Share

Bab 164

Author: Abimana
Fenomena di Desa Embun benar-benar berbeda dengan Desa Sava.

Di Desa Sava, Alsava bersaudari dipuji oleh seluruh desa, tetapi di Desa Embun sebaliknya.

Ketika orang-orang melewati pohon besar di gerbang desa, mulai terdengar beberapa gosip.

Seperti: "Tidak tahu malu. Membawa beras dan uang dari suami untuk dibawa pulang ke rumah orang tua sendiri, tapi tidak memberikannya untuk keluarga suami." Lalu, "Merayu pria hingga membuatnya melupakan orang tua sendiri setelah memiliki istri."

Walaupun gosip-gosip ini tidak menyebutkan nama siapa pun, semua orang tahu bahwa mereka sedang membicarakan Alsava bersaudari.

Berita bahwa Arjuna menarik gerobak besar berisi barang-barang ke Desa Sava telah menyebar ke seluruh desa. Hal itu mengundang rasa iri, tetapi lebih banyak rasa dengki.

Terutama ketika berita itu sampai ke rumah Shaka, Oki dan Ranjani merasa lebih buruk.

Sebagai kakek-nenek Arjuna, mereka seharusnya menjadi orang pertama yang menikmati uang yang diperoleh cucu mereka. Namun, sekar
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 589

    "Bukan, mereka kembali untuk membunuh bebek-bebek," kata Kemil."Dasar bodoh! Apalah arti beberapa sen itu?" Kemal mengutuk.Yudha memelototi Kemal. Beberapa sen tidak ada artinya di tangan orang-orang biasa."Di mana para penjaga? Suruh mereka untuk bawa Arjuna kemari!""Ayah!" Kemil segera menjawab, "Aku sudah memberi perintah, tapi Paduka Kaisar ada di dalam. Ratna bersama puluhan pengawal istana, serta Galang juga menghalangi jalan kami dengan nyawanya, jadi orang-orang kami tidak dapat masuk.""Kalau begitu aku akan pergi sendiri." Yudha mengibas lengan bajunya, kemudian berjalan keluar.Hanya seorang kaisar kecil, Yudha saja dapat memasuki kamar tidurnya sesuka hati. Apakah mustahil baginya untuk menangkap kekasih kaisar?"Minum, minum, ayo minum!""Semuanya minum!""Benar, harus minum sepuasnya!"Begitu Yudha turun dari kereta, dia mendengar suara-suara bersemangat yang mendesak orang-orang untuk minum.Pada saat ini, penginapan penuh dengan tamu-tamu, meja-meja dipenuhi dengan

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 588

    Aku tidak menyangka bahwa kemampuanmu lebih baik dari Ratna." Dewi menatap Arjuna dengan ekspresi terkejut."Tidak, bisa dibilang seri."Sebagai mantan prajurit pasukan khusus, Ratna tidak dapat mengalahkan Arjuna dalam pertempuran jarak dekat. Sedangkan Arjuna tidak sebaik Ratna dalam ilmu pedang dan seni bela diri.Inilah tujuan lain Arjuna menggoda Ratna.Dengan menunjukkan kekuatan sendiri, Dewi tidak perlu khawatir akan keselamatan Arjuna, karena Arjuna mampu melindungi diri sendiri."Jadi ... apakah kaki Ratna benar-benar bau?" tanya Dewi, tidak bisa menahan diri.Bulu matanya yang panjang berkibar-kibar, rasa ingin tahu tersebar di wajahnya yang indah.Ini adalah pertama kalinya Arjuna melihat Dewi bertingkah seperti seorang gadis.Dia tiba-tiba teringat.Meskipun Dewi adalah kakak perempuan tertua Disa dan yang lainnya, dia baru berusia dua puluh satu tahun.Pada usia ini, sedewasa apa pun pasti hanya berpura-pura.Dewi tiba-tiba tersadar saat dia merasakan tatapan Arjuna.Tata

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 587

    "Aku memintamu untuk mengawasi Arjuna, tapi kamu malah pergi makan-makan!" Yudha memarahi Kemal dengan keras.Yudha memiliki pendengaran yang sangat baik. Dia tidak salah mendengar perkataan Kemal, hanya saja dia tidak memercayainya.Tidak peduli seberapa bodohnya Arjuna, dia tidak mungkin sebodoh itu. Mengadakan perjamuan besar di Kabupaten Madaska yang telah menderita bencana selama bertahun-tahun? Apakah dia ingin mati?"Ayah, aku tidak pergi makan-makan. Arjuna-lah yang menyelenggarakan jamuan makan. Ada ayam dan daging di atas meja. Semuanya adalah hidangan lezat. Aku melihatnya dengan jelas."Kalau saja Kemil tidak menimpali, "Ayah, omongan Kak Kemal benar, Arjuna memang mengadakan perjamuan." Kemal mungkin menjelaskan tiga kali pun, Yudha tetap tidak akan memercayainya."Benar-benar mengadakan perjamuan?" Yudha merasa sedikit tidak percaya. Apakah Arjuna benar-benar sebodoh itu?"Para korban bencana di Kabupaten Madaska tidak tahu?""Ayah, sebagian orang seharusnya tahu, tetapi

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 586

    Arjuna berkata, "Potong bebek. Aku akan memberi kalian satu sen untuk setiap dua bebek yang dipotong.""Benarkah?""Aku akan meminta seseorang mendirikan kios di depan kantor pemerintah daerah kalian. Setelah memotong bebek dan mencabuti bulunya, bawa bebek-bebeknya ke kantor pemerintah daerah. Kalian memberikan bebek kepada kami, kami akan memberikan uang."Pemuda jangkung kurus itu menoleh untuk bertanya kepada para korban bencana. "Apakah menurut kalian kata-katanya dapat dipercaya?""Kita percaya saja untuk saat ini. Kalau dia berani menipu kita, kita baru mengepung kantor pos!""Baiklah, tapi ...." Pemuda jangkung dan kurus itu terdiam sejenak sebelum lanjut berkata, "Membunuh lima juta ekor bebek bukanlah tugas yang mudah. Mustahil kami bisa membunuh semuanya sekaligus.""Tentu saja tidak bisa membunuh semua sekaligus. Butuh waktu setidaknya sepuluh hari atau setengah bulan bagi bebek-bebek ini untuk memakan semua belalang di Kabupaten Madaska. Kepala Daerah."Arjuna menoleh untu

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 585

    "Ratna, aku sudah lelah.""Pengawal Kekaisaran, dengar! Kawal Paduka Kaisar kembali ke penginapan!"Dikelilingi oleh pengawal kekaisaran, tubuh wanita Dewi tampak sangat lemah.Arjuna berdiri di tempat, memperhatikan kepergian Dewi.Dia tahu bahwa perintah Dewi untuk membuka kas negara telah mempertaruhkan nyawanya dan Dinasti Bratajaya.Tatapan Arjuna sangat tegas dan penuh dengan kepercayaan diri.Tenang saja.'Kamu tidak akan kehilangan nyawa atau kerajaanmu.'"Mohon Paduka Kaisar untuk membunuh pejabat pengkhianat itu!"Di kaki bukit, suara para korban terdengar.Melihat Dewi mengabaikan mereka, orang-orang itu bergegas menuju Arjuna lagi."Bunuh pejabat pengkhianat ini!"Yudha memberi isyarat kepada kepala pasukan penjaga untuk membiarkan para korban datang.Di tengah kekacauan itu, tidak peduli bagaimana Arjuna meninggal, semua itu disebabkan oleh para korban. Tidak peduli betapa tidak terimanya Dewi, dia tidak bisa mengatakan apa-apa."Inspektur Arjuna, cepat pergi. Aku akan men

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 584

    "Kalau tidak dijual, mana punya uang untuk membeli bebek baru?" tanya Tamael dengan bingung."Lihat!" Arjuna menunjuk bebek-bebek di kaki gunung. "Bukankah uangnya ada di sana?"Tamael terkejut. "Maksudmu membunuh semua bebek ini lalu menjualnya?""Huh!"Percakapan antara Arjuna dan Tamael membuat Kemal mencibir lagi."Sungguh bodoh! Orang-orang di Bratajaya tidak suka makan daging bebek. Bagaimana kalian bisa menjualnya?""Yang Mulia, kamu melupakan satu hal." Pejabat di samping Kemal mengingatkannya dengan tenang. "Arjuna juga membeli rempah-rempah senilai dua puluh ribu tael perak. Katanya menggunakan rempah-rempah itu untuk memasak bebek akan membuat daging bebek lebih lezat.""Hal ini lebih lucu lagi!" Kemal tertawa. "Setiap bebek yang diolah dan dibumbui sebelum dimasak, biayanya sangat mahal. Daging bebek harus dijual dengan harga tinggi.""Dinasti kita telah dilanda banyak bencana dalam beberapa tahun terakhir, kebanyakan orang kekurangan uang. Dari mana mereka mendapatkan uang

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 583

    Apakah ini suatu keberuntungan atau keterampilan Arjuna yang luar biasa?Tatapan Galang yang penuh rasa ingin tahu berlabuh pada Arjuna.Kulitnya cerah, tetapi aura orang baru kaya pada Arjuna sangat kental. Dia jelas pelajar dari pedesaan yang baru saja menjadi kaya dan bersekolah.Meskipun tubuhnya tidak terlalu kurus, Arjuna jauh dari kategori seorang seniman bela diri.Arjuna tahu apa yang dipikirkan Galang. Dia tersenyum tenang, mencondongkan tubuh ke depan lalu berbisik, "Kak Galang, tidak perlu ragu. Tidak ada keberuntungan. Seandainya pedangmu mendarat lebih cepat, aku masih bisa menyelamatkan Kak Tamael dari pedangmu."Galang terkejut, dia menatap Arjuna dengan waspada. "Bisa-bisanya kamu ...."Arjuna tersenyum tipis tanpa mengatakan apa pun. Dia melangkah maju, kemudian berdiri di titik tertinggi bukit. Dengan tenang dia melirik para korban yang makin dekat di kaki bukit."Ingin nyawaku? Kalian tidak perlu turun tangan sendiri. Kalau aku tidak bisa membantu bencana kalian, ak

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 582

    "Tidak bisa!"Sebelum Miko bisa menyelesaikan kata-katanya, dia dipotong oleh Menteri Pendapatan, Bara.Bara berbalik, kemudian berkata kepada Dewi. "Paduka Kaisar, Marsekal Danis baru saja meminta Menteri Perang untuk memberitahuku bahwa Pasukan Serigala sedang berperang melawan Suku Tawari di utara. Mereka sudah kehabisan makanan, perlu segera diisi ulang."Miko segera berkata, "Kalau demikian, maka pengadilan benar-benar tidak dapat memberi makan bebek-bebek ini. Paduka Kaisar ...."Suara Miko ditarik panjang. "Stabilitas negara lebih penting, para prajurit di perbatasan tidak boleh kekurangan makanan."Dari kalimat pertama, suara Miko sudah terdengar sangat keras.Para korban bencana di Kabupaten Madaska yang berdiri di kaki bukit dapat mendengar kata-katanya dengan jelas."Tadi aku pikir ide membiarkan bebek memakan belalang itu brilian, tapi sekarang kurasa itu ide yang buruk.""Benar. Meskipun kita membasmi belalang untuk sementara, mereka akan muncul lagi setelah beberapa saat.

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 581

    "Yang Mulia Miko, apakah kamu buta? Apakah kamu tidak melihat bebek-bebek itu memakan belalang di ladang? Kenapa kamu masih saja protes?"Orang yang berbicara adalah Galang. Galang dan Ardian adalah orang yang relatif jujur, mereka peduli terhadap orang lain.Masyarakat Kabupaten Madaska telah menderita bencana selama bertahun-tahun. Mereka telah menjalani kehidupan yang sangat miskin dan menderita, banyak orang mati kelaparan.Meskipun istana kekaisaran mengirim pejabat untuk memberikan bantuan bencana setiap tahun, mereka korupsi dan tidak kompeten. Pengadilan menghabiskan banyak uang, tetapi bencana menjadi makin parah.Dia sebelumnya memandang rendah Arjuna. Dia merasa bahwa seorang pria yang menjadi simpanan sangatlah tidak kompeten dan lemah.Namun, dalam perjalanan ke Negara Tanawara untuk membeli bebek bersama Tamael, dia mendengar Tamael membicarakan tentang perbuatan Arjuna di Kabupaten Damai.Mengubah ikan yang tak sukai menjadi makanan lezat, menangkan juara pertama dalam u

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status