Share

Bab 4

Author: Daliah Wahidah
Melihat tampangku yang seperti ini, Felix tersenyum, lalu memelukku dan hendak mencium pipiku. Namun, aku malah menghindar. Meskipun sudah membulatkan tekad untuk berpisah dengannya, aku tidak ingin bertengkar dengannya di hadapan semua orang.

Kami sudah sama-sama dewasa. Sudah seharusnya kami menjaga harga diri masing-masing. Oleh karena itu, aku pun mencari sebuah alasan.

“Ada pasien yang mencariku di rumah sakit. Aku harus pergi ke sana.”

Felix mengerutkan keningnya dan menunjukkan ekspresi yang agak sedih.

“Tapi, ini hari ulang tahunmu. Memangnya kamu nggak bisa istirahat sehari?”

Aku mengelus keningnya seperti dulu, lalu menghibur dengan suara pelan, “Nggak apa-apa. Lagian, aku baru teringat hadiah yang kusiapkan untukmu ketinggalan dalam laci kantorku di rumah sakit.”

Kami meresmikan hubungan kami di hari ulang tahunku. Oleh karena itu, aku dan Felix sepakat untuk saling bertukar hadiah di hari ulang tahunku. Setiap tahun, aku akan secara khusus membuatkan setelan jas untuknya. Tahun ini juga tidak terkecuali.

Sebelum mengetahui Felix berselingkuh, aku sudah menyelesaikan desainnya. Dalam waktu tiga bulan ini, aku juga telah selesai menjahit setelan itu.

Melihat aku bersikeras mau pergi, Felix hanya menghela napas, lalu menunjukkan ekspresi penuh kasih sayang. “Aku nggak bisa menang dari kamu. Kalau begitu, tiup dulu lilinnya sebelum pergi. Aku sengaja buatkan kue es krim buatmu kali ini. Kalau ditunggu lagi, kuenya akan meleleh.”

Aku pun mengangguk.

Felix menggenggam tanganku dan membawaku ke depan kue sambil tersenyum. Kemudian, dia menyalakan lilinnya dan berkata dengan suara keras, “Aku mau bersama Rere selamanya! Aku mau temani dia seumur hidupku!”

Setelah mendengar ucapannya, semua orang di sekitar pun bersorak.

“Felix, cukup! Jangan pamer kemesraan di hadapan begitu banyak orang!”

“Kak Felix, ini sudah tahun ke-10 kamu bersama Kak Rhea, ‘kan? Kenapa kalian masih begitu mesra? Aku benar-benar iri!”

Mendengar sorakan-sorakan itu, aku pun termenung. Yang benar adalah 11 tahun. Tahun ini, aku dan Felix sudah bersama 11 tahun. Namun, perasaannya sudah berubah.

Aku mengesampingkan pikiranku, lalu menatap Felix dengan ekspresi datar dan menarik tanganku dari genggamannya.

“Kalau begitu, aku pergi ambil barangnya dulu. Kalau sudah kemalaman, aku nggak akan balik kemari lagi. Kamu temani saja teman-teman lain dan bersenang-senanglah.”

Aku pun berbalik dan pergi. Setelah menangani pasien, aku pergi mengambil jas untuk Felix dan kembali ke klub.

Ini adalah tahun ke-11 kami bersama dan juga akhir kebersamaan kami. Aku ingin akhir kami juga sempurna. Namun, baru saja aku naik, aku melihat Sallie berjalan keluar dari ruang privat.

Aku memegang kantong berisi jas itu dengan perasaan campur aduk. Apa Felix begitu tidak sabar? Hanya dalam waktu sesingkat ini, dia sudah memanggil Sallie untuk datang menemaninya.

Rasa sakit di hatiku begitu kuat hingga membuatku kesulitan bernapas. Aku bersandar pada dinding dengan berlinang air mata. Pada akhirnya, aku menelepon sahabatku.

“Jessy, aku mau bergabung dalam penelitian yang kamu bilang itu.”

Akhir-akhir ini, rumah sakit di mana aku bekerja memiliki proyek rahasia untuk pergi ke Sibura. Mereka membutuhkan dokter dengan kemampuan unggul untuk ikut serta dalam penelitian. Proyek ini berkaitan dengan tumor otak.

Dulu, ayahku meninggal karena tumor otak, sedangkan ibuku yang tidak dapat menerima hal ini terkena depresi sebelum akhirnya meninggal. Jadi, setelah aku belajar ilmu kedokteran, impianku adalah menaklukkan tumor otak.

Hanya saja, setelah bergabung dalam proyek rahasia ini, aku tidak dapat meninggalkan institut penelitian dengan semudah itu. Waktu yang dibutuhkan paling tidak beberapa tahun sampai belasan tahun. Berhubung harus berpisah begitu lama dengan Felix, aku pun merasa ragu.

Jessy adalah rekan kerjaku, juga salah satu orang yang merencanakan proyek ini. Setelah mengetahui alasan penolakanku, dia langsung memakiku bucin. Sekarang, aku tiba-tiba setuju. Dia pun merasa aneh.

“Kamu serius? Bukannya kamu nggak bisa tinggalkan suamimu?”

Aku menggigit bibir. “Pikiranku sudah terbuka. Bukankah orang seharusnya hidup untuk dirinya sendiri?”

Aku tidak ingin memberi tahu Jessy mengenai Felix yang mengkhianatiku. Dengan sifatnya yang meledak-ledak, mungkin saja dia akan melakukan sesuatu.

Setelah memutuskan sambungan telepon, aku pun bersandar pada dinding untuk menenangkan diri.
Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Saat Lilin Menyala, Cinta Padam   Bab 10

    Setelah mengingat semua ini, aku menunjukkan bekas luka di pergelangan tanganku kepada Felix. Melihat dia meneteskan air mata, aku menarik kembali tanganku.“Felix, jadi, bagaimana kamu mau aku memaafkanmu?”Seusai berbicara, aku langsung berbalik dan pergi tanpa menoleh.Setelah menemukan tempat makan baru bersama Ian, saat menunggu makanan dihidangkan, dia berkata dengan ragu, “Kamu dan dia ....”“Nggak mungkin lagi.”Aku terlebih dahulu menyela. Setelah minum seteguk air, aku berujar sambil tersenyum, “Aku dan Felix nggak mungkin bersama lagi.”“Kalau begitu, aku boleh tahu kalian sudah bersama berapa lama?”Melihat sepasang mata Ian yang tulus, aku mengangguk. “Sebelas tahun. Dulu, dia bagaikan seberkas cahaya dalam kegelapan yang datang untuk menyelamatkanku. Dia bahkan mengalami kecelakaan yang hampir membuat nyawanya melayang demi menolongku. Tapi, orang seperti ini juga bisa berselingkuh.”Ian menggigit bibirnya, lalu berujar setelah beberapa saat, “Dinilai dari sudut pandang

  • Saat Lilin Menyala, Cinta Padam   Bab 9

    Setelah kembali ke ibu kota, aku dan Jessy diberi liburan tiga tahun.Berhubung telah tinggal di gurun selama bertahun-tahun, aku tiba-tiba kurang terbiasa hidup di kota yang ramai ini. Pada akhirnya, karena aku terlalu senggang, atasanku pun merekomendasikan aku untuk bekerja di sebuah fakultas kedokteran.Pekerjaannya sangat santai. Meskipun yang perlu kulakukan tidak banyak, setidaknya ada yang bisa kulakukan.Sementara itu, Felix akan muncul sesekali di sekitar kampus. Namun, aku kebanyakan memilih untuk mengabaikannya. Kadang-kadang, dia akan mencariku untuk mengobrol dan mengenang masa lalu di waktu senggangku. Aku tahu apa maksudnya. Namun, aku memilih untuk mengabaikannya.Bagiku, kembali bersama adalah hal yang mustahil. Aku bisa memilih untuk bersabar dan memaafkan kesalahannya. Namun, segala sesuatu memiliki batasan. Hal seperti perselingkuhan tidak mungkin bisa dimaafkan.Ketika aku sedang berpikir bagaimana aku bisa membuat Felix mengurungkan niatnya, Jessy mengenalkan se

  • Saat Lilin Menyala, Cinta Padam   Bab 8

    Setelah melakukan pengujian berulang kali, obat yang kami teliti akhirnya resmi dipasarkan. Hal ini pun menimbulkan kehebohan besar di berbagai media.Tumor otak merupakan penyakit yang sangat sulit diatasi oleh manusia selama ini. Jadi, meskipun itu hanyalah obat-obatan yang bisa meningkatkan peluang hidup, itu juga merupakan semacam harapan.Semua halaman berita dipenuhi dengan foto bersama tim penelitian dan pengenalan obat. Jadi, ketika aku dan Jessy muncul di acara promosi sebagai perwakilan tim penelitian, para wartawan pun berbondong-bondong mewawancarai kami.Dulu, aku adalah orang yang sangat tertutup dan pemalu. Sekarang, aku dapat berinteraksi dengan wartawan secara santai. Namun, ketika acara promosi hampir berakhir dan aku hendak pergi, tiba-tiba terdengar suara seorang wanita dari tengah kerumunan.“Rhea Weliana! Dasar wanita jalang! Kenapa kamu harus rebut Felix! Kenapa kamu kembali lagi setelah pergi!”Aku menoleh ke arah datangnya suara dan menemukan Sallie. Dia tidak

  • Saat Lilin Menyala, Cinta Padam   Bab 7

    Dalam kesibukan, waktu selalu terasa berlalu dengan sangat cepat. Enam tahun ini sepertinya berlalu dalam sekejap mata.Berkat usaha aku dan timku, kami menemukan penerobosan baru dalam penelitian tumor otak. Terutama dalam bidang glioma, tumor otak primer yang paling umum. Melalui kombinasi operasi dan terapi obat, tingkat kelangsungan hidupnya meningkat paling tidak 20%.Bagi keluarga orang yang mengidap penyakit ini, ini merupakan hasil paling baik.Hari ini, atasanku memberitahuku bahwa kami harus pulang ke ibu kota karena penelitian obat ini sudah berhasil. Kami juga harus membagikan pengalaman kami kepada tim medis setempat dan membimbing mereka dalam operasi.Saat mendengar akan kembali ke ibu kota, aku merasa agak terkejut. Dalam enam tahun ini, aku tidak pernah berpikir untuk kembali. Namun, setelah teringat waktu telah berlalu begitu lama, Felix seharusnya sudah melupakanku dan hidup bahagia bersama Sallie serta anaknya.Setelah memikirkan hal ini, aku pun menghela napas lega

  • Saat Lilin Menyala, Cinta Padam   Bab 6

    Institut penelitian itu terletak di gurun Sibura. Meskipun beriklim kering, aku dapat melihat pemandangan padang pasir yang tenang setiap harinya. Suasana hatiku pun menjadi jauh lebih baik.Begitu membaca pesan yang aku kirim, Felix langsung panik dan buru-buru meneleponku. Namun, tidak peduli bagaimana dia meneleponku, yang menjawab hanyalah suara operator yang dingin. Pada saat ini, Felix sudah sepenuhnya takut. Dia bergegas pulang, tetapi yang menyambutnya hanyalah rumah yang kosong. Semua barang yang berhubungan denganku, baik itu pakaian, foto, dan sebagainya telah sirna. Di atas meja kopi, hanya tersisa surat cerai yang sudah ditandatanganinya.Felix sangat panik dan khawatir. Dia mencari seluruh vila, tetapi tidak menemukan satu pun benda yang berhubungan denganku. Dia tidak tahu bahwa aku bahkan sudah membakar semua foto yang kurobek sebelumnya. Yang musnah dalam kobaran api adalah 11 tahun kebersamaan kami. Demi mencariku, Felix mencari semua orang yang kukenal. Sayangnya,

  • Saat Lilin Menyala, Cinta Padam   Bab 5

    Setelah pulang ke rumah, aku mulai memilah barang yang akan dibuang dan barang yang perlu dikemas. Seusai mengemas koper, aku mengambil sebuah album yang sangat berharga dari lemariku dan membukanya.Di dalamnya adalah kenanganku bersama Felix selama 11 tahun. Pada saat itu, Felix benar-benar sangat mencintaiku. Ketika masih muda, meskipun mobil yang kehilangan kendali melaju ke arahku, Felix juga mendorongku tanpa ragu dan lebih rela dirinya tertabrak hingga terpental beberapa meter jauhnya. Pada akhirnya, dia tidak sadarkan diri selama seminggu penuh.Setelah dia sadar, aku menangis paling hebat. Aku mengatakan bahwa tidak peduli apa yang terjadi di masa depan, aku akan tetap berada di sisinya.Sayangnya, waktu dapat mengubah segalanya. Hal yang tidak dapat kutoleransi adalah pengkhianatan. Pada akhirnya, aku mengoyak semua foto itu dan membuangnya ke tong sampah.“Apa yang kamu lakukan!”Entah sejak kapan, Felix sudah pulang. Dia memandang foto-foto yang berada dalam tong sampah it

  • Saat Lilin Menyala, Cinta Padam   Bab 4

    Melihat tampangku yang seperti ini, Felix tersenyum, lalu memelukku dan hendak mencium pipiku. Namun, aku malah menghindar. Meskipun sudah membulatkan tekad untuk berpisah dengannya, aku tidak ingin bertengkar dengannya di hadapan semua orang. Kami sudah sama-sama dewasa. Sudah seharusnya kami menjaga harga diri masing-masing. Oleh karena itu, aku pun mencari sebuah alasan.“Ada pasien yang mencariku di rumah sakit. Aku harus pergi ke sana.”Felix mengerutkan keningnya dan menunjukkan ekspresi yang agak sedih.“Tapi, ini hari ulang tahunmu. Memangnya kamu nggak bisa istirahat sehari?”Aku mengelus keningnya seperti dulu, lalu menghibur dengan suara pelan, “Nggak apa-apa. Lagian, aku baru teringat hadiah yang kusiapkan untukmu ketinggalan dalam laci kantorku di rumah sakit.”Kami meresmikan hubungan kami di hari ulang tahunku. Oleh karena itu, aku dan Felix sepakat untuk saling bertukar hadiah di hari ulang tahunku. Setiap tahun, aku akan secara khusus membuatkan setelan jas untuknya.

  • Saat Lilin Menyala, Cinta Padam   Bab 3

    Pada sore hari, setelah aku sepenuhnya sadar, aku pergi mencari pengacara untuk membuat surat cerai. Untungnya, kami masih belum memiliki anak. Selain harta, kami bisa memutuskan hubungan dengan mudah.Setelah aku membawa surat cerai itu pulang ke rumah, Felix meneleponku dan mengatakan dia perlu pergi dinas. Namun, pada malam hari, aku menerima pesan dari nomor tak dikenal. Orang itu mengirimkan sangat banyak foto berdua Sallie dengan Felix. Tanpa perlu dipikir, aku tahu itu Sallie.Foto-foto itu menunjukkan Felix dan Sallie pergi ke pemandian air panas dan main ski bersama. Namun, aku tidak merasakan gejolak apa pun. Semua hal ini pernah aku dan Felix lakukan bukan hanya sekali selama 10 tahun hubungan kami. Setiap tahun, kami akan sengaja mencari waktu untuk pergi liburan bersama, baik itu ke tempat dengan pemandangan indah, tempat yang romantis, atau pergi melihat aurora.Felix berkata bahwa dia ingin aku selalu berada di sisinya setiap dia pergi melihat dunia. Sekarang, setelah S

  • Saat Lilin Menyala, Cinta Padam   Bab 2

    Tidak lama kemudian, Felix keluar dari kamar mandi. Dia berjalan ke sisiku sambil menyeka rambutnya. “Kenapa kamu melamun?”Setelah tersadar dari lamunan, aku menoleh dan menatap Felix. Wajahnya yang tampan terlihat makin menawan setelah menginjak usia 30 tahun. Selama enam tahun pernikahan kami, semua orang sangat iri pada hubungan kami. Ada yang berkata, “Rhea, kamu beruntung banget bisa ketemu sama pria seperti Felix.”Aku juga selalu merasa diriku sangat beruntung karena bisa bertemu dengan pria yang begitu mencintaiku. Sekarang, aku baru menyadari bahwa meskipun Felix selalu menempatkanku di posisi pertama, meskipun dia rela memberikan saham perusahaannya padaku tanpa ragu, itu juga tidak menghentikannya untuk berselingkuh.“Nggak apa-apa. Tadi, ada yang meneleponmu. Aku menjawabnya, tapi dia nggak bicara dan langsung tutup teleponnya. Nomornya nomor lokal. Mungkin temanmu. Coba lihat.”Aku sengaja menyerahkan ponsel itu kepada Felix dan mengamati reaksinya dengan saksama.“Mung

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status