Dengan perasaan yang campur aduk, Noah langsung memeriksa ke dalam kamar mandi wanita dan berharap kalau itu bukan Viona. Namun, harapannya sirna ketika melihat seseorang yang terkapar di kamar mandi tersebut adalah gadis yang baru saja menjadi kekasihnya.Noah mengecek denyut nadi di pergelangan tangan Viona. Denyut nadinya masih terasa meski sudah sangat lemah. Sejurus kemudian, Noah menggendong tubuh Viona yang tampaknya sudah kehilangan banyak darah dan membawanya ke rumah sakit menggunakan taksi yang sudah dipesan orang lain.“Hey! Apa yang kau lakukan?!” bentak seorang wanita paruh baya yang tak terima karena Noah merebut taksinya.“Maafkan saya, tapi saya harus segera mengantar kekasih saya ke rumah sakit.” Noah menundukkan kepalanya untuk meminta maaf kepada wanita paruh baya itu dan segera menyuruh sopir taksi untuk mengantarnya ke rumah sakit terdekat.Wajah Viona terlihat sangat pucat dan pendarahannya masih berlanjut. Noah terus menyuruh sopir taksi
“Menantu Anda beruntung karena ayah mertuanya memiliki golongan darah yang sama dengannya. Golongan darah AB rhesus negatif sangat langka, rumah sakit kami bahkan tidak memiliki stok darahnya sama sekali.”Perawat mengajak Daniel berbicara saat sedang melakukan pengambilan darah. Semetara Danie, dia hanya tersenyum ketika mendengar perkataan perawat yang salah menduga mengenai hubungannya dengan Viona.“Dia bukan menantu saya, lebih tepatnya belum.”“Ah, maafkan saya. Saya kira gadis cantik itu adalah menantu Anda. Dia terlihat cocok dengan putra Anda yang tampan.”Viona memang cantik dan memiliki aura yang mirip dengan ‘orang itu’. Daniel bahkan tak menyangka jika tipe ideal Noah hampir sama dengannya. Mungkin karena mereka ayah dan anak, jadi seleranya hampir mirip.“Aku tidak tahu apakah ini hanya perasaanku saja atau wajah mereka memang sedikit mirip. Gadis itu bahkan memiliki warna mata yang sama denganku dan Noah.”“Mungkin karena mereka berjodoh.
Viona mengernyitkan dahinya dalam keadaan yang belum sadar. Gadis itu mengeluarkan banyak keringat dan napasnya tidak teratur. Seketika, Viona membuka kelopak matanya dan sesuatu yang dia lihat di alam bawah sadarnya pun menghilang.“Akh!” Viona mengerang kesakitan ketika dia hendak berubah posisinya menjadi duduk. Dia kemudian mengingat kejadian di mana Karin menusuk perutnya dengan pisau. Karena sekarang Viona ada di rumah sakit, itu artinya dia masih hidup.“Viona ... kau sudah sadar?”Noah tiba-tiba muncul dari pintu samping dengan wajah yang basah, dia baru saja keluar dari kamar mandi untuk mencuci wajahnya yang sempat tertidur saat sedang menjaga Viona.Sudah dua hari sejak Viona dipindahkan ke ruang ICU, Noah nyaris kehilangan harapan karena Viona tak kunjung sadar bahkan setelah menerima donor darah dari ayahnya. Namun, sekarang Noah bersyukur karena Viona sudah berhasil melewati masa kritisnya dan memperlihatkan mata indahnya kembali.“Sudah berapa
Karin menggebrak meja dengan sangat kuat hingga perkataan Viona terpotong seketika. Rahangnya mengeras dan wajahnya memerah seperti bom yang akan meledak. Karin sangat membenci Viona dari ujung rambut hingga ujung kaki dan kebenciannya semakin menjadi ketika Viona melanggar kesepakatan yang sudah dibuat.“Kau!” geram Karin. “Gara-gara kau, ayahku menghajarku habis-habisan dan bahkan mengusirku dari rumah! Kau sangat menjijikkan, Viona. Bukan hanya membatalkan pernikahanku dengan Noah, tapi kau juga berniat menghancurkanku dengan memanfaatkan ayahku!”Makian Karin tidak membuat Viona goyah karena dia tidak mengerti apa pun yang Karin katakan. Viona memang memiliki foto ‘itu’ di ponselnya, namun dia sama sekali tidak memberikan foto tersebut kepada ayah Karin. Lagi pula, mereka sudah membuat kesepakatan bahwa Karin harus pergi ke Amerika jika tidak ingin foto waktu itu tersebar. Setelah membuat kesepakatan itu, Viona sontak menghapus foto tersebut dari galeri ponselnya.
“Entahlah, aku harus memastikannya sendiri dengan menemui pria itu. Tapi sayang sekali, Karin sudah memecatnya dan dia tidak mengetahui keberadaan mantan asistennya.”“Butuh bantuan? Aku akan menyuruh sekretarisku untuk melacaknya.”Bella adalah satu-satunya orang yang lulus dari kriteria sekretaris yang Noah inginkan. Seseorang yang bisa membantunya dalam hal apa pun dengan hasil yang tidak pernah mengecewakan.Setelah mendapat anggukan dari Viona, Noah sontak menghubungi Bella melalui ponselnya. Saat ini Bella sedang sibuk karena harus menggantikan tugas Noah yang beberapa hari ini tidak masuk kantor. Jadi, ketika Noah meminta bantuan yang di luar tugasnya, Bella langsung menolaknya secara tegas. Namun ...“Aku akan memberimu bonus yang besar dan cuti selama seminggu. Apa kau masih menolaknya?” bujuk Noah setelah Bella menolak permintaannya.[Baiklah. Saya akan menuruti permintaan Anda, Direktur.]Noah mengakhiri teleponnya. Dia tahu bahwa Bella sangat
“Apa benar ini tempatnya?” tanya Viona yang menatap vila mewah di sebuah desa terpencil.“Sudah kubilang untuk tetap diam di rumah sakit. Mengapa kau bersikeras untuk ikut? Apa kau tidak percaya pada kekasihmu ini?”Setelah mendapat telepon dari Bella mengenai keberadaan Tama, Noah segera mengambil jaketnya dan hendak pergi sendirian ke vila yang sudah ada di hadapannya ini. Namun, Viona menahan tangannya dan bersikeras untuk ikut bersama Noah. Awalnya Noah menolak membawa Viona, namun gadis itu justru merajuk dan mengancam akan meminta putus kepadanya.“Aku bukan tidak memercayaimu, tapi ini adalah urusanku. Tidak mungkin jika aku tidak turun tangan sendiri dan menyerahkannya pada orang lain.”“Urusanmu adalah urusanku. Dan ... aku bukan orang lain, melainkan ke-ka-sih-mu.”Viona menghela napas pajang. Berdebat dengan Noah tidak akan menyelesaikan masalah, jadi lebih baik jika dia mengalah. Lagi pula, Noah sudah membantunya dan seharusnya dia mengucapkan te
Viona memang simpati dengan kegigihan Tama yang sudah diperlakukan buruk oleh Karin, namun tetap bisa bertahan hingga tujuh tahun. Meskipun begitu, tindakan Tama untuk membalas kejahatan Karin sangatlah salah karena telah merugikan pihak lain seperti Viona.“Aku paham dengan semua ini, tapi tindakanmu yang asal-asalan itu telah membuat Karin nyaris membunuhku. Kau harus bersyukur karena yang terluka adalah aku meskipun seharusnya Karin menargetkanmu.”“Saya minta maaf, Nona Viona.” Tama terlihat sangat merasa bersalah dan menundukkan kepalanya terus-menerus.“Kalau begitu, apakah kau mau menemui Karin dan mengatakan yang sebenarnya? Karin tidak akan memercayaiku meskipun aku berkata jujur. Aku tidak mau jika Karin menargetkanku lagi di kemudian hari.”“Saya ... sepertinya saya tidak bisa. Maaf.”“Kau yakin? Jika kau memang tidak mau menemui Karin dan menjelaskannya, aku tidak bisa memaksa. Tapi ... berbeda dengan Noah.” Viona melirik Noah yang hanya menjadi
“Ya, sudah dua belas tahun sejak kematiannya. Bagaimana dengan Viona? Apa kau meninggalkannya sendiri?”Noah menghela napas. “Begitulah. Tadinya aku akan meminta seseorang untuk menjaganya di saat aku tidak ada, tapi dia menolaknya dengan tegas.”Noah bahkan sedikit kecewa ketika Viona tidak menahan kepergiannya, gadis itu justru tersenyum lebar dan mengibas-ngibaskan tangannya mengusir Noah untuk segera meninggalkan rumah sakit.“Jangan terlalu khawatir. Kau cepatlah membersihkan diri dan segera pergi ke kantor. Ayah merasa kasihan dengan sekretarismu yang sudah meng-handle pekerjaanmu selama seminggu.”Daniel mengatakan itu sembari menepuk-nepuk bahu lebar Noah. Sejurus kemudian, pria paruh baya itu pergi menuruni tangga menuju mobil hitam yang akan dia pakai untuk mengunjungi sebuah tempat di mana ‘orang itu’ dimakamkan.Sebelum menjalankan mobil, Daniel menghubungi sekretarisnya, Demian, untuk memberi perintah khusus yang tidak ada hubungannya dengan pek