Share

Bab 267.

Author: BayS
last update Last Updated: 2025-04-18 13:52:19

"Baiklah Elang. Nanti tante akan kirimkan nomor rekeningnya. Tapi tante tak akan memakai uang kiriman dari Elang, selain hanya untuk simpanan ...... 'anak kita'," Halimah berkata terputus.

Ya, Halimah agak bingung menyebut apa pada anak yang di kandungnya. Akhirnya dia menyebutkan 'anak kita' pada Elang.

Wajahnya langsung 'merah merona', saat dia mengatakan itu. Halimah terbayang kembali, saat-saat 'penuh madu' bersama Elang dulu dikamarnya.

Wanita yang tetap cantik di usia matangnya itu. Dia 'sejujurnya' sangat merindukan saat-saat manis itu, bisa terulang kembali dalam hidupnya.

"Baik Tante, tolong dikirim ya. Salam buat Om Baskoro."

Klik.!

Elang menutup panggilannya pada Halimah. Dia berniat memasukkan saldo 10 miliar rupiah, pada rekening Halimah nanti.

Elang kembali melihat-lihat kontaknya, dia mencari nomor Sekar di list kontaknya. Lalu...

Tuttt.... Tuttt... Tuutttt.!

"Halo. Kang Elang..?!" sapa suara merdu Sekar, yang sedang berada di kamarnya.

"Halo Mbak Sekar. Baga
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Rika Bohayy Bohayy99
semogaa mas Permadi segera tobat jadi orang baik g jadi duel sama mas elang
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Sang PENEMBUS Batas   Bab 617.

    "Ba-baik Kakek..! Tlatah Palapa berada di seberang sungai Larungraga. Ke arah timur dari sini, Kakek akan menemui sungai deras itu. Itulah pembatas Tlatah Palapa dan Tlatah Kalpataru," ujar gugup salah seorang dari pengunjung kedai itu. Slaphh..! Resi Salwaka langsung berkelebat lenyap dari kedai itu bagaikan hantu, menuju ke arah timur dari kedai itu. 'Sial..! Tuak tak jadi dibeli, ehh mejaku malah hilang satu..! Apes nian malam ini nasibku..!' bathin sang pemilik kedai, menggerutu kesal. Namun tentu saja dia tak berkutik. Setelah melihat 'kemampuan' kakek aneh itu, yang bisa membuat mejanya menjadi serbuk hitam. Hanya dengan sebuah tepakkan tangan saja. Taph..! 'Hmm. Ini rupanya sungai Larungraga itu', bathin Resi Salwaka. Setelah dia tiba di tepi sungai yang cukup lebar, dan berarus sangat deras itu. Slapphs..! Cepat Resi Salwaka melesat terbang melintasi sungai Larungraga, dan menjejakkan kakinya di wilayah Pasir Raja yang sudah masuk Tlatah Palapa. Slaph..! Akhirnya san

  • Sang PENEMBUS Batas   Bab 616.

    'Prasti nama yang indah. Dan dia juga Putri seorang Raja di sana. Sepertinya kau tak salah pilih wanita disana Mas Elang. Baik, aku rela Mas menikahinya', desah bathin Nadya. "Tidak Mas Permadi. Katakan pada Mas Elang aku menyetujuinya, dan akan tetap menunggunya kembali. Sekaligus sampaikan salamku pada Prasti di sana, untuk melayani Mas Elang dengan baik," ucap Nadya tegas. Namun hati wanita terluka, siapa yang tahu..?"Baik Nadya. Tunggulah sejenak, aku akan menghubungi bathin Elang sekarang," ucap Permadi. Lalu perlahan Permadi kembali memejamkan matanya. 'Elang, saat ini aku sudah berada di rumahmu dan bertemu Nadya. Dia menyetujui pernikahanmu dengan Prasti di sana. Dan dia juga berkata akan tetap menunggumu di sini. Dia titip salam untuk Prasti, dan menunggumu membawa Prasti serta ke dimensi ini, untuk bertemu', ucap bathin Permadi pada Elang. Elang di masa silam memang tengah menunggu hasil pembicaraan Permadi, dengan istrinya itu. 'Terimakasih Permadi, aku akan berus

  • Sang PENEMBUS Batas   Bab 615.

    'Mas Elang. Jika sehari di sini, sama dengan setahun di sana. Betapa lama waktu yang Mas lalui di sana. Aku disini menunggu 10 hari, sedangkan Mas menjalaninya 10 tahun di sana. Apakah ada wanita yang menemani Mas Elang di sana? Pastinya Mas Elang kesepian disana', bathin Nadya. 'Kau begitu bersinar dimanapun kau berada Mas Elang. Nadya yakin, tak sedikit wanita yang menaruh hati pada Mas Elang di sana. Nadya tak menyalahkan Mas Elang, jika akhirnya mas memilih satu di antara mereka. Namun jangan lupakan Nadya mas, berusahalah untuk menguasai ilmu 'Sabdo Jagat' itu. Agar mas Elang bisa kembali dan bertemu lagi dengan Nadya', harap bathin Nadya penuh kepedihan. Nadya telah mendengar dari Permadi, tentang sulitnya menguasai aji 'Sabdo Jagad' itu. Waktu yang diperlukan untuk menguasainya juga tak sebentar. 'Ilmu itu bisa dibilang, adalah ilmunya orang-orang yang mendekati tataran para 'wali' Nadya. Alam dan seluruh dimensi di semesta ini, hanya bagaikan 'sejengkal dan sekejapan

  • Sang PENEMBUS Batas   Bab 614.

    "Sangat menyenangkan Ayahanda. Ternyata peradaban di sana lebih maju, dibandingkan peradaban kita Ayah. Padahal dimensi Selaksa Naga berada di masa lampau, jauh di belakang masa kita," sahut Prasti menjelaskan dengan raut wajah ceria. "Wah..! Ayahanda jadi ingin datang ke sana juga, sekali waktu bersama Elang. Hahahaa..!" gelak sang Maharaja, turut senang mendengar pengalaman putrinya itu. "Boleh Paduka Maharaja. Suatu saat Elang akan mengajak Paduka ke sana, jika Paduka senggang," sahut Elang tersenyum. "Hahahaa..! Bagus. Semoga saja aku bisa secepatnya membangun Tlatah Palapa, menjadi kerajaan yang makmur dan sejahtera. Agar aku bisa tenang meninggalkan rakyatku, dan berjalan-jalan ke dimensi Selaksa Naga itu," ujar sang Maharaja lagi, seraya tertawa senang. 'Sungguh Maharaja yang cinta rakyatnya melebihi dirinya', bisik hati Elang kagum. "O ya Elang. Aku merencanakan penobatanmu, untuk menjadi Raja Belupang minggu depan. Aku harap kau tak menolaknya kali ini Elang. Aku butu

  • Sang PENEMBUS Batas   Bab 613.

    "Semuanya menjauh dari pantai..!!" teriak Srenggana, pada para prajurit jaga yang masih terlihat berada dekat pantai. Karena dilihatnya ombak tinggi sedang bergulung, hendak menerpa pantai. Semua para prajurit jaga pantai pun berlarian dan berlesatan, menjauh dari pantai. Byaarrsshk..!! Gelombang pasang naik dan ikut membawa kapal-kapal, yang tertambat naik ke atas daratan pantai Marapat. Kapal-kapal itu ikut terbawa gelombang, dan baru nampak terhenti. Setrlah kapal naik sekitar dua puluhan depa, dari tepi pantai. Ganas..!Sementara di kejauhan, Prasti dan Prahasta Yoga nampak menyaksikan pertarungan Elang dan Eyang Lima Nyawa, dari sebuah bukit dekat pantai Marapat. Ki Naga Merah pun terlihat beterbangan di sekitar bukit itu. "Mas Yoga ...." gumam Prasti lirih. "Tenanglah Bibi. Paman pasti bisa mengalahkan orang itu," ucap Prahasta Yoga yakin. "Aarrrghss..!! Tongkatku..!" Eyang Lima Nyawa berteriak kesakitan, seraya memegangi dadanya. Sepuh itu juga berseru menyesali tong

  • Sang PENEMBUS Batas   Bab 612.

    Weerrsshk..!! Sosok Eyang Lima Nyawa terangkat melayang, dan tegak di tengah-tengah badai pusaran angin yang tercipta. Spraasshp.!! Pasir pantai terhisap masuk dalam pusaran badai angin, yang semakin lama semakin membesar dan menggila itu. Langit pun berubah gelap di atas area pertarungan itu. 'Hmm. Power yang mengerikkan..!' seru bathin Elang. "Kalian semua menjauhlah dari arena pertarungan ini..!" seru Elang pada semua orang, yang berada di sekitar lokasi itu. Sementara Ki Naga Merah masih berputaran di angkasa, bersama Prasti dan Yoga Prahasta di punggungnya. "Baiklah Kakek. Kulayani keinginanmu..! Kita bertarung di atas sana..!" Slaphs..! Elang berseru seraya melesat tinggi ke angkasa, yang berada di atas permukaan tengah laut Marapat. Slaphh..! Eyang Lima Nyawa melesat tinggi menyusul Elang. Sosok mereka berdua kini sudah saling berhadapan, di ketinggian angkasa. "Keluarkan 'power'mu Elang..! Pantang bagiku membunuh orang yang tak melawan..!" seru Eyang Lima Nyawa. Y

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status