Home / Romansa / Sahabat Tapi Cinta / Awal Yang Menyakitkan

Share

Sahabat Tapi Cinta
Sahabat Tapi Cinta
Author: ALWA

Awal Yang Menyakitkan

Author: ALWA
last update Last Updated: 2021-03-17 11:29:38

Nabastala malam ini diselimuti awan mendung, tak ada satu pun bintang yang menampakkan kilaunya. Semilir angin berhembus masuk ke dalam salah satu ruangan di gedung berlantaikan delapan, gedung milik perusahaan property terkenal di Indonesia, Darma Corp.

Tirai dengan warna putih tulang yang menghiasi ruangan kerja wanita berparas ayu tampak berayun mengikuti arah hembusan angin.

Atensi Suci Indah Ayu, sang pemilik ruangan nampak teralihkan, perasaannya yang gamang sedari tadi seolah pertanda dari semesta untuk memberi tahu dirinya tentang suatu hal yang akan terjadi.

Ayu, sehari-harinya dia dipanggil adalah wanita berusia 24 tahun. Istri dari Yudi Eka Setiawan dan juga ibu dari Zaskia Azzahra Khumairah. Bekerja sebagai Personal Assistant untuk Thareq Akbar Satria selama hampir dua tahun. Yudi bukan tidak mampu menghidupi istrinya, tapi apapun yang diinginkan oleh sang istri Yudi akan selalu menjadi yang pertama dalam mewujudkannya.

Ayu bukanlah anak yang terlahir dari keluarga yang memiliki kelas ekonomi ke bawah. Suci Indah Ayu adalah anak dari pasangan Galih Surya Atmadja dan Kinanti Sekar Kinashi sepasang suami istri yang memiliki kasta priyayi.

Saat ini Ayu seharusnya sudah menerima estafet kepemimpinan Papa Galih, tapi tidak. Ayu tidak ingin tergesa-gesa dalam melakukan hal tersebut. Layaknya seorang bayi sebelum bisa berjalan, Ayu harus diajari dulu caranya duduk, merangkak lalu berdiri.

Bekerja di Darma Corp, Ayu jadikan sebagai batu loncatan agar di saat yang tepat dia bisa memimpin Angkasa Group tanpa harus mempermalukan sang papa.

KREK~~~

Pintu ruangan berwarna coklat tua itu terbuka tanpa didahului oleh ketukan terlebih dahulu. Ayu tak sedikit pun mengalihkan atensinya pada layar laptop yang sedari tadi dia tatap. Ayu tahu dan sangat mengenali siapa sosok yang menyembul dari balik pintu ruangannya itu.

Dia adalah Thareq Akbar Satria, atasan sekaligus sahabat terbaik yang Ayu miliki selama 11 tahun lamanya. Sahabat yang tidak pernah meninggalkan dirinya sekalipun dia berada dalam titik terendahnya.

"Lo, lembur?" tanya Akbar seraya menghempaskan bokongnya pada kursi yang berada di depan meja kerja Ayu.

Hanya anggukan kepala yang Ayu berikan sebagai jawaban atas pertanyaan Akbar barusan. Suasana kembali hening dan ini adalah suasana yang Ayu benci ketika berada bersama orang-orang terdekatnya.

"Ada yang lo sembunyiin, kan dari gue?" terka Ayu kemudian menatap Akbar penuh intimidasi. Akbar terkesiap dari lamunannya, pria yang sebaya dengan Ayu tampak berpikir keras sejak kapan Ayu memiliki keahlian membaca pikiran orang seperti cenayang.

"Nggak, kok. Gue nggak nyembunyiin apa-apa dari lo," kilah Akbar. 11 tahun bersahabat sudah lebih dari cukup untuk Ayu maupun Akbar untuk saling mengenal satu sama lain.

Bukannya mempercayai Ayu justru semakin gencar memaksa Akbar untuk jujur padanya, "Kita ngobrolnya entar aja, selesaiin dulu tuh kerjaan lo!" titah Akbar seraya menunjuk tumpukan berkas yang berada di hadapan Ayu.

Mau tak mau, akhirnya Ayu mematuhi titah yang diberikan oleh orang nomor dua di Darma Corp itu. Jentik jemari Ayu yang menari-nari di atas keyboard beradu dengan detik jam besar di dinding putih hanya sekedar mengisi kesunyian malam ini.

Akbar sesekali mencuri pandang, hanya untuk menilik wajah sahabatnya itu. Bagaimana jika kabar yang akan Akbar sampaikan itu justru memporak-porandakan hatinya?

Sejam berlalu pekerjaan Ayu akhirnya rampung juga, dia menggerakkan kepala serta pundaknya ke kanan dan ke kiri untuk meminimalisir lelah dalam dirinya.

"Gue u ....," ucapan Ayu menggantung begitu saja kala mendapat selaan dari Akbar kalau dirinya harus menemani sahabatnya itu makan malam terlebih dahulu. Karena tak punya pilihan lain, akhirnya Ayu mengiyakan Akbar.

Baik Ayu maupun Akbar sedang dilanda kecemasan masing-masing, tapi dua sahabat ini adalah orang yang pandai menyembunyikan perasaan mereka. Ayu memfokuskan dirinya menatap keluar jendela, sedangkan atensi Akbar sepenuhnya berada di jalanan yang berada di hadapannya. Kondisi jalanan ibu kota yang lengang memudahkan kedua sahabat itu sampai di tempat tujuan mereka.

Setengah jam berlalu aktifitas makan mereka pun akhirnya selesai, "Cepat, lo cerita!" titah Ayu lalu kembali memberikan Akbar tatapan penuh intimidasi.

Akbar tampak mengeluarkan secarik kertas dari dalam saku jas yang membalut tubuh kekarnya. Ayu tampak ragu ketika menerima surat yang Akbar sodorkan padanya.

"Lo, buka aja!" kini Akbar yang kembali menitah Ayu, pancaran sendu yang Ayu lihat dari kedua manik mata Akbar membuatnya yakin bahwa ada hal buruk yang akan segera terjadi.

DEG~~~

Kedua bola mata Ayu seakan ingin jatuh berserakan ketika membaca isi surat yang Akbar berikan padanya. Nama suaminya tertulis indah sebagai nama salah satu orangtua dari dua bayi yang besok akan diaqiqah. Hancur sudah hidupnya, hancur sudah bahtera rumah tangganya bersama Yudi Eka Setiawan yang telah mereka arungi selama 6 tahun lamanya.

Suami yang dia sangka setia nyatanya telah membagi benihnya bersama wanita lain.

"Ini beneran di ....," ucapan Ayu kembali menggantung manakala Akbar menggerakkan kepalanya ke kanan ke kiri. Tapi hal itu semakin membuat hati Ayu temaram, sebab ada kilatan keraguan yang dia tangkap dari kedua manik mata Akbar.

"Dia bohongin gue, Bar!" keluh Ayu. Derai air bening telah menganak sungai membasahi pipi mulusnya. Tak banyak yang bisa Akbar lakukan selain mendekap erat Ayu.

~~~

Matahari pagi ini, seakan malu untuk menampakkan sinarnya, nabastala masih diselimuti mendung seperti semalam.

Apakah awan mendung juga akan segera datang menghampiri kehidupan Ayu? Entahlah.

"Ki, bangun sayang!" pinta Ayu seraya menjiwil hidung mancung putri semata wayangnya. Semua yang ada pada Zaskia memanglah turunan dari sang ayah.

PYAR~~~

Pigura yang membingkai potret pernikahan Ayu dan Yudi 6 tahun yang lalu jatuh terhempas mengalihkan atensi wanita cantik itu. Yang membuat Ayu lebih terhenyak adalah, kenapa hanya bagian Yudi yang retak? Pertanda burukkkah ini?

Niat Ayu untuk membereskan pigura yang pecah itu harus dia urungkan kala mendengar ketukan dari luar pintu kamarnya.

"Kenapa, Ma?" tanya Ayu saat melihat ada sosok wanita paru baya yang telah melahirkannya 24 tahun silam di depan kamarnya.

"Ada yang nyariin kamu, tuh!" jawab Mama Kinanti seraya menunjuk ke arah tamu putri semata wayangnya berada.

Ekor mata Ayu dia bawa ke jam yang menggantung di dinding kamarnya, masih terlalu pagi untuk Akbar datang menjemputnya bukan? Terlebih lagi tamu itu kini berada di ruang tamu rumahnya jadi dia bukanlah Akbar, sebab Akbar jika datang tempat favoritnya pasti meja makan.

Tak ingin tenggelam terlalu lama dalam semua ekspektasinya, akhirnya Ayu turun menghampiri sang tamu.

Ayu tampak berpikir keras apakah dirinya dan tamu ini pernah bertemu sebelumnya? Lalu mengapa pikiran Ayu tampak buntu ketika melihat rupanya?

"Dengan Ibu Suci Indah Ayu, betul?" terka si tamu. Ayu mengangguk tanda pembenaran tak lupa seulas senyum manis dia berikan pada tamunya itu.

"Saya Hutami, dari Pengadilan Agama," ucap wanita paru baya itu seraya mengulurkan tangan kanannya pada Ayu. Ibu dari Zaskia itupun menyambut uluran tangan Hutami sambil menyembutkan lagi namanya.

"Maaf pagi-pagi saya sudah mengganggu Ibu, maksud kedatangan saya kesini ingin memberikan ini, surat gugatan cerai yang Pak Yudi Eka Setiawan layangkan pada anda."

DAR~~~

Seperti ada petir yang mengilat tiba-tiba di pertengahan awan. Udara yang sedari tadi sejuk, mendadak sangat dingin karena angin berhembus sangat kencang.

Tersentak dan terperanjat, begitulah yang Ayu rasakan saat ini.

Bersambung...

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Kesatria Pena
semangaaaat
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Sahabat Tapi Cinta   Bidadari Hati

    Rawismara pagi ini tak semendung semalam, mentari kembali menyising, kilau cahayanya sungguh menggangu tidur Agasa. Samar-samar dia mengerjapkan matanya. Hari baru siap untuk dia mulai. Asa demi asa kembali terpatri kuat dalam sanubarinya.Dengan langkah gontai dia beranjak ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya. Ada event besar para pengacara yang sedang dia ikuti untuk sepekan ke depan di kota kembang ini.Setengah jam berlalu kini tubuh Agasa telah terbalut rapi dengan kemeja putih, celana kain hitam, jas hitam dan tak lupa dasi berwarna merah maron yang bergantung di kerah kemejanya. Paras tampannya masih saja terlihat meski usianya telah memasuki angka 46 tahun.Dering nyaring ponselnya mengalihkan atensinya.Bidadari hati is calling ....Itulah nama yang Agasa sematkan untuk kontak Suci Indah Ayu. Senyum renjana tersungging manis di bibirnya, jantung seperti sedang ditalu dengan begitu kuatnya.Untuk menggapai ponselnya tangannya mendadak

  • Sahabat Tapi Cinta   Cukup Angga, Jangan Ayu

    Tiga jam menjalani rangkaian pemeriksaan tidaklah melegakan hati wanita berparas Ayu sebab dia harus menunggu lagi sampai awal pekan, karena hasil pemeriksaan akan keluar tiga hari ke depan.Dering ponsel Ayu mengalihkan atensinya. Keningnya tercetak dalam kala melihat siapa yang menelponnya. Kabar apalagi yang akan dia dengar kali ini."Mama?" ujar Ayu ketika melihat nama Mamanya tampil memenuhi layar ponselnya. Sambil mengucap untain zikir Ayu menggeser icon hijau pada layar ponselnya."Bu, te tantor ayah, uk!" Suara cadel Zaskia sungguh melegakan hati Ayu. Tapi tunggu dulu, ke kantor Firman? Untuk apa? Pikirnya."Duh ... Ibu lagi sibuk Ki, banyak kerjaan yang harus Ibu dan Abi kerjakan, sayang," jelas Ayu dengan nada bicara yang dibuat semenyesal mungkin. Bukannya mau tega, tapi Ayu sadar diri dia sudah terlalu lama meninggalkan Darma Corp. Dia bahkan harus mulai mempersiapkan diri untuk menghadapi amukan seorang Thareq Akbar Satria.Ayu bisa dengan

  • Sahabat Tapi Cinta   Edukasi Transplantasi Ginjal

    Ayu mengehala napas lega karena berhasil mengelabui orang-orang terdekatnya. Niat Ayu untuk mendonorkan ginjalnya sudah terpatri kuat.KREK~~~Pintu ruangan Om Satya terbuka setengah, menyembulkan sosok cantik di baliknya, Suci Indah Ayu.Terkejut? Tentu itulah yang dirasakan Om Satya saat ini, pria paru baya itu berpikir bahwa niat Ayu hanya bertahan semalaman. Namun dia salah, kedatangan Ayu pagi ini seakan mempertegaskan niat Ayu untuk mendonorkan ginjalnya."Kamu masih mau mendonorkan ginjalmu untuk pasien yang bernama Firman Afif itu?" Ayu tahu dan sangat memahami maksud dari pertanyaan Om Satya, apalagi jika bukan untuk membatalkan niat Ayu melakukan tindak mulia tersebut."Kamu harus dapat persetujuan Mama dan Papamu untuk mendonorkan ginjalmu, Nak," ucap Om Satya saat melihat anggukan kepala Ayu. Kenapa susah sekali untuk membujuk Ayu agar mau mengurungkan niatnya."Aku ini wanita bersuami, Om! Papa sudah mengalihkan tanggungnya pada suami

  • Sahabat Tapi Cinta   Ayu (Masih) Hilang?

    "Man, Ayu tuh belum sampai gue nungguin dia udah hampir sejam. Udah deh gini aja, lo nyariin dia biar gue yang menangani investor," Firman memutuskan sambungan telpon tanpa menimpali perkataan Ayu.Air mata di kedua pelupuk mata Firman muIai tergenang yang dalam satu kedipan saja akan jatuh membasahi pipinya.Dia menghempaskan asal berkas-berkas para client, persetan dengan fee besar yang dijanjikan untuknya, yang terpenting hanya Ayu dan selamanya akan seperti itu.BURG~~~Pintu ruangan khusus anak magang terbuka lebar, Atthar yang semula fokus dengan berkas-berkasnya lekas mendongak menilik tajam ke dalam netra milik asisten pemilik Firma ini."Kamu gantikan saya sidang hari," jelas Firman dengan napas yang tersengal-sengal. Di hadapannya Atthar terpelongo tak percaya, titah macam apa ini pikirnya?"Saya mendadak mendapat urusan yang sangat urgent," kepanikan dan kekhawatir terlukis jelas di raut wajah Firman, hal itu akhirnya membuat Atthar mau

  • Sahabat Tapi Cinta   Ayu Hilang?

    Fajar kembali menyising, nabastala tampak sejuk. Daksa Ayu masih melemah meskipun tak selemah semalam. Wanita cantik itu kini telah rapi dengan dress berwarna denim dipadukan blazzer berwarna senada. Rambut panjangnya dia kuncir tinggi memperlihatkan leher putihnya.Derup langkah Ayu membuat Papa Galih mengkerutkan keningnya, pria paru baya itu dibuat bertanya-tanya dengan penampilan putrinya yang sudah amat rapi. Berbanding terbalik dengan penampilannya yang masih menggunakan boxer dan kaos rumahan."Yu, kamu mau ke mana, Nak?" Ayu memilih tak menggubris pertanyaan sang Papa. Saat ini Ayu sedang berlomba dengan waktu.Ayu terus berjalan menuruni anak tangga, Mama Kinanti pun sama terkejutnya dengan sang suami angin apa yang membuat Ayu sudah serapi ini?"Udah mau berangkat, Yu? Masih kurang jam tujuh loh, Nak!" ujar Mama Kinanti saat melihat kedatangan Ayu. Wanita paru baya itu kembali sibuk menata makanan di atas untuk disajikan sebagai menu sarapan.

  • Sahabat Tapi Cinta   Firman Untuk Ayu

    Tatapan Ayu dan Yudi saling mengunci, Yudi berusaha untuk mengendalikan keterkejutannya. Dia menitah Ayu untuk kembali duduk karena hal selanjutnya yang akan dia sampaikan mungkin akan membuat sukmanya kian terkoyak.Dari kode yang diberikan Yudi, Ayu bisa merasakan kalau hal selanjutnya yang akan Yudi bicarakan jauh lebih penting. Dengan daksa yang kian melemah Ayu akhirnya memilih menuruti titah Yudi."Aku ngajak ngobrol bukan hanya untuk mengembalikan Ayu dan Zaskia padamu, tapi aku juga ingin menjadi pendonor untukmu. Kamu butuh itu terus membahagiakan mereka," ucapan Yudi membuat Firman menegang, sekujur tubuhnya mendadak kaku, akralnya pun ikut mendingin.Firman seolah lupa kalau lelaki di hadapannya kini adalah suami dari mantan tunangannya. Bella pasti telah menceritakan semua tentang dirinya pada Yudi.Rasa emosi yang tadi bersarang di hati Ayu seakan hilang entah kemana berganti dengan rasa takut yang kian bekecamuk dalam sukmanya."Sakit

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status