SUCI TAK PERAWAN 3
"Menurutku, definisi perawan adalah belum pernah melakukan hubungan suami istri hingga melakukan lebih jauh. Jadi seandainya wanita itu sudah tidak memiliki selaput dara karena kecelakaan seperti yang aku sebutkan tadi, tetaplah dia perawan. Jadi wajar saja jika Kinan mengatakan dia suci tapi tak perawan karena perawan menurutmu adalah adanya selaput dara dan noda darah." Nicholas masih melanjutkan penjelasannya."Lalu kira-kira kenapa Cean sudah tidak memilikinya?"Nicholas mengangkat bahu dan kedua tangannya. "Kenapa tak kau tanyakan sendiri sebelum kamu meninggalkannya?""Kamu yang salah, Nick!" Aku berseru pada pria yang duduk santai di depanku itu."Kenapa jadi aku yang salah?" tanya Nicholas dengan dahi berkerut."Kenapa kamu tidak menjelaskan saat kami bertiga heboh dengan hal itu, kenapa kamu memilih diam. Kenapa tidak kau beritahu apa yang kamu ketahui, jika aku tahu mungkin saja aku tidak akan semarah ini pada Cean."Entah kenapa aku marah padanya, apa mungkin hanya mencari kambing hitam saja."Ya ampun, kupikir kalian hanya seru-seruan, pria dewasa yang hidup di era modern masih percaya dengan hal seperti itu. Wanita sekarang lebih lincah daripada jaman dulu. Jaman nenek moyang kita, wanita dipinggit, besar sedikit sudah dinikahkan, tidak ada yang naik motor, sepeda, panjat tebing, dan berbagai hal ekstrim lainnya. Jika semua orang masih berpikir tentang noda dan selaput dara, ada banyak wanita yang ditinggal suaminya di malam pertama."Enteng sekali Nicholas bilang kami hanya seru-seruan, kalau sudah begini lalu bagiamana."Lalu bagaimana pria bisa menilai wanita itu terjaga atau tidak?" Tak mau dianggap bodoh dan disalahkan, aku mencecar Nicholas dengan pertanyaan."Sekarang aku tanya, bagaimana jika wanita yang meragukan keperjakaan pria? Apa bisa kamu membuktikannya?" Nicholas balik bertanya."Apa mungkin kalau dah gak perjaka, itunya jadi panjang, pendek, keriput, atau menciut?" Sambungnya sambil tertawa terbahak-bahak.Sialan memang ni orang, bukannya menjawab malah mengajak bercanda. Ingin ku hajar saja sekalian untuk melupakan rasa kesal padanya."Gini aku jelasin menurut pandanganku," ucap Nicholas setelah tawanya mulai mereda."Saat hendak menikah, tentu saja kita lebih dulu mengenal calon istri kita, keluarganya, lingkungannya dan lain-lain. Kita bisa bertanya pada orang terdekatnya bagiamana perilaku dia jika memang kita tidak yakin dengan apa yang kita lihat padanya. Kau dekat dengan Kinan setahun, Kai. Satu tahun kau habiskan hampir dua belas jam sehari bersamanya. Kamu sering bersamanya di tempat ini, bagaimana bisa kamu tidak mengenalnya."Aku menghela nafas panjang. Benar, setahun aku bersamanya. Wanita itu tak pernah dekat dengan pria manapun. Bahkan tidak pernah ada laki-laki yang datang ke sini mengaku sebagai mantan kekasihnya. Tapi bagaimana jika dia melakukannya dulu sekali. Bukan dengan teman laki-lakinya tapi kakak angkatnya. Bukankah dulu mereka tinggal serumah saat masih sama-sama remaja. Tidak mustahil hal itu terjadi bukan. Sisi hatiku yang lain masih mencari pembenaran atas apa yang aku lakukan."Lalu sekarang aku harus bagaimana, Nick?""Minta maaf kepada Kinan dan kedua orangtuanya. Apalagi," jawab Nicholas. Dia pikir semudah itu minta maaf.Papa Cean sudah mengultimatum saat aku keluar dari rumah itu. Dia tidak akan membiarkan aku masuk lagi ke rumah itu dan memiliki putrinya."Kamu belum menceraikan Kinan, kan?" tanya Nicholas.Aku menggeleng. Tapi saat ini, kupikir bukan aku yang akan menceraikan Cean, tapi Cean yang akan mengajukan gugatan perceraian padaku. Pasti dia juga terluka, juga papanya akan mendukung putrinya melakukan hal itu. Tapi kira-kira siapa pria yang menggantikanku menemani Cean di pelaminan saat resepsi pernikahan. Hal itu tentu saja menjadi tanda tanya bagiku. Apa pria itu akan menggantikan posisiku di hati dan kehidupan Cean juga."Kamu bilang Cean tidak sendirian di pelaminan. Siapa yang mendampinginya?" Daripada penasaran, akhirnya aku bertanya juga."Kalan, Kalandra," jawab Nicholas, menyebut nama kakak angkat Cean.Pria yang waktu itu juga membela istriku saat aku bertengkar setelah melewati malam pertama. Dia yang menggantikan posisiku. Apa sebenarnya memang dia yang mengambil keperawanan Cean. Lagi-lagi sisi lain hatiku mencurigai wanita itu.🍁 🍁 🍁SUCI TAK PERAWAN (36)'Duo pasangan Chef Kairo dan Chef Kinan juga berniat membuka restoran lain. Restoran dengan konsep private dinning akan diperuntukkan bagi selebriti top, sosialita, dan foodies. Berlokasi di sebuah Mall terkenal di kota ini, restoran ini memang sangat mewah dan menurut pengakuan dari Chef Kairo punya sajian makanan yang tidak perlu diragukan lagi.'Aku membaca penggalan wawancaraku yang sudah tayang di situs berita online dengan seksama.'Piawainya Chef Kairo dalam membuat menu western dan Asian, berpadu dengan sang istri yang ahli di bidang cake dan pastry.'Aku kembali tersenyum membaca alenia ini. Semua orang mengakui kami adalah pasangan yang sempurna. Aku yang ahli dalam menu utama dan Cean yang ahli di dessert."Kenapa sih, Kak? dari tadi kulihat kakak terus saja tersenyum gak jelas sambil lihatin ponsel." Cean berkata sembari menghempaskan bobot tubuhnya di sampingku yang sedang duduk di sofa panjang di ruang santai. Hari ini aku tidak ke restoran dan men
SUCI TAK PERAWAN 35Pria itu menghampiriku yang sedang duduk menghadap dinding kaca dengan senyuman yang mengembang. Di tangannya terdapat makanan yang aku inginkan. Dia pria yang sejak kecil sudah menjadi penjagaku. Tuhan mendatangkan dirinya sebelum memberikan aku pada kedua orang tuaku. Dia Kakak satu-satunya yang aku miliki selama ini, Kak Alan. Tadi setelah dia mengantar Kairav ke sekolahnya bersamaku, kami sengaja mampir ke minimarket khas dari negeri matahari terbit. Setelah dua malam menginap di rumah Kak Alan dan tak mau ke sekolah juga, Kairav akhirnya mau juga kembali padaku. Di minimarket ini, tidak hanya menjual makanan ringan dan camilan, tapi juga berbagai desert dan juga makanan berat. Aku sendiri meminta Roll Cake Vanilla dan hot cappucino. Sedangkan Kak Alan, aku tak tahu dia membeli apa. Tapi tampak di tangannya ada nampan penuh dengan makanan. "Tadi aku sengaja gak sarapan di rumah biar bisa sarapan denganmu di sini," terang Kak Alan, dia meletakkan bawaannya ke
SUCI TAK PERAWAN 34Dengan anggun, Cean berjalan perlahan ke arahku yang masih berdiri terpaku tak jauh dari pembaringan. Wanita yang masih berstatus sebagai istriku itu berhenti tepat di depanku saat jarak kami hanya tinggal sejengkal saja."Terima kasih untuk semuanya, Kak," lirih Cean, jarinya yang lentik mengusap dadaku yang masih terbalut kemeja berwarna mint. Jantungku seketika berdebar kencang, apakah malam ini kami akan menyatu kembali. Cean sudah memaafkanku dan kami bisa bersama secara sempurna. Aku ulurkan tangan dan memeluk pinggangnya yang ramping. "Sudah seharusnya kakak melakukannya semuanya," balasku tanpa mengalihkan pandangan dari wajahnya yang selalu kudamba. "Apa kamu masih penasaran kenapa aku tidak berdarah saat pertama kali kita melakukan hubungan suami istri?" Cean bertanya sambil memainkan kancing kemejaku. "Tidak, tolong jangan bahas itu lagi. Kakak minta maaf sudah melakukan tindakan bodoh itu."Aku tidak ingin tahu lagi hal-hal seperti itu, dan tidak i
SUCI TAK PERAWAN 33Kamar Cean masih seperti yang dulu, tidak ada yang berubah meskipun tahun sudah berganti. Kamar yang baru kumasuki sekali, lalu kutinggalkan pergi, hingga menimbulkan banyak penyesalan dalam hati. "Kakak tidur di sebelah sana, aku sebelah sini," ucap Cean sambil menunjuk dua sisi yang berjauhan. Meskipun tempat tidur Cean berukuran queen, tapi cukup membuat jarak di antara kami jika memang dia menginginkan seperti itu. Padahal otakku sudah mengembara kemana-mana. "Mau ganti baju? Baju Kakak masih ada di dalam situ." Cean menunjuk pada sebuah lemari pakaian. Baju yang aku bawa bertahun-tahun yang lalu saat datang ke tempat ini pertama kali. Jika mau, harusnya Cean sudah membakarnya sejak lama. Semua yang ada di tempat ini membuat ingatanku kembali ke masa lalu. Masa lalu yang aku sesali hingga saat ini, membuat hatiku merana dan mata memanas."Tidak perlu, Kakak pakai baju ini saja," jawabku. Aku memakai celana kain panjang dan kaos pendek. Tidak masalah jika ti
SUCI TAK PERAWAN 32Untuk beberapa saat, hanya keheningan yang menyelimuti kami. Cean hanya diam, tak menjawab ucapanku sama sekali. "Apalagi yang membebanimu untuk kembali padaku, kakak akan mengangkatnya agar kita bisa kembali bersama, Cean." "Aku khawatir Kakak akan mengulangi kesalahan yang sama. Mengambil keputusan saat dalam keadaan marah," balas Cean. Aku mengurai pelukan, pelan kuputar tubuhnya agar menghadap padaku. "Kakak janji gak akan mengulangi hal-hal bodoh lagi. Kasian Kairav kalau kita terus terpisah seperti ini," ucapku sambil membingkai wajahnya. Mata bening itu menatap dalam padaku, seakan mencari kejujuran di mataku. Sudah beberapa lama kami tidak pernah saling memandang seperti ini. Aku merindukan segala hal yang ada dalam diri Cean. "Kakak boleh ...." Aku tidak berani meneruskan ucapanku, hanya memandangnya dengan tatapan mendamba. Ya, aku ingin menikmati bibir ranum itu, dia istriku tapi untuk menyentuhnya aku harus meminta izin seperti ini. Mata Cean meme
SUCI TAK PERAWAN 31Aku seakan mengulang masa kebersamaan dulu dengan Cean. Sama persis, hanya saja lebih berjarak sekarang, padahal dulu hubungan kami sebatas tunangan bukan suami istri seperti sekarang. Tapi sekarang malah kami lebih berjarak meskipun sudah menjadi suami istri. Cean mulai membantuku lagi di restoran seperti janjinya waktu di acara pernikahan Kalan, Kairav sudah mulai masuk ke taman kanak-kanak. Cean akan ke restoran setelah mengantarkan putranya. Di memilih sekolah yang tak jauh dari restoran. "Lagi buat apa?" Tanyaku saat melihatnya sibuk membuat sesuatu yang belum pernah kulihat sebelumnya. Hari ini aku yang mengantarkan Kairav karena Cean ingin cepat-cepat ke dapur.Ini masih pagi, restoran belum buka tapi Cean memang lebih dulu sibuk di dapur untuk membuat dessert, cake dan pastry tak bisa dibuat secara mendadak, tapi aku pastikan semua dessert yang dijual di restoran ini fresh. Depannya saat ini terdapat sebuah kue dilapisi dengan coklat di seluruh bagiannya