"Charity Magnanime dipanggil menghadap," Charity berujar datar, sebenarnya Charity terkejut melihat pria yang ada di hadapannya, hanya saja Charity pura-pura tak terkejut.
Greed berdehem saat keterkejutan menguasai dirinya, mengembalikan sikap berwibawanya. "Filthy, kau bisa kembali nanti," ucap Greed datar namun terdengar menahan amarah, tangannya terkepal.Jika wanita itu tidak pergi dari hadapannya dipastikan ia yang akan mati di tangannya."Baik."Greed merogoh ponselnya di saku dan segera menelepon seseorang.[Siapkan aku ruangan VIP di rumah sakit, siapkan dokter segala ahli. Jika 30 menit mereka belum ada, akan aku pecat mereka!] maki Greed marah, lalu menatap Charity."Berdiri! Kau perlu dirawat," Greed memekik, menarik Charity. Namun Charity menghempaskan tangannya."Tidak—""Kau harus Charity! Bisa saja tulangmu patah, atau mungkin lambungmu bergeser!" Greed marah, atau mungkin dia mulai gila.Charity merotasikan bola matanya malas dan segera meninggalkan ruangan Greed, saat hendak memutar kenop pintu tiba-tiba Greed datang dan mengangkat tubuhnya layaknya mengangkat karung beras, tak perlu memedulikan tatapan orang-orang, Greed setengah berlari menuju mobilnya."Aku tidak apa-apa!" ucap Charity datar, Greed tak peduli dan memaju mobil dengan keadaan gila-gilaan."Akan aku buat si keparat itu tak diterima di sekolah manapun!" maki Greed, Charity hanya diam menatap lurus. Tak peduli Greed yang berteriak dan mengoceh.Tapi sepertinya itu tidak bertahan lama. "Berhenti peduli dan pura-puralah tidak mengenalku." Setelah mereka tiba di Ardour Hospital. Greed menarik Charity keluar. "Sialan! Aku tidak apa-apa!" Charity akhirnya berteriak, dihempasnya tangan Greed yang menarik pergelangan tangannya.Greed menggeleng keras kepala. "Tidak! Sebelum aku ... ah maksudku dokter yang memeriksa tubuhmu dari atas sampai bawah.""Hey bodoh! Aku hanya berkelahi, tidak kecelakaan atau apapun. Aku ... baik-baik saja."Greed tetap menulikan pendegarannya. "Sialan ... sialan ... sialan. Perawat bawa anak ini ke UGD!" maki Greed dan membuat perawat yang berlalu lalang berhenti dan mengerubuni Greed dan Charity. "Bawa anak ini, periksa seluruh tubuhnya. Persiapkan semua dokter ahli dan siapkan juga darah, anak ini kekurangan banyak darah. Cepat! Jika tidak ... kalian akan aku pecat!" teriak Greed, dan Charity hanya diam menatap Greed yang menggila."Tapi tuan ... teman Anda bai—" salah satu perawat berujar membuat kilatan mata Greed langsung menusuk ke arahnya."Tidak! dia tidak baik-baik saja, cepat periksa dia!" final Greed membuat mereka bubar. Dan dengan terpaksa Charity mengikuti mereka.Charity disuruh berbaring dan mengikuti saat perawat hendak membuka seragam yang dikenakannya.Lagi-lagi Greed berteriak memperingati. "Jangan ada ... yang membuka bajunya!""Tapi tu—""Ini perintah, kalian ...," Ia menutup mata sedikit berdehem mengingat hilangnya kewibawaan sebelumnya. "Um ... bisa memeriksa dari luar bukan?""Jika Anda tidak membolehkan. Bagaimana kami bisa tahu," ucap salah satu dokter."Um ... baiklah. Baik," Greed menggumam pasrah, akhirnya ia keluar dan mengintip dari kaca. Seorang dokter pria yang masih muda hendak merasakan denyut nadi milik Charity namun pintu terbuka. Tentu saja itu Greed."Kau tidak boleh menyentuhnya!" pekik Greed heboh, dan membuat dokter dan perawat jadi kewalahan karena tingkah Greed yang ... ajaib.Charity sudah cukup bersabar. Ia berdecak. "Aku baik baik saja. Jadi usir semua dokter dan perawat yang ada di sini. Aku bukan sekarat. Demi Tuhan, aku hanya habis berkelahi dengan seseorang dan bukan jatuh dari jurang ataupun tertabrak truk. Aku ... hanya BERKELAHI!" jelas Charity panjang lebar memberikan penekanan di ujung kalimatnya, Charity duduk dan ini pertama kalinya Charity berbicara sepanjang ini dengan orang yang tidak dikenalnya."Iya aku tahu tapi ...,""Lagi pula kalau diperiksa pun, aku tidak perlu 32 dokter yang menanganinya. Dan apa-apaan dengan dokter bedah. Demi Tuhan aku bukan sedang operasi. Kalian semua keluar!" teriak Charity namun mereka tetap bergeming, sebab mereka hanya menuruti perintah Greed.Charity mengusap wajahnya kasar, tidak ada gunanya tadi ia berteriak-teriak.Greed peka terhadap ini. "Baik, aku akan keluar dan tolong periksa tubuhnya dan jangan ada yang menikmati tubuhnya. Kalian tidak boleh melewati pemeriksaan sedikitpun. Periksa juga otaknya aku takut dia akan begeser, dan ah ... jantungnya juga. Jadi periksa dia secara keseluruhan. Jika sore nanti aku tidak mendapati laporan kesehatan bocah ini—Charity—secara menyeluruh seperti kataku, aku akan menjadikan kalian semua gembel." Greed keluar dan meninggalkan Charity, berjalan menuju taman untuk menelepon seseorang. Gadis kaparat bernama Filthy harus dia lenyapkan."Tidak ada yang boleh menyakitinya kecuali aku, karena Charity Magnanime hanya milikku."***"Dimana dia?" Teriak Greed marah, tak ada yang berani menegakkan kepala menatap Greed yang sedang murka, pasalnya Charity tidak ada di ruangan VIP yang Greed pesan."Di—dia bilang A–Anda menyuruhnya pulang, Tuan!" sahut seorang dokter paruh baya tergagap, Greed menatap kesal semua orang. Sebelum keluar ruangan dan menuju mobilnya."Baik, jika kau ingin main seperti itu, dasar bocah," kesal Greed dan membanting setir mobilnya.Ponsel Greed berdering dengan nada dqri nomor pribadinya di saat yang tidak tepat. Tanpa melihat ID penelepon, Greed mengangkat panggilan tersebut.[APA?] Teriak Greed kesal.[Big bro, ada apa? Kenapa kau berteriak seperti orang habis direnggut keperjakaannya?] balas seseorang di seberang telepon, Greed tahu siapa dia .[Sialan kau Avarice, ini lebih buruk dari keperjakaan sialan. Seorang bocah melarikan diri dariku, dia dalam penanganan dokter dia ... dia berkelahi dan demi tuhan dia pasti kesakitan seorang diri!] tutur Greed panjang lebar.[Apa? Greed ... kau pasti bercanda. Dia hanya berkelahi dan kau seperti seorang yang akan kehilangan segalanya. Lagi pula bagaimana bisa seseorang berkelahi dan masih bocah pula,] balas Avarice heran. Greed menghela nafas dengan kasar.[Sekarang, sudah tidak pandang bulu. Mau dia bocah, bayi, lansia. Kalau mau berkelahi itu wajar.]Klik.Greed mematikan sambungan telepon dan segera melaju mobilnya, saat terdengar klakson mobil yang saling bersahutan di belakangnya."Yang harus aku pikirkan hanya satu, bagaimana cara membuat gadis sialan itu menurutiku."***Tidak seperti biasa Greed sudah rapi dengan pakaiannya,bersiul berjalan ke garasi dan mengeluarkan mobil kesayangannya, bagi Greed sekarang tidak ada hari yang lebih indah selain hari sekolah, pada saat sekolah Greed dapat bertemu pacarnya ... ralat calon pacar.Senyum beribu-ribu watt tak luntur dari wajah tampannya, sekitar pukul 8 Pagi Greed telah sampai di sekolah. Dengan senyum lebar, Greed membuka pintu mobil dan menuju ruangannya. Tapi ia berhenti saat melihat seorang gadis dengan gontai bergabung dengan temannya.Akhirnya, Greed memutuskan untuk tinggal di sana dan menatap Charity yang sedang berbicara dengan temannya, teman yang beberapa waktu lalu Greed lihat di caf. Kupikir Charity akan tersenyum dengan temannya, nyatanya tidak. Dia tetap dengan ekspresi datarnya seolah tak minat dengan pembicaraan apapun. Charity meninggalkan rombongannya dan menuju arah lain, saat hendak mengikutinya seseorang wanita menghalau jalannya dengan dandanan yang membuat Greed ingin muntah."Mr. Greed, apa anda ingin sesuatu?" tanyanya dengan sedikit desauan. Harusnya Greed beraksi membalasnya seperti dulu jika ada yang menggodanya, namun sekarang tidak. Greed benar-benar terkena Charitixual.Tentu saja ini perbuatan dari si Sialan tapi tampan Greed!"Morning Princess Zura!" sapa Charity."Sekarang Zura cuci muka terus gosok gigi ya!" suruh Charity. El segera pergi di hadapan Charity."Dan kamu juga, kamu bau banget tau gak!" ketus Charity. Greed mengecup maunya sendiri lalu mendekat merengkuh Charity dari belakang."Ini kan bau semalam, Sayang," bisik Greed membuat Charity menyikut perut Greed.Haruskan pembahasan itu diungkit dan diceritakan lagi. Walau ingin, tetapi Charity terlalu malu untuk mengungkapkannya."Greed!" panggil Charity."Hm ....""Kau harus lebih sering olahraga, perutmu tak sekeras dulu," ucap Charity membuat Greed melepaskan rengkuhannya lalu mengangkat kaosnya tinggi. Greed menekan perutnya menggunakan tangan."Masih ada kok, Chare!""No. Di sini sudah hilang," gumam Charity lalu menekan bagian tubuh Greed yang sedikit berlemak. Greed mendesau dibuatnya."Dasar otak jorok,"
"Si kembar terlihat sedang menyusu pada kakakku, aku bersyukur ia masih memiliki ASI jadi si kembar tak kekurangan apa pun," bicara Greed yang setiap membersihkan tubuh Charity menggunakan handuk basah."Kau harus iri saat melihat si kembar mereka sangat mirip denganku, apa itu karena kau sering memarahiku? Mereka hanya mewarisi bibirmu, Charity!" beritahu Greed lagi.Greed duduk di samping Charity menggenggam tangannya erat, memanggil hingga 100 kali namun Charity mengingkarinya, tak ada jawaban hanya ada suara monitor di samping Charity yang menandakan masih ada kehidupan. Beberapa keluarga nampak mengintip dari cela pintu membuat mereka mengiba, beberapa sahabat Greed bahkan tak berani sekedar menghiburnya. Greed tak banyak bicara ... dunianya seolah berhenti. Greed hanya akan tersenyum jika berhadapan dengan si kembar jika tidak Greed kembali murung."Aku membutuhkanmu, bukan hanya aku tapi kedua bayi kita," bisik Greed penuh dengan keputusasaan.
[Dan Avarice ... datanglah ke tempat kami, kami akan mengadakan pesta ... mom, dad, papa, mama akan datang, Envy juga, kakak juga dalam perjalanan ke sini. Dan oh iya kau orang terakhir yang kami beritahu. Ketiga sahabatmu sudah tahu jadi kututup teleponnya.]Klik ....Greed menatap Charity lalu mengecupnya"Aku selalu suka bibirmu, lembut dan manis," kata Greed membuat Charity sedikit malu. Mereka kembali ke aktivitas semula. Dan ingatkan Charity untuk tidak membuat Greed menangis karena demi apa pun dia seperti anak kecil.***Bulan ke dua kehamilan ...."Kau butuh sesuatu? Biar kuambilkan."Charity masih bisa memakluminya.***Bulan ke tiga ...."Dokter periksa menyeluruh, apa dia baik-baik saja? Dia baru saja terjatuh di kasur."Charity akan gila jika Greed semakin posesif ... Demi Tuhan Charity hanya terjatuh dan tubuh Charity menghempas kasur. Ck.
Saat diperiksa dokter terlihat terkejut dan segera menyuruh Greed menemuinya, entah apa yang dokter bicarakan Greed datang dengan wajah yang bersalah. Dia seperti menyalahkan dirinya atas sesuatu."Aku hamil lagi ya, Greed?" tanyanya agak bercanda namun Greed mengabaikan. Dia merengkuh Charity yang masih terbaring, dibenamkannya wajahnya pada tengkuk leher, air matanya terasa membasahi bahu Charity."Greed?""Maafkan aku," katanya. Charity semakin heran."Chare!" panggil Greed yang sudah melepaskan rengkuhannya, air mata membasahi kedua pipi Greed membuatnya tergerak untuk menghapusnya."Berjanji kau tidak akan meninggalkanku?"Charity semakin tidak paham? Apa ia terkena penyakit mematikan?"Iya.""Berjanji akan melakukan apa pun yang aku ucapkan.""Ada apa, Greed?""Kabar baiknya kita akan punya baby, kabar buruknya kita akan menghilangkannya," kata Greed. Charity mencerna
Beberapa bulan kemudian ....Charity terbangun saat seseorang tengah mengecupinya berkali-kali.Dibuka matanya perlahan dan mendapati Greed yang tersenyum lebar."Morning, Hubby!" sapanya lalu mengecup bibir si empu, Greed turun dari ranjang dan menuju kamar mandi.Charity melirik jam yang ada di samping tempat tidur dan segera bangkit menuju dapur untuk menyiapkan roti sebagai sarapannya.Hari ini hari Greed pertama bekerja karena mereka melewati 3 bulan untuk bulan madu, Greed yang menyarankannya. Selesai menyiapinya, Charity menuju kamar untuk mandi, sebelum mandi menyiapkan setelan baju yang akan Greed kenakan. Greed keluar dari kamar mandi dan Charity segera masuk."Itu pakaianmu," ucapnya menunjuk baju yang ada di atas kasur.Selesai mandi Charity mendapati Greed yang sudah memulai sarapannya, dia menatap dari atas ke bawah lalu kembali ke mata Charity."Kau ikut aku ke kantor, Chare!" tita
"Kau bisa mengetahui aku 'lain' bagaimana bisa kau mengetahuinya?""Aku hanya tahu," jawab Charity jujur. Diliriknya Humility yang seperti boneka di sampingnya, pandangan mata Humility itu seperti tak hidup, hanya 1 atau 2 persen yang ada di dalamnya, dia kurang bahagia dia seperti kehilangan seseorang yang dia percayai."Humility," panggil Charity entah kenapa."Ya?""Jika kau tidak memercayai seseorang ... percayai lah dirimu sendiri. Wajahmu terlalu bisa dibaca!" ingat Charity padanya. Sementara Greed dia malah merengkuh dari belakang dan dagunya berada di bahu Charity."Kamu terlihat peduli pada mereka," bisik Greed tidak suka."Aku tidak heran kalau kau cemburu.""Itu karena aku sangat-sangat mencintaimu," belanya. Charity merotasi bola mata malas lalu suara heboh Avarice memenuhi telinga, Avarice berlari menuju mereka dan diikuti sahabat-sahabatnya."Yo yo yo kak Lust," suara Avarice yang s