Share

Bab 2

" Mau makan apa? " Tanyanya pada fiona masih dengan sikap cueknya.

" Terserah " jawab Fiona.

Dia beralih memandang fiona sambil mengerutkan alisnya.

" Disini tidak ada menu terserah " jawabnya yang menurut Fiona lucu, tapi dia mengucapkannya tanpa ekspresi, benar-benar lelaki yang dingin, " kalau tidak makan nanti kau akan kelaparan dan saya tidak tanggung jawab, karena nanti ada pekerjaan menguras tenaga untukmu sebagai hukuman " imbuhnya, masih dengan ekspresi sedingin kutup.

Ya Tuhan, apalagi ini....hukuman apa yang akan dia berikan padaku, aku hanya bisa pasrah, dan memilih menu asal kata Fiona dalam hati.

" Ini saja " kata fiona dengan nada pasrah.

" Ok " katanya setelah itu melambai ke pelayan untuk memesan menu yang kami pilih. 

Selama makan siang berlangsung kami hanya diam, dan tiba-tiba dari arah belakang fiona mendengar suara seseorang yang baru datang, Fiona sangat kenal sekali suara itu, tapi bagaimana mungkin mereka bisa kesini bersama.

" Kamu mau pesan apa " tanya suara di belakangku pada orang didepanya.

" Jus alpukat saja " jawab gadis itu, yang tak lain adalah Diandra adik fiona.

Setelah memesan menu yg mereka pilih mereka mengobrol, aku belum mau menole kebelakang, karena masih ingin mendengar apa yang mereka bicarakan, karena lelaki yang bersama adikku adalah Andrian yang merupakan kekasih fiona.

" Habis ini kita mau kemana lagi? Aku masih mau berlama-lama denganmu " kata Diandra kepada Andrian, yang sontak membuat mata fiona terbelalak, dan memastikan bahwa fiona tidak salah dengar.

" kamu tidak ada kuliah hari ini " tanya Andrian  balik pada Diandra.

" Hari ini aku bebas tidak ada kuliah " jawabnya, tega sekali dia tadi meninggalkanku hanya karena ingin pergi berdua dengan pacarku. Desisku dalam hati.

Pak Kevin melihat perubahan sikap fiona, tapi dia hanya diam dan sesekali memperhatikannya dengan bingung.

" Habis ini kita kerumahku saja, kebetulan orang tuaku sedang diluar kota, kita bebas melakukan apa saja disana " kata Andrian, yang membuatku harus berfikir keras, mau apa mereka berdua dirumah Andrian, pikiran negatif pun datang kepikiranku, mungkinkah mereka....ah...

" Ok sayang, kita habiskan hari ini bersama, tapi aku tidak mau ada Fiona mengganggu walau lewat telfon, pokoknya kamu harus matikan HP kamu, ok " rengek Diandra pada Andrian.

" Tapi..." Belum sempat Andrian melanjutkan kalimatnya Diandra sudah memotong.

" Tidak ada tapi-tapian, kamu dah bilang kamu akan ninggalin Fiona demi aku, maka biasakanlah tidak menghubunginya lagi, kamu cinta aku kan ? " Kata Diandra.

Inikah yang dinamakan saudara, tega menusuk saudaranya dari belakang, apa kurangnya aku selama ini yang selalu mengalah,lirih Fiona dalam hati,  tak terasa air mataku mengalir, dan tanpa disadari pak Kevin memperhatikan itu.

" Kau baik-baik saja" tanyanya . Fiona hanya diam tidak menjawabnya.

Tak berselang lama makanan yang mereka pesan pun datang, bersama dengan itu pula Fiona berdiri dan berbalik ke belakang menuju meja sepasang selingkuhan itu dan langsung mengambil minuman yang ada didepan mereka lalu tanpa mereka duga fiona langsung menyiramkan minuman ke  kepala Diandra.

" Aahhh...." jerit Diandra

" Hei..apa masalahmu" teriak Andrian sebelum melihat ke arah fiona.

Kemudian mereka terdiam sejenak setelah melihatku, mungkin syok dan tidak menyangka bahwa aku ada disini.

" Fi-fiona " pekik Andrian.

" Apa masalahmu, berani menyiramkan minuman kekepalaku " teriak Diandra dengan nada marah.

Diandra bangun dan tiba-tiba hendak menyerang fiona, tanpa disadari pak Kevin tiba-tiba menarik fiona kebelakang tubuhnya dan mencekal tangan Diandra.

" Heiii...jangan kasar nona " pak Kevin mencoba melindungi fiona.

" Siapa kau, jangan ikut campur urusanku " teriak Diandra dengan tatapan benci kepada fiona dan pak Kevin.

" Kau menyerang orang yang bersamaku, jadi ini menjadi urusanku juga" balas pak Kevin masih dengan sikap dinginnya.

" Dia yang mulai " bela Diandra sambil menarik tangannya dan menunjuk kearah fiona.

Tiba-tiba pak Kevin menarik fiona pergi setelah sebelumnya menyerahkan uang ke pelayan.

Sesampainya di mobil pak Kevin hanya diam melihat wanita dibelahnya menangis, tak berapa lama mobilpun berjalan meninggalkan parkiran tempat makan itu.

Setelah beberapa saat pak Kevin bertanya.

" Mau kuantar pulang" 

Fiona menggeleng masih dengan Isak yang belum reda. Mobil berjalan entah kemana, fiona hanya pasrah karna yang Fiona percaya pak Kevin orang yang baik dan tak mungkin berbuat macam-macam.

Tanpa disadari kami sudah sampai di pantai, pak Kevin membuka pintu mobil dan keluar, tak berapa lama dia membuka pintu disamping fiona.

" Keluarlah, luapkan emosimu " ucapnya padaku. 

Setelah aku keluar dia mengatakan sesuatu.

" Aku akan minum dulu" katanya, dan diiapun pergi entah kemana.

Aku terus berjalan ke arah air dengan hari yang masih hancur, tanpa menghiraukan keselamatanku sendiri karena pirikan buruk nanti setelah sampai rumah pasti akan terjadi keributan lagi pastinya tak ada yang membelaku dan yang lebih menyakitkan penghianatan adik dan kekasihku, aku berjalan sampai air hampir menenggelamkan ku.

Teriakan seseorang yang berlari menyusul kevin didekat mobilnya.

" Mas itu temanya hampir tenggelam" teriak ibu yang tadi kebetulan ada dipinggir pantai, memang menjelang sore pantai ini sepi.

Tanpa menjawab pak Kevin yang baru sampai dimobil langsung berlari menyusul Fiona yang entah sudah tidak ingat apa-apa lagi, fiona sudah tenggelam dan memang tidak bisa berenang.

" Fiona " teriak pak Kevin dengan khawatir karena sudah tidak menemukan Fiona lagi.

Dia terus ketengah dan berenang hingga akhirnya menemukan Fiona yang sudah tidak sadarkan diri. Pak Kevin menarik viona kepinggir kemudian menggendongnya.

Diletakkannya tubuh Fiona yang sudah tidak bernafas lagi, diraba nadinya yang sudah melemah, Kevin berusaha memberi pertolongan pada Fiona.

" Ayo tolonglah, bangun....Fiona " pekik kevin dengan khawatir.

Fiona semakin melemah Dangan bibir yang semakin membiru, Kevin masih terus berusaha memberi pertolongan pada Fiona, beberapa saat kemudian Fiona terbatuk, uhuk...uhuk...Fiona tersadar.

" Syukurlah " ucap Kevin sambil memeluk tubuh Fiona.

Fiona masih menangis dalam pelukan Kevin.

" Jangan pernah berfikir untuk melakukan hal ini lagi, apapun masalahmu " lirih Kevin, Fiona semakin terisak dan mengangguk.

" Setelah kau tenang aku akan mengantarmu pulang, kita kerumahku dulu untuk mengeringkan bajumu, aku tidak mau orang tuamu khawatir melihatmu pulang dengan keadaan seperti ini" katanya, lalu menggendong fiona kedalam mobilnya.

Dalam perjalanan suasana terasa hening hanya terdengar suara beberapa kendaraan yang lalu lalang. Tak terasa sudah sampai didepan rumah Kevin.

" Ayo, masuk dulu keringkan pakaianmu " suara Kevin yang tiba-tiba menghentikan lamunan Fiona.

Sesampainya didalam suasana begitu sunyi, Kevin langsung masuk kedalam kamarnya meninggalkan Fiona yang masih terpaku diruang tamu tanpa berani duduk karena takut membasahi sofa. Tak berapa lama Kevin kembali membawa handuk dan pakaian. 

" Mandilah, dan kenakan baju ini, maaf jika ukuranya kebesaran karena hanya ada bajuku, masuklah ke kamar tamu dan mandilah " ucap Kevin yang kemudian membimbing Fiona kekamar tamu.

" Tutup pintunya, setelah selesai bawa bajumu yang basah kebelakang, aku akan keluar sebentar " kata Kevin lagi pada Fiona.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status