Share

Bab 3

Author: Aulia Amanda
“Nggak apa-apa, kamu tinggal di sini saja malam ini. Besok pagi aku bakal periksa ke rumahmu. Pakai ini, jangan sampai masuk angin.”

Tatapan Tira padaku pun berubah, tampak sedikit menantang.

Dia menggigit bibir bawahnya dan berkata, “Kak Ella, kalau kamu nggak nyaman, aku bisa pergi. Jangan sampai marah dengan Pak Richard gara-gara aku.”

Wajah Richard tampak kesal, “Dia sudah seperti ini, kamu masih mau mempersulitnya? Dia hanya gadis kecil dan baru juga bercerai, kamu nggak bisa lebih toleransi padanya?”

Tubuhku rasanya sudah tak kuat berdiri. Nyeri di perut bagian bawah terasa begitu menyiksa sampai-sampai aku tak bisa dengar jelas apa yang Richard katakan.

“Terserah kalian.”

Ujarku, lalu berbalik masuk ke kamar tidur.

Richard sempat terdiam sedetik, lalu mengantar Tira ke kamar tamu.

Semangkuk air gula merah itu pun ikut terbawa ke sana.

Malam itu, Richard tidak kembali ke kamar. Bisa ditebak, dia berada di mana.

Aku dan Richard sudah berpacaran sejak kuliah.

Pernah suatu malam, sepulang kencan saat berjalan kembali ke kampus, kami bertemu sekelompok preman.

Mereka berkata kasar padaku dan mencoba menyentuhku. Richard langsung berdiri di depanku, melindungiku, tapi lawannya tiga pria dewasa.

Diam-diam, aku pun menelepon polisi. Saat polisi datang, Richard sudah tergeletak di lantai, tak sadarkan diri.

Air mataku jatuh tanpa bisa ditahan.

Bagaimana bisa hubungan kami jadi seperti ini?

Keesokan paginya, hanya tersisa aku seorang diri di rumah.

Aku mulai berkemas, meski barang-barangku memang tak banyak. Semua yang pernah diberi Richard, kutinggalkan. Tak kusentuh, tetap di tempat semula.

Pintu kamar tamu terbuka dan aku langsung melihat sepotong bra sexy tergeletak di ujung ranjang.

Aku berjalan mendekat, mengambil ponsel dan memotret benda itu.

Baru saja hendak pergi, aku bertemu orang tua Richard.

Mereka tampak senang dan langsung menarikku, bilang ingin pilih restoran untuk syukuran kelahiran bayi nanti dan cari tempat perawatan pasca melahirkan.

Dadaku terasa sesak. Dengan getir, aku pun menjawab, “Masih terlalu dini.”

Namun, mereka tetap antusias, bahkan menelepon Richard.

“Halo, ada apa ayah ibu?”

Suara Richard terdengar, disusul suara perempuan yang tak bisa diabaikan.

“Richard, sepertinya braku ketinggalan di rumahmu. Bagaimana ini? Mungkin nggak dia melihatnya?”

Orang tua Richard yang tadinya ingin bicara langsung terdiam, lalu buru-buru mematikan penguat suara.

“Dasar kamu! Cepat pulang! Suruh wanita nakal itu pergi jauh-jauh! Kamu mau pancing emosi aku dan ibumu?!”

Aku mengambil tas, tak ingin ikut menyaksikan drama ini lebih lama. Aku pun berpamitan, “Ayah, ibu, aku ada urusan, harus pergi dulu.”

Mereka seperti ingin bicara, tapi akhirnya hanya diam.

Aku pun naik taksi menuju kantor.

Dulu, setelah lulus kuliah, ayah ingin aku pulang dan belajar mengelola perusahaan keluarga.

Namun, aku bersikeras membuka kantor pengacara bersama Richard. Karena bukan lulusan hukum, aku hanya bisa bantu-bantu administrasi.

Sesampainya di kantor, aku langsung menuju mejaku dan mulai membereskan barang-barang.

Dari pantry, terdengar bisik-bisik.

“Perempuan memang kasihan, sudah susah payah bantu bangun bisnis dari nol, tapi ujung-ujungnya tetap seperti itu.”

“Kamu nggak lihat wanita yang datang kemarin itu? Manja sekali, nggak paham kenapa bos bisa suka. Bahkan gara-gara dia, satu klien besar kita kabur. Tapi, bos sama sekali nggak marah!”

Tanganku sempat terhenti, lalu kembali melanjutkan beres-beres.

Ponsel di meja terus-terusan berbunyi, menampilkan pesan-pesan baru. Aku pun membalikkan layar ponselnya.

Tak lama kemudian, Richard datang. Melihat tindakanku, wajahnya langsung muram, “Kamu apain?”

Dengan ekspresi datar, aku menjawab, “Nggak mau kerja lagi. Aku mau fokus kehamilanku saja di rumah.”

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Saat Hati Menyesal   Bab 11

    Sejak kejadian waktu itu, hubungan antara Richard dan Tira memburuk drastis.Sikap Richard terhadapnya semakin dingin dan tak acuh.Suatu kali, Tira berselingkuh di belakang Richard. Karena terlalu bersemangat, bahkan bayi dalam kandungannya sampai keguguran.Begitu tahu, Richard langsung naik pitam. Tengah malam, dia menghajar Tira sampai masuk rumah sakit.Tira justru tertawa histeris. “Bunuh saja aku! Silakan! Aku tetap nyonya besar Prima. Kamu bahkan nggak takut masalah ini tersebar, untuk apa aku takut?!”Mata Richard memerah, “Dasar wanita jalang! Sudah punya keluarga masih menggoda pria lain! Nggak takut kena penyakit?”Tira malah tertawa mengejek, “Kamu lupa? Bukankah kamu juga tergoda dengan cara yang sama?”Mendengar itu, Richard langsung kehilangan tenaga.Dia terjatuh ke kursi, menutupi wajahnya dengan kedua tangan. Air mata menetes keluar dari sela-sela jarinya.Richard ingin menceraikan Tira, tapi Tira bersikeras menolak.“Kalau kamu berani ceraikan aku, aku akan bongkar

  • Saat Hati Menyesal   Bab 10

    Dia memelukku erat, lalu tiba-tiba terasa dingin di leherku.Richard menangis.Suaranya bergetar, “Ella, beri aku satu kesempatan lagi. Jangan tinggalkan aku. Aku nggak mau kehilangan kamu. Ella, kumohon jangan pergi.”Mencintai itu mudah, tidak mencintai juga sangat mudah.Yang sulit itu saling mencintai.Aku melepaskan pelukannya dengan kuat, menoleh dan menatap mata Richard yang penuh air mata, “Kalau kamu benar-benar mau aku bahagia, tanda tangan surat itu.”Richard menatap ke arah kepergianku, hatinya terasa seperti diremas dengan kuat, sampai-sampai sulit bernapas.Ella, Ellaku….Akhirnya, dia tetap menandatangani surat itu. Aku sangat mengenalnya, si pengacara ternama, mana mungkin mau dipermalukan seperti ini.Dalam menangani urusan perusahaan, aku pun semakin lama semakin terbiasa dan percaya diri.Suatu hari, tiba-tiba ada segelas susu hangat di mejaku. Itu dari Tio.“Bu Ella, kamu harus jaga kesehatan. Istirahatlah sesekali.”Saat itu, aku sudah bekerja non stop selama tiga

  • Saat Hati Menyesal   Bab 9

    “Cepat tanda tangan saja. Buat aku, kamu dan Tira, itu yang terbaik.”Saat hendak pergi, Tio masih sempat menyindir mereka, “Kak Tira, kapan-kapan kita saling berbagi pengalaman jadi selingkuhan, ya.”Melihat kami pergi, Richard pun panik dan cepat-cepat menyusul.“Ella, kita bicarakan lagi baik-baik.”Aku menatapnya dengan tenang, “Richard, menurutmu, apalagi yang perlu kita bicarakan?”Richard yang berdiri menghadang di depanku tampak terdiam beberapa saat, lalu berkata pelan, “Soal yang kemarin itu, aku memang kurang bijak. Aku yang membuatku tersakiti. Soal anak itu, aku….”Dia berhenti sejenak, lalu melanjutkan, “Aku bersalah padamu dan pada anak itu. Tapi, kita bisa punya anak lagi dan kita pasti bisa kembali seperti dulu. Kita jangan cerai, ya.”Selama dua tahun belakangan, hubungan kami semakin lama semakin retak. Apapun penyebabnya, Richard tidak pernah berusaha menyelesaikan masalah. Dia selalu memilih melarikan diri dari masalah.Sudah lama sekali aku tidak melihat dia seser

  • Saat Hati Menyesal   Bab 8

    Begitu pintu lift terbuka, aku langsung melihat Richard dan Tira.Saat melihatku, mata Richard sempat berbinar sesaat. Tapi, ketika melihat Tio berdiri di belakangku, sorot matanya langsung berubah tajam.“Ella, siapa dia?”Aku melirik Tira yang berdiri di sampingnya, lalu tersenyum dan menjawab, “Menurutmu?”Saat melihat tatapanku, seketika tubuh Tira tampak menegang. Ingatan buruk langsung membanjiri pikirannya.Richard mengernyit, sepertinya mulai menangkap maksud tersirat dari ucapanku.“Soal anak, aku akui itu salahku. Aku sudah tahu salah, tapi ini nggak ada hubungannya dengan Tira. Kalau kamu mau marah, lampiaskan saja padaku.”Aku menatapnya dengan dingin dan berkata, “Pak Richard, jangan lupa apa yang sudah kubilang. Besok sudah hari terakhir.”Tanpa bicara lebih banyak, aku dan Tio pun berjalan menuju ruang pertemuan.Richard tampak menyadari kalau aku benar-benar serius. Matanya memancarkan kepanikan sesaat, lalu dia melangkah cepat mencoba menarik tanganku. Tapi, belum semp

  • Saat Hati Menyesal   Bab 7

    Masalah itu dengan cepat berhasil ditutupi. Tak perlu ditebak, aku pun bisa menebak siapa orang dibalik layar.Richard tak juga memberi kabar. Saat aku sudah bersiap untuk menempuh jalur hukum, akhirnya dia muncul.Dia berdiri di depan pintu vila rumahku. Aura tubuhnya begitu muram dan tatapan matanya dipenuhi amarah yang begitu jelas membuatku ingin tertawa.Begitu melihatku, dia langsung berjalan cepat mendekat, “Ella, apa maksudmu?! Kamu pikir lucu bercanda soal anak?!”Aku menatap wajah Richard yang begitu kukenal, tapi entah sejak kapan terasa begitu asing, seolah aku tak pernah benar-benar mengenalnya.Mungkin di matanya, semua yang kulakukan dan kukatakan semua ini hanya dianggap sebagai emosi kekanak-kanakan.“Ganti tempat bicara saja,” ujarku.Kami pun pergi ke restoran terdekat.Di dalam, Richard menatapku tajam, “Ella, lebih baik kasih penjelasan. Apa yang sebenarnya terjadi?”Aku pun menatapnya dengan cara yang sama. Mendengar ucapannya, aku hanya tersenyum datar.“Aku suda

  • Saat Hati Menyesal   Bab 6

    Setelah telepon di hari itu, aku tak lagi mendapat kabar apapun tentang Richard.Setelah menyuruh orang untuk menyelidikinya, barulah aku tahu kalau dia ditahan karena menyetir dalam keadaan mabuk.Aku sendiri baru saja keguguran. Tubuhku belum pulih sepenuhnya, jadi aku lebih banyak beristirahat di rumah.Suatu hari, aku mendapat undangan dari sahabatku untuk main ke bar barunya agar aku juga bisa menyegarkan pikiran.“Sudah kubilang, dari tampangnya memang terlihat Richard itu licik dan menyebalkan, sama sekali nggak cocok denganmu. Tapi, ya sudahlah. Kebetulan aku baru kenal satu pria muda yang imut, sini biar kukenalin padamu….”Di tengah ocehan sahabatku yang tiada henti, suasana hatiku mulai membaik.Tiba-tiba, aku melihat sosok yang sangat familiar.Tira juga melihatku. Di matanya ada tatapan sinis penuh kemenangan. Dia berjalan mendekat dengan angkuh.“Eh, Kak Ella! Kok kamu di sini? Kamu nggak tahu seberapa susahnya Richard mencarimu?”Dia memasang wajah menyesal, “Haish, tera

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status