Share

Bab 5

Penulis: Jimmy Nugroho
Mendengar perkataan Niveria, wajah Kelvin tidak menunjukkan banyak perubahan ekspresi. Dia menggeleng dan merespons, "Dengan kondisi Irene yang seperti itu, reaksi ayahnya wajar. Kamu nggak perlu minta maaf. Seperti yang kubilang, aku membantumu menyelamatkannya, kamu mengantarku pulang. Transaksi kita selesai."

Niveria mengamati Kelvin. Dalam hatinya, dia sudah meyakini bahwa Kelvin adalah orang hebat.

Hasan bahkan berkata rela memberikan seluruh hartanya, tetapi Kelvin tetap menolak.

Itu adalah kekayaan yang sangat besar. Mampu menolak kekayaan sebesar itu dan mengaku itu hanya sekadar transaksi yang adil, apakah orang seperti itu bisa disebut orang biasa? Jelas tidak.

Namun, Niveria tidak mengerti, jika Kelvin sehebat itu, mengapa bisa membiarkan dirinya menjadi seperti itu? Melihat luka-luka di tubuh Kelvin, Niveria bertanya dengan heran, "Pak Kelvin, kamu yakin nggak perlu ke rumah sakit untuk urus lukamu? Lukamu cukup banyak."

"Nggak perlu," jawab Kelvin.

Niveria terkejut. Sebagai anggota Keluarga Sunardi, meski masih muda, pengalamannya sudah banyak. Dia menyadari, sejak bertemu Kelvin, dia sama sekali tidak bisa membaca pikiran Kelvin dari ekspresi wajahnya.

Untuk menemukan Kelvin sesuai permintaan kakeknya, Niveria telah mengumpulkan semua informasi tentang Kelvin sejak lahir. Niveria pikir dirinya cukup memahami Kelvin.

Akan tetapi, saat benar-benar bertemu, Niveria baru sadar pemahamannya hanya sekadar permukaan. Informasi yang dikumpulkannya lebih seperti penampilan yang ingin ditunjukkan Kelvin pada orang lain. Sedangkan Kelvin sendiri penuh misteri seperti teka-teki.

Melihat Kelvin tidak ingin diajak bicara, Niveria menduga Kelvin mungkin memang punya sedikit dendam di hatinya. Niveria adalah orang pintar. Dia tidak terburu-buru menyebutkan apa yang dia butuhkan dari Kelvin.

Mobil terus melaju. Tak lama kemudian, mobil berhenti di depan sebuah wisma yang agak kumuh.

Di era ini, wisma sudah jarang ada. Itu juga tempat tinggal termurah dalam perjalanan.

"Kamu tinggal di wisma ini?" tanya Niveria sambil mengernyit ketika melihat papan nama wisma yang sudah rusak.

Kelvin mengangguk dan merespons, "Ya. Bu Niveria, tolong bantu aku turun. "

Niveria mengangguk.

Setelah membantu Kelvin turun, Niveria memberikan tongkat penuntunnya.

"Terima kasih," kata Kelvin.

"Pak Kelvin!" panggil Niveria tiba-tiba. "Minta kontakmu. Ke depannya aku mungkin harus cari kamu lagi."

"Aku ... nggak punya ponsel," ujar Kelvin sambil menggeleng. "Kalau mau cari aku, ke wisma ini saja."

Niveria berpikir sejenak, dan berpesan, "Tunggu sebentar."

Niveria kembali ke dalam mobil, membuka tasnya untuk mengambil iPhone 13, lalu memberikannya pada Kelvin. Dia menerangkan, "Ini ponselku. Nanti aku akan menghubungimu lagi."

Setelah itu, Niveria mengeluarkan sebuah kartu bank dan memberitahukan, "Ini kartu dari Paman Hasan untukmu. Kamu sudah selamatkan Kak Irene, dia nggak enak hati kalau kamu nggak terima apa-apa. Kartu ini nggak ada batasnya, bisa dipakai di seluruh negeri."

Niveria menjejalkan ponsel dan kartu bank ke dalam saku Kelvin. Kelvin menerimanya dengan lugas, tidak menolak.

Lagi pula, dia masih punya banyak urusan di Kota Jingawan. Uang dan ponsel pasti akan digunakan.

"Kalau begitu, aku naik dulu," kata Kelvin.

Sambil mengetukkan tongkat penuntun ke tanah, Kelvin perlahan berjalan menuju wisma.

Niveria dan pengawalnya yang mengemudi berdiri di sana, melihat sosok Kelvin menghilang di dalam wisma. Pengawal itu menarik napas dalam dan berkata, "Nona, orang ini sepertinya benar-benar punya keahlian."

"Kakek pasti nggak akan bohongi aku!" kata Niveria.

"Lalu, kenapa nggak Nona ajukan saja tadi?" tanya pengawal itu.

"Kami baru kenal, dan ada konflik saat mengobati Kak Irene tadi. Wajahnya memang nggak ada ekspresi," ucap Niveria dengan wajah cantik penuh pengertian. "Tapi di hatinya pasti ada dendam. Kalau ajukan sekarang, kemungkinan besar akan ditolak."

"Lalu ...." Pengawal itu mengerutkan alis. "Lalu, apa rencana Nona?"

"Aku berencana ...." Niveria tersenyum tipis dan meneruskan, "Langsung nikah dengannya!"

Pengawal itu terkejut. "Ini nggak baik, 'kan? Langsung nikah ...."

"Apa yang kulakukan sepertinya nggak perlu kamu atur." Niveria membuka pintu mobil dan duduk ke dalam. Dia memberi perintah, "Ayo, temui para pengusaha kaya di Kota Jingawan. Di permukaan, kita memang datang untuk investasi dan proyek."

...

Begitu Kelvin masuk ke wisma, terdengar seseorang berteriak, "Kamu kenapa? Kok luka-luka begini?"

Kelvin menoleh ke arah suara. Dia tersenyum saat merespons, "Terjatuh barusan."

Kemudian, terdengar suara langkah yang cepat. Seorang gadis muda cantik menggandeng lengan Kelvin dan memprotes, "Sudah kubilang, aku antar kalau kamu mau ke mana, tapi kamu nggak percaya."

Gadis itu tampak berusia tujuh atau delapan belas tahun. Rambutnya diikat tinggi. Kulitnya putih sekali, dan wajahnya sangat cantik.

Gadis itu adalah putri pemilik wisma, Kristin Mungkur.

Suami-istri pemilik wisma tersebut sepertinya bekerja di tempat lain di siang hari. Jadi, biasanya di siang hari, Kristin-lah yang berjaga di wisma.

Wisma telah ditinggalkan masyarakat. Tidak ada tamu pada biasanya. Kelvin sudah menginap di sana selama beberapa hari. Melihat Kelvin adalah seorang tunanetra, Kristin yang baik hati sering membantunya. Lama-kelamaan, mereka menjadi akrab.

Kristin memapah Kelvin ke kamarnya. Setelah Kelvin duduk di kursi, Kristin berkata, "Aku carikan obat untukmu. Lukamu banyak sekali."

"Nggak apa-apa," balas Kelvin sambil tersenyum. "Aku istirahat sebentar saja."

"Serius?" tanya Kristin setengah ragu.

Kelvin mengangguk dan meyakinkannya, "Ya, tenang saja. Aku ingin tidur sebentar."

Kristin akhirnya mengangguk. "Baiklah, aku di bawah kerja PR. Panggil saja kalau ada apa-apa."

Setelah Kristin pergi, Kelvin bergumam, "Gadis baik seperti ini harusnya dapat akhir yang bahagia. Sayangnya, di dunia ini, selalu orang jahat yang kuasai sebagian besar sumber daya dan kekayaan."

Kelvin menggeleng, lalu duduk bersila dengan kedua telapak tangan menghadap ke atas di paha. Jempol dan jari tengahnya menyatu.

"Kehilangan mata memang sangat nggak praktis, tapi mata batinku sudah hampir terbuka. Rupanya Irene punya tubuh Yin ekstrem yang langka. Kalau aku serap tenaga Yin ekstrem ini, harusnya ... bisa bantu buka mata batinku total." Kelvin tersenyum dan meneruskan, "Setelah mata batin terbuka, tujuh lubang batinku terbuka semua, berarti resmi masuk ke Tahap Pembukaan Batin."

Setelah itu, Kelvin perlahan menutup mata.

Seketika, udara dingin tipis mulai keluar dari tubuhnya, berkumpul menuju kedua matanya yang terbalut kain.
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Sang Dewa Pengobatan Sakti   Bab 50

    Kelvin terkejut dan bertanya, "Berapa harga satuan Pil Pelarut Mayat ini katamu?"Namun, wanita bergaun putih memandangi Kelvin dari atas ke bawah. Lama kemudian, dia menarik napas dalam-dalam dan bertanya, "Kamu ahli alkimia?""Aku seorang ahli pengobatan." Kelvin menggeleng, tidak mengakui status sebagai ahli alkimia.Mendengarnya, wanita itu tampak sedikit kecewa."Tapi aku juga bisa racik pil. Terkadang diperlukan untuk mengobati pasien," ujar Kelvin sambil memandangi mayat di depannya.Tak lama kemudian, dua mayat itu sepenuhnya berubah menjadi genangan air, tak bersisakan tulang, dan meresap ke dalam tanah.Wanita bergaun putih tampak girang mendengar perkataan Kelvin. Dia buru-buru bertanya, "Kalau begitu ... apa kamu bisa racik Pil Sari Pati?""Pil Sari Pati?" Alis Kelvin berkerut.Melihat ekspresi Kelvin, wanita bergaun putih tersenyum getir dan berkata lesu, "Iya juga, Pil Sari Pati itu pil level dua. Kamu cuma seorang dokter, wajar kalau nggak bisa racik.""Aku nggak bilang

  • Sang Dewa Pengobatan Sakti   Bab 49

    Sebagai seorang ahli pengobatan, Kelvin sudah terbiasa melihat kematian. Jadi, saat dua mayat terbaring di depannya, dia tidak merasa takut sedikit pun.Beban psikologis pun tidak ada sama sekali.Kelvin bisa berhati lembut sebagai dokter, tetapi menghadapi orang yang berniat jahat terhadapnya, dia tidak perlu membalas keburukan dengan kebaikan.Hanya saja, menangani kedua mayat ini agak merepotkan.Saat itu, wanita bergaun putih berkata dengan nada datar, "Mereka itu pembunuh bayaran, kemungkinan besar adalah buronan terdaftar. KTP yang mereka pakai pasti palsu.""Jadi?" tanya Kelvin sambil menoleh pada wanita bergaun putih.Wanita bergaun putih menatapi Kelvin seperti melihat orang bodoh. Dia menyarankan, "Jadi, kamu tinggal masukkan mereka ke karung, bawa ke luar kota, dan buang di alam liar."Ekspresi Kelvin berubah. Dia memandangi wanita bergaun putih seraya mengajak, "Kamu juga bunuh satu, ayo kita bawa bersama-sama."Wanita bergaun putih melemparkan tatapan cuek pada Kelvin dan

  • Sang Dewa Pengobatan Sakti   Bab 48

    Kelvin menunduk dan terkaget-kaget.Pria yang terbaring di depannya muntah darah keras sampai seluruh wajahnya terciprat.Wanita itu melongo melihatnya.Siapa mereka? Mereka berdua adalah pembunuh bayaran paling top di dalam negeri. Mereka tidak pernah gagal saat bekerja sama!Namun, kali ini, dia dikalahkan Kelvin dalam sekejap, sedangkan pria ini tampaknya sudah tidak bisa diselamatkan.Mereka jelas menghadapi lawan tangguh dan dikalahkan seketika.Kelvin juga sedikit terperanjat. Dia menoleh pada wanita bergaun putih.Dengan sekilas pandang ini, Kelvin sendiri sedikit terpana.Wanita itu termasuk wanita cantik, tetapi jelas masih kalah dibanding Niveria, bahkan kalah dengan Shintia.Ekspresinya juga agak dingin.Akan tetapi ... ada daya tarik yang aneh pada wanita itu."Selesaikan urusanmu sendiri, jangan menyusahkan orang lain!" tegur wanita itu dengan nada datar. Dia memalingkan muka, berdiri di balkon dan terus melihat ke luar.Seolah-olah urusan Kelvin di sana tidak ada hubungan

  • Sang Dewa Pengobatan Sakti   Bab 47

    Di balkon lantai dua wisma, Kelvin berdiri di depan sebuah kamar dan menatap tajam pada dua orang itu. Ekspresinya dingin.Sebenarnya, Kelvin bisa menebak dari pembicaraan telepon wanita tadi.Kedua orang ini sepertinya adalah pembunuh bayaran yang dikirim oleh Arvin.Kelvin sudah punya antisipasi bahwa Arvin mengincarnya. Hanya saja, dia tidak menyangka Arvin akan bertindak secepat ini.Bagaimanapun juga, Keluarga Jahan adalah yang terkuat dari enam keluarga besar Kota Yanir. Dengan sumber daya yang mereka kuasai, tidak sulit menyelidiki dirinya.Niveria telah bertemu dengannya beberapa kali dalam dua hari ini. Arvin pasti akan mengincarnya.Namun, Kelvin tidak menyangka tindakan mereka akan begitu cepat. Malam ini sudah ada dua orang yang datang ke wisma, dan mengutak-atik tas ranselnya.Kakek pernah memberitahunya, sebagai kultivator, dia tidak boleh bertarung melawan orang biasa. Akan tetapi ... apakah pembunuh bayaran termasuk orang biasa?Jawabannya adalah tidak.Kedua pembunuh

  • Sang Dewa Pengobatan Sakti   Bab 46

    Lalu, Charles menatap mereka dan berujar, "Kelvin ada di wisma, kalian pergi mohon dia saja. Dia sudah bilang, 'kan? Asal ... kalian berlutut dan mohon dia, biar Tia mohon dia, mungkin masih ada harapan!""Mohon kampungan itu?" Sherline menggertakkan gigi dengan kuat."Memangnya kalian mau lihat Tia mati?" tukas Charles sambil memelotot.Tepat saat itu, terdengar suara langkah kaki dari pintu. Seorang pelayan masuk ke ruangan untuk melaporkan, "Tuan, di luar ada Karlo Zulkarnain, minta ketemu!""Karlo?" Sorot mata Charles berubah dingin. Dia memaki, "Dia yang beri ide rekam video, dia yang bikin Tia jadi begini. Masih berani datang? Kalau akhirnya Tia mati, sekalipun ada Keluarga Lorenz di belakangnya, aku akan bunuh dia."Daniel ikut membentak, "Suruh dia pergi!""Dia ...." Saat itu, pelayan tadi menambahkan, "Dia bilang dia bawa solusi untuk menyelamatkan Nona. Dia datang bersama seseorang bernama Adrian Lorenz!" "Hah?" Charles terkejut dan bertanya, "Serius?""Ya, orang itu bilang

  • Sang Dewa Pengobatan Sakti   Bab 45

    Hasan adalah seorang pengusaha, dia tidak bodoh!Meski tadi mereka bertiga tidak saling menyebut identitas masing-masing, Kelvin tahu bahwa pria berkacamata hitam itu adalah seorang kultivator, dan kekuatannya mungkin sekitar Tahap Pemurnian Energi.Menurut perkataan Kelvin, pria berkacamata hitam dan Hasan juga menduga Kelvin adalah seorang kultivator, hanya saja tingkat kultivasinya tidak diketahui.Kultivator yang memasuki Tahap Pemurnian Energi adalah orang paling top di dunia biasa. Jika Hasan berteman baik dengan Kelvin, itu dapat membuat bisnisnya lebih stabil.Yang paling penting, Kelvin adalah seorang dokter hebat. Sekarang tampaknya dia juga seorang ahli alkimia!Ahli alkimia sangat langka, bahkan di dunia kultivasi sekali pun.Jika bisa membuat Kelvin menikahi Irene, itu jelas hal yang sangat baik.Kelvin berdeham canggung dan menjelaskan, "Pak Hasan, aku benaran buta sebelum ini, dan mataku baru sembuh. Tanya Niveria saja kalau nggak percaya!""Selain itu ...." Kelvin berde

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status