Share

Bab 24b

"Emangnya kenapa kalau dibuka?" tantangnya. Dan dia benar-benar melepaskan kaos yang sudah basah oleh keringat itu. Terlihat dari sela-sela jari saat aku mengintipnya.

Aku menghela napas lega saat melihat dia yang mengenakan kaos dalam. Padahal, aku sudah siap-siap untuk berlari meninggalkannya.

"Pede banget sih, aku mau mengobral d4da bidang sembarangan," tuturnya sambil terkekeh pelan.

"Issshh ... mana tau, kan, tiba-tiba dibuka gitu aja," timpalku mend3lik.

"Gak akan. Apa yang tersembunyi, hanya untuk istriku kelak. Cie cie. Wit wiw." Dia bersuit, heboh sendirian.

"Apaan, sih. Gak jelas banget," timpalku sambil berbalik dan berjalan menuju rumah.

"Ra, jangan lupa. Kan mau ngepel. Aku udah capek nih. Gak kuat lagi." Aku masih bisa mendengar perkataan Hanan. Namun, aku tak menanggapi. Aku langsung masuk ke dalam rumah hendak melaksanakan solat asar.

Masuk ke dalam kamar, ternyata Ilham sudah bangun. Dia sedang duduk sambil memegang ponsel dan berbicara dengan seseorang.

"Iya.
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status