Share

dua puluh satu

"Assalamualaikum," ucapnya ketika panggilannya tersambung.

"Wa'alaikumussalam. Apa ini dengan ibu Yulis?" tanya suara di ujung telepon. Yulis mengerutkan keningnya karena yang menjawabnya seorang lelaki.

"Iya, saya sendiri. Benar ini dengan keluarganya Muti, Pak?" tanya Yulis dengan sopan.

"Iya benar. Muti ingin anda datang ke sini. Alamatnya sudah saya kirim di pesan sebelumnya," ujar Indra tanpa basa-basi. Lelaki itu mengenyampingkan rasa malu demi sang putri yang tak pernah disayanginya.

"Em, Baiklah, Pak. Muti-nya ada, Pak. Bila boleh saya ingin berbicara dengannya," balas Yulis, wanita itu ingin memastikan apa benar Muti yang memintanya datang.

"Sebentar." Tanpa mematikan ponselnya Indra berjalan dengan langkah lebar menuju kamar putrinya.

"Siapa In? Ibu Yulis?" tanya Rahayu. Indra tak menjawab, langsung saja mengulurkan benda pintar miliknya pada sang ibu.

"Halo ... Bu Yulis, mohon maaf sebelumnya ya, Bu. Saat ini Muti deman dan selalu memanggil nama Ibu. Apa Ibu Yulis berkenan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status