Share

Bab 6 acara adat jawa

6

MAAF, INI BELUM AKI EDIT. KEKURANGAN CERITA INI.

1. BOCOR POV

2. KAPITAL

3. DIALOG TAG BELUM SEMPURNA

JIKA ADA WAKTU AKAN KU PERBAIKI. YANG PENTING PEMBACA PAHAM.

Seminggu sudah tanpa Ani, rasanya aku tidak punya perisai.

Rosmaya,Anita dan wanita lain hilir mudik memuja ketampananku.

Aku tidak merindukan Ani, aku selalu mensugesti diriku.

"HANGGARA ANTAR AKU MENEMUI ANI"

"Tidak usah berteriak Tuan, saya mendengarnya"

Ups, mengapa sekarang aku seperti Ani?

Aku tidak tahu, apa aku harus mengurus kasusnya atau ku biarkan saja seperti saat ini.

Jantungku tak karuan, sepertinya aku nervous akan bertemu istriku sendiri.

Hanggara menggandengku memasuki ruang temu.

"Tuan, Nyonya Ani sudah datang"

Hanggara meninggalkan kami.

"Ani apa kabarmu?"

"Aku baik"

Aku diam sekitar dua menit.

"Jika tidak ada yang ingin ku bicarakan, aku akan kembali. Waktunya sudah hampir habis"

"oh ah iya kembalilah"

"Baik"

Suaranya tegas sekali dan sepi, tidak seperti biasanya. Apa dia tertekan disini.

"Nyonya Ani lebam di sekitar wajah dan punggung tangannya sobek,seperti  telah memukul sesuatu"

"A-apa ? Mengapa itu bisa terjadi"

"Itu sudah terbiasa terjadi di dalam penjara Tuan. Mereka berkelahi untuk mendapat posisi ketua"

"Keluarkan dia dari situ Hanggara, apapun caranya"

"Baik Tuan"

Aku diam tertahan saat menemuinya. Entah mengapa?

Berhari-hari kulewati tanpanya, mengapa apartemen ini serasa hampa dan sepi.

Tidak bernafsu untuk makan, biasanya Ani menyuapiku.

Lebih baik aku cepat-cepat ke kantor.

Kata Hanggara sidang dilakukan besok.

Hanggara menyewa 30 pengacara kondang yang sudah berpengalaman.

Satu pengacara minta upah sekitar lima ratus juta.

Aku hanya mendengarkan sidang.

"Pak hakim Nyonya Ani memukul Nona Rosmayah, bukan tanpa sebab. Dia ingin mencium suaminya. Sebagai istri mana mungkin dia membiarkannya"

"TIDAK ITU TIDAK BENAR" ucap Rosmayah.

"Ada bukti CCTV" Pengacara menyeringai.

"Apa tidak itu tidak benar"

"Nona Rosmayah, telah mencemarkan nama baik, membuat tuduhan palsu, dan perbuatan tidak menyenangkan"

Bla bla bla hingga akhirnya Rosmayah dipenjara dan Ani dikeluarkan.

Semua riuh.

Rhoma menunggu Ani, dia berharap Ani akan senang karena suaminya membela dengan maksimal.

"Terimakasih Rhoma"

" Oh tidak, seharusnya aku meminta maaf padamu. Aku sudah membuatmu malu dan mengeluarkan uang banyak. Maafkan Aku!"

"Baguslah, memang seperti itu seharusnya"

"tidak usah bersikap formal padaku. Itu membuatmu terlihat aneh"

Sesampainya di apartemen, mereka saling eyel-eyelan masuk ke apartemen.

Pintu yang hanya muat untuk satu orang, tapi mereka berdua saling masuk satu sama lain dalam waktu bersamaan, akhirnya bisa ditebak.

Satu kali saling tabrak, dua kali saling tabrak, tiga kali saling tabrak lagi dan yang keempat mereka berdua geram dan kesal.

"KAU INI MEMANG SENGAJA KAN!!" Bentak Ani dengan berkacak pinggang.

"SI-SIAPA YANG SENGAJA! Masuklah duluan"

Tabrakan lagi.

"RHOMAAAAAA"

"Aku kira kau sudah masuk"

"KAU MASUK DULUAN, DASAR" Kesal Ani.

Rhoma pun masuk duluan dan menutup pintu.

Jebreett..

"RHOMAAA SIALAN, MENGAPA KAU TUTUP? HA? HABIS SUDAH KESABARANKU"

Ani ancang-ancang akan mendobrak pintu.

"huh dasar kau Rhoma. Aku akan mendobrak pintu mahal mu itu"

"HIYAAA CIAT CIAT CIAT"

"EEEEhhhhhhh aaaaaawwww"

Gedhebuk..

Rhoma tiba-tiba membuka pintu lebar-lebar, dan dia berdiri di samping.

"Ani suara apa itu?"

Ani sudah kehilangan kesabaran. Dia berdiri mendekatkan wajahnya ke dekat Rhoma.

"Aku sadar jika kau belum masuk, lalu kubuka lagi. Tadi itu suara apa Ani? Mengapa kau berteriak?"

"KAU? Memang benar-benar sengaja kan?"

"Apa maksudmu?" Ucap Rhoma mengernyitkan dahi.

"SINI KAU"

Ani meraih leher Rhoma, lalu di smack down. Rhoma berteriak kesakitan.

Kini posisi Ani ada diatas.

"Ini seperti 19 detik" Ucap Ani dengan senyum.

"Sadarlah Ani, ini pasti kerjaan Author"

"Oh astaga, kau sungguh mesum Thor!"

"Hey kalian berdua, jangan macam-macam. Turuti saja apa yang aku suruh. Nanti aku akan taruh miss K di pojokan, jika kalian tidak menurut" Ucap Author kesal.

Back to story..

Rhoma sesak nafas ditindih Ani, tapi Ani malah senang akan hal itu.

"Akan ku cekik kau hua haha hua haha"

"Apa kau sudah hilang akal ANIII TIDAAKK"

Ani mencekik leher Rhoma dengan lembut.

"Sungguh bodoh, apa dia kira aku akan membunuhnya" Batin Ani.

Lebih baik ku cium saja dia .

Cup di kening

Cup di pipi kiri

Cup di pipi kanan

Cup di hidung

Cup di dagu

Cup di bibir

Dalam waktu 5 detik, bukan 19 detik.

"HUWAAA KABURRRR" Ani berlari ke kamar mandi, meninggalkan Rhoma yang pah poh setelah Ani cium.

Rhoma tersenyum lalu tertawa, karena sudah berpikiran buruk pada istrinya yang polos itu.

***

"Mami, tolong hubungi Rhoma. Besok ada acara tahunan keluarga, suruh dia datang bersama istrinya" Ucap Romo sambil menyeruput teh hangat yang tersaji.

"Baik Romo"

Acara tahunan keluarga demi mempererat hubungan silahturahmi antar keluarga jauh maupun dekat, bisa juga jadi ajang perjodohan.

Karena Romo sebagai orang yang berpengaruh juga yang dituakan, maka berkumpulnya dirumah besar Romo.

Rhoma paling benci jika acara ini berlangsung, dia selalu disuruh memilih para gadis dari keluarga jauh untuk dijadikan Istri.

Semua dipersiapkan layaknya adat jawa yang kental. Lantunan gamelan sudah dimainkan sejak pagi. Semua berbusana adat jawa, wangi melati dan pandan membuat pesona jawa ini semakin tinggi harga dirinya.

Semua berjalan pelan dan perlahan karena memang memakai jarit.

Pakem jawa adalah "ojo grusa grusu, alon-alon penting kelakon"

Ini jelas berbanding terbalik dengan Ani, yang bar-bar.

***

"duh bagaimana ini" Rhoma berjalan mondar mandir.

Lalu dengan Ani dilempar dengan botol hair spray.

"Apa kau tidak bisa tenang. Apa yang kau khawatirkan"

"Apa kau tidak tahu, aku sedang mengkhawatirkanmu"

"APA?"

"Kau ini terlalu bising dan bar-bar, kau tidak akan bertahan disana"

"Apa kau sedang meremehkan aku? Kita lihat saja nanti"

"Duuuohh kenapa jaritnya sangat sempit. Dasar kau" kesal Ani ke MUA.

"huhu eik jadi sasaran lagi. Ini standar Romonya Rhoma. Ya tuhan semoga terselamatkan jarit mahal ini"

"APA KAU BILANG? KAU LEBIH MENGKHAWATIRKAN JARITNYA DARI PADA AKU?"

"Huhuhu eik juga harus kerja keras nutupin lebam yu yang abis berantem di bui. Itu sulit lo yey"

"Sungguh terlalu!" Ucap Hanggara layaknya seperti Bang Haji Rhoma Irama di depan wajah Rhoma.

" huwahahaha buwahHahahah" Tawa Ani.

***

Jantung Ani dan Rhoma berdegub kencang, ini seperti mendatangi acara peleburan dosa atau datang kerumah horor.

Rhoma memegang dan memijat tangan Ani di dalam mobil. Ani hanya menikmati pijatan resah dari Rhoma.

Rumah Romo sangat ramai seperti presiden ngunduh mantu. Mobil mewah berjejer sampai 2km, belum lagi bis dan motor.

Dengan Romo sebagai ketua paguyuban serta orang yang berpengaruh membuat ia terkenal seantero kota ini.

"Ani bersikaplah anggun, dan tetap bersamaku" Ucap Rhoma.

"Baiklah suamikuu"

Alunan gamelan membuat Ani melayang, sungguh damai.

"Rhoma aku kesulitan berjalan"

"peganglah tanganku kuat-kuat"

"Duh mereka semua memandangku dengan tatapan iri, dasar orang kaya!"

"Diam kau"

Ani mengikuti Rhoma duduk disamping Romonya. Tetapi tiba-tiba kaki Ani kram, Rhoma yang mengetahui itu langsung menjulurkan tangannya dan menutup mulut Ani.

"Emmm emmm"

Kini Rhoma memegangi Ani seperti film india. Tiba-tiba pinggang Ani sakit karena pose india.

"Aaaahh" Ani menjambak Rambut Rhoma untuk pegangan.

"Aduh apa yang kau lakukan?" Kesal Rhoma.

"jangan kau turunkan tanganmu, angkat aku cepat. Pinggangku sakit"

"Lepaskan dulu tanganmu itu"

"aduduh.."

Mereka tidak sadar jika diperhatikan banyak orang.

Mereka masih dalam posisi pose orang dansa, dengan Ani sudah seperti akan melakukan goyang inul yang kebelakang alias salto .Wajah Rhoma semakin mendekat ke wajah Ani karena tangan Ani masih menjambak rambut Rhoma.

"Aaaaa"

"waaaa"

Maminya Rhoma malah memfoto mereka dari berbagai sudut dan tersenyum riang.

"Awwww so sweet"

"Mamiii cepat bantu Ani"

"Memangnya Ani kenapa?"

"Oh astaga, HANGGAAARAAAAA" teriak Rhoma.

**

Dasar Ani bodoh, membuat kacau saja. Lihatlah, apa yang diperbuatnya. Aku sampai harus dandan lagi.

Mami juga, bukannya nolongin malah ngomong so sweet.

Aku bisa mendengar orang-orang itu, menekan Ani dan menjelekan martabatnya.

Tapi aku rasa Ani tidak memperdulikannya, dasar bebal.

Rhoma sangat kesal pada Ani. Ini kali keduanya dia memegang kepala Rhoma.

Para tamu berbisik tentang Ani.

Bahkan ada yang berani celetuk dengan sarkasnya.

"Bisa-bisanya yo Mbak Yu, Rhoma menikahi perawan gak duwe ( punya ) tata krama" bisik-bisik

"Iyo e, rambut seng lanang ( rambutnya suaminya ) kok yo di jambak. Jiiaaann hemmm" bisik-bisik

"Iki (ini) banyak orang penting loh padahal" bisik-bisik.

"Owalah to Le..le (sebutan untuk anak laki-laki) kok ya menikah sama wanita jadian-jadian kaya gitu" Teriak salah satu wanita parubaya yang memakai gelang sampai sikut.

Rhoma hanya tolah toleh sambil memegang tengkuknya.

Ani menyambar " masih mending saya lebih kelihatan manusiawi, dari pada situ hemph. Pake gelang kok sampai sikut kok ya gak diterusin sampai pundak"

Yang dihina Ani adalah seorang Ibu yang mau menjodohkan anaknya pada Rhoma, usut punya usut ternyata Rhoma tidak mau karena ya itu punya hobi gelangan sampai sikut.

Bikin malu!!!

Semua tertawa dengan perkataan Ani. Mereka  semua merasa terwakili. Biasanya mereka hanya berani bisik-bisik.

"Kamu ngatain saya tidak manusiawi!! Wong ini gelangku sendiri kok ya heboh!" Ucapnya marah.

"Nih lihat anakku. Lebih cantik dari kamu, harusnya Rhoma menikah dengannya" tambahnya lagi.

Ani menimpali "Coba lihat tuh, mana ada yang gelangan emas sampai sikut, niat pamer kan? Bilang aja! Padahal loh nih ya, kekayaan ataupun status sosial bukan dilihat dari banyaknya emas yang dipake. Kalo emang kaya, orang akan tahu sendirinya tanpa harus kaya situ! Lihat nih cincin yang dikasih Rhoma, harganya itu dua sikut gelang emas mu itu"

Ani dengan sombong berkata " halah gak punya malu, anakmu itu cantik dari mananya? Itu loh cuma ketolong sama baju bagus aja! Rhoma jelas memilih aku yang cantik juga bahenol nol 61

Nol nol nol nol "Ucap Ani dengan menjulurkan lidahnya.

Romo dan Maminya Rhoma tertawa, begitupun tamu hadirin dan hadirot. Acara pakem adat jawa tidak lagi kaku, suasana begitu cair dan ringan gara-gara kelakuan kampung Ani.

Mereka yang bisik-bisik kini sadar betapa istimewanya Ani. Makannya Rhoma sampai menikahinya.

Ibu-ibu yang gelangan sampai sikut pulang membawa putrinya. Dengan wajah yang dimiring-miringkan.

"Eh Mbak Yu mau kemana to. Acaranya kan belum selesai" Ucap Mami.

"Huh, apa aku masih pantas disini, menantumu itu sudah mempermalukan aku juga putriku"  Ucap Ibu itu sambil menunjuk Ani dengan tajam. Namun Ani tetaplah Ani, dia malah cengengesan dan say "Hai mmuuaaccchh"

Semakin membuat Ibu itu geram dan kesal.

"Nanti aku marahi dia. Tenang aja! Disini dulu yah Mbak"

"Yawes (ya sudah)" Ketus Ibu itu dengan memajukan bibirnya dengan getaran.

*jadi kaya kedutan gitu lo gaes, paham gak sih yang aku omongin 😂.

*

"Ani kau itu sungguh terlalu" Ucap Rhoma mengikuti gaya Khas Bang Haji Rhoma Irama.

"Biarin saja, lihatlah sainganku! Banyak sekali! Jika aku tidak menunjukan kegaranganku macam kak ros, mereka akan semena-mena. Lagi pula aku sekarang kan horang kayah" Ucap ku terkekeh.

Acara berjalan sempurna, tamu-tamu pun puas dan pulang dengan bahagia.

Aku menggoda Rhoma dengan menekan perut dan pinggangnya. Dia tertawa geli minta ampun.

Glarrr

Suara bass yang berwibawa memanggil ku, yaitu

ROMO

DENG..

DENG..

DENG..

JREEEENG JUDIII..teeeettttt

"Ani kemari Nak"

"Iya Romo"

"Ternyata kamu ini lucu ya hahahah" Tawanya seperti di tokoh pewayangan.

"Saya pelawak dong" Ucapku santai.

"Hahahaha dia lucu lagi"

"Romo, kami pamit pulang dulu. Aku ada janji temu dengan client"

"Baiklah, urus bisnismu sebaik mungkin. Jangan lupa berikan Romo cucu gembul"

"UHuk uhuk" Tiba-tiba aku keselek air liurku sendiri.

***

Ani dan Rhoma terdiam masing-masing di mobil. Mereka terngiang-ngiange dengan cucu gembul. Terlarut dalam pikiran masing-masing.

"Ani, kau harus memberikan cucu yang gembul untuk Romo dan Mami"

"Gembal gembul gembal gembul, kau saja kurus kering kerontang, bagaimana anak kita bisa gembul"

"Enak saja kau bicara, kau tidak lihat perutku kotak-kotak. Ini bukan kurus tapi sexy"

"Astaga narsis sekali dia Tuhan" Ucap Ani dengan menepok jidat.

Rhoma mendekat pada Ani.

"Hey, jangan dekat-dekat!!"

"Siapa yang mendekatimu. Jangan geer, aku hanya mindahin bokongku"

"Tuan kita langsung pulang atau.." Tanya Hanggara.

Disambar Ani "kita ketempat Adam, makan bubur. Kamu mau kan suamiiikkuuu"

"TIDAK!! AKU MENOLAKNYA!!! LANGSUNG PULANG"

Ani beringsut mundur mendengar perkataan Rhoma, Ani hanya geleng-geleng kepala.

"Turunkan aku, aku ingin makan bubur. Jika kau ingin pulang, ya pulang saja"

Rahang Rhoma mengeras.

"Dasar Istri durhaka, masuk neraka tahu rasa!!"

Rhoma menaruh kepala Ani di ketiaknya.

"Rhomaaaa apa yang kau lakukan"

Ani tidak kehilangan akal, puting Rhoma digigitnya!

"Huwaaaa Aniiiii lepaskan gigitanmu" ucap Rhoma sambil mendorong kepala Ani.

Kini sanggul Ani berpindah kedepan wajah.

"pffftttt" Hanggara menahan tawa.

"RHOMAAA BODOH, LIHATLAH APA YANG KAU LAKUKAN HUHUHUHU SANGGULKU HUWAA"

Rhoma menjawab dengan gagap dengan mengerjap-ngerjapkan matanya dan memonyongkan bibirnya "Ap-apa yang sudah ku lakukan? Hanya sanggul saja heboh sekali"

"sanggulku berpindah ke depan, huwaaaa huhuhu"

"Bodoh sekali, sini ku betulkan"

Rhoma meraba wajah Ani untuk yang pertama kalinya. Rhoma membantin "tidak ada jerawat, ini sangat mulus. Jangan-jangan aku salah pegang lagi"

Rhoma mencoba memastikan itu wajah apa bukan. Ternyata ada hidungnya yang mancung kecil, Rhoma tersenyum.

"HEY.. KENAPA KAU MENCOLOK HIDUNGKU?" Kesal Ani.

"Aku hanya memastikan, itu hidung apa bukan! KENAPA LUBANG HIDUNGMU KECIL SEKALI?? bagaimana caranya kau bernafas"

"APA MAKSUDMU? INI SANGAT CANTIK!"

"wanita cantik itu hidungnya mancung tidak kecil sepertimu!" Ucap Rhoma santai.

"Sudah kubilang, aku ini memang jelek!" Sedih Ani sambil membenarkan rambutnya.

Rhoma terhenyak, dia merasa bersalah setelah berucap seperti itu.

"Bukan begitu Ani"

"Hanggara, turunkan aku disinu"

"disinu? Maksudnya disini Nyonya!"

"Iya iya, sudah tidak tahan aku dengannya, huh"

"Apa kau bilang? Tidak tahan? Yasudah turun sana. Aku juga malas dengan orang sepertimu" ketus Rhoma.

"Heeyyy kau kira aku tidak malas dengan orang sepertimu? Aku juga malas"

dua menit kemudian Ani sudah mematung di pinggir jalan. Masih mengenakan baju kebay dan rambut berantakan. Ani berteriak menangis melihat Rhoma benar-benara menurunkannya dan meninggalkannya.

"RHOOOMAAA KAU SUNGGUH KETERLALUAN HUAHUHUHU"

Ani berjalan menghampiri Adam.

Adam hanya tertawa melihat Ani.

Ani sudah kesal, ditambahi dengan Adam yang mengejeknya.

"Lihatlah itu suamimu kembali" Ucap Adam sambil memajukan dagunya.

Ani hanya menatap mobil mewah itu. Dalam hatinya Ani masih tidak percaya.

Hanggara keluar mengeluarkan uang untuk membungkus tiga bubur. Ani bertanya-tanya untuk siapa? Kenapa tiga?

"satu untuk Hanggara, satu untuk dirinya dan satu lagi untuk..... Aaaaaaanitaaaaa" batin Ani.

Hanggara diam saja.

Ani pun diam.

Hanggara masuk kedalam mobil dengan membawa bungkusan itu. Ani yang tahu, Rhoma tidak kembali padanya. Dia pun terus berjalan berlawanan arah dari Rhoma.

Tiiin..

Tiin..

"HEY WANITA ANEH, APA KAU TIDAK AKAN MASUK?"

"Kenapa diam saja, ayo masuk. Apa kau akan berkeliaran dengan memakai baju itu ha?"

"ANIII"

Rhoma pun turun dari mobil. Dia meraba-raba demi mengejar Ani.

"HEY.. APA KAU TIDAK TAHU MALU? BERJALAN SEPERTI INI DENGAN MEMAKAI KEBAYA DAN KONDE AWUT-AWUTAN, HA"

Ucap Rhoma dengan menggenggam bahu dan berteriak di depan wajah.

Ani menepuk pundak Rhoma

"Rhoma itu bukan aku, dia pengamen jalanan"

"a-apa? Oh maafkan saya" Ucap Rhoma sambil menunduk.

"Gimana sih Mas, saya gak salah apa-apa diomelin huuu"

"Huwahahahahahaha" pecah suara tawa Ani.

"Puas kau sekarang? Ayo masuk" ketus Rhoma.

***

Emang dasar gesrek mereka berdua, mana ada pasutri kaya mereka modelnya. Aku disini hanya sebagai wasit.

Setahuku Rhoma tidak pernah banyak bicara pada wanita. Tapi dengan Ani dia banyak berteriak sekarang.

"Anita kenapa kau disini?"

"Aku ingin menemui Rhoma"

"untuk apa?"

"Aku hanya mengajaknya makan malam"

Hanggara menarik tangan Anita.

"hey, kau tahu kan dia sudah memiliki istri. Bagaimana bisa kau sangat santai berkata seperti itu"

"apa persoalanmu"

"wanita lajang berpendidikan seperti mu mau merusak rumah tangga orang. Sungguh akhlak yang buruk! Lebih baik ajak aku saja. Ayoohh"

"Hanggara .. Hanggara lepaskan aku"

Mereka berdua makan malam di restoran terdekat. Anita sudah jelas marah, dan Hanggara makan dengan lahap lalu meninggalkan Anita dan menyuruh wanita itu yang membayar.

"DASAR KAU YA HANGGARA" Kesal Anita.

***

Ani kembali diam, dia sedang mandi.

Begitu dia keluar

"Ani. .apa kau marah padaku perihal omonganku tadi"

"Wanita manapun akan kecewa, jika suaminya terang-terangan memuji wanita lain"

"Aku tidak memuji wanita lain"

"Kau memang tidak memuji wanita lain. Tapi kau membandingkan kalau wanita cantik itu berhidung mancung. Kau sedang mengagumi Anita, aku tahu itu"

"Mana mugkin Anita yang ku kagumi. Kau salah sangka"

"ANGGAP SAJA AKU SALAH SANGKA, TAPI KAU TETAP MEMBANDINGKAN AKU"

Bruak..

Ani membanting pintu kamar.

Mengapa itu jadi persoalan baginya, biasanya dia baik-baik saja selama ini. Dasar wanita plin plan.

Pintu kamar dikunci, aku jadi tidur di sofa.

Memang dasar wanita aneh.

Aku tertidur tiba-tiba ada hawa hangat menabrak wajahku.

"apa ini? Kenapa sangat lembut! Aaaaa" Batin Rhoma.

<span;>bersambung..

see you 👇👇👇✨

jangan lupa 👍👍👍🔥

untuk menghargai penulis..

<span;>VISUAL ANI PAKAI KEBAYA

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status