Share

Bab 31a

Aku menatap Hanan dengan sepasang mata yang menyipit. Entah aku yang salah dengar atau Hanan yang salah bicara.

"Emh ... maksud aku, gak salah aku punya teman sebaik dirimu." Hanan meralat ucapannya. Namun, entah kenapa raut wajahnya nampak gugup dan gelagapan.

"Oh, iya. Kita berhenti dulu sebentar di depan, ya. Ada ayam bakar yang enak banget." Hanan kembali bersuara. Entah untuk mengalihkan pembicaraan atau memang sudah berniat sebelumnya.

"Sebentar lagi magrib, Han. Langsung pulang aja," timpalku saat melihat jam sudah pukul setengah enam.

"Gak enak sama ibu. Aku udah janji. Lagian bentar doang. Paling cuma sepuluh menit," balas Hanan.

Aku tak lagi menanggapi, karena mobil terlanjur menepi tepat di depan kedai ayam bakar yang dimaksud Hanan.

"Mau ikut turun?" tanyanya sambil membuka sabuk pengaman.

Aku menggeleng. "Nunggu di sini saja."

Hanan mengangguk pelan lalu turun dari mobil. Tubuh jangkungnya melangkah masuk ke dalam kedai tersebut. Sementara aku dan Ilham menunggu di
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status