Saat Istriku Tak Lagi Peduli

Saat Istriku Tak Lagi Peduli

last updateLast Updated : 2023-04-28
By:  AzaleaCompleted
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
10
0 ratings. 0 reviews
22Chapters
14.0Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

Synopsis

Beda istri beda rezeki. Setelah mendapatkan istri baru yang lebih cantik, Aryo malah mendapatkan masalah dalam bisnisnya yang kian merosot. Kedatangan Sarah seolah mengundang masalah dalam hidup Aryo. Saat istir pertamanya sudah tidak peduli, akankah Aryo mampu merebut kembali hati istirnya setelah penyesalan itu datang?

View More

Chapter 1

Cinta Tapi Menyiksa

"Tidak hanya kamu yang aku urus, Mas. Ada Sarah juga 'kan. Minta dia buatkan sarapan untukmu."

Hatiku mencelos melihat sikap Amina yang begitu acuh tak acuh padaku, suaranya memang lembut tapi dia seolah tidak mau menatapku. Aku merindukan dia yang dulu, tidak pernah sekalipun dia melalaikan kewajibannya sebagai istri meskipun tugas rumah pun banyak yang menanti untuk dikerjakan. Sebelumnya kami memang memiliki asisten rumah tangga namun karena keuangan yang tidak memadai Amina mengurus semuanya sendiri.

Amina seperti ini semenjak Sarah ada di rumah, rasanya tidak memiliki pilihan lain karena Sarah adalah anak panti. Mau tidak mau aku harus membawanya pulang. Kupikir Amina akan menerima karena istriku itu berhati lembut dan penyayang. Amina memang menerima namun sikapnya berubah.

Belum bisa jika memberikan rumah yang sebesar rumah ini, Sarah ingin dibelikan rumah yang sama. Dia mengatakan padaku jika harus adil. Ya, aku sadar itu. Namun kondisi keuanganku sangat sulit satu tahun ke belakang ini, bahkan banyak usahaku yang harus gulung tikar.

"Tapi Sarah tidak bisa memasak. Aku juga rindu masakanmu." Merengek mencoba meluluhkan Amina.

"Aku sibuk. Refal sudah menunggu untuk diantar ke sekolah."

Amina pergi membawa serta anak kami yang baru berusia lima bulan. Dia selalu menunggu Refal sampai jam pulang sekolah. Sekarang karena aku tidak banyak kerjaan saja bisa ada di rumah. Memiliki istri dua tapi sama sekali tidak ada yang mengerti.

Lebih baik mencari makanan di luar saja, Sarah juga jam seperti ini masih tidur. Dia selalu seperti itu, tidur paling awal bangun paling akhir. Dia mengatakan jika itu bawaan hamil. Padahal dulu Amina tidak seperti itu saat hamil.

"Yo, mau kemana?"

"Eh … Tante Atika." Tenggorokanku seperti tercekat saat melihat kakak dari mendiang ibuku itu datang tanpa memberi kabar seperti biasanya.

"Kenapa wajahmu kaget begitu? Mana Amina dan anak-anak?"

Tanpa bisa dicegah Tante Atika masuk ke dalam rumah bersama dengan Sarah yang juga keluar dari kamar. Tante Atika terdiam dan memperhatikan Sarah.

Rasanya aku ingin kabur saja. Hal ini memang  dirahasiakan darinya karena aku belum siap. Tapi tanpa perencanaan apapun dia malah datang.

"Dia siapa, Yo?" Tante Atika menatapku tajam karena aku yang menunduk dan tidak berani menatap matanya.

"Aryo, Tante bicara padamu!" Suaranya meninggi.

"Tante, tolong jangan berisik. Aku ini istrinya Mas Aryo."

Mata Tante Atika membelalak. "Is–tri? Kamu menikah lagi Aryo?"

"Wajar Mas Aryo menikah lagi, istrinya saja tidak enak dipandang, kurus kering, bau matahari, bau ompol da–"

"Cukup, Sarah!" Nafasku memburu, menatap tajam pada Sarah yang tidak bisa membaca situasi. Dia malah memperkeruh suasana.

Sarah mencebik. "Kenapa? Itu yang kamu katakan padaku saat kamu memintaku jadi istri keduamu."

Aku menjambak rambut frustasi, kenapa Sarah sama sekali tidak bisa diajak kompromi.

"Dimana hati kamu, Aryo? Kamu mencari kesenangan pada wanita lain hanya karena istrimu itu tidak menarik lagi?" Tante Atika mengepalkan tangannya dengan tatapan tajam yang seolah menghunus jantungku.

"Amina seperti itu karena dirimu juga. Dia mengurusmu, anak-anak bahkan adikmu. Amina tidak ada waktu untuk merawat dirinya sendiri. Badannya kurus karena dia lelah, makan saat ada waktu saja itupun seadanya karena dia tahu kondisi usahamu saat ini. Lebih dari sulitnya mengurus anak-anak, dia rela mengabdikan hidupnya mengurus adikmu. Dimana hati nuranimu, Aryo?" Suara Tante Atika semakin meninggi namun bergetar, dia mengusap sudut matanya yang basah.

"Maaf, Tante. Ak–"

"Mas …."

Tidak ingin Sarah membuat semuanya semakin buruk, kuseret ke dalam kamar dan menguncinya dari luar.

"Jangan pernah berpikir Amina mengadu pada Tante, Tante tahu semua ini karena Refal yang biasa cerita, anak kamu sendiri. Kamu mencari Istri baru, belum tentu dia seperti Amina. Apa dia mau mengurus Asti yang sering mengamuk tanpa sebab? Apa dia mau mengurus Asti yang masih seperti anak kecil? Untuk makan pun harus disuapi dan dimandikan bahkan saat buang air pun harus dibersihkan. Apa dia mau melakukan itu? Hati Amina begitu mulia, dia menyayangi Asti padahal Asti hanya adik iparnya, tidak ada hubungan darah antara mereka tapi Amina tulus menyayangi dan merawat Asti."

Hatiku berdenyut nyeri. Merasa tertampar dengan apa yang dikatakan Tante Atika. Kenapa diriku ini begitu bod*h sampai tidak memikirkan hal itu. Amina tanpa pernah mengeluh rela mengurus adikku yang memiliki kebutuhan khusus, bahkan dia menolak saat aku akan mempekerjakan orang untuk menjaga Asti.

"Aku masih mampu, Mas. Kita tidak tahu orang seperti apa, aku tidak ingin mengambil resiko jika nanti Asti malah diperlakukan tidak baik. Asisten rumah tangga saja sudah cukup."

Itu yang selalu diucapkan oleh Amina. Saat itu kondisi keuanganku masih stabil.

Dadaku tiba-tiba sesak dan bergemuruh. Kenapa aku jahat sekali. Mata ini berkaca-kaca, tidak mampu lagi dibendung pipiku langsung basah.

"Sekarang kamu menyadari semua kebaikan Amina? Dia tidak pernah bicara soal kebaikannya sendiri meski sebenarnya dia bisa, istri barumu itu tidak ada bandingannya dengan Amina. Cantik saja tidak cukup, Aryo. Sampai kapanpun kalau kamu terus melihat fisik, memiliki istri dua saja akan kurang."

Tante Atika kembali menyeka air matanya. "Sudahlah, tidak ada gunanya bicara pada orang yang tidak memiliki hati sepertimu. Kalau kamu tidak bisa membahagiakan Amina, setidaknya jangan membuatnya terluka. Lepaskan dia! Di luar sana banyak laki-laki yang bisa memperlakukan Amina lebih baik daripada dirimu!"

Aku menggelengkan kepala. "Tidak, aku tidak akan pernah melepaskan Amina sampai kapanpun. Aku mencintainya, Tante."

"Cinta? Cinta kamu bilang. Kamu mencintai Amina tapi kamu juga menyiksanya. Kamu sadar dengan ucapan kamu itu? Jangan tahan dia jika kamu hanya ingin menjadikannya pembantu gratis di sini."

Bersambung ….

Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

More Chapters

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

No Comments
22 Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status