Share

7 – Calon Ibu Tiri

Freesia tidak tahu bagaimana akhirnya dia bisa mandi sendiri di kamar mandi kamarnya, tanpa Lily maupun Allen, untungnya. Ia tidak tahu apa yang dikatakan Allen untuk membujuk putri kecilnya itu hingga dia tidak lagi memaksa mereka bertiga mandi bersama.

Namun, ketika Freesia dipanggil dan disuruh turun untuk sarapan, dia melihat sebuntal … tidak, sesosok lebah, yang tampak begitu bulat, terutama bagian pantatnya. Freesia tak bisa menahan tawa ketika akhirnya melihat wajah Lily yang tampak begitu bulat karena rambutnya terbuntel kepala lebah.

Meski begitu, Freesia segera menghentikan tawa karena setidaknya ada belasan pria berjas hitam bertubuh besar yang menatapnya tajam, sementara Lily tampak merengut. Allen yang sudah duduk di kursinya dan menikmati sarapannya tak sedikit pun tampak peduli.

Freesia berdehem dan mendekati Lily. “Kenapa kau tiba-tiba menjadi lebah?” tanya Freesia penasaran.

Cause Allen so f***ing stupid idiot!” maki Lily kesal.

Seperti tadi, Allen tak bereaksi dan dengan santai menikmati sarapannya.

“Apa … yang terjadi ini?” Akhirnya Freesia bertanya pada Allen.

Allen meraih serbet makan dan mengusap sudut bibirnya, lalu menoleh pada Freesia.

“Karena kita bertiga tidak bisa mandi bersama di kamar mandi yang begitu kecil, aku sudah menyiapkan kamar mandi yang lebih besar,” terang Allen.

Apakah dengan itu tadi dia berhasil membujuk Lily dan membawa gadis itu pergi? Dan apa-apaan dengan kamar mandi besar itu?

“Itu bukan kamal mandi besal! You f***ing lie to me!” sembur Lily.

“Itu kolam besar yang cukup untuk kita bertiga mandi di sana dengan bebas,” sahut Allen dengan santainya.

“Itu kolam lenang, Idiot Allen!” Lily tampak akan menangis saking marahnya.

“Dan kenapa dengan kolam renangnya?” tanya Freesia heran.

“Dia tidak suka berenang,” Allen menjawab. “Sebenarnya, itu karena dia tidak bisa berenang. Dia pernah nyaris tenggelam dan dia tidak mau lagi belajar berenang.” Allen mendengus meledek ke arah Lily.

“Kau tidak tahu betapa mengelikannya itu!” Lily menuding Allen. “Aku tidak mau belenang lagi! Aku hanya mau belenang di bath tub!

Oh, Girl …

Lily begitu menggemaskan, marah-marah dengan kostum renang lebahnya. Wajahnya yang bulat tampak memerah karena dia begitu marah. Matanya yang berkaca-kaca membuatnya tampak semakin menggemaskan. Namun, Freesia tak tega juga melihat anak itu tampak begitu frustrasi sendirian.

Freesia akhirnya berlutut dan merentangkan lengan ke arah Lily. “It’s okay, Lily. Jika kau tidak mau berenang, kau tidak harus berenang. Sekarang, ayo kita makan.”

Lily mendekat pada Freesia dan naik ke pangkuan Freesia, meminta digendong. Freesia akhirnya menggendong gadis kecil itu dan membawanya mendekat ke meja makan. Salah seorang pelayan menarikkan kursi di sebelah Allen. Freesia tahu, jika dia tidak duduk di sana, dia mungkin akan menjadi bagian dari hidangan sarapan di meja makan itu, jadi ia lantas duduk di sana.

“Kau bukan anak kecil lagi,” cibir Allen. “Duduklah sendiri.”

No!” tolak Lily. “Aku akan belsama Fleesia sehalian ini. Aku akan belmain dengannya. Aku akan tinggal dengannya.”

“Dan dia tinggal denganku, di rumahku,” sahut Allen.

“Mulai sekalang, aku akan tidul dengan Fleesia. Aku akan mandi dengan Fleesia. Aku akan belmain dengan Fleesia,” rentet Lily.

“Ya, ya, terserah kau saja,” sahut Allen cuek.

Freesia tak bisa berkata-kata untuk membantah itu karena memang dia ada di sini untuk menjadi pengasuh Lily. Freesia mengambil segelas air di gelas yang ada di depannya dan meneguknya ketika Lily mengumumkan,

“Dan Fleesia akan menjadi ibu tiliku!”

Freesia seketika terbatuk karena tersedak air minumnya.

“Fleesia!” Lily memekik panik. “Doktel! Panggilkan Doktel! Mamaku sakit!”

Freesia yang sudah meletakkan gelasnya di meja mengibaskan tangan, hendak menolak, tapi para pria berjas yang ada di sana heboh berseru memanggil dokter. Sementara, Allen tak melakukan apa pun dan hanya tersenyum geli mengamati Freesia.

Ketika Freesia melotot pada pria itu, meminta bantuan, pria itu barulah bergerak. Namun, itu bukan gerakan yang diharapkan Freesia. Karena, pria itu kemudian mencondongkan tubuh ke arah Freesia dan mengusap ujung bibir Freesia yang basah karena air minum dengan jarinya.

Namun kemudian, kehebohan kembali terjadi karena Lily histeris memukul-mukul tangan Allen.

Don’t touch hel! Dia mamaku!” seru Lily.

Para pria berjas hitam di ruangan itu seketika fokus pada perseteruan ayah dan anak itu.

“Itu berarti, dia istriku, kan?” balas Allen dengan entengnya.

No, she’s not! You’le stupid, Allen!” maki Lily.

“Jika dia tidak menikah denganku, dia tidak akan bisa menjadi mamamu,” tandas Allen. “Dan begitu dia menikah denganku, dia akan menjadi milikku.”

Lily mencebik. “No f***ing way …

“Jika dia tidak menikah denganku, dia tidak bisa menjadi mamamu, dia tidak akan menjadi keluarga. Tidak bagiku ataupun bagimu,” Allen melanjutkan. “Bukankah kau sendiri yang bilang jika dalam keluarga, ada ayah, ibu, dan anak?”

Omong kosong apa yang pria itu katakan pada putrinya ini?

“Tapi, jika kau menikah dengannya, apa aku boleh belmain dengannya?” tanya Lily, terhasut oleh tipu-daya Allen.

“Jika kau jadi anak baik dan mendengarkanku,” sahut Allen. “Dan jika kau mau belajar berenang lagi.”

“Allen, I f***ing hate you!” teriak Lily sebelum dia memeluk Freesia erat dan menangis keras. “Aku tidak mau belenang lagi … aku akan tenggelam …”

Freesia menatap Lily dengan iba, lalu mengusap lembut kepalanya. “Lily, tidak apa-apa jika kau tidak mau belajar berenang …”

“Tidak, dia harus belajar berenang,” Allen tidak mau mengalah, bahkan di situasi seperti ini. Freesia menatap pria itu kesal.

Allen mengangkat alis.

“Tak bisakah kau berhenti …”

“Bukankah Freesia akan berenang bersamamu?” Allen berbicara, menyela kalimat kesal Freesia.

Lily menghentikan tangisnya dan mendongak menatap Allen.

“Jika kau berenang dengan Freesia, kau akan baik-baik saja, kan?” Allen menyebutkan.

Well, tidak seperti Freesia akan membiarkan Lily tenggelam di depan matanya, tapi … tidakkah seharusnya gadis kecil ini juga baik-baik saja jika dia belajar berenang di depan Allen dan para manusia bertubuh besar di sekeliling mereka ini? Jika tidak, apa gunanya mereka semua sebenarnya?

***

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status