Tetapi, meskipun Gareth Dee telah berbicara dengan sang putra mahkota dengan begitu jelas, dia tetap tidak melihat adanya gerakan dari pria itu.Pria itu hanya diam membatu seolah dia bukan seorang makhluk hidup. Melihat hal itu, Gareth Dee semakin frustasi. “Yang Mulia, ayolah! Anda tidak boleh seperti ini, tidak sekarang,” kata Gareth Dee lagi.Evan De Kruk masih diam hingga Gareth yang tidak tahan melihatnya pun berteriak kesal, “Yang Mulia, sadarlah!”Barulah saat itu Evan menoleh ke arahnya dan seolah baru saja tersadar dari lamunannya dia berkata, “Jenderal Dee, jika terjadi sesuatu yang buruk kepadanya, aku … aku tidak akan bisa hidup lagi.”Gareth Dee tercengang mendengarnya.Barulah saat itu jenderal perang Kerajaan De Kruk itu tahu betapa besar rasa peduli sang putra mahkota pada kakak laki-lakinya.Dia pun mulai memahami semuanya dengan jelas. Evan De Kruk bukanlah seorang yang kejam dan tidak berperasaan. Dia hanya berusaha menyembunyikan sisi dirinya yang lembut.Dia tid
Namun, apapun itu, Gareth Dee tidak dapat memikirkannya lebih dalam karena hal yang jauh lebih mendesak sedang menunggu untuk diperhatikan olehnya.Ketika hampir tiba di lokasi di mana pesawat rajanya mendarat beberapa waktu yang lalu, jenderal perang Kerajaan De Kruk itu segera berlari lebih kencang dari putra mahkota yang bahkan berlari hampir seperti seekor binatang yang hendak menerkam mangsanya.Dia dengan sangat cepat memeriksa area itu hanya untuk mendapati ketiadaan sang raja di luar pesawat.Gareth masih mencoba berpikir positif dan bergegas masuk ke dalam pesawat tersebut, tapi tidak menemukan rajanya di sana. Bahkan, prajurit penjaga pun tidak ada di dalam pesawat itu. Kecurigaannya mulai menguat.Dengan langkah tergesa dia keluar dari pesawat dan bertemu dengan dua prajurit yang sedang ditatap tajam oleh Evan De Kruk yang terlihat sudah bersiap mengamuk.“Kenapa pesawat kalian masih ada di sini? Kenapa kakakku tidak terbang kembali ke istana?” Evan bertanya dengan nada me
Tetapi, sadar bila dia hanya memiliki waktu yang amat sangat terbatas, Gareth Dee cepat-cepat membawa Evan De Kruk untuk segera meninggalkan area itu. Di awal-awal perjalanan mereka, Gareth melihat Evan berjalan dengan sangat enggan, seolah seperti seorang anak kecil yang dipaksa untuk melakukan sesuatu yang tidak ingin dia lakukan. Akan tetapi, begitu mereka telah mencapai separuh dari perjalanan mereka menuju ke area pesawat Thomas De Kruk yang tadi mendarat, Gareth merasa sesuatu aneh sedang terjadi.Jenderal Perang Kerajaan De Kruk itu kembali melirik Evan dan terkejut saat dia mendapati sang putra mahkota tidak lagi memprotes seperti beberapa menit sebelumnya. Yang sedang terjadi justru sebaliknya, Evan tampak patuh berjalan tanpa diiringi sedikitpun gerakan penolakan. Diam-diam Gareth pun merasa begitu sangat lega. Melihat kepatuhan Evan, Gareth pun mulai melunak. Dia berhenti berjalan secara mendadak, membuat beberapa prajurit ikut berhenti dengan penuh rasa bingung.Tapi,
Evan tertawa nyaring menanggapi pertanyaan Gareth yang sarat dengan nada terkejut.Gareth membeku dengan masih menatap sang putra mahkota. Evan sendiri tak melepaskan arah pandangannya terhadap Gareth dan setelah puas menertawakan Gareth, dia pun menjawab, “Tenang saja, aku hanya menyiksa pasukan musuh.”Dia melirik ke arah Hans dan melanjutkan, “Aku tidak akan menyiksa orang-orangku.”Hans menggerakkan kepalanya sedikit dan menyentuh lengannya yang beberapa saat yang lalu dicengkeram oleh Evan dengan kuat-kuat.Pembohong, jelas-jelas dia juga melakukan tindak kekerasan terhadapku, Hans hanya bisa membatin.Gareth tidak mempercayai perkataan Evan sama sekali. Dikarenakan dia sadar mereka tidak memiliki waktu untuk berdebat lebih jauh, dia pun segera berbicara, “Yang Mulia, Raja Thomas baru saja tiba di sini.”Wajah Evan yang semula tenang langsung mendadak berubah menjadi tidak tenang. “Aku tahu,” sahut Evan dengan ekspresi wajah terlihat tegang.Gareth pun melihat kegelisahan Evan
Hans tertegun sejenak, terlalu terkejut dengan pertanyaan yang sangat tiba-tiba itu.“Kenapa kau diam saja? Apa menurutmu aku tidak hebat?” Evan bertanya dengan dahi mengerut, tampak tidak suka.Hans langsung menjawab dengan tergagap, “Anda … hebat, Yang Mulia.”Evan menaikkan alisnya dan langsung mencengkeram lengan Hans kuat-kuat. Hans memekik karena rasa sakit yang menjalar.“Kau panggil aku apa, Elgor?” Evan bertanya dengan tatapan membunuh.Hati Hans mencelos, baru sadar dia telah melakukan sebuah kesalahan lagi.Dia pun menelan ludah dengan susah payah sebelum berkata dengan hati-hati dan tatapan mata penuh rasa takut, “Jenderal, Anda … sangat hebat. Anda … luar biasa.”Evan langsung tersenyum lebar dan pelan-pelan melepaskan cengkeramannya pada lengan Hans, “Itu baru benar. Aku Jenderal Perang Kerajaan ini, bukan Gareth Dee sialan itu.” Setelah mengatakan hal itu, Evan kembali melakukan penyerangan seperti sebelumnya dan mengabaikan Hans sepenuhnya.Diam-diam Hans menghela nap
Ben menggigit bibir sebelum kemudian menjawab, “Kurasa dia tidak ingin dikenali.”“A-apa? Apa dia sudah gila?” balas James terlihat tak percaya.“Dia … mengatakan tidak ingin menjadi beban bagi prajurit. Dia ingin mereka berkonsentrasi dalam perang, tanpa harus kerepotan melindunginya,” jelas Ben dengan ekspresi tak berdaya.James memegang kepalanya dan kemudian menggelengkan kepala, “Ini tidak masuk akal.”Pria itu mendesah lelah, terlihat luar biasa bingung.“Mereka itu … kakak beradik itu sama-sama gila! Dia … benar-benar mencari mati. Padahal, baju kerajaannya itu membuatnya terhindar dari serangan. Paling-paling dia hanya akan disandera jika tertangkap oleh kita, tapi dengan pakaian prajurit biasa … aku tidak bisa menjamin apapun,” jelas James mulai putus asa.Sungguh, dia tidak tahu menghadapi Raja De Kruk itu. Tentu saja mengalahkan pasukan musuh adalah sebuah keharusan untuknya. Tapi, jika dia salah melakukan serangan dan mengakibatkan orang nomor satu di Kerajaan De Kruk itu