Share

Rencana Amina

Author: Azalea
last update Last Updated: 2023-02-03 08:28:40

POV Author

Amina datang dengan wajah pucatnya, ia tadi pingsan di sekolah Refal saat akan pulang. Kelelahan tubuh dan juga faktor pikiran sepertinya menjadi pengaruh besar. Bu Atika langsung membawanya ke rumah sakit karena khawatir. Bu Atika berpikir jika Amina bersedia ikut dengannya namun ternyata tidak. Amina memutuskan untuk pulang, padahal tadi Bu Atika sudah mengatakan pada Aryo jika Amina tidak akan pulang.

Sampai di rumah, mereka dikejutkan dengan suara ribut-ribut. Refal bahkan langsung berlari mencari sang ayah yang sudah terkapar dengan luka di wajahnya dan juga lebam di tubuh.

"Ayah. Ayah kenapa?" Anak itu menangis melihat ayahnya terluka dan tak sadarkan diri.

Amina pun terpaku apalagi melihat keluarganya semua ada di sini. Ia bahkan tidak tahu mereka akan datang. Sang ibu langsung menghampiri Amina dan memeluknya dengan erat.

Ibu mana yang tidak teriris hatinya melihat putri yang dibesarkannya penuh kasih sayang malah dihancurkan oleh lelaki yang bergelar suami.

"Sayang. Ikut ibu pulang ya." Bu Reni tidak sanggup lagi menahan tangisnya, ia peluk dengan erat tubuh ringkih sang putri seolah tidak ingin kehilangannya.

Amina memejamkan matanya bersamaan dengan air mata yang luruh. Ia paling tidak bisa menahan air mata jika dalam situasi seperti ini mungkin di depan Aryo, Amina bisa kuat tapi di depan ibunya sendiri Amina tidak bisa berpura-pura.

“Ma-af, Bu. Maaf ... aku gagal.”

Singkat tapi maknanya begitu dalam dan mengiris hati. Amina merasa dirinya gagal karena tidak bisa menjaga rumah tangganya hingga muncul hama yang menghancurkan taman indah rumah tangga mereka. Kesalahan terbesar jelas dari Aryo, ia membuka jalan untuk orang lain masuk dan menghancurkan hidupnya.

Pak Surya menyuruh Adit untuk mengurus Aryo yang pingsan agar Refal tidak histeris melihat ayahnya itu, kebetulan memang istri Adit seorang perawat. Untung tadi Sarah sudah dikunci di gudang oleh Dewi. Suaranya tidak akan terdengar karena gudang di rumah itu ada di dekat taman belakang rumah yang jaraknya agak jauh dari rumah utama.

Bu Atika merasa sangat malu, ia tidak punya muka untuk menatap besannya itu. Apa yang dilakukan oleh Aryo sukses menghancurkan hati semua orang, bukan hanya Amina tapi orang-orang yang mencintai Amina pun ikut hancur dan marah. Siapa yang tidak akan marah melihat wanita baik, penyayang dan tulus seperti Amina disakiti dengan begitu kejamnya oleh suaminya sendiri.

“Kita pulang, Nak.” Pak Surya mengelus puncak kepala Amina lalu mengusap sudut matanya yang basah. Tidak kuat rasanya melihat putrinya seperti ini.

Meski Amina berusaha terlihat kuat namun orang tuanya bisa menyelam ke dalam mata Amina dan tahu jika anak mereka rapuh di dalamnya.

Amina melepaskan pelukan dari ibunya, ia beralih pada Bu Atika. “Biar aku bawa dulu Fany ke kamar, Tante.”

Dalam situasi seperti ini saja Amina tidak mau merepotkan orang lain. Ia membawa bayi lima bulan itu ke dalam kamar dan menidurkannya di sana. Amina akan menyelesaikan dulu semua ini, ia tidak akan keluar dari rumah ini sebelum niatnya terwujud.

“Ibu ... ayah sakit. Ayah berdarah.” Refal menangis dan memeluk ibunya yang baru saja keluar dari dalam kamar.

Amina berjongkok di depan Refal, mengusap pipi anaknya yang basah karena air mata. “Iya, nanti ibu obati ya. Ibu minta tolong jagain adek di kamar sebentar, bisa?” Amina bicara dengan suaranya yang lembut.

Refal mengangguk.

“Pintar. Jangan dulu keluar, nanti ibu masuk ya?”

“Iya, Bu.”

Bu Atika yang mengerti langsung membawa Asti keluar dari rumah untuk sementara agar Amina bisa bicara dengan orang tuanya.

“Maaf, karena membuat ibu dan ayah khawatir dan menangis seperti ini.” Kembali Amina meminta maaf untuk kesalahan yang bukan diperbuat olehnya.

Bu Reni menggelengkan kepalanya, meraih tangan Amina untuk digenggam. “Berhenti meminta maaf, Nak. Ini bukan salahmu, semua ini salah laki-laki tidak tahu diri itu. Ayo, kita pulang sekarang. Apalagi yang membuat kamu masih di sini?”

Orang tua mana yang akan rela membiarkan anaknya terus disakiti seperti ini. Dirawat dengan penuh kasih sayang, dijaga dengan sekuat tenaga, hidupnya dihabiskan untuk bisa memberikan kebahagiaan pada anaknya tapi sekarang anaknya malah dihancurkan sampai tak tersisa oleh lelaki yang berikrar akan menjaga dan mencintai sepenuh hati.

“Bu, Yah. Aku janji, aku akan pulang. Aku akan kembali ke rumah, tapi aku mohon ... biarkan aku menyelesaikan satu hal lagi di sini.”

“Apa? Kamu tidak bisa meninggalkan Asti?” Bu Reni tahu betapa Amina sangat menyayangi adik iparnya itu, bahkan bagi Amina, Asti itu bukan hanya adik iparnya tapi sudah dianggap sebagai adik kandungnya sendiri.

“Soal Asti aku memang akan membawanya dari sini, tidak mungkin aku membiarkan Asti diurus oleh orang yang bahkan tidak menyayanginya, Bu. Aku tidak mau mengorbankan dia yang tidak tahu apa-apa, rasanya akan sangat berdosa jika meninggalkan Asti di sini.”

“Lalu apa alasanmu sebenarnya?”

Amina hanya menarik sudut bibirnya membentuk senyuman. Ia memiliki satu rencana yang tidak akan diberitahu pada siapapun, Amina memang baik tapi ia memiliki cara ninja untuk membuat penyesalan Aryo semakin dalam. Orang seperti Aryo memang harus disadarkan tapi itu bukan berarti Amina akan tetap tinggal.

Bersambung ….

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (2)
goodnovel comment avatar
Rania Humaira
sok2an punya rencana buat membalas, ujung2nya dibuang seperti sampah
goodnovel comment avatar
Isabella
ah jangan sabar" Amina .pergi dr rumah suami gilamu
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Saat Istriku Tak Lagi Peduli   Kembali Bersama

    Saat Istriku Tak Lagi PeduliBab 22Dua bulan sudah Amina dan Aryo tidak berkomunikasi, Aryo hanya bisa bicara dengan anaknya saja itupun tidak lewat Amina melainkan lewat ibu mertuanya. Bahkan Amina tidak pernah membalas pesan dari Aryo sama sekali membuat lelaki itu semakin pesimis untuk bisa kembali pada Amina. Padahal ia masih berharap bisa kembali dengan Amina dan memulai semuanya dari awal.Mungkin terdengar tidak tahu diri tapi Aryo tidak bisa membayangkan bagaimana hidupnya saat Amina benar-benar tidak bisa menjadi miliknya lagi.Bertemu di kantor pun tidak pernah tegur sapa, lebih tepatnya Amina yang seperti menghindar. Melihat Amina dan bos mereka semakin dekat membuat Aryo ketar-ketir, ia merasa sudah tidak ada harapan apalagi saingannya bukan orang biasa. Lelaki yang memiliki segalanya dan sudah pasti bisa membahagiakan Amina sedangkan Aryo sendiri hanya lelaki kere yang tidak memiliki apapun, gaji saja pas-pasan untuk biaya hidup dan juga untuk menafkahi anak-anak dan Ami

  • Saat Istriku Tak Lagi Peduli   Berjuang Meluluhkan Amina

    Saat Istriku Tak Lagi PeduliBab 21POV Aryo"Apa-apaan kamu, Mas!" Amina sedikit memekik dan mencoba untuk melepaskan tanganku. Sepertinya tidak berani berteriak karena takut membangunkan anak-anak kami."Sebentar saja. Aku sangat merindukanmu," bisikku."Tapi ini tidak benar, Mas! Kamu tidak boleh seperti ini.""Maafkan aku, meski sebenarnya maafku itu tidak berguna. Sungguh, aku … menyesali semuanya. Tidak bisakah kita kembali. Aku akan menebus semua kesalahanku, aku akan membuatmu bahagia."Tangan Amina yang tadinya memaksa melepaskan tanganku kini terjuntai bebas."Semua sudah berlalu dan aku pun sudah memaafkanmu jadi tolong lepaskan." Amina berucap dengan lirih."Kembalilah padaku. Kita bersama-sama lagi.""Mas, ada tamu. Jangan seperti ini!" Amina malah mengalihkan pembicaraan.Akhirnya aku mengalah melepaskan tangan dari pinggangnya lalu mundur membiarkan ia membuat minun untuk laki-laki itu.Sebenarnya aku enggan melihatnya tapi tidak mungkin membiarkan Amina berduaan dengan

  • Saat Istriku Tak Lagi Peduli   Memperebutkan Amina

    Saat Istriku Tak Lagi PeduliBab 20POV Aryo"Ayah-"Belum selesai aku bicara mata Refal sudah berkaca-kaca. Tidak tega juga tapi aku pun tidak berhak memutuskan.Kulirik Amina yang hanya terdiam.Seolah mengerti maksudnya, Refal beralih pada ibunya."Bu, ayah bobo di sini 'kan?"Amina pun tidak langsung menjawab namun saat iskan Refal terdengar buru-buru dia langsung menganggukan kepalanya dan memeluk Refal."Iya. Ayah bobo disini."Aku mengulum senyum mendengar itu meski aku tahu Amina juga sebenarnya tidak menginginkan aku berada di sini namun demi anak kami dia langsung mengizinkan. Aku juga tidak akan meninggalkan Amina apalagi tahu Evan akan datang disaat ibu dan ayah tidak ada di rumah.Sepertinya jalannya memang harus seperti ini."Refal main dulu dengan ayah ya. Ibu mau memasak."Refal mengangguk lalu kembali mendekat padaku.Aku masih penasaran dengan Evan. Kenapa dia tidak mencari wanita lain yang jelas-jelas masih sendiri? Kenapa dia malah mendekati Amina yang statusnya ba

  • Saat Istriku Tak Lagi Peduli   Sebuah Kesempatan

    Saat Istriku Tak Lagi PeduliBab 19POV AryoPulang kerja baru aku bisa menitipkan surat-surat pada Amina, sekalian aku juga ingin bertemu dengan anak-anak. Sudah lama sekali tidak bertemu dengan mereka.Bicara soal hari ini. Evan akan makan malam di rumah Amina. Rasanya sungguh tidak rela, tidak sepantasnya dia melakukan itu apalagi Amina masih istriku karena kami belum resmi bercerai. Amina juga seharusnya tidak terlalu terbuka meskipun lelaki itu temannya.Kini aku memiliki giliran berada di pintu masuk gedung, sudah pasti akan bertemu dengan Amina. Kemarin Amina datang lebih awal daripada karyawan lain, hari ini pun pasti sama. Amina itu orangnya sangat disiplin, pekerjaan rumah saja cekatan ia selesaikan apalagi pekerjaan kantor seperti ini.“Eh, Yo. Jangan melamun.”“I-ya. Maaf.” Karena terlalu memikirkan Amina aku ditegur oleh Pak Dandi yang berjalan masuk ke dalam gedung, beliau adalah security senior meskipun menegur tapi tidak memarahi.Jantungku berdebar saat melihat sosok

  • Saat Istriku Tak Lagi Peduli   Cemburu

    Saat Istriku Tak Lagi PeduliBab 18“Tidak bisa seperti itu, Bang. Sarah bukan istri saya lagi.”“Kami tidak mau tahu, pokoknya kau yang harus menanggung karena kau dijadikan jaminan.”Tubuh Aryo rasanya lemas, ia menatap kedua orang itu yang kini sudah pergi.Kedatangan Sarah memang membawa dampak buruk dalam kehidupan Aryo, sudah ia ditinggal Amina dan anak-anak, sekarang hartanya pun terkuras habis.Ia memang tidak bisa sepenuhnya menyalahkan Sarah tapi setidaknya jika ia dulu tidak menikah dengan Sarah, hidupnya tidak akan sengsara seperti ini.Penyesalan memang tidak pernah ada gunanya. Daripada dirinya menjadi semakin rugi karena ulah Sarah, lebih baik Aryo tidak tinggal dulu di rumahnya. Semua surat-surat penting dibawa olehnya, ia tidak ingin sampai ada orang yang memaksa menerobos masuk dan mengambil semua surat itu lalu menjual rumah. Meski terkesan seperti drama namun Aryo tetap harus waspada.Ia memilih untuk mencari kontrakan yang murah di dekat tempat kerjanya, kebetulan

  • Saat Istriku Tak Lagi Peduli   Saingan Aryo

    Saat Istriku Tak Lagi PeduliBab 17“Amina!” Evan memanggil Amina yang sudah berada di luar gedung.Amina menghentikan langkahnya dan membalikkan tubuhnya, ia heran melihat bosnya itu berlari dengan nafas yang memburu.“Apa ada yang penting, Pak? Atau saya lupa sesuatu?” tanya Amina khawatir.Evan masih mengatur nafasnya, ia berlari dari ruangannya tadi hanya untuk menyusul Amina.“Bentar, saya tarik nafas dulu.”Amina dibuat terkekeh dengan tingkah Evan.Dari kejauhan Aryo melihat itu, tangannya mengepal dengan hati yang memanas melihat Amina berinteraksi dengan lelaki lain. Rasanya ingin menarik Amina menjauh dari hadapan lelaki itu.Aryo sebagai lelaki bisa melihat bagaimana tatapan Evan pada Amina yang memang tidak biasa, sudah dipastikan lelaki itu memiliki hati pada Amina.“Santai saja, Pak.Saya tidak akan kabur,” gurau Amina.“Saya mau mengantar kamu pulang."Amina kaget. “Mengantar saya pulang? Tidak perlu, Pak, saya tidak sakit,” tolak Amina.“Saya memaksa, Amina.”“Tapi, Pak

  • Saat Istriku Tak Lagi Peduli   Cinta Pertama

    Saat Istriku Tak Lagi PeduliBab 16Selesai tadi di interview, Aryo langsung bisa bekerja hari itu juga.“Apa kata Amina kalau melihatku seperti ini sekarang, dia pasti belum tahu jika sekarang aku sudah bangkrut.” Aryo rasanya lemas saat mengingat kembali kenyataan yang saat ini sedang dijalani olehnya.Namun jika terlalu fokus dan memikirkan keterpurukan itu sama saja Aryo membuat dirinya sendiri semakin tenggelam. Ia memiliki tanggung jawab pada anak-anaknya, seterpuruk apapun kondisinya, Aryo harus tetap berjuang untuk bisa memberikan hak anak-anaknya, belum lagi Asti.Aryo tidak akan mungkin terus membebankan Asti pada Amina apalagi tahu Amina sekarang sudah sibuk dan bekerja. Masih ada waktu untuk Aryo agar bisa kembali merebut hati Amina.“Pak, malah bengong. Ini bajunya, ganti dulu.”Aryo tersadar dari lamunannya. “Eh, iya. Terima kasih.”Ia bergegas untuk mengganti pakaiannya. Aryo berharap tidak berpapasan dengan Amina saat kondisinya seperti ini, malu sudah pasti karena seb

  • Saat Istriku Tak Lagi Peduli   Dipertemukan Kembali

    Saat Istriku Tak Lagi PeduliBab 15Amina terkekeh. “Bagaimana mungkin aku lupa pada teman super menyebalkan sepertimu.”Wanita itu kaget sendiri dengan apa yang dikatakannya. “Eh, maaf, Pak. Saya tidak bermaksud.” Baru sadar dimana sekarang dirinya berada.Evan tertawa dengan sebelah alis terangkat. “Dunia memang begitu sempit. Silahkan duduk, Mbak Amina.”“Terima kasih.”“Oke, kita mulai.”Amina melakukan wawancara seperti pada umumnya, menjawab setiap pertanyaan yang dilayangkan oleh Evan. Setelah beberapa menit mereka berada dalam perbincangan serius, wawancara itu selesai.“Besok anda bisa mulai bekerja.”Mata Amina membeliak saking kagetnya. “Be-sok?”“Iya. Kenapa, mau menunggu satu minggu dulu baru dipanggil lagi?”Amina menggelengkan kepalanya. “Tidak, bukan begitu. Tolong jangan terima aku hanya karena kita teman lama.”Evan mengibaskan tangannya. “Tidak akan mungkin aku melakukan itu, Amina. Aku profesional, semua yang aku butuhkan ada pada dirimu.”Dahi Amina berkerut mende

  • Saat Istriku Tak Lagi Peduli   Kehancuran Yang Diciptakan Sendiri

    Saat Istriku Tak Lagi PeduliBab 14Sarah sibuk menduga-duga, ia selalu menyalahkan Amina saat mendapatkan hal-hal buruk seperti ini.“Aku harus membuat perhitungan pada wanita itu.” Tangan Sarah mengepal hingga membuat buku jarinya memutih.Tidak ada lagi tempat yang bisa didatanginya selain kontrakan yang pernah disewakan oleh Aryo untuknya. Aryo sudah membayar uang sewa untuk satu bulan, sudah pasti masih bisa ditempati meski kunci sudah ada di pemilik kontrakan itu.“Aku menjadi si*l karena Amina! Uangku sudah menipis lagi.” geramnya.Ia memesan ojek online untuk mengantarnya, uang yang dipegang Sarah saat ini hanya lima ratus ribu. Dua atau tiga hari saja pasti sudah habis karena Sarah termasuk orang yang boros, uang tabungan terkuras habis. Sekarang barang berharganya hanya yang dibelinya di luar negeri dan juga barang yang dibelikan oleh Aryo.Ting!Mata Sarah berbinar saat melihat pesan masuk dari Aryo. Dengan cepat ia membukanya, binar di mata wanita itu langsung meredup.[Be

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status