saat kembali Benua membawa kotak P3K, dia kemudian berjongkok di depan Biru membuat Biru refleks menjerit sambil menarik roknya agar menutup penuh lututnya.

“Jangan macam-macam Pak!”

“Kamu mikir apa sih Biru? Siapa yang mau macam-macamin kamu, hah? Kotor benar isi kepala kamu!”

Biru menunduk, malu sendiri setelah tahu Benua ternyata akan mengobati luka di lututnya. Biru pun baru sadar lututnya terluka sampai berdarah.

“Aduh Pak!” kaget Biru karena tiupan lembut Benua di lututnya yang terluka.

“Nanti malam saya akan melamar kamu, jadi jangan kabur seperti semalam. Awas saja kamu!” Benua memperingatkan tegas setelah selesai mengobati luka Biru membuat Biru terdiam gugup.

Kebaikan Benua ternyata ada maunya.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • SUAMIKU BOS GILA   Calon Istri Benua

    Jemari Biru gemetar saat Benua akan menyematkan cincin ke jari manis sebelah kirinya.Di dekat Biru dan Benua, ketiga adik Biru menyaksikan proses mendebarkan itu. Sementara ibu Biru yang bekerja di Taiwan menyaksikan lamaran itu lewat video call, pun dengan kakek Benua yang malam ini tidak bisa menghadiri lamaran Benua dan Biru, kakek Benua sedang berada di luar kota.“Yey selamat Kak!” Flower loncat-loncat kesenangan melihat kakaknya sudah mengenakan sempurna cincin itu di jari manisnya.Setelahnya Biru yang bergantian menyematkan cincin itu ke jari manis Benua.Lamaran yang dilakukan secara sederhana itu berjalan dengan lancar. Ketiga adik Biru sama bahagianya malam ini, ketiganya memang mendukung penuh kakaknya bersama Benua.Senyum tulus yang ketiga adik Biru tunjukkan sekarang berbeda dengan senyum kaku Biru. Di depan ketiga adiknya, ibunya dan Pak Jagat, Biru harus menunjukkan seolah dia bahagia setelah Benua melamarnya, padahal tak ada bahagianya sama sekali.Jika tidak karena

    Terakhir Diperbarui : 2025-05-06
  • SUAMIKU BOS GILA   Pernikahan Benua dan Biru

    “Sudah kakek duga, kamu itu sebenarnya naksir sama asisten pribadi kamu. Terbukti kan sekarang, kamu gerak cepat ingin menikahi dia.”Benua langsung terbatuk-batuk mendengar penuturan kakeknya tadi.“Nggak Pak Jagat, Pak Benua ....” Biru tidak jadi melanjutkan kalimatnya saat Benua menyenggol kakinya. Tadinya Biru berniat akan meluruskan alasan Benua menikahinya tentunya bukan karena naksir. Biru tidak pernah berpikiran sedikit pun bahwa bosnya naksir, kalau enek melihatnya bisa saja, tapi dia lupa, alasan utama Benua menikahinya jangan sampai bocor ke kakek pria itu.Biru paham sekarang mengapa Benua langsung menyenggol kakinya, pria itu pasti takut Biru akan keceplosan.“Kek jangan bahas itu.” Benua baru memberikan respons setelah tadi sempat terbatuk-batuk.“Bukankah sangat menarik membahas kamu sama Biru? Apalagi kalian akan menikah. Ya menurut kakek, seru saja membahas tentang kamu sama Biru karena cucu kakek yang selama ini tidak tertarik ke wanita mana pun tiba-tiba memutuskan

    Terakhir Diperbarui : 2025-05-08
  • SUAMIKU BOS GILA   Bos Gila Pengin Menikah

    “Dengerin gue baik-baik, Biru. Gue minta lo datang ke taman malam ini untuk bilang kalau gue mau putus dari lo. Hubungan kita selesai malam ini!” Handika, pria yang sudah menjadi kekasih Biru selama 4 tahun menegaskan dengan suara lantang kata putusnya di depan Biru.Biru masih mengatur napasnya yang ngos-ngosan setelah tadi berlari dari parkiran menuju taman tempat kekasihnya menunggunya.Dia pikir Handika memintanya bertemu malam ini karena kangen, dia dan pria itu sudah tidak bertemu selama dua bulan. Nyatanya pria itu melontarkan kata putus.Biru masih lemas dan hampir pingsan setelah mendengar kata “putus” yang kekasihnya lontarkan.“Aku nggak mau putus dari kamu. Aku—““Gue udah benar-benar muak sama lo yang selalu mentingin bos lo, mentingin adik-adik lo, dan satu lagi, lo perempuan yang ngebosenin!” Handika menegaskan tajam di depan wajah Biru.“Sok-sokan selalu nolak setiap gue ajak ci*man padahal lo pasti udah tidur sama bos lo. Makanya lo nurut terus sama dia. Cih!” Handika

    Terakhir Diperbarui : 2025-05-05
  • SUAMIKU BOS GILA   Bertemu Dua Wanita

    “Sudah mandi belum kamu?” tanya Benua setelah menghentikan langkahnya di depan Biru yang pagi ini sudah menyambut di depan ruangan kerja.Biru yang sudah berdandan rapi dengan penampilan khasnya, rambut dikucir satu dengan sedikit poni, mengenakan blazer hitam, rok hitam, dan pantofel mengilap, terkesiap mendengar pertanyaan bosnya.Biru tak habis pikir, bosnya akan melontarkan pertanyaan semacam itu.Apalagi pertanyaan itu terlontar dari mulut pria yang selalu membanggakan dirinya sebagai pria terhormat.“Tentu saja sudah Pak,” jawab Biru tenang walaupun kesal setelah mendengar pertanyaan tak bermutu dari Benua semula.“Oh … sudah ya. Saya pikir belum, soalnya bentukan muka kamu masih begitu saja.”“Heh begitu saja bagaimana Pak?” Biru melongo sempurna. Tak paham maksud ucapan Benua tadi.“Ya mukamu begitu-begitu saja."“Begitu saja bagaimana Pak maksudnya?” Biru menuntut penjelasan. Masih pagi dan Biru sudah dibuat pening untuk mencerna ucapan bosnya.Benua mengangkat kedua bahunya,

    Terakhir Diperbarui : 2025-05-05
  • SUAMIKU BOS GILA   Pak Benua Nggak Normal?

    “Cepetan Biru! Kamu ini dandannya lama sekali!”“Sabar Pak. Ini sebentar lagi selesai.”“Lagian ya kamu dandan lama pun tidak akan merubah bentukan wajah kamu yang biasa saja itu!”Biru yang sedang memoles bibirnya dengan lipstik berwarna merah cabe itu sampai tak fokus karena mendengar kekesalan Benua.Seharusnya dia yang melontarkan kekesalan ke Benua, tadi sore pria itu menolak kedua wanita pilihannya begitu saja. Satu jam kemudian Benua tiba-tiba meminta Biru untuk menemani ke pesta ulang tahun teman pria itu.“Bos macam apa yang harus menunggu asisten pribadinya sampai lumutan begini? Seharusnya kamu yang nungguin saya, ini saya harus jemput kamu dan nungguin kamu pula. Hadeh!”Tidak ada habisnya Benua menggerutu, padahal belum ada lima menit dia sampai di depan gang rumah Biru dan menunggu wanita itu.“Kok jadi nyalahin saya Pak? Pak Benua sendiri yang mendadak minta tolong ke saya untuk menemani Pak Benua ke birthday party teman Pak Benua dan Pak Benua bilang sendiri akan menje

    Terakhir Diperbarui : 2025-05-05
  • SUAMIKU BOS GILA   Jadi Istri Saya!

    “Bos lo tuh gimana sih Ru? Katanya pengin dicariin perempuan buat dijadiin istrinya, eh giliran udah dicariin dia malah cuekin dan pergi gitu aja. Nggak enak nih gue sama Laura dan Chika. Mereka marah-marah sama gue!”Biru mengembuskan napas lelah mendengarkan kemarahan Ully, tapi dia memaklumi itu, Benua memang sudah keterlaluan dan dia menyaksikan sendiri bagaimana sikap dingin Benua ke Laura dan Chika.“Maaf ya Ul. Gue juga jadinya nggak enak sama lo mana lo udah bantuin gue.”“Bilangin ke bos lo, cari aja sendiri perempuan yang mau dia jadiin istri. Biar lo juga nggak ikut puyeng karena tugas konyol dari dia itu!”Ully mengakhiri obrolan lebih dulu, Biru kemudian melempar ponselnya ke samping. Dia lanjut memijat kakinya yang mulai terasa cenat cenut lagi. Meski kakinya masih terasa sakit karena kecelakaan motor kemarin malam, tapi Biru berusaha menahan itu agar tetap terlihat profesional saat bekerja.Dia pun sampai rela lari-larian mengejar bosnya saat di kafe dan tadi dia rela

    Terakhir Diperbarui : 2025-05-05

Bab terbaru

  • SUAMIKU BOS GILA   Pernikahan Benua dan Biru

    “Sudah kakek duga, kamu itu sebenarnya naksir sama asisten pribadi kamu. Terbukti kan sekarang, kamu gerak cepat ingin menikahi dia.”Benua langsung terbatuk-batuk mendengar penuturan kakeknya tadi.“Nggak Pak Jagat, Pak Benua ....” Biru tidak jadi melanjutkan kalimatnya saat Benua menyenggol kakinya. Tadinya Biru berniat akan meluruskan alasan Benua menikahinya tentunya bukan karena naksir. Biru tidak pernah berpikiran sedikit pun bahwa bosnya naksir, kalau enek melihatnya bisa saja, tapi dia lupa, alasan utama Benua menikahinya jangan sampai bocor ke kakek pria itu.Biru paham sekarang mengapa Benua langsung menyenggol kakinya, pria itu pasti takut Biru akan keceplosan.“Kek jangan bahas itu.” Benua baru memberikan respons setelah tadi sempat terbatuk-batuk.“Bukankah sangat menarik membahas kamu sama Biru? Apalagi kalian akan menikah. Ya menurut kakek, seru saja membahas tentang kamu sama Biru karena cucu kakek yang selama ini tidak tertarik ke wanita mana pun tiba-tiba memutuskan

  • SUAMIKU BOS GILA   Calon Istri Benua

    Jemari Biru gemetar saat Benua akan menyematkan cincin ke jari manis sebelah kirinya.Di dekat Biru dan Benua, ketiga adik Biru menyaksikan proses mendebarkan itu. Sementara ibu Biru yang bekerja di Taiwan menyaksikan lamaran itu lewat video call, pun dengan kakek Benua yang malam ini tidak bisa menghadiri lamaran Benua dan Biru, kakek Benua sedang berada di luar kota.“Yey selamat Kak!” Flower loncat-loncat kesenangan melihat kakaknya sudah mengenakan sempurna cincin itu di jari manisnya.Setelahnya Biru yang bergantian menyematkan cincin itu ke jari manis Benua.Lamaran yang dilakukan secara sederhana itu berjalan dengan lancar. Ketiga adik Biru sama bahagianya malam ini, ketiganya memang mendukung penuh kakaknya bersama Benua.Senyum tulus yang ketiga adik Biru tunjukkan sekarang berbeda dengan senyum kaku Biru. Di depan ketiga adiknya, ibunya dan Pak Jagat, Biru harus menunjukkan seolah dia bahagia setelah Benua melamarnya, padahal tak ada bahagianya sama sekali.Jika tidak karena

  • SUAMIKU BOS GILA   Melamar Biru

    “Saya tidak mau jadi istri Pak Benua!”“Kenapa tidak mau?”“Saya kan asisten pribadi Pak Benua, masa saya mau dijadiin istri Pak Benua?”“Tidak ada yang salah Biru, kamu tetap bisa menjadi asisten pribadi saya sekaligus istri saya nantinya.”“Pokoknya saya tidak mau!”“Kamu tidak boleh menolak. Nanti malam saya akan melamar kamu!”Percakapan emosional saat di taman tadi pagi terus mengganggu Biru dan setelah Benua mengungkapkan permintaan tidak terduga itu, pria itu meminta Biru untuk fokus bekerja lagi.Sekarang Biru akan cari aman takutnya Benua benar-benar nekat akan melamarnya, dia akan kabur ke apartemen Ully.“Kakak pergi dulu ya. Kalau ada yang cari kakak bilang aja lagi di rumah temen.” Biru berpesan terburu-buru ke ketiga adiknya yang sedang berkumpul di ruang TV yang menyatu dengan ruang tamu.“Kakak mau menginap?” Flower memegang tangan Biru sebelum kakaknya itu keluar penuh dari rumah.“Iya soalnya Ully lagi pengin ditemenin malam ini, tapi jangan bilang kakak lagi di apar

  • SUAMIKU BOS GILA   Jadi Istri Saya!

    “Bos lo tuh gimana sih Ru? Katanya pengin dicariin perempuan buat dijadiin istrinya, eh giliran udah dicariin dia malah cuekin dan pergi gitu aja. Nggak enak nih gue sama Laura dan Chika. Mereka marah-marah sama gue!”Biru mengembuskan napas lelah mendengarkan kemarahan Ully, tapi dia memaklumi itu, Benua memang sudah keterlaluan dan dia menyaksikan sendiri bagaimana sikap dingin Benua ke Laura dan Chika.“Maaf ya Ul. Gue juga jadinya nggak enak sama lo mana lo udah bantuin gue.”“Bilangin ke bos lo, cari aja sendiri perempuan yang mau dia jadiin istri. Biar lo juga nggak ikut puyeng karena tugas konyol dari dia itu!”Ully mengakhiri obrolan lebih dulu, Biru kemudian melempar ponselnya ke samping. Dia lanjut memijat kakinya yang mulai terasa cenat cenut lagi. Meski kakinya masih terasa sakit karena kecelakaan motor kemarin malam, tapi Biru berusaha menahan itu agar tetap terlihat profesional saat bekerja.Dia pun sampai rela lari-larian mengejar bosnya saat di kafe dan tadi dia rela

  • SUAMIKU BOS GILA   Pak Benua Nggak Normal?

    “Cepetan Biru! Kamu ini dandannya lama sekali!”“Sabar Pak. Ini sebentar lagi selesai.”“Lagian ya kamu dandan lama pun tidak akan merubah bentukan wajah kamu yang biasa saja itu!”Biru yang sedang memoles bibirnya dengan lipstik berwarna merah cabe itu sampai tak fokus karena mendengar kekesalan Benua.Seharusnya dia yang melontarkan kekesalan ke Benua, tadi sore pria itu menolak kedua wanita pilihannya begitu saja. Satu jam kemudian Benua tiba-tiba meminta Biru untuk menemani ke pesta ulang tahun teman pria itu.“Bos macam apa yang harus menunggu asisten pribadinya sampai lumutan begini? Seharusnya kamu yang nungguin saya, ini saya harus jemput kamu dan nungguin kamu pula. Hadeh!”Tidak ada habisnya Benua menggerutu, padahal belum ada lima menit dia sampai di depan gang rumah Biru dan menunggu wanita itu.“Kok jadi nyalahin saya Pak? Pak Benua sendiri yang mendadak minta tolong ke saya untuk menemani Pak Benua ke birthday party teman Pak Benua dan Pak Benua bilang sendiri akan menje

  • SUAMIKU BOS GILA   Bertemu Dua Wanita

    “Sudah mandi belum kamu?” tanya Benua setelah menghentikan langkahnya di depan Biru yang pagi ini sudah menyambut di depan ruangan kerja.Biru yang sudah berdandan rapi dengan penampilan khasnya, rambut dikucir satu dengan sedikit poni, mengenakan blazer hitam, rok hitam, dan pantofel mengilap, terkesiap mendengar pertanyaan bosnya.Biru tak habis pikir, bosnya akan melontarkan pertanyaan semacam itu.Apalagi pertanyaan itu terlontar dari mulut pria yang selalu membanggakan dirinya sebagai pria terhormat.“Tentu saja sudah Pak,” jawab Biru tenang walaupun kesal setelah mendengar pertanyaan tak bermutu dari Benua semula.“Oh … sudah ya. Saya pikir belum, soalnya bentukan muka kamu masih begitu saja.”“Heh begitu saja bagaimana Pak?” Biru melongo sempurna. Tak paham maksud ucapan Benua tadi.“Ya mukamu begitu-begitu saja."“Begitu saja bagaimana Pak maksudnya?” Biru menuntut penjelasan. Masih pagi dan Biru sudah dibuat pening untuk mencerna ucapan bosnya.Benua mengangkat kedua bahunya,

  • SUAMIKU BOS GILA   Bos Gila Pengin Menikah

    “Dengerin gue baik-baik, Biru. Gue minta lo datang ke taman malam ini untuk bilang kalau gue mau putus dari lo. Hubungan kita selesai malam ini!” Handika, pria yang sudah menjadi kekasih Biru selama 4 tahun menegaskan dengan suara lantang kata putusnya di depan Biru.Biru masih mengatur napasnya yang ngos-ngosan setelah tadi berlari dari parkiran menuju taman tempat kekasihnya menunggunya.Dia pikir Handika memintanya bertemu malam ini karena kangen, dia dan pria itu sudah tidak bertemu selama dua bulan. Nyatanya pria itu melontarkan kata putus.Biru masih lemas dan hampir pingsan setelah mendengar kata “putus” yang kekasihnya lontarkan.“Aku nggak mau putus dari kamu. Aku—““Gue udah benar-benar muak sama lo yang selalu mentingin bos lo, mentingin adik-adik lo, dan satu lagi, lo perempuan yang ngebosenin!” Handika menegaskan tajam di depan wajah Biru.“Sok-sokan selalu nolak setiap gue ajak ci*man padahal lo pasti udah tidur sama bos lo. Makanya lo nurut terus sama dia. Cih!” Handika

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status