LOGINTiga hari sebelum pertunangan, Evan meneleponku. "Pertunangan kita ditunda sebulan, ya. Hari itu, konser pertama Lena setelah kembali ke negara ini. Aku nggak bisa melewatkannya." "Cuma menunda pertunangan, bukanlah masalah besar." Ini kali ketiga dalam setahun, Evan menunda pertunangan kami. Yang pertama, karena Lena dirawat di rumah sakit di luar negeri akibat radang usus buntu. Evan bilang dia ingin menjaga Lena dan buru-buru pergi ke sana. Yang kedua, karena Lena mengatakan dia sedang sedih. Evan khawatir Lena akan mengalami depresi, sehingga langsung memesan tiket pesawat ke luar negeri. Lalu, ini yang ketiga kalinya. Aku hanya mengiyakan dan menutup telepon. Kemudian, aku menoleh pada pria tampan bagai bangsawan yang berada di sampingku dan bertanya kepadanya, "Apa kamu tertarik untuk menikah?" Kemudian, di konser Lena, Evan meninggalkannya tanpa ragu. Dia bergegas pergi ke lokasi upacara pertunanganku dengan mata memerah. "Amanda, apa kamu benar-benar akan bertunangan dengan pria ini?"
View MoreDua lajur air mata mengalir di wajah Lena saat dia memelototiku dengan penuh kebencian. "Semua ini salahmu, Amanda. Semua ini salahmu!""Kalau bukan karenamu, Evan mana mungkin meninggalkanku! Kenapa kamu mencoba merebutnya dariku? Kenapa?!"Aku benar-benar tidak tahu harus berkata apa. "Tolonglah, siapa yang mau merebutnya darimu?""Cuma kamu yang masih menganggap orang nggak guna kayak Evan begitu berharga. Aku mohon, bawalah dia pergi dari hidupku, oke?"Namun, pada saat itu, Evan muncul.Evan pasti juga mendengar rumor tersebut. Itu sebabnya, dia juga datang ke sini."Amanda, Amanda!" Evan terus berusaha mendekat ke arahku. "Dengarkan dulu penjelasanku, oke? Aku sudah nggak ada hubungan apa pun lagi dengan wanita ini."Lena berteriak sambil menggertakkan gigi, "Kak Evan, kenapa kamu jadi seperti ini?! Aku sedang mengandung anakmu!""Itu darah dagingmu sendiri! Apa kamu benar-benar mau meninggalkannya?!"Semua orang menjadi terpaku untuk sesaat. Aku tidak bisa menahan diri untuk tid
Akan tetapi, aku tidak peduli dengan semua itu. "Kalau kamu nggak terus saja kasih dia kesempatan, apa dia bisa seenaknya muncul di hadapanku untuk membuatku mual seperti ini?""Bukankah kamu cuma ingin menikmati sensasi dikelilingi dua orang wanita, satu di rumah, satu lagi di luar sana? Menurutku, justru kamu-lah yang paling bikin mual!"Di sisi lain, Lena menangis tersedu-sedu. Air matanya jatuh seperti hujan. "Maafkan aku, maafkan aku. Semua ini salahku. Nggak seharusnya aku muncul di depanmu dan Evan. Aku akan pergi sekarang juga."Aku mengerutkan kening dengan tidak sabar. "Kalau mau pergi, cepat pergi. Pergilah ke mana pun. Nggak ada yang peduli kamu mau kemana.""Keluarga Mahendra sudah mengalami kemerosotan selama tiga generasi. Sampai pada dirimu, mereka benar-benar sudah hancur total.""Aku sarankan, kamu pegangi Evan erat-erat. Nanti, kalau kesempatan ini lewat, nggak akan ada lagi kesempatan kedua."Dengan perasaan malu dan marah yang tidak bisa lagi ditahan, Lena pun berl
Evan menerobos masuk ke pesta pertunangan, tepat di saat aku sedang bertukar cincin dengan Adrian.Evan lalu dengan mata merah, bergegas menghampiriku dan menggenggam tanganku erat-erat. "Amanda, jangan bikin masalah lagi. Ayo, ikut aku pulang."Adrian mengerutkan kening dan mendorongnya. "Pak Evan, aku nggak ingat pernah mengundangmu.""Kalau kamu mau buat onar, jangan salahkan aku kalau aku nggak sopan."Orang tua Evan juga terkejut. Tidak ingin mendapat malu di depan semua orang, mereka pun buru-buru menarik Evan pergi."Apa yang kamu lakukan? Hari ini ada begitu banyak orang di sini. Kamu masih mau merusak acara ini?"Akan tetapi, Evan tidak mau dengar. Dengan keras kepala, dia terus berusaha menarikku untuk pergi bersamanya."Pertunangan apa? Aku nggak setuju!""Bukankah dia tunanganku? Kami belum putus. Apa hak Adrian jadi calon mempelai prianya?""Amanda, sebelum aku benar-benar marah, cepat ikut aku pulang!"Lena yang berdiri di samping membela Evan dengan wajah tanpa dosa, "Be
Meski masih muda, Adrian sudah menjadi pilar utama Keluarga Abimanyu. Dengan sedikit tindakannya saja, separuh ibu kota bisa gempar. Oleh karena itu, upacara pertunangannya tentu saja dibuat semegah mungkin.Lokasinya dipilih di hotel terbesar di seluruh ibu kota. Bahkan, mereka sengaja mengundang orang untuk melakukan siaran langsung.Orang tuaku sama sekali tidak keberatan dengan hal ini. Mereka malah dengan senang hati menunggu untuk menikahkan aku.Aku tahu, mereka selalu punya pendapat buruk mengenai Evan. Hanya saja, karena aku sebelumnya begitu terpikat pada Evan, mereka memilih menahan diri.Sekarang, setelah aku putus dengan Evan, tentu saja mereka tidak punya alasan untuk menahan diri lagi.Ibuku berkata sambil tersenyum, "Kamu masih ingat nggak? Waktu kecil dulu, kamu selalu mengikuti Adrian ke mana-mana dan memanggilnya Kakak?""Entah kenapa, begitu masuk usia remaja, kamu malah jatuh hati pada anak Keluarga Danantya itu.""Waktu itu, aku dan ayahmu sudah bilang, anak itu b






Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.