Beranda / Romansa / Sang Kekasih Berambut Merah / Bab 167: Rasa Lapar Seorang Ibu

Share

Bab 167: Rasa Lapar Seorang Ibu

Penulis: Elle Gobe
last update Terakhir Diperbarui: 2025-05-31 15:08:43
Sarkon melepaskan belenggu bibirnya dari Maria. Maria menarik napas untuk menenangkan diri dari hasrat yang menggebu.

Bibir Sarkon kembali menjelajahi pangkal leher Maria. Gadis itu menahan rintihannya. Ada hasrat membuncah yang memenuhi diri Maria saat Sarkon mengecup dan menghisap permukaan kulitnya yang mulai memanas.

Hasrat itu begitu kuat hingga Maria menyerah dan membiarkannya menguasai dirinya. Dia menggeliat lincah lalu melenguh dengan suara tajam.

Sarkon menyerah pada ekstasinya sendiri setelah menyelami tubuh Maria yang menggelora karena napsu beberapa kali. Dia mengumandangkan nama Maria dan mendekapnya lebih erat dari sebelumnya.

*****

Maria terbangun saat cahaya fajar mulai menyingsing dan mendapati dirinya sedang diapit oleh lengan berotot dan kaki yang kuat milik Sarkon.

Tak heran dia sulit bernapas dari biasanya.

Dia mencoba mengangkat lengan berotot itu tapi lengan itu bak pegas
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Sang Kekasih Berambut Merah   Bab 173: Alfred dan Rose

    Perasaan ngeri terlintas di benak Sarkon saat melihat mobil yang ditunggangi Claude dan Maria berputar kencang di tengah jalan.Ban mobil Sarkon berdecit saat dia menginjak rem mendadak. Sarkon melesat keluar dan menyaksikan detik-detik mendebarkan ketika mobil hitam yang dikejarnya itu tergelincir.Tepat sebelum menabrak trotoar, mobil hitam itu berhenti.Seolah-olah Tuhan melindungi mobil itu dan menghentikannya.Tanpa membuang waktu, Sarkon berlari ke mobil tersebut dan menghampiri kursi penumpang. Maria tampak tidak sadarkan diri.Dia menggedor jendela mobil tanpa henti. "Maria! Maria!!" Sarkon meraih pegangan pintu dan menariknya beberapa kali dengan kencang, tetapi pintu itu tidak bisa dibuka. Sarkon kembali menggedor kaca mobil. "Maria! Bangun!"Akhirnya Maria siuman."Maria!" teriak Sarkon sambil menggedor jendela beberapa kali lagi untuk mendapatkan perhatian Maria.Mata zamrud wanita itu perlahan terbuka dan seketika terbelalak karena k

  • Sang Kekasih Berambut Merah   Bab 172: Pemburuan Terakhir

    Maria merasa seperti ada yang menusuk dadanya.Sarkon baru saja memberitahu Maria bahwa dia juga menjalin hubungan dengan saudara perempuan Claude dan ibu tiri Paris demi keuntungan bisnis. Tetapi Sarkon tidak pernah tidur dengan mereka.Maria tidak mau mendengar sepatah kata pun dari Sarkon. Dia tidak mampu berpikir jernih, dia hanya ingin pergi. Dia tidak dapat mengerti apa yang sedang terjadi. Mengapa semua ini terjadi?Bagaimana bisa Sarkon bertindak begitu egois?Maria menatap pria yang berdiri di depannya itu. Alis tebal Sarkon berkerut, mata birunya terlihat marah dan putus asa. Bibirnya bergerak tetapi Maria tidak mampu mendengar apa yang dia katakan.Sarkon terdengar bergumam seperti sedang berbicara di dalam air."Maria?"Mata zamrud Maria memandang mata biru pria yang terlihat khawatir itu.Maria mencoba memikirkan alasan yang masuk akal mengapa Sarkon memilih untuk bertindak seperti itu. Sayangnya, dia tidak bisa menemukan alasan yang

  • Sang Kekasih Berambut Merah   Bab 171: Es Hancur dari Binatang

    Maria tertawa terbahak-bahak melihat pemandangan yang menggemaskan itu. "Ya, boleh.""Pesanan segera datang." Laki-laki bertubuh besar itu menyeret dirinya turun dari tempat tidur.*****Maria mengiris sekotak wafel hangat yang renyah dan lembut, mencelupkannya ke dalam saus stroberi, dan memasukkannya ke dalam mulut.Rasa asin dari mentega dan rasa manis stroberi yang tajam adalah kombinasi yang menakjubkan."Mmmm... Enak."Sarkon memperhatikan dengan tenang sambil bertopang dagu santai dan bibirnya tersenyum kecil.Maria balas menatapnya sambil berseri-seri saat dia mengunyah. Dia mengerutkan kening dan menelan. "Kenapa kau tidak makan?""Aku suka melihatmu makan."Maria berhenti mengunyah. "Jadi maksudmu aku rakus?"Sarkon langsung tertawa. "Aku tidak pernah berkata begitu." Maria sama seperti wanita lainnya. Sangat sensitif citranya. 'Baiklah, baiklah. Aku akan makan sekarang."Sambil cemberut dengan muka masam, Maria kembali k

  • Sang Kekasih Berambut Merah   Bab 170: Sarkon Adalah Putra Raja Mafia

    "Pantas saja staf harus mengikuti kode etik," pikir Maria sambil terus terpana menatap pria menarik yang berdiri di depannya."Aku tidak pernah memberitahumu karena...." Sarkon berhenti dan menundukkan pandangannya. "Ini adalah masa lalu yang ingin aku hapus."Maria menelan ludah dengan susah payah."Kau benar." Mata biru itu kembali mendongak menatap mata Maria. "Aku malu karenanya. Aku... membencinya. Jadi aku mengubah semuanya.""Kau melegalkan seluruh bisnis keluargamu." Maria meremas tangan yang memegang tangannya.Maria melihat ekspresi terkejut Sarkon dan menjelaskan sambil tersenyum. "Aku tidak sengaja mendengarnya ketika Paman Karl dan Albert berdebat di taman."Sarkon membuang muka dengan tatapan tajam. "Dasar mereka berdua...." dia mengerang dalam hati. "Mereka sudah pantas jadi kakek-kakek, tapi masih saja bertengkar seperti anak TK."Sarkon terkejut lagi ketika Maria tiba-tiba melingkarkan lengan di pinggangnya dan memeluknya erat.S

  • Sang Kekasih Berambut Merah   Bab 169: Maria Ingin Tahu Semua Bekas Luka Sarkon

    Waktu seolah berhenti.Dunia tiba-tiba menjadi sunyi.Walau hanya sebuah gerakan yang sederhana, tapi itu telah memenangkan hatinya Sarkon. Walau sebenarnya, dari awalpun hatinya memang sudah menjadi milik Maria.Sarkon dengan cepat mengembalikan fokusnya ke jalan. Dia tidak tahu bagaimana harus bereaksi atau harus berkata apa. Ingatan ketika Maria mencium tangannya Sarkon yang penuh bekas luka dengan penuh kasih seolah Sarkon adalah hal terbaik yang terjadi padanya sudah melekat pada benaknya."Terima kasih," bisik Maria penuh kasih sayang.Si Pria Beringas itu menelan ludah. "Apa yang kamu katakan?" Dia berusaha terlihat tidak terpengaruh, tetapi suaranya serak karena emosi.Maria terkekeh. Suara itu bagai cahaya yang bersinar dengan murah hati ke kedalaman gelap hatinya Sarkon."Apakah kamu tahu bahwa kamu terlihat menggemaskan sekarang?" Suara manisnya menggoda.Sarkon berdeham dan bergumam, "Ti

  • Sang Kekasih Berambut Merah   Bab 168: Bekas Luka Sarkon yang Dalam

    Sarkon kembali ada di kamar tidurnya, dan hari sudah hampir siang. Dia menatap langit-langit kamar yang putih dan berkedip beberapa kali untuk menghilangkan kabut di pandangannya. Dia mulai merasakan napasnya lagi.Itu adalah mimpi buruk. Lagi.Mengambil tegukan besar dengan pelan, dia memaksa detak jantungnya yang liar untuk sedikit melambat. Dia menoleh ke kiri dan menangkap pemandangan mempesona dari wajah damai tunangannya yang tertidur.Sambil tersenyum hangat, Sarkon mengulurkan sebuah jari untuk menyelipkan ikal-ikal berwarna api yang longgar ke belakang telinga tunangannya yang lembut. Dia mencondongkan tubuh ke depan dan menempelkan bibirnya ke dahinya.'Aku mencintaimu.'Tiga kata itu adalah kutukan. Alisnya yang tebal berkerut tanda tidak setuju."Mmm..." Maria mengerang dengan manis dan meringkuk lebih dekat padanya. Matanya masih terpejam, dan dia masih tertidur lelap.Sarkon terkekeh ringan dan m

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status