Gak tau kenapa dia bisa terbesit begitu saja tanpa adanya undangan.
Mutiara Khasan.
__________
Kegiatan MOS telah berlalu, Beberapa Minggu terakhir pelajaran sudah dimulai.
"Al, menurut lo gimana kalau gue ikut ekskul musik?" tanya Tiara pada Alika yang tengah asyik mengobrol dikantin.
"Bagus tuh, katanya Rann juga pengin ikutan," sahut Alika seraya menyeruput jusnya.
"Yang benerr? kalo gitu sih gue jadi ada temennya dong, lo sendiri Al, gimana..?"
"Gue gak tertarik." Alika memang si kutu buku.
"Iya dehhh lo kan lebih tertarik keperpus daripada keruang musik," ledek Tiara.
Alika dan Tiara sibuk membahas rencana keduanya setelah melepaskan diri dari kegiatan MOS beberapa Minggu lalu. keduanya asyik mengobrol dikantin sembari menyantap satu mangkok bakso dan es teh manis saat jam istirahat.
"Ok deh Al, siang ini juga gue bakal daftarin diri," ujar Tiara.
"Bagus tuh lebih cepat lebih baik," timpal Alika.
Bel berdering, seluruh siswa keluar dari kelas masing-masing begitu juga dengan Tiara. Dia bergegas menuju ruang musik.
"Tiara ...."
Terdengar suara seseorang memanggilnya. Tiarapun menolehkan badannya mencari yg memanggilnya diantara puluhan siswa yang sedang berlalu lalang di koridor.
"Rann, ada apa?" tanya Tiara setelah mendapati Rann di depannya.
"Tia lo mau kemana? Kok buru-buru banget?" tanya Rann dengan nafas terengah-engah karena berlari mengejar Tiara yang lebih dulu meninggalkan kelas sesaat setelah bel berbunyi.
"Gue mau keruang ekskul, lo mau ikut?" ujar Tiara mensejajarkan diri dengan Rann.
"Boleh, yuk gue juga pengen belajar gitar nihh," Rann begitu antusias menjawab seraya menarik tangan sahabatnya itu.
Keduanya sampai diruang ekskul dan terlihat Khan sedang berada di sana. Mereka tidak tau kalau Khan juga ikut aktif dalam ekskul musik.
"Khan, lo disini?" Rann bingung dengan adanya Khan di sana.
"Rann, iya nih gue ekskul juga disini," jawab Khan seadanya.
Rann dan khan asyik mengobrol membuat Tiara seakan tersisihkan. Tiara pergi meninggalkan Khan dan Rannia begitu saja. Melihatnya membuat keduanya saling bertukar pandang, ada apakah dengan Tiara.
Khan, Rann dan Tiara adalah teman satu kelas, karenanya mudah bagi mereka untuk mengakrabkan diri satu sama lain. Walaupun pada awalnya sikap Tiara pada Khan terlalu dingin, namun tak butuh waktu lama, Khan bisa mencairkan suasana diantara keduanya.
Rann yang berminat pada alat musik gitar tak menyangka kalau yang akan mengajarinya adalah Rey. Orang yang pernah membuat kedua pipinya memerah merona karena malu beberapa Minggu yang lalu.
Rann begitu terkejut mengetahuinya dan seketika dia ingin mengundurkan diri, namun hasratnya untuk belajar musik dan jiwa keseniannya mencegahnya hingga dia memilih untuk mencoba bertahan.
*****
Hari-haripun berlalu, kedekatan Khan dan Tiara semakin terlihat. Tak jarang keduanya terlihat sedang duduk santai berduaan diruang ekskul.
Suatu perasaan telah terbesit dihati keduanya. Rasa dimana keduanya merasakan kenyamanan jika sedang bersama dan kehilangan jika sedang jauh.
Begitu juga dengan Rann dan Rey, keduanya mulai saling memahami satu sama lain. Rann mulai merasa nyaman dengan sikap Rey.
Terkadang Rey menyanyikan lagu romantis untuk Rann. Sampai suatu ketika Rey pernah memprotes pada Rann. well, bukan protes tapi lebih kearah meminta agar Rey boleh memanggil Rann dengan panggilan Bella, nama belakang Rann.
ya, Rannia Krishna Isabella. Cuma pengin beda aja sih katanya ...
"Bell, sore ini kamu ada acara?" tanya Rey.
"Kayaknya gak ada, kenapa?" tanya Rann balik.
"Kamu ikut saya ya." Rey menatap Rann, berharap Rann bersedia.
Logat Rey bukan Lo gue tapi saya kamu.
"Kemana?" tanya Rann tak mengerti.
"Saya ada acara kumpul bareng temen, tapi saya malas kalau datang sendirian, kamu ikut ya." Rey masih menatap manik indah itu.
"Ok, kalau lo jemput gue ikut," jawab Rann dengan senyum simpulnya.
Rey memang menggunakan saya kamu tapi Rann tetap dengan logat lo gue nya.
Percakapan diruang ekskul itu mengakhiri pertemuan mereka disiang ini. Rann pergi meninggalkan Rey yang masih berdiri terpaku disana. Rann pergi menemui Tiara yang masih duduk bersama Khan.
"Tiara pulang yuk, dah siang nih," ajak Rann pada Tiara yang masih saja duduk.
"Siappp bos," jawab Tiara dengan nada meledek dengan tangan diangkat memberi hormat.
"Khan pulang duluan yahh." Rann melambaikan tangan sambil berlalu.
"Hati-hati dijalan." Khan melepaskan Tiara pulang dengan Rann walaupun hatinya masih ingin menghabiskan waktu bersama.
Dalam lamunannya terdengar suara.
"Khan ... makasih atas waktunya." yg mengagetkannya.
khan Sadar kalau suatu rasa telah singgah di hatinya dan tak dapat ia pungkiri kalau dia merasa nyaman dengan kehadiran Tiara.
Disepanjang jalan, Tiara tersenyum-senyum sendiri. Melihatnya membuat Rann penasaran dan Rann tak bisa menahan diri untuk tidak menanyakan apakah yang terjadi pada sahabat karibnya itu. Tiara yang merasa malu terus saja mengelak, namun akhirnya Tiara menyerah juga dan menceritakan tentang semua perasaan yang dimilikinya untuk Khan.
"Napa lo senyum-senyum sendiri?" Rann penasaran dengan tingkah temannya itu.
"Gak ada," jawab Tiara mengelak.
"Mau lo sembunyiin dimana lagi tuh kebenaran?" Rann tidak yakin dengan jawaban Tiara.
"Apaan sih Rann, jangan gitu deh," protes Tiara.
"Elehhh masih ngelak aja lo," decak Rann.
"Serius Rann," elak Tiara yang gemas karena Rann masih saja tak percaya dengannya.
"Udah ada gambaran tuh di muka lo," ucap Rann asal.
"Gambaran?? Serius lo??" Tiara refleks menyentuh kedua pipinya.
"Ck, gak percaya lo? Liat aja tuh di wajah lo penuh dengan bunga-bunga bermekaran setiap lo lagi mikirin Khan," ujar Rann datar.
Tiara yang asalnya serius kini hanya berdecak kesal karena berhasil di kerjai satu temannya itu.
"Ck, bisa-bisanya lo ngomong kayak gitu Rann," decak Tiara yang kesal dengan ke usilan Rann.
Sementara Rann hanya memasang wajah datar.
Seperti biasanya, Rann dan Tiara akan pulang naik bus, baik Rann maupun Tiara memang tergolong dari keluarga berada, tapi keduanya Tetap memilih transportasi umum dengan alasan malas mengemudi sendiri.
Kan bisa pakai supir atuh neng, hehe.
Selain itu juga karena dengan transportasi umum terkadang bisa mendapatkan banyak teman mengobrol walaupun awalnya tidak saling kenal. Jangan salah, bahkan banyak loh yang awalnya cuma teman ngobrol di angkot bisa jadi teman kencan romantis. Eaaa.
Rumah Rann dan Tiara satu arah walaupun berbeda kompleks perumahannya. Dan itu juga yang mempermudah keduanya untuk pulang pergi sekolah bersama.
Sejak dari SMP keduanya sudah sama-sama bergabung di kumpulan anak Somplak. Kumpulan anak-anak dengan berbagai karakter itu mampu membuat anggotanya nyaman.
Tepat di halte depan komplek Tiara turun menyisakan Rann yang masih harus menuju halte berikutnya.
*****
Seetidaknya dalam hidup ini harus ada sedikit hal kecil yang tak perlu orang banyak tau.Rey R Lesmana_________________"ting-tong .... "Suara bel rumah Rann berbunyi. Di sore itu, Rann tengah bersiap untuk menemani Rey pergi. Rann bergegas untuk membuka pintu dan terlihat seorang cowok yang tengah berdiri di depan pintu."Rey, Silahkan masuk." Rann mempersilahkan Rey memasuki rumahnya.Rey hanya tersenyum dan melangkah memasuki rumah. Tiba-tiba dia mengulurkan sebuah paper bag pada Rann dan memberikan isyarat agar Rann memakainya.Gadis itu menerima dan bersedia memakainya walaupun dia tidak mengerti apa maksud Rey karena Rey yang tanpa sepatah kata pun.Tak lama setelah itu, Rann keluar dari kamar dengan jaket Hitam yang bermodel sama dengan yang Rey kenakan, dipadukan dengan jeans hitam panjang. Rey
Kau menyukai keindahannya, tapi keindahannya itu jahat, bisa saja menyakitimuRey R Lesmana________________"Rann, hari ini ekskul?" tanya Viona saat berjalan dikoridor."Ya nih, ikut yuk Vi," ajak Rann."Sorry deh Rann, gue gak minat nih," tolak Alika."Ya udah deh kalau gitu gue tinggal dulu," ucap Rann.Rann pergi meninggalkan Viona yang masih berdiri dikoridor. Rann berjalan menuju ruang musik. Seperti biasa, Rey sudah berada disana menunggu Rann."2 menit, Nona terlambat 2 menit 10 detik" ucap Rey saat melihat Rann berdiri di depannya."Loh, detiknya juga dihitung? Rajinnya." Rann justru meledek Rey.Keduanya melakukan hal seperti biasanya. Rann terlalu asyik memperhatikan jari jemari Rey memetik senar gitar. Tiba-tiba Rey berhenti dan mengejutkan Rann dengan sebuah agen
Kau menyukai keindahannya, tapi keindahannya itu jahat, dia bisa melukaimu.Reyhan R Lesmana. ___________________Mereka pergi tanpa tau tujuan. Rann memegang erat pinggang Rey yang mengendarai motornya. Ketegangan tergambar jelas di wajah Rann.Untuk pertama kalinya Rann mengalami kejadian seperti ini, Rey bingung akan kemanakah mereka pergi."Rey, mampir dulu yuk kerumah Allah, waktu Dzuhur sudah hampir habis nih," ucap Rann saat melihat bangunan indah bernuansa islami di tepi jalan.Mendengar hal itu membuat Rey terkejut. Rey tak menyangka dengan ucapan Rann. Rey sadar, sudah berapa lama dia melalaikan sang pencipta. Rey merasa seakan akan dirinya telah terjatuh kedalam jurang yang sangat dalam dan di pertemukan dengan cahaya yang menunjukkan kejalan yan
Pagi ini dimulai dengan pelajaran olahraga. Semua siswa berkumpul di lapangan. Dibawah terik matahari pagi yang cukup baik untuk kesehatan. "Ayo barisnya yang rapi, kalian sudah SMA masa urusan baris berbaris saja kalah sama anak SD," Ujar pak Budi guru olahraga, saat melihat barisan kami yang belum rapi dan masih ada anak cewek yang asyik mengobrol sendiri. Pelajaran dimulai dengan pemanasan di lanjut dengan berlari mengelilingi lapangan sebanyak 10 kali. Dan itupun harus dengan benar-benar berlari. Bagi yang berjalan santai atau memotong jalur untuk memperpendek jarak maka akan ditambah 5 putaran lagi. Pak Budi termasuk salah satu predator di SMA ini. Ooops ... Hehehe ... ya, badannya kekar, dadanya bidang, dan tubuhnya bugar, suaranya lantang, dan setiap tindakannya selalu tegas, tak jarang para perusuh sekolah jadi sasaran ketegasan pak Budi. Tapi, beliau ora
"Assalamualaikum ... Mah, Issabell pulang," salam Rann saat membuka pintu rumah.Ya, Issabell.Di rumah Rann terbiasa dengan panggilan Issabell dan orang lain yang memanggilnya Bella adalah Rey."Waalaikum salam, sayang. Tumben pulang cepet?" tanya Nia, mama Rann."Biasa Mah, hari Sabtu, waktunya akhir pekan. Jadi ada saja alasannya buat jam kosong, daripada kosong lebih baik di isi yang lain.""Terus, kok bisa Issabell pulang jam segini? Oh, mama tau, ini karena papa yah?" ledek Nia.Mamanya tau aja kalau Rann pulang cepat karena Sang Papa sudah janji akan mengajaknya pergi hari ini.Rann berlari ke kamarnya, meninggalkan mamanya diruang Tv yang sedang duduk santai. Dan beberapa menit kemudian Rann turun dengan pakaian yang sudah rapi dengan jeans hitam yang dipadukan dengan hoddy berwarna pink yang membuatnya terlihat mani
Bel istirahat berbunyi, semua anak bersorak. Ada yang langsung berlari ke kantin, ada yang ini, ada yang itu, dan sebagainya. Begitu juga dengan Tiara."Rann, kantin yuk," ajak Tiara yang sudah berdiri dari bangkunya."Gak ah, gue mau keperpus," jawab Rann. Mengingat uangnya telah terpakai untuk membeli sarapan Melly pagi tadi. Dan sisanya akan dia tabung.Rann berjalan menyusuri koridor menuju perpustakaan. Rey yang melihatnya mengikuti dari belakang. Dia penasaran apa lagi yang akan dilakukan gadis itu. Langkahnya terhenti saat Rann memasuki ruangan. Perpustakaan, itulah kata yang tertera di sana.Dari kejauhan Rey melihat Rann asyik memilih buku-buku kemudian duduk dan membacanya bersama dengan Alika yang juga ada di sana. Tidak heran jika Alika yang berada di sana, karena Alika sendiri adalah anak yang cerdas dan rajin, boleh di bilang "si jeniusnya anak Somplak". Alika sering melua
Sore itu, Rey mengajak Rann ke sebuah toko buku yang tempatnya tidak jauh dari sekolah. Kebetulan toko tersebut baru saja melaunchingkan beberapa buku terbaru."Rey, tumben sih ngajak kesini? Ada apa?""Hmmm, gak cuma sekedar pengin aja, kebetulan disini ada pelaunchingan beberapa buku terbaru.""Benarkah?" tanya Rann penuh rasa senang dan Rey membalasnya dengan senyuman kecil.Mereka berjalan memasuki toko, ada banyak buku yang berjejer tertata rapi. Keduanya sibuk memilih buku, baik buku yang berkaitan dengan pelajaran atau yang lainnya."Rey, gue ambil yang ini aja deh.""Cuma itu? saya tau kamu anak cerdas, tapi gak buku pelajaran juga yang kamu ambil, kan bisa pinjam di perpustakaan sekolah."Rann hanya membalasnya dengan senyuman kecil dan berlalu meninggalkan Rey. Tak berselang lama keduanya kembali bertemu di meja kasir setelah be
Dan semua tentang Rey itu hanya sekedar kenangan dimasa lalu yang kini ku ingat kembali....Rannia Krishna._______________Rann melirik arlojinya, kedua matanya melebar saat melihatnya. Waktu istirahat tinggal 5 menit. Dengan cepat dia berdiri menarik tangan Alika dan bergegas kembali ke kelas.Beberapa bulan berlalu, setelah Rey pergi jauh tanpa kabar apapun. Rann berusaha berdiri tegak kembali, melangkah meraih cita-cita yang telah di rajut sejak lama. Bersama 8 sahabat karibnya yang selalu setia menemani.Kali ini Rann bukan hanya aktif di ekskul musik tapi Rann juga telah bergabung di kepengurusan OSIS, dan ya, di kelas XI ini ada sedikit perbedaan. Dimana Rann hanya satu kelas dengan Tiara dan Alika tanpa Viona.Dikelas Xl ini Rann mulai sering unjuk diri. Dia mulai aktif di berbagai kegiatan sekolah. Tak jarang, untuk mengisi waktu luangnya Rann berlatih basket deng