Share

Mencari Bukti

Penulis: Nisa Noor
last update Terakhir Diperbarui: 2021-11-22 04:37:12

“Mama gak jadi bekalin Papa?” tanya Heru bingung dengan perubahan istrinya dalam sekejap saja.

“Nggak Pa, nanti saja ya Mama anterin langsung ke kantor.”

“Nggak perlu repot-repot Ma. Nanti Kania kepanasan lagi kalau kamu ajak ke kantor. Nanti Papa makan di kantin lagi aja ya,” ucap Heru datar.

Nirmala semakin penasaran dengan sikap suaminya itu. Niatnya untuk mendatangi suaminya siang nanti semakin bulat. Nirmala terus meyakinkan suaminya, hingga akhirnya Heru mengalah dan menuruti apa mau Nirmala.

“Pokoknya Papa tenang aja, tiba waktu makan siang nanti makanan sudah siap disantap di hadapan Papa,” ucap Nirmala meyakinkan Heru.

Heru hanya tersenyum, lalu mengucapkan terima kasih dan mendaratkan kecupan lagi di kening Nirmala.

Tidak ada yang berubah memang sejauh ini. Sikap Heru masih sama. Meski terkadang pulang larut malam, Heru tetap pulang setiap hari. Itu sebabnya Nirmala tidak pernah merasa curiga. Jika bukan suaminya yang salah menyebut nama panggilan itu mungkin tidak akan tumbuh rasa curiga di hati Nirmala.

“Ya sudah, Papa berangkat dulu ya.”

Nirmala mencium tangan suaminya penuh takzim. Ia melipat dulu rasa curiga dan hal lain yang bertengger dalam benaknya. Heru mencium putri kesayangannya. Lalu ia berlalu dari dua perempuan itu.

Selepas Heru pergi, Nirmala bergegas merapikan diri. Diraihnya tas kecil miliknya, ia pakaikan Kania jaket. Nirmala mengambil kunci sepeda motornya lalu bergegas menjalankan kendaraan roda dua itu dengan menggendong Kania di depan.

“Ma, mau kemana Ma?” ucap Kania dengan nada gemasnya.

“Kita ke rumah nenek ya, Nak.”

Anak itu tak bersuara lagi. Nirmala mencoba mencari mobil Heru dengan ketajaman matanya. Akhirnya, Nirmala menemukan mobil suaminya. Ia mengikuti mobil Heru dengan penuh hati-hati agar Heru tak memergokinya. Hingga sampai di gerbang tempat Heru bekerja, Nirmala tak menemukan tanda-tanda Heru singgah di tempat lain.

‘Lho, bukannya perempuan tadi menyuruh Mas Heru mampir untuk mengambil makan siang? Tapi kok Mas Heru langsung ke tempat kerja?' batin Nirmala.

Nirmala kembali menjalankan kendaraannya dengan lemas. Kadung janji pada anaknya untuk mengunjungi neneknya, Nirmala pun mengarahkan kendaraan menuju rumah orang tuanya.

Beberapa saat kemudian, Nirmala telah sampai di rumah orang tuanya. “Tumben, Mala hari kerja kamu ke sini?” tanya Ibu Nirmala.

“Ada perlu Bu, titip Kania ya,” ucap Nirmala.

“Ada apa? Kok kayaknya kamu kelihatan gelisah gitu?”

“Nggak ada apa-apa Bu, cuma bingung mikirin menu makan. Rencananya hari ini mau bikin kejutan untuk Mas Heru. Maka mau nganterin makan siang Bu, sudah lama Nirmala nggak masak untuk makan siang Mas Heru.”

Nirmala mencoba menyembunyikan prasangka akan suaminya darj Ibunya. Dia perlu banyak bukti untuk mengungkap semua kelakuan suaminya itu. Hanya karena Nirmala mendengar Heru salah menyebut nama panggilan saja itu belum cukup untuk membuat Mas Heru terpojok dan mengakui kesalahannya.

Nirmala mengelus rambut putrinya yang sedang bermain boneka-boneka kecil. "Kania, Kania main sama nenek dulu ya. Mama ada kerjaan dulu sama Papa, ya sayang."

***

Nirmala mencoba mencari bukti di rumahnya, ruang kerja Heru, kamarnya, dan tempat-tempat yang sering Heru kunjungi di rumah. Semua sudah Nirmala geledah, tetapi hasilnya nihil. Nirmala lagi-lagi tak menemukan bukti apa pun. Ia menarik napas dan mengembuskannya perlahan. Nirmala merasa telah terpengaruh dengan pikiran negatifnya. Bisa saja Heru hanya salah menyebut saja bukan berarti dia selingkuh.

“Tapi, ah ....” Nirmala mengusap wajahnya, mengacak rambutnya. Tiba-tiba ia mengangkat kepalanya dan terburu-buru merogoh ponsel di saku bajunya. “Lukman!” gumamnya.

Ditekannya kontak dengan nama itu. Ia meletakan ponselnya di telinga. Tampaknya Nirmala punya rencana lain untuk mencari bukti atas kecurigaan pada suaminya.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Salah Sebut Nama Panggilan   Ending

    Suasana sudah begitu ramai, Bu Wati senang akhirnya Sarah akan segera resmi menikah kembali dengan Heru, perjalanan panjang dan tak mudah sudah dilewati Sarah. Penantian dan kesabaran Sarah akhirnya berbuah manis, sempat ragu tapi akhirnya Sarah mantap kembali menerima Heru dalam hidupnya. Rasanya merasa bersalah telah membuat Heru menunggu padahal mereka bisa segera menikah kembali, tapi perlu waktu untuk Sarah menerima Heru, ketakutan akan masa lalu selalu membayanginya. Bagaimanapun Heru pernah membuatnya kecewa dengan meninggalkan Sarah seorang diri di rumah sakit lalu pergi entah kemana hingga Sarah harus tinggal di panti ini. Kebahagiaan itupun hadir dalam hati Nirmala, perempuan yang dulu pernah disakiti oleh Satah tapi mampu memaafkan dan berbesar hati menerima kehadiran Sarah dalam hidupnya bahkan mereka jadi sangat akrab sejak Sarah berhijrah menjadi lebih baik, tak ada yang tak memuji Nirmala yang bisa menerima mantan madunya bahkan mantan istri simpanan suaminya dulu, ba

  • Salah Sebut Nama Panggilan   Sebuah Permintaan

    "Kenapa harus menepi sejenak?" tanya Heru di ujung sana. "Mas, aku mohon. Aku perlu waktu untuk memikirkan semuanya, aku harus memutuskan semua dengan segala pertimbangan, aku gak mau gegabah soal ini. Ini menyangkut kehidupanku selanjutnya. Aku mohon Mas Heru mengerti." "Berapa lama?" "Tiga hari saja mas, tolong jangan kirim aku pesan atau apapun. Kita nanti akan tahu seberapa rindu hati kita jika tak melakukan itu, jika dalam waktu tiga hari itu aku ternyata tak bisa hidup tanpamu maka aku yang menghubungimu duluan, begitupun sebaliknya."Heru terdengar menghela napas berat, ia tak menyangka sesulit itu kembali pada Sarah padahal ia pikir bisa dengan mudah karena Sarah terlihat sangat mencintainya terbukti dari kebiasaannya mengantar makanan saat di penjara. Tapi itu saja tak cukup membuat Heru yakin akan mudah mendapatkan Sarah, dia harus berusaha lebih keras lagi. "Baiklah, aku turuti." Akhirnya kalimat itu meluncur dari bibir Heru membuat Sarah bernapas lega."Terima kasih

  • Salah Sebut Nama Panggilan   Mimpi

    "Apa?" Heru terkejut mendengar ucapan Sarah, tak percaya dengan apa yang baru saja dia dengar. "Terus kamu jawab apa?" Sarah terdiam, Heru menunggu jawaban Sarah dengan hati tak karuan."Aku belum menjawabnya, mas. Aku bercerita tentang semua itu pada Mbak Nirmala, dia memintaku untuk beristikharah. Saat ini jujur aku gamang, aku gak tahu bisa percaya sama kamu sepenuhnya atau nggak, aku ini pernah menjadi istri kedua secara sembunyi-sembunyi, menyakiti perempuan lain bahkan kini perempuan itu seolah tak pernah merasa disakiti olehku, dia sangat baik. Tetap saja justru dengan begitu rasa bersalahku kian besar, aku takut mas." "Apa yang kamu takutkan?" Sarah menatap lelaki itu, keduanya saling menatap penuh arti. "Aku takut kamu mengkhianatiku seperti kamu mengkhianati Mbak Nirmala." Heru menghela napas berat dan mengusap wajahnya kasar. "Sarah, aku rela mengkhianati Nirmala karena apa?" tanya Heru menatap perempuan di depannya. Sarah menunduk, memang ia rasakan semua yang ter

  • Salah Sebut Nama Panggilan   Permintaan Lelaki Lain

    "Mas, aku mau kita sah dulu secara agama dan negara. Tujuh tahun tanpa nafkah batin bukan waktu yang sebentar, aku tak mau melakukan ini dengan gegabah. Mungkin tak pernah ada kata talak darimu tapi saat keluar penjara kamu memilih menghampiri Mbak Nirmala dan mengacuhkanku itu pertanda kamu tak menginginkan aku lagi, mas.""Sudah aku bilang, aku menemui Kania bukan Nirmala. Menemui anakku," sanggah Heru. "Tapi kamu kecewa kan mendengar Mbak Nirmala sudah menikah lagi bahkan hidup bahagia sekarang?" Heru terdiam, Sarah menghela napas. Ia sangat takut, Heru membawanya ke sebuah villa yang cukup sepi, dia meminta untuk melakukan hubungan layaknya suami istri. Tapi Sarah menolak dengan alasan telah hilang haknya untuk itu, karena sepengetahuannya. Enam bulan saja tanpa nafkah batin maupun lahir maka sudah bisa jatuh talak jika istri tak ridho. Ini tujuh tahun selama di penjara, meski selama itu Sarah masih mengunjungi Heru, mereka masih bertemu tapi Sarah tak melihat bias cinta saat it

  • Salah Sebut Nama Panggilan   Ujian Kebersamaan

    "Assalamualaikum, mas. Ada apa?""Waalaikumsalam, dimana kamu dek?""Di rumah mbak Nirmala, mas. Kenapa?" "Siapa lelaki itu?" TegSarah terdiam, mendadak wajahnya memerah entah pertanda apa. Nirmala mengamati wajah bingung Sarah. Apa yang dilihat Heru hingga dia marah seperti itu. "Lelaki mana mas?" "Jangan pura-pura, jelas sekali aku melihat kamu dengan seorang lelaki." Sarah menghela nafas, apa yang ditakutkannya terjadi. Sejak dulu, ia tahu sikap Heru yang gampang marah, Heru tak pernah bisa bersikap dingin terlebih jika sudah menyangkut dirinya. Nirmala mencoba menenangkan meski dia tak tahu apa yang sedang mereka bicarakan, hanya saja melihat raut wajah Sarah membuat Nirmana merasa mereka sedang tak baik-baik saja. Enggan ikut campur, Nirmala memilih meninggalkan Sarah seorang diri, membiarkan Sarah menyelesaikan semuanya. "Mas, jangan dulu berpikir aneh. Dia temanku, dulu kami pernah satu panti. Lalu terpisah dan kembali dipertemukan." "Teman atau teman?" Lagi, Sarah me

  • Salah Sebut Nama Panggilan   Heru Meradang

    "Maksud kamu?" tanya Sarah.Jaka gelagapan, ia mencari paduan kata yang tepat untuk menutup sikapnya yang mendadak serba salah karena ucapannya tadi."Apakah aku tak perlu menghiraukannya lagi?" tanya Sarah kembali."Eh, tidak. Bukan begitu," ucap Jaka menjeda kalimatnya. "Gini, pernikahan itu untuk membuat kita bahagia ya setidaknya itu yang aku pegang selama ini, aku sampai sekarang belum menikah karena aku gak yakin bisa bahagia dengan perempuan lain. Kebahagiaanku ada pada seseorang yang hadir sejak dulu, seseorang yang setiap malam aku sebut namanya berharap bisa dipertemukan dengannya yang entah dimana. Aku menunggunya, karena aku yakin dia tercipta untukku. Meski nantinya akan terluka setidaknya aku tak menikah hanya karena untuk membohongi hati ini dan menyakiti perempuan lain yang jadi istriku. Jadi, menurutku ambil keputusan sesuai keyakinan hatimu," ucap Jaka.Sarah terdiam, dia seolah merasa perempuan yang ditunggu Jaka adala

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status