Share

Sakit Sesaat Demi Kebahagian Masa Depan
Sakit Sesaat Demi Kebahagian Masa Depan
Author: Neyta

Bab 1

Author: Neyta
"Kakek, aku sudah memikirkannya matang-matang. Aku tetap memutuskan untuk pergi ke luar negeri."

Suara bergetar milik kakek Yosep, Santos, terdengar dari ujung telepon. "Terus ... gimana dengan pernikahanmu dan Yosep?"

"Nggak akan diadakan," jawab Luna dengan tegas.

Dari seberang, Santos menghela napas dengan pasrah. "Ini kesalahan Keluarga Djohar padamu. Beberapa tahun ini, kami telah menyia-nyiakan waktumu. Biar Yosep memberimu sedikit kompensasi."

Kini, memberi kompensasi atau tidak sudah tak ada artinya. Utang budi Luna kepada Keluarga Djohar sudah lunas. Akhir terbaik adalah tidak saling berutang apa pun.

"Nggak perlu," kata Luna. "Tolong jangan beri tahu dia dulu tentang ini."

Santos pun menyanggupi.

Kini, Luna bukan lagi si gadis tuli yang sering menjadi bahan ejekan. Pendengarannya telah pulih. Masa depannya akan lebih cerah. Dia memejamkan mata, mengingat kembali percakapan dengan Santos beberapa hari lalu.

....

Beberapa hari sebelumnya, Luna berkata kepada Santos. "Aku sudah memutuskan, aku akan menjalani operasi rekonstruksi tulang pendengaran."

Meskipun takut, suaranya sangat tegas. Peringatan dokter masih terngiang di telinga Luna. "Kalau operasi rekonstruksi ini gagal, bisa berdampak pada saraf otak dan menyebabkan kematian otak. Bu Luna, apa kamu sudah siap?"

Alasan Luna bersikeras menjalani operasi adalah karena Yosep selalu tidak sabaran dan langsung mencopot alat bantu dengarnya setiap kali mereka bermesraan. Belum lagi teman-teman Yosep yang sering mengejeknya karena akan menikahi seorang gadis tuli.

Saat itu, Luna berpikir kalau pendengarannya kembali normal, Yosep pasti akan senang. Makanya, dia mempertaruhkan segalanya dan menyelesaikan operasi tersebut. Saat masuk ruang operasi, dia sempat melirik layar ponsel untuk terakhir kalinya. Tidak ada pesan. Namun, Luna sudah terbiasa dengan sikap Yosep yang kadang hangat kadang dingin.

Untungnya, kali ini takdir berpihak padanya. Setelah operasi selesai, Luna sangat bahagia dan menantikan Yosep pulang. Dia ingin memberi tahu bahwa dia telah menjalani operasi rekonstruksi tulang pendengaran dan sekarang sudah sama seperti orang normal.

Demi memberi kejutan, Luna masih mengenakan alat bantu dengarnya. Dia ingin Yosep yang melepaskannya sendiri.

Namun, yang datang adalah Yosep yang mabuk berat. Sebelum Luna bisa bereaksi, Yosep yang baru masuk rumah langsung menekannya ke pintu masuk. Tangan Yosep mencengkeram bahunya, mencium bibirnya tanpa memberinya kesempatan berbicara.

Luna belum pernah melihat sisi Yosep yang sekuat dan sekeras ini. Saat dirinya diangkat ke sofa, ciuman Yosep mulai mendarat lembut di leher, lalu telinganya. Kemudian, Yosep sendiri mencopot alat bantu dengar itu. Ini adalah kebiasaan Yosep selama bertahun-tahun. Dulu Luna berpikir Yosep hanya merasa benda itu mengganggu.

Melihat pria di atas tubuhnya, Luna bersiap untuk memberi tahu bahwa pendengarannya telah pulih. Ketika dia ingin membuka mulut, tiba-tiba terdengar gumaman Yosep. "Ruru ... Ruru ...."

Luna yang pendengarannya baru saja pulih kini sangat sensitif terhadap suara. Tubuhnya langsung membeku. Sayangnya, Yosep yang sedang berhasrat tak menyadari apa-apa. Ternyata yang dipanggil bukan "Lulu", melainkan "Ruru".

Selama ini, Yosep masih belum benar-benar melupakan Ruha. Setiap kali mereka berhubungan intim, Yosep selalu mencopot alat bantu dengarnya bukan karena benda itu mengganggu, tetapi agar dia bisa memanggil nama Ruha dengan leluasa.

Ruha memang pernah menyakitinya hingga hampir meregang nyawa, tetapi Yosep tidak pernah bisa melepaskannya. Sungguh menyedihkan. Lantas, bagaimana dengan dirinya? Hanya boneka yang datang saat dipanggil dan dibuang saat tak dibutuhkan?

Saat dibutuhkan, disayang dan disentuh. Saat tak dibutuhkan, hilang pun tak dicari. Luna mengira dirinya sudah masuk ke hati Yosep, tetapi ternyata sejak awal itu hanya khayalan dirinya sendiri.

Menatap Yosep yang kini tertidur, Luna mendapati layar ponsel Yosep tiba-tiba menyala. Pesan dari adiknya.

[ Kak Ruha sudah balik dari luar negeri, sudah cerai juga. Ini kesempatanmu! ]

Jadi, itu alasannya Yosep bertingkah aneh hari ini. Orang yang dia rindukan selama ini, Ruha, telah kembali. Karena itulah, Luna menelepon Santos.

Keluarga Djohar memang berjasa besar padanya. Dia mendapat bantuan dari Santos. Makanya, saat diminta untuk merawat Yosep yang patah hati karena ditinggal Ruha, dia tak menolak. Terlebih lagi, Luna memang diam-diam menyukai Yosep sejak lama. Kesempatan itu menjadi anugerah yang tidak bisa dia tolak.

Dulu setelah Ruha pergi ke luar negeri dan memutus Yosep secara sepihak, Yosep hancur total. Cara Yosep melampiaskan kesedihan pun bukan dengan alkohol atau rokok, melainkan dengan olahraga ekstrem seperti ski, menyelam, terjun payung, balap mobil, panjat tebing. Dalam dua minggu, dia hampir kehilangan nyawanya.

Saat Luna ditugaskan mendadak untuk merawat Yosep, dia benar-benar tidak tahu harus berbuat apa. Pada akhirnya, satu-satunya cara yang dia lakukan adalah mengikuti semua kegiatan Yosep. Awalnya Yosep tak menggubris Luna, sampai insiden saat menyelam terjadi.

Saat menyelam, tabung oksigen Yosep sobek terkena karang dan nyawanya dalam bahaya. Luna memberikan tabungnya kepada Yosep. Akibat tekanan air laut, syaraf pendengaran Luna rusak. Dia pun kehilangan pendengarannya.

Setelah selamat, Yosep bangkit dan kembali menata kariernya. Sementara Luna, karena sudah menyelamatkannya, dia diizinkan tetap berada di sisi Yosep.

Yosep mengikuti keinginan kakeknya dan bertunangan dengan Luna. Dia bahkan berjanji, "Aku akan menjagamu baik-baik. Aku akan belajar mencintaimu."

Saat itu, Luna merasa sangat bahagia. Namun, manusia memang serakah. Dulu dia hanya ingin bisa berada di sisi Yosep, tetapi lama-kelamaan dia mulai menginginkan tempat di dalam hati Yosep.

Kembalinya Ruha ke negara ini membuat semua impiannya hancur. Kini Luna pun sadar, sudah waktunya pergi.

Sebelum sempat larut dalam kesedihan, Luna yang masih tenang pun membuka ponselnya. Yang menyambutnya adalah tugas dari aplikasi belajar bahasa yang menumpuk.

Luna pun menangis sambil menghafal kosakata. Namun, kali ini dia tidak perlu lagi memakai alat bantu dengar untuk belajar bahasa.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Sakit Sesaat Demi Kebahagian Masa Depan   Bab 22

    Ruha menjerit ketakutan saat melihat Yosep jatuh dari lantai atas.Luna dan Ronan segera berlari menuruni tangga untuk memeriksa keadaannya. Dengan sisa tenaga yang dimilikinya, Yosep menatap Luna dan berkata dengan penuh penyesalan, "Aku ... maaf, anggap saja ini sebagai penebusan dosaku ...."Saat ini, suara sirene polisi terdengar dari luar.Di depan ruang ICU, Luna memandang ke arah dalam dengan tatapan hampa. Dokter memintanya untuk menjalani pemeriksaan menyeluruh, tetapi dia tak memberi respons.Ronan sudah membujuknya berkali-kali agar mau diobati, tetapi Luna tetap bergeming. Hingga akhirnya, Ronan sendiri yang turun tangan mengurus luka-lukanya.Karena kelelahan, Luna bersandar di pelukan Ronan. Dia terus berdoa agar Yosep bisa selamat.Ronan terus menenangkannya, "Dia akan baik-baik saja ... pasti akan baik-baik saja ...."Hingga akhirnya dokter keluar dan mengumumkan hasil penanganan. Yosep berhasil diselamatkan, tetapi dia menjadi cacat seumur hidup.Saat Luna masuk, Yosep

  • Sakit Sesaat Demi Kebahagian Masa Depan   Bab 21

    Mendapati kesimpulan itu, Ronan mulai panik. Pikirannya mulai mengingat-ingat siapa saja musuh yang mungkin pernah dikenali ke Luna.Yosep juga menggunakan koneksinya, tetapi satu-satunya yang ditemukan adalah mobil hitam terakhir yang menghilang di jembatan layang pinggiran selatan. Setelah itu, tak lagi ditemukan jejaknya.Ronan langsung membuka laptopnya dan mengaktifkan pelacak. Yosep mencibir melihatnya. "Kamu bahkan memasang pelacak di tubuhnya? Ini yang kamu sebut memberikan dia kebebasan untuk memilih?""Kami pernah liburan bersama sebelumnya. Kamu nggak tahu 'kan kalau Luna itu buta arah, nggak bisa membedakan timur, barat, utara, dan selatan. Jadi, aku pasang pelacak untuk berjaga-jaga kalau dia tersesat di luar negeri. Lagi pula, pelacak ini hanya aktif kalau Luna sendiri yang menyalakannya."Sayangnya, saat laptop dibuka, pelacak itu sama sekali tidak menunjukkan sinyal. Seketika, sebuah pemikiran terlintas di kepala Ronan. Dia terdiam sejenak, lalu berkata, "Luna nggak pun

  • Sakit Sesaat Demi Kebahagian Masa Depan   Bab 20

    Hari lamaran akhirnya tiba. Hari itu adalah hari balapan mobil di Pegunungan Oyama dan Ronan sudah janjian ikut serta bersama teman-temannya. Luna menonton dari pinggir lintasan sekaligus memberi semangat untuk Ronan.Dia bukan tidak paham dunia balap. Dulu dia pernah menemani Yosep bermain balap mobil. Saat itu, Yosep sedang terpuruk dan mencari sensasi, bahkan mengabaikan nyawanya sendiri, membuat Luna ikut terseret dalam kekacauan itu.Teman-teman Ronan sangat ramah. Meskipun penasaran pada Luna, mereka tetap menjaga batas dan hanya terus memanggilnya "Kakak Ipar".Sebelum pertandingan dimulai, Ronan bersumpah dengan penuh semangat, "Hari ini aku akan jadi juara buat kamu, Luna!"Luna sendiri tidak terlalu peduli soal menang atau kalah. Dia hanya memberi semangat dari pinggir. Namun, saat data peserta direkam, tiba-tiba muncul satu nama yang sangat familier, yaitu Yosep.Yosep juga sudah bersiap dengan perlengkapan lengkap dan sedang menatap tajam ke arah mereka, jelas ingin menanta

  • Sakit Sesaat Demi Kebahagian Masa Depan   Bab 19

    Ayah Ruha terdiam, sementara Ruha mulai panik. "Ayah, tega membuangku ke luar negeri? Rela memisahkanku darimu?"Melihat setumpuk bukti di tangan Yosep, ayah Ruha pun menghela napas dan akhirnya menyerah. "Baiklah, aku setuju.""Anakku, kamu nggak ingin melihat ayahmu kehilangan segalanya di masa tua, 'kan? Sesuatu yang bukan milikmu, jangan terlalu dipaksakan. Ayolah, cepat minta maaf pada Bu Luna!"Namun, Ruha menggeleng kuat-kuat, menatap Luna dengan tajam. "Aku nggak sudi! Sekalipun aku mati! Luna, jangan harap!"Ayah Ruha yang melihat tingkah anaknya itu hanya bisa merendahkan diri. "Bu Luna, ini salahku dalam mendidik anak. Mohon maafkan anakku yang keras kepala ini."Setelah itu, dia berdiri dan membungkuk dalam-dalam. Luna bisa melihat bagaimana ayah Ruha mengkhawatirkan anaknya dan hatinya pun sedikit tersentuh.Sebaliknya, Ruha tetap tak bisa menerima kenyataan bahwa dia telah tersingkir dan tetap menolak meminta maaf.Kasus plagiarisme pun akhirnya selesai. Yosep berjalan ke

  • Sakit Sesaat Demi Kebahagian Masa Depan   Bab 18

    "Dua tahun lalu, aku pernah menjadi desainer sukarela dalam proyek sosial di Krosa. Proyek hotel yang kalian sebut-sebut sebagai hasil jiplakan itu, arsiteknya bernama Cathy. Itu adalah nama yang kugunakan saat pertama kali tiba di luar negeri.""Dokumen yang kupegang saat ini adalah surat pernyataan resmi dari pihak hotel Krosa, menyatakan bahwa akulah perancangnya. Surat ini sudah dipublikasikan di situs resmi Grup Djohar. Semua orang bisa mengeceknya sendiri."Begitu Luna selesai berbicara, ruangan langsung gempar. Media tentu saja selalu haus berita yang menarik perhatian. Kalau tidak ada skandal plagiarisme, mereka tidak akan pulang dengan tangan kosong.Melihat Luna dan Yosep duduk berdampingan, para wartawan mulai bergosip."Pak Yosep, ada kabar bahwa Bu Luna dulu pernah menjadi tunangan Anda. Apakah pemilihan desainnya ada unsur pribadi?""Pak Yosep, benar atau nggak bahwa Anda sudah diam-diam menikah dengan Bu Ruha? Bu Ruha bahkan hadir di pemakaman Pak Santos. Apakah dia hadi

  • Sakit Sesaat Demi Kebahagian Masa Depan   Bab 17

    [ Proyek Vila Pemandian Air Panas Grup Djohar Diduga Menjiplak Proyek Krosa! ]Begitu berita ini tersebar, harga saham Grup Djohar langsung anjlok. Para pemegang saham pun mendesak agar diadakan rapat.Di luar vila, puluhan lampu kilat kamera menyala, mengarah pada Ronan dan Luna yang baru saja keluar. Tak ada yang tahu dari mana media-media itu mendapatkan alamat mereka, tetapi sekarang semuanya sudah mengepung di halaman depan.Ronan segera melindungi Luna di belakangnya. Dalam kerumunan yang saling mendorong, mereka berdua akhirnya masuk ke mobil dengan susah payah.Whitney menelepon Luna, memberi kabar soal kekacauan di dalam perusahaan, lalu menyarankan Luna untuk menghindar sejenak.Namun, Luna tahu bersembunyi tidak akan menyelesaikan masalah.Di ruang rapat pemegang saham, Yosep tengah menjadi sasaran kemarahan ayah Ruha yang memimpin penyerangan terhadapnya. Dia menuntut Yosep untuk segera mengakhiri kerja sama dengan tim John, menahan pelunasan pembayaran terakhir, bahkan ber

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status