Share

61. Kau Saja!

Penulis: Zila Aicha
last update Terakhir Diperbarui: 2023-05-23 10:54:26
"Hentikan, Peter!" bentak Christopher tidak tahan mendengar ucapan Peter lagi.

"Bicara sekali lagi, maka akan aku potong lidahmu! Dasar sampah! Sama saja kau dengan Bill!" umpat Christopher, tak lagi menjadikan Peter sebagai cucu menantu kesayangannya.

Peter tertawa senang dengan kemarahan Christopher Wood yang memang tak disukainya sejak awal. Ia seakan memiliki kesempatan dengan berkata, "Hm. Sampah? Kau yakin mengataiku sampah, Pak Tua? Apa kau lupa kau yang membujukku untuk menikahi cucumu? Ayahku, tidak akan terima jika putra kesayangannya disebut sampah, kalau kau mau tahu."

Christopher terbatuk-batuk dan ia tidak berbicara selama beberapa saat. Jika ia dihadapkan dengan ayah Peter Green, sudah tentu dia tidak berdaya. Keluarga Green cukup tersohor, dia pasti akan dipermalukan.

Peter tersenyum puas melihat laki-laki tua itu tidak berkutik. "Kakak Ipar, kurasa Bill bekerja di istana."

Cassandra terdiam untuk beberapa saat tapi kesadaran segera mengguncangnya kembali.

"Hah? K
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Sang Dewa Perang Terkuat    122. Seorang Informan

    Bukannya menjawab pertanyaan istrinya, Riley malah berkata, “Kurasa … aku akan tidur bersama Kharel malam ini.”Mendengar perkataan Riley yang sama sekali tidak sesuai yang diharapkan olehnya, Rowena hanya bisa mendesah frustasi. Tentu saja dia tidak akan pernah bisa memaksa Riley untuk melakukan hal sekecil apapun. Pria muda itu seorang pemimpin yang tegas, jelas tidak akan ada yang bisa mempengaruhi keputusannya, bahkan itu dia, istri yang dia cintai.Dengan hati yang dipenuhi oleh rasa kecewa, Rowena pun menyerah malam itu dan tidak membicarakan hal itu lagi. Sesuai apa yang dikatakan oleh Riley pada saat dia menikmati makan malam bersamanya, suaminya itu benar-benar tidur di kamar tidur putra mereka malam itu.“Baiklah, kalau kau memerlukan apapun, bangunkan aku saja!” kata Rowena setelah dia mencium pipi suami tersayangnya. Riley menatap putranya dengan sayang dan berbaring di sebelahnya. Tapi, hal itu tidak berlangsung sampai pagi. Sebab, ketika tengah malam tiba, Riley bang

  • Sang Dewa Perang Terkuat    121. Maafkan Aku!

    Suara ketiga prajurit muda itu seketika membuat dua orang yang sedang berbicara itu saling melempar pandang.Tetapi, dikarenakan mereka tidak memiliki waktu lebih untuk sekedar merespon ketiga prajurit itu, mereka pun segera kembali mengerjakan tugas masing-masing. Si pemberi pesan masuk lagi ke dalam ruangan yang menjadi tempat rapat penting itu, sementara si penerima pesan telah meluncur ke kediaman raja.Sedangkan ketiga prajurit yang terlihat belum pulih dari rasa kagetnya itu akhirnya memilih untuk membuka mulut mereka.“Ben menggantikan Reiner,” kata Shin.“Komandan Perang Darat,” Diego berujar pelan.Alen mengedipkan mata terlebih dulu sebelum ikut menanggapi, “Tidak bisa aku percaya.”Shin langsung menatapnya teman baiknya itu dengan tatapan setengah melotot.Alen cepat-cepat menambahkan, “Hei, bukannya aku tidak melihat kemampuan Ben yang memang luar biasa, tapi … hanya saja ini terlalu mengagetkan.”“Iya, maksudku … oh, tidak. Aku juga bukannya tidak suka, tapi … ah, sudahl

  • Sang Dewa Perang Terkuat    120. Pesan Penting

    Oh, James Gardner harus mengakui bahwa dia memang bukanlah orang yang pandai merangkai kata atau setidaknya dia sadar diri bahwa kemampuannya dalam menyusun kata-kata memang sangat buruk. Sungguh, dia tidak sedang bermain-main seperti yang dituduhkan oleh dua orang komandan perang itu. Dia hanya kesulitan mengatakan hal penting.Dia pun hanya bisa mendesah pelan ditatap dengan sorot mata jengkel Thyme dan Josh. Anehnya dia sama sekali tidak tersinggung sebab lagi-lagi dia menyadari kekurangannya yang satu itu.Dia juga tidak keberatan jika ada yang berkomentar tentang cara berkomunikasinya yang menyedihkan.Tetapi, dia jelas tidak memiliki banyak waktu untuk memikirkan cara memperbaiki cara berbicaranya sehingga dia segera beralih menatap Ben yang terlihat sedang menunggu penjelasan darinya lalu membuka mulut, “Aku tidak sedang berbicara omong kosong.”Sebelum kata-katanya disela atau dibantah oleh lawan bicaranya, James buru-buru berkata lagi, “Reiner sedang tidak ada di tempatnya un

  • Sang Dewa Perang Terkuat    119. Berhentilah Bermain-main!

    Ketika James Gardner mendengar nama lengkap salah satu sahabatnya itu disebut-sebut dia seketika menoleh ke arah komandan Thyme Sylis, memberi tatapan rumit yang jelas tidak bisa dimengerti oleh Thyme sendiri. Pria muda itu masih juga tidak membuka mulut hingga membuat Josh Cleve yang kesabarannya telah menipis itu pun berujar, “Oh, jangan terlalu banyak pikir! Kita tidak punya cukup banyak waktu.”“Cepat putuskan! Pilih siapapun yang menurutmu memang pantas, aku yakin kau tidak mungkin salah dalam memilih,” Thyme menambahkan.James mengangguk paham, “Sejujurnya baik Jason atau Ben … keduanya sama-sama memiliki kemampuan yang bagus. Tapi … aku-”“Kenapa kau tiba-tiba menjadi ragu-ragu begitu? Seolah bukan seorang James Gardner saja,” Thyme memotong cepat-cepat.Hal itu juga membuat Josh mengernyitkan dahi dan langsung berpikir serius, “Ayolah! Meskipun kau akhirnya memilih Benedict Arkitson, salah satu sahabat baikmu itu, tidak akan ada yang mempertanyakan keputusanmu ini.”Memang be

  • Sang Dewa Perang Terkuat    118. Jangan Berpikir Lama!

    James malah tertawa santai menanggapi ucapan sahabat baiknya. Dia berjalan mendekat ke arah mereka dan kemudian berujar, “Kalian akan tahu nanti.” Diego sontak langsung menaikkan alis kirinya yang menandakan dia sangat jengkel.Shin sudah siap ingin menodong James dengan berbagai pertanyaan yang tidak bisa dia tahan lagi, tapi dia melihat James mengangkat tangan dengan isyarat menyuruhnya untuk tidak berbicara.Shin terpaksa mengatupkan mulutnya rapat-rapat dengan begitu kesal.“Biarkan aku bicara dengan mereka terlebih dulu!” James berkata cepat.Ben sontak mengernyitkan dahi, “Kau tidak membiarkan kami mendengarkan percakapan penting kalian ya?”“Jadi … kami harus menunggu kalian rapat, begitu?” Alen.“Sungguh kami tidak bisa di sini saja?” Shin bertanya dengan nada sedikit memohon akibat terlalu penasaran.“Tidak,” James menjawab tegas.Melihat ketegasan dalam nada suara James, sudah jelas bahwa mereka tidak akan bisa membuat James merubah keputusannya itu. Maka, dengan patuh saha

  • Sang Dewa Perang Terkuat    117. Panik?

    Oh, tentu bukan tanpa alasan Xylan Wellington bisa berpikir sang kakak ipar sudah lebih dulu mengetahui identitas asli Gary Davis sebelum pria muda yang menikahi kakak perempuannya beberapa tahun lalu itu menghilang.Riley Mackenzie adalah seseorang yang tidak mungkin bertindak tanpa perhitungan. Tindakannya yang menjemput istri dan putranya pun sudah tentu memiliki alasan yang sangat kuat. Tidak heran jika Xylan sampai mengira Riley kemungkinan besar telah mengungkap fakta besar tersebut.“Tapi … jika dia sudah tahu, mengapa dia malah menghilang begitu saja? Apa … yang dia pedulikan hanya istri dan putranya saja?” kata Xylan.Dia menggelengkan kepala dan menghela napas pelan, “Oh, tidak masalah jika dia tidak peduli kepadaku. Maksudku … apa dia tidak peduli dengan nasib kerajaan ini? Juga … seluruh rakyat Ans De Lou?” “Riley tidak seperti itu, Yang Mulia,” sahut James cepat-cepat.Xylan mengulur bibir, “Hm, aku … juga tidak ingin menuduhnya begitu tapi … kau tahu sendiri. Ini terla

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status