Share

Bab 1

Kring...kring....kring....suara jam weker membangunkan ku dari mimpi indahku, ya aku memasang alarm pagi ini karena memang ada kelas pagi, pertama kali bangun setelah mematikan alarm adalah mengambil handphone untuk melihat ada atau tidak pesan masuk.

" Ya ampun...kenapa jamnya beda " aku terbelalak saat melihat penunjuk waktu di handphone, mengapa bisa selisih satu jam.

Aku bergegas turun dari tempat tidur dan langsung ke kamar mandi, ada kuliah pagi dengan dosen ganteng tapi super killer.

Setelah beberapa saat Fiona telah selesai  mandi dan berganti baju, makup tipispun sudah menghiasi wajahnya yang memang sudah cantik alami.

" Pagi " sapa Fiona kepada keluarganya yang sudah duduk dimeja makan untuk menikmati sarapan pagi.

" Fiona, kamu ikut papa kekampusnya, aku ada keperluan ttidak bisa berangkat bareng" ujar Diandra saat sedang sarapan.

" Lho, nggak bisa gitu dong, aku bisa telat nanti kalau harus nunggu papa" ujar Fiona, yang memang takut jika harus mendapatkan hukuman dari dosenya itu.

" Aku nggak peduli, pokoknya aku sudah bilang nggak bisa berangkat bareng " dengan cueknya Diandra berkata tanpa ada rasa kasihan.

" Sudah nggak usah ribut, kamu harus ngalah, Diandra punya urusan yang lebih penting " bela mama pada anak kesayangan nya, aku hanya bisa menghela nafas.

Sudah tidak bisa membantah lagi, padahal ingin sekali membela diri, tapi percuma jika urusanku selalu tidak dianggap penting oleh keluargaku, dan setelah beberapa saat Diandra beranjak dari duduknya.

" Ma, aku berangkat dulu " pamit Diandra pada mama.

" Iya sayang, hati-hati dijalan " balas mama dengan lembut.

Aku harus menunggu papa untuk bisa berangkat ke kampus, dan beberapa saat kemudian ayah sudah bersiap.

" Ayo, kita berangkat " ajak papa.

Tanpa jawaban aku mengikuti papa masuk kedalam mobilnya yang kemudian meninggalkan kompleks perumahan kami, dalam perjalanan aku merasa khawatir akan  nasibku hari ini, apa jadinya nanti. Sudah setengah jam aku telat. Akhirnya mobil papa sampai didepan kampus.

Setelah berpamitan kepada pria setengah baya itu aku langsung lari menuju kelasku, karena tidak hati-hati aku menabrak seseorang tepat didepan kelasku.

" Aduh " pekikku karena terjatuh.

Betapa kagetnya saat tahu siapa orang yang telah aku tabrak.

" Pak Kevin, maaf pak aku tidak sengaja, aku buru-buru " kataku dengan khawatir, karena yang aku tabrak adalah dosen ganteng tapi super killer, ya...dialah dosenku pagi ini.

Sontak kejadian ini memancing perhatian mahasiswa lain, mampus aku, gumamku dalam hati.

" Setelah jam kuliah selesai ikut saya " perintah pak Kevin, " satu lagi, hari ini kamu tidak boleh mengikuti kuliah saya " kata pria dingin di depanku ini.

" Tapi, pak..." Belum selesai aku bicara pak Kevin sudah lebih dulu berucap.

" Saya tidak ingin ada yang membantah perintah saya" katanya dengan dingin.

Sial sekali aku hari ini, sudah telat, menabrak dosen super killer dan yang pasti hukuman menantiku. Ya Tuhan mimpi apa aku semalam, gumamku dalam hati.

Untuk mengisi kebosananku aku berniat menelfon Andrian yang merupakan kekasihku, Tut....Tut....Tut.... Ah sial, dia tidak mengangkat telfon ku, aku coba kirim pesan.

( Pagi sayang, lagi apa? ) Pesan terkirim tapi belum dibaca.

Kemana dia, kenapa tidak membaca pesanku, kucoba mengirim pesan lagi untuknya.

( Lagi ngapain sih, sudah bangun kan? ) Terkirim tapi belum dibaca juga, kenapa dia tidak membaca pesanku, hatiku semakin entahlah.

Tak berselang lama jam kuliah kelaskupun usai. Pintu kelas dibuka, dan yang pertama kali muncul adalah dosen killer itu, hatiku semakin tidak karuan, bersiap menerima hukuman darinya.

" Ikut saya" ucapnya tanpa memandang ke arahku.

" Iya pak " dengan patuh aku mengikutinya.

" Kamu sudah tidak ada kuliah kan hari ini " tanyanya dengan masih dengan gayanya yang dingin.

" Iya, hanya ada kelas bapak hari ini " jawabku dengan sopan dan takut.

Pak Kevin langsun menuju parkiran, aku mengikutinya tanpa bertanya. Dia membuka pintu mobilnya, aku masih terpaku berdiri disamping mobilnya.

" Kenapa diam saja, ayo masuk " perintahnya.

Tanpa menjawab dan masih dengan bingung aku mengikuti perintahnya. Aku membuka pintu belakang dan segera masuk.

" Kamu pikir saya supir pribadimu, pindah kedepan " perintahnya padaku.

" I- iya pak, maaf" kataku dengan rasa takut karena sudah melakukan kesalahan lagi.

Ya ampun pasti aku dapat hukuman lebih berat lagi, gumamku dalam hati.

" Kita mau kemana pak " tanyaku pada pria es yang duduk di sampingku.

Tanpa menjawab dia melanjutkan mobilnya kesebuah tempat makan dan langsung memarkirkan mobilnya.

" Turun, kita makan dulu " setelah berkata tanpa memandang ke arahku dia langsung berjalan masuk kedalam, aku mengikutinya dari belakang.

" Dasar dosen killer yang aneh" liriku dan berharap pak Kevin tidak mendengar.

" Aku masih mendengarnya " celetuk pak Kevin.

Mati aku, hukuman ku pasti akan bertambah lagi, ternyata bukan cuma killer tapi juga pendengarannya sangat tajam, dia sebenarnya manusia atau apa, gamku dalam hati.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status