Share

Bab 671

Penulis: Abimana
"Jelas-jelas aku yang mengusulkan 0,9 sen itu, kenapa jadi kamu?"

"Kamu datang!"

Melihat Arjuna, Dewi diam-diam menghela napas lega. Dia sudah tidak tahu bagaimana menghibur Gita.

"Yang Mulia!" Melihat Arjuna, Gita lebih malu lagi. "Anda tidak perlu membelaku."

Apa bedanya satu sen dengan 0,9 sen?

Ketika pertama kali kepikiran cara ini, dia masih bangga dan puas diri selama berhari-hari. Dia mengira dirinya akan menjadi asisten Arjuna yang paling kuat.

Tak disangka idenya malah menyeret Arjuna ke dalam situasi ini dan membiarkan Kemil menang lebih awal.

Dia telah mendengar banyak pejabat menertawakan Arjuna. Menertawakannya tidak berguna dan hanya bisa mengandalkan wanita. Gila!

"Aku tidak membelamu. Aku memang menyetujui ide ini. Masih ada sembilan hari sebelum sebulan, kamu sudah mulai menangis sekarang. Apakah kamu ingin aku cepat kalah?" tanya Arjuna dengan marah.

Marahnya Arjuna tidak membuat Gita merasa takut, melainkan terharu.

Gita tahu bahwa Arjuna marah untuk meringankan rasa
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 677

    Gita tampak puas. Dia merapikan pakaiannya, lalu membuka tirai."Mentari, kenapa kamu ada di sini?"Pada saat ini, wajah Mentari memerah, seluruh tubuhnya basah oleh keringat. Dia jatuh di kursi."Ibu, Yang Mulia."Suara Mentari bahkan lebih lemah daripada suara Gita ketika mencapai puncak tadi.Arjuna dan Gita saling memandang.Tanpa mengatakan apa-apa, mereka sudah mengerti apa yang terjadi.Arjuna mengambil sepotong pakaian, kemudian berjalan ke arah Mentari.Pakaian gadis itu basah kuyup, dia akan masuk angin jika tidak menggantinya."Yang Mulia, biar aku saja."Gita mengambil pakaian dari tangan Arjuna."Kamu seharusnya tidak begitu terburu-buru tadi. Sekarang kamu dalam masalah, 'kan," kata Arjuna."Bagaimana ini bisa disebut masalah? Ada baiknya biarkan dia mengalaminya dulu agar dia tidak bingung ketika dia melayani Yang Mulia. Yang Mulia bisa kehilangan minat," jawab Gita dengan tidak setuju."..."Begini pun jadi?Arjuna tidak bisa membantah....Waktu kompetisi satu bulan te

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 676

    Gita berdiri dari mesin jahit, kemudian menjawab dengan lembut. "Baiklah."Arjuna bertanya-tanya mengapa Gita sedikit berbeda sekarang.Gita yang sekarang lembut dan malu-malu. Dia menatap Arjuna dengan penuh cinta dan kelembutan.Arjuna tertegun.Dia sepertinya sudah mengerti maksud dari perkataan Dewi tadi.Malam ini, saatnya menemani Gita.Tenggorokan Arjuna sedikit tercekat. Dia tidak bisa lagi menatap Gita setenang sebelumnya.Entah karena gugup atau terlalu bersemangat, Gita tidak sengaja tersandung ketika dia berjalan menuju Arjuna."Hati-hati!"Gita jatuh ke dalam pelukan hangat.Pada saat ini, Arjuna memegangnya dengan satu tangan, tangan lainnya diletakkan di mesin jahit untuk menahan tubuhnya agar tidak jatuh.Mata Gita tertuju pada mesin jahit kurang dari sedetik.Saat dia menarik kembali pandangannya, dia membuat sebuah keputusan yang berani.Dia tidak ingin menunggu sampai malam ini.Karena jodohnya dengan Arjuna berasal dari mesin jahit ini, maka ...."Yang Mulia!" Gita

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 675

    "Paduka Kaisar, bukankah Yang Mulia baru saja mengatakannya? Makanan adalah kebutuhan utama. Bisnis gandum dan minyak di negara kita ada di tangan Keluarga Hidayat, keluarga ibu dari istrinya Yudha. Di tangan Keluarga Hidayat sama dengan di tangan Yudha.""Karena mengendalikan makanan semua orang di Bratajaya, Yudha jadi berani bersikap sembrono.""Dalam kompetisi ini, semua proyek bisnis pada akhirnya dikelola oleh kas negara. Kelak sebagian besar gandum dan minyak negara kita dikelola oleh pemerintah.""Selain itu, Yudha-lah yang mengusulkan agar proyek bisnis dikelola oleh kas negara. Rubah tua itu ingin menelan bisnis pakaian Yang Mulia Arjuna, tak disangka kepintarannya malah merugikan diri sendiri.""Hahaha! Memuaskan! Benar-benar memuaskan!"Usai berbicara, Gita begitu senang hingga mengeluarkan air mata."Kalau begitu kitalah yang menang!""Arjuna, sudah kuduga kamu bisa melakukannya. Kamu pasti tidak akan mengatakannya."Galang dan Tamael juga gembira."Bagaimana mungkin tuank

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 674

    "Kalau mereka tidak pergi untuk merebut pakaian dari Toko Pakaian Alsava, apa yang mereka lakukan?" Disa bingung."Lihat!" Arjuna menunjuk orang-orang di jalan. "Mereka membawa karung. Merebut pakaian tidak perlu menggunakan karung. Selain itu, semua pakaian di toko sudah terjual, tidak ada pakaian yang bisa diberikan kepada mereka.""Benar juga, Tuan."Setelah Disa selesai berbicara, dia berlari ke jalan, menghentikan seorang wanita paruh baya, kemudian bertanya, "Kak, kalian mau pergi ke mana?""Merebut beras. Toko Beras Hidayat menurunkan harga dengan drastis, hanya 9,9 sen. Dik, kamu adalah nyonya keluarga berada, tidak mengerti penderitaan rakyat biasa seperti kami. Jangan menghalangi jalanku. Kalau terlambat, nanti aku tidak kebagian."Wanita paruh baya itu sudah lama pergi, Disa baru tersadar."Tuan, setengah kilo beras hanya 0,9 sen. Kemil sungguh sadis!""Benar." Arjuna pun mengangguk. "Keluarga Yudha benar-benar tidak segan-segan mengeluarkan biaya demi menguasai kas negara."

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 673

    "Kalau aku memberitahumu, bisakah reaksimu begitu natural?" sahut Arjuna sambil tertawa."Benar sekali!" Disa juga menimpali sambil tersenyum. "Kalau tidak natural, bagaimana mungkin Kemil dan yang lainnya percaya?""Mereka memang sudah percaya, tapi tahukah kalian bagaimana kehidupanku akhir-akhir ini?" Tamael sangat kesal.Dia hendak menggantungkan granat buatan sendiri yang terbuat dari sisa kaleng anggur di tubuh sendiri, kemudian mati bersama Kemil."Kak Tamael, bukankah aku juga tidak diberi tahu? Jangan marah lagi, tidak baik untuk kesehatan." Gita menghibur Tamael."Meskipun kamu juga tidak tahu, setidaknya kamu mengetahuinya sebelum aku. Aku adalah orang terakhir yang mengetahuinya."Tamael merasa sangat sedih. Dia telah lama menjadi teman Arjuna, sekarang mereka seperti keluarga, tetapi dia baru mengetahuinya sekarang.Sedih sekali."Karena kamu adalah orang terakhir yang tahu, Kemil dan yang lainnya barulah kewalahan."Setelah mendengarkan analisis Gita, Tamael merasa lega.

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 672

    Para kasim dan pelayan di Aula Harmoni Tertinggi membalikkan badan, tidak berani melihat.Wajah Dewi tampak sedikit canggung.Wajah Gita juga merah. Pada saat yang sama, dia juga merasa iri. Hanya ketika suami menghormati dan mencintai istrinya, istri baru berani melakukan hal seperti itu."Muach, muach!"Di Aula Harmoni Tertinggi, terdengar ciuman Disa yang keras."Cukup! Kalau mau cium, nanti setelah kalian pulang baru lanjutkan!" ucap Dewi, menghentikan.Disa melepaskan Arjuna, kemudian menjulurkan lidahnya untuk memprotes.Dewi memelototi Disa, sontak Disa menundukkan kepalanya dengan patuh.Disa takut pada Dewi sejak kecil."Apakah kamu membawa semua barang yang Yang Mulia Arjuna minta?" tanya Dewi dengan nada datar."Ya.""Tidak ada yang menguntitmu, 'kan?""Tentu saja tidak. Ingin menguntitku? Memangnya mau mati?" Ekspresi Disa tampak penuh percaya diri.Dia tidak menyombongkan diri, tetapi benar-benar memiliki kemampuan.Dia adalah pemanah yang hebat dan memiliki granat yang di

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status