Share

Bab 3

Setelah membersihkan diri dan berganti baju Fiona keluar dari kamar menuju ruang belakang untuk mencuci bajunya untuk kemudian dikeringkan.

" Sedang apa kau disini" tanya Kevin yang membuat Fiona kaget.

" Aku baru selesai mencuci bajuku " jawabnya.

" Ini ganti bajumu, saya baru saja mebelinya, tak tau pas atau tidak, setelah itu aku antar pulang " kata Kevin yang hanya dibalas anggukan oleh Fiona.

Fiona menerima baju yang dibelikan Kevin dan segera menuju kamar tamu untuk memakainya.

" Aku sudah selesai " kata Fiona yang sudah berdiri didekat Kevin.

" Ok, ayo aku antar pulang, tapi ingat hukumanku belum aku berikan, jadi kau masih hutang itu pada saya " katanya dengan dingin tanpa menoleh kearah Fina.

Dasar pria yang dingin, rutuk Fiona dalam hati, merekapun pergi meninggalkan rumah Kevin untuk menuju rumah Fiona.

" Kalau ada apa-apa hubungi saya " pesan Kevin sebelum Fiona turun dari mobilnya.

" Iya, terimakasih pak " balas Fiona.

" Hanya itu" gumam Kevin yang masih bisa didengar Fiona.

" Hem, apa pak " tanya Fiona dengan bingung.

" Tidak apa, lupakan, saya pergi dulu " balas Kevin yang kemudian berlalu dengan mobilnya.

Sesampainya didalam rumah Fiona sudah disambut amarah seisi penghuni rumah.

" Apa yang kau lakukan pada Diandra, jawab ! " Hardik Leo ayahnya yang kemudian memukul Fiona.

Fiona yang tidak siap menerima pukulan yang tak terduga langsung jatuh.

" Anak kurang ajar, kau permalukan adikmu ditempat umum " kata Clara yang merupakan ibunya sambil menjambak rambut Fiona.

Tanpa meminta penjelasan dari Fiona mereka menyiksanya.

" Apa salahnya kamu mengalah pada adikmu, dasar tak tahu diri " hardik Clara yang masih menjambak rambut Fiona dan kemudian membenturkan kepalanya ke sudut tembok.

Darah segar mengalir dari kening Fiona, Diandra yang melihat itu tersenyum puas, tanpa belas kasihan mereka menyeret tubuh Fiona yang sudah tak berdaya keluar dari rumah.

" Pergi dari sini, jangan pernah berani menginjakkan kakimu di rumah ini, kami sudah menganggapmu mati" kata Leo yang tanpa belas kasihan menarik baju Fiona hingga sobek dan menghempaskan tubuh anaknya kejalan.

" Maafkan aku pa, jangan seperti ini " rintih Fiona berharap ada belas kasihan untuknya.

Tapi mereka tidak peduli, yang ada Dimata mereka hanyalah kemarahan untuk Fiona.

" Pah, aku juga anakmu, mengapa kau lakukan ini padaku tanpa menanyakan kejadian sebenarnya padaku, mengapa kalian hanya mendengarkan dari Diandra saja " bela Fiona.

Clara maju menghampirinya lalu memukul pipi Fiona bertubi-tubi.

" Jadi kau mau bilang jika adikmu berbohong, dasar anak sialan " umpat Clara dengan tak henti memukul Fiona dan menjambak rambutnya.

" Mati saja kau dari pada selalu menyusahkan kami " hardik Clara dipenuhi amarah yang kemudian menendang tubuh Fiona singga jatuh dan membentur aspal.

Darah segar kembali mengalir dari kepala Fiona, tanpa belas kasihan mereka meninggalkan Fiona yang sudah tidak berdaya. Mereka masuk kedalam rumah dan mengunci pintu agar Fiona tidak bisa menyelinap masuk.

Fiona mencoba bangun dan pergi dari tempat itu, dia berjalan tak tentu arah dengan keadaan yang sudah berantakan.

.

.

.

Setelah sampai rumah Kevin menuju kamar tamu yang tadi ditempati Fiona, dia melihat handphone Fiona tergeletak diatas Buffett.

" Dasar ceroboh " gumam Kevin, yang kemudian mengambil handphone milik Fiona dan akan pergi lagi untuk mengembalikannya.

Kevin kembali pergi mengendarai mobilnya menuju rumah Fiona.

.

" Aku harus kemana " lirih Fiona.

Dengan keadaan lemah dan darah masih mengalir Fiona berjalan tak tau tujuan, karena darah terus mengalir menjadikanya pusing, belum sempat Fiona menuju kursi yang terletak tak jauh darinya berjalan namun tiba-tiba tubuhnya terasa lemah dan tak mampu lagi untuk melanjutkannya, tiba-tiba Fiona hilang kesadaran Tan ambruk.

Sebelum benar-benar hilang kesadaran dia menatap orang yang menyanggah tubuhnya hingga tidak sampai ambruk keaspal.

" Pak Kevin, tolong aku " lirihnya sebelum benar-benar hilang kesadaran.

Dengan panik Kevin menggendong tubuh Fiona dan memasukkanya kemobil, dengan kecepatan tinggi Kevin mengemudikan mobilnya menu rumah sakit.

" Bertahanlah " gumam Kevin.

Setelah sampai Kevin bergegas menggendong Fiona menuju IGD, perawat langsung berlari untuk menolong.

" Tolong, selamatkan dia " kata Kevin dengan panik.

" Mohon untuk tunggu diluar, biar kami yang menangani " cegah salah satu perawat ketika Kevin hendak ikut masuk.

Dokter dan perawat segera mengambil tindakan untuk menyelamatkan Fiona, beberapa saat kemudian dokter keluar.

Kevin dengan panik langsung menghampirinya.

" Bagai mana keadaanya " 

" Tak ada luka yang serius, untung anda membawanya tepat waktu, pasien akan dipindahkan keruang perawatan " jawab dokter itu pada Kevin.

Kevin dapat bernafas dengan lega setelah mengetahui keadaan Fiona.

.

.

" Kalau Fiona mati bagaimana pa? " Tanya Diandra pada Leo.

" Biar saja mati anak tidak berguna itu, daripada menyusahkan " jawab Leo.

" Tapi aku takut jika nanti polisi mencari tersangka penganiaya Fiona " kata Diandra dengan cemas. Tak terpikirkan sampai kesitu oleh mereka.

" Benar juga kata Diandra, lebih baik kita cari Fiona dan kurung dia diigudang, biar jika mati tidak menyusahkan kita" usul Clara.

kemudian mereka bergegas mencari Fiona, mereka menyusuri jalan berharap menemukan Fiona namun nihil, lelah mencari mereka pulang dengan tangan kosong tidak menemukan yang dicari, kepanikan menyelimuti mereka, tak terpikirkan sebelumnya.

" Bagaimana ini, aku tidak mau terlibat jika nanti terjadi sesuatu pada fiona " kata Diandra dengan emosional karena tidak menemukan keberadaan kakaknya itu. 

" Diam, kami membelamu tadi " bentak Leo pada anak kesayangannya.

" Kau juga merasa senang kan melihat kami memperlakukan Fiona, dan ini juga bermula darimu Diandra " imbuh Clara yang tak mau disalahkan.

" Besok kita cari lagi " ucap Leo dan kemudian pergi menuju kamar yang disusul Clara.

" Ahhh..." Teriak Diandra dengan kesal, 

Diandra lari menuju kamarnya kemudian membanting pintu kamar.

" Fiona sialan" runtuknya.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status