Share

Bab 22b

"Isshh ... bukan. Aku memilih untuk mundur saja. Aku gak siap diduakan," jawabku.

"Memang benar itu, Ra. Ngapain mempertahankan laki-laki model gitu. Kayak gak ada laki-laki lain aja," timpal ibu dengan ketvs.

"Bu, gak perlu memperkeruh suasana. Zara itu sudah dewasa. Biarkan dia menentukan sendiri arah hidupnya akan seperti apa. Sebagai orang tua, kita hanya perlu selalu mendukung dan mendampinginya," tutur bapak bijak. Kata-kata bapak itu selalu lembut dan menentramkan.

"Maaf, Pa. Tapi ibu masih kesel," balas itu mulai melemah.

"Hanan, apa yang terjadi pada Zara dan Hilman, jangan sampai merusak hubungan kekeluargaan kalian. Tugasmu menegur sudah benar, tapi tidak perlu ikut campur terlalu jauh. Meski bagaimana pun, dia itu tetap abangmu. Orang yang harus kamu hormati. Terlepas apapun kesalahannya." Bapak berganti menatap Hanan dan menasehatinya.

"Iya, Pak. Tapi sepertinya, sekarang Bang Hilman masih marah. Mungkin, saya akan mencari kontrakan saja untuk sementara waktu. Sampai
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status