Beranda / Urban / Sang Pengaman / Kenalan Baru

Share

Kenalan Baru

Penulis: Wasji
last update Terakhir Diperbarui: 2021-05-22 17:13:54

Setelah semua penumpang angkot turun, Ato langsung menuju ke bawah pohon yang cukup rindang.

Sambil berteduh sesekali Ato melihat Smartphone yang menjadi teman setianya, saat itu waktu menunjukan pukul tiga sore, hari Kamis tanggal dua Mei 2018.

Alat komunikasi itu, seakan menjadi teman setia di perjalanannya saat ini. Lelaki berparas tampan tersebut, memang sangat menyukai berbagai aliran musik, terutama musik yang bergendre rock dan pop. 

Walaupun otaknya kurang mendukung dalam bidang ilmu pengetahuan, ternyata Ato pandai sekali memetik gitar dan memainkan alat musik lain, seperti piano dan drum.

Namun bakat terpendam Ato kurang di asah dan di tekuni lebih lanjut, karena Ato menggunakan bakatnya itu hanya sebatas selingan untuk hiburan, di saat rasa jenuh melanda harinya.

Kala Ato duduk di atas batu. Ternyata wanita cantik yang mengenakan rok pendek masih nampak berdiri dan menunggu kedatangan angkutan umum pengganti, yang sampai saat ini belum kunjung datang juga. 

Sesekali Ato menatap tubuh dan paras cantik wanita yang ada di depannya itu.

'Ada apa sih dengan wanita itu? kok aku merasa ingin terus lihat dia!' gumam Ato dalam batin.

Karena angkutan umum masih belum lewat, wanita cantik itu terlihat mondar-mandir dengan langkah kakinya yang perlahan. Di mata Ato, wanita itu bagaikan model yang sedang berpose, lalu menggugah rasa penasarannya.

Saat ini fantasi pada benak Ato semakin menjadi saja.

Apakah wanita cantik itu memiliki jimat pemikat? atau naluri pria Ato yang  sedang kumat? 

Mungkin rasa yang tidak bisa di ungkapkan dengan kata-kata sedang menjalar pada hati Ato, baru kali ini ia merasakan kepekaan pada wanita yang sangat mengganggu pikirannya. Setelah sekian lama berkenalan dengan ratusan wanita lain sebelumnya.

Berawal dari rasa penasaran, akhirnya Ato memberanikan diri menghampiri wanita cantik yang terus menjadi perhatiannya.

Setiap langkah Ato di penuhi dengan tanda tanya besar, apakah wanita di depannya itu memiliki sifat jutek, sombong, atau ramah?

Jawaban pertanyaan Ato, akhirnya bisa terselesaikan setelah lelaki itu berhadapan dengan si wanita cantik yang tengah memikatnya.

"Hai Mbak! ngomong-ngomong mau kemana nih? kok dari tadi mondar-mandir aja!" 

Ternyata sapaan Ato yang terbilang cukup nora itu, telah membuat wanita cantik menatap paras garang Ato yang sudah bercampur dengan senyum imut khasnya.

"Eh. Mas yang tadi yah ... ini Mas, aku mau berangkat meeting di kantor cabang tempat kerjaku, tapi kok lama banget sih angkotnya!" sahut wanita cantik, yang mencoba mengungkap ke adaannya pada Ato.

"Emh ... gitu, o ... ia Mbak, kenalin dong namaku Ato! kalau boleh tahu, Mbak siapa namanya?"

Ato langsung menyodorkan tangan kanannya, ia sangat berharap jika wanita cantik di hadapannya saat ini, bisa melakukan hal yang sama dengannya.

Setelah itu Ato akan menggenggam tangannya lalu bersalaman dengan wanita cantik itu.

Pucuk di cinta ulampun tiba!

Sesuatu yang di nanti Ato, akhirnya terlaksana juga. Balasan genggaman tangan dari wanita berparas cantik itu seakan menghantarkan listrik bertegangan tinggi.

Ato merasakan denyutan jantung yang mulai berdetak kencang, rasanya ingin sekali mengatakan 'Berhasil!' dengan sekeras mungkin.

Namun Ato hanya memendam keinginannya itu, dan mengaplikasikan perasaannya dalam genggaman tangan yang begitu erat pada wanita yang ada di depannya, genggaman itu ternyata berdurasi dalam waktu yang cukup lama.

"Oh iya, kalo gitu kenalin juga mas ... namaku Rani!" 

"Emh, Rani yah! nama yang bagus ... sepertinya nama itu sangat cocok untuk wanita secantik kamu!"

"Preeet ... bisa aja ah! apa hubungannya?"

"Yah, ada lah ... Rani, kan artinya Ratu, sedangkan Ratu itu identik dengan kecantikan, jadi kalau Ratu gak cantik sepertinya gak akan ada pangeran yang ingin meminangnya!"

"Hhe, dasar gombel, kamu lagi bercanda ya?!" sahut Rani, yang melebarkan bibir tipis merah merona miliknya itu.

"Iyah, kenapa gitu?"

"Candaannya garing banget!"

Ato memang tidak bisa menghibur tapi dalam dirinya mempunyai jiwa humoris yang terpendam. Walaupun candaan Ato banyak sekali yang kurang nyambung.

"Eh maaf Mas Ato, kayaknya tanganku mulai sakit deh!" lanjut Rani, yang memberi isyarat bahwa Ato belum melepaskan genggaman tangan padanya.

"Oh, iya ya ... maaf Ran, eh! Mbak Rani, kok ... aku jadi betah yah pegang tangan halusnya!" senyum Ato mengikuti Keni yang mengadopsi tebaran senyum seekor Simpanse.

Akibat perilaku Ato, Rani langsung memukulkan tangan pada dada seorang lelaki yang baru dikenalinya itu.

"Ma-maaf ya mas, sepertinya aku harus pergi sekarang ... yang jemputku udah datang tuh! senang bertemu denganmu, semoga kapan-kapan bisa jumpa lagi yah!" pungkas Rani, kemudian ia langsung naik sepedah motor yang di kemudikan oleh seorang pria.

Sebelum Rani benar-benar pergi dari hadapannya, Ato mencoba memanfaatkan waktu sempit itu,"Oh iya, minta nomer WA dong!"

"Nih!" Rani langsung menyodorkan kartu nama yang diambil dari tas kecilnya.

Tak lama setelah itu, dia langsung pergi hilang dari pandangan Ato.

'Ya elah, baru bentar ketemu juga, udah pergi lagi!' batin Ato menggerutu.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Sang Pengaman   Bawah Tanah

    Tibalah dimana Ato dan Ruslan harus mendekap di sebuah tempat yang penuh sesak, tak ada penerangan lebih di tempat ini, selain sumber cahaya dari beberapa lampu berwarna kuning.Dan hal ini sungguh jauh dari perkiraan. Sesuatu yang tak pernah disangka sebelumnya, seakan terjadi di depan mata."Cepat jalan!" teriak 3 pria besar yangsaat ini menggiring Ato dan Ruslan.Entah mengapa, 3 Pria itu seakan terburu-buru dan memaksa Ato untuk berjalan lebih cepat.Selain itu, penutup wajah yang dikenakan 3 pria besar seakan menarik perhatian Ato dan Ruslan."Eakh! bau apa ini?" cerca Ruslan sambil menutup hidungnya."Hei, mau dibawa kemana kami?" tanya Ato."Cerewet, cepat jalan!" titah seorang pria besar yang saat ini meringkus tangan Ato dengan cengkramannya.Jika ruangan lain di Apartemen Jodi memiliki beberapa manik dan arsitek yang begitu memukau. Tapi lain halnya dengan ruang bawah tanah ini. Tempat ini begitu kum

  • Sang Pengaman   Aku Dipihakmu!

    Secangkir air putih saat ini tengah hadir di depan mata Ato, tapi selera minum nampaknya sudah hilang, dan berganti menjadi rasa jijik.Apakah Ato bisa bertahan di Apartemen mewah itu, jika keadaan terus membuatnya begitu muak?Ya, tentu saja Ato sangat muak!Bagaimana tidak?Sebab, saat ini Jodi sedang memasang wajah genitnya. Sesekali lelaki aneh itu mengedipkan mata pada Ato!Mungkin dalam benak Jodi sempat terpikir, bahwa lelaki yang saat ini masih dalam incarannya itu memiliki watak yang sama seperti dirinya. Hanya dengan berbekal analisa sederhana, ia telah menyimpulkan Ato memiliki banyak kesamaan dengannya, yaitu seorang psikopat dan penyuka sesama jenis.Dugh!Brugh, creeeng!Tiba-tiba suara benda terjatuh dan pecah, menggema ke seluruh ruangan. Setelah Ato mengarahkan pandangan ke sumber suara itu, nampaklah seorang pria yang dikenalinya tengah sempoyongan jatuh bangun."Pak Ruslan?" bisik Ato.Sontak saja

  • Sang Pengaman   Bersiasat

    'Menghadapi orang seperti dia, memerlukan sedikit siasat!'Suara Pak Nurdin, terus bergema di alam bawah sadar Ato. Sampai akhirnya lelaki itu mencoba menafsirkan isyarat tersebut."Baiklah, aku akan ikut denganmu!" ucap Ato, menyetujui ajakan Jodi."Haha, bagus. Mari kita pergi dari sini!"Jodi terlihat begitu girang sekali, saat Ato menerima ajakannya. Beberapa rencana sudah disiapkan Jodi, jika Ato bisa menjadi bagian dari kelompoknya.Si psikopat itu sangat membutuhkan orang seperti Ato. Menurut ilmu penerawangan yang dimilikinya, Ato merupakan satu dari seratus orang yang memiliki kelebihan. Diantara kelebihan Ato ialah, pemuda itu tidak pernah merasa gentar saat berhadapan dengan apapun dan siapapun, meskipun yang dihadapinya itu bisa membahayakan dirinya.Namun, ada sesuatu diluar dugaan Jodi. Ia tidak mengetahui anugrah lain pada diri Ato, si pemuda yang akan dijadikannya sebagai sekutu itu sebenarnya mempunya

  • Sang Pengaman   Tercampakan

    Tak terasa waktu kian berlalu, hingga pada akhirnya Ato memutuskan untuk pulang kembali ke tempatnya mengontrak. Sudah hampir 6 jam, ia hanya diam di tempat kerjanya itu. Berharap akan mendapatkan informasi lebih lanjut tentang penyebab perusaan tempat bekerjanya ditutup. Tapi semua itu tak kunjung didapatinya, tak ada satu orangpun yang datang ke tempat itu. Rasanya sudah tak mungkin melihat orang-orang melakukan aktivitas di tempat itu lagi. Sesampainya di kontrakan, setiap mata menunjukan tatapan sinis pada Ato. Entah apa yang menyebabkan hal tersebut tengah terjadi. Bahkan tak ada satu orangpun yang berbicara atau sekedar menyapa Ato. Bagaikan orang yang terasing di daratan, Ato hanya menengok kamarnya saja. Lalu ia memutuskan untuk kembali meninggalkan kontrakannya itu. Beberapa barangnya sudah terbungkus rapih oleh kardus, hanya ada secuil kertas yang memberitahukan Ato tentang keadaan di kontrakannya itu. Dalam kertas tersebut bertuliskan,'Cepa

  • Sang Pengaman   Mengenal Diri!

    Setelah Ato mendengar suara orang berbicara, ia tak langsung menengokan kepalanya. Dalam pikirnya, entah siapa orang itu ... lalu pada siapa ia berbicara?Tidak ada satu orangpun yang saat ini diam di tempat itu, selain dirinya.Namun, beberapa orang mulai terlihat. Mereka memakai pakaian serba hitam. Sepertinya ada beberapa orang yang tidak asing dan Ato bisa mengenalnya.Tiba-tiba 15 orang keluar dari arah gedung. Entah apa yang sudah mereka lakukan, bukankah gedung ini telah ditutup, karena garis polisi sudah melingkar mengelilingi setiap pintu gerbang.Dalam benak Ato mulai terpikir, jika sesuatu yang kurang beres tengah terjadi di tempat bekerjanya itu. Garis polisi hanya akan terpasang, jika satu perkara telah dianggap berbahaya atau bermasalah."Setelah ini, apa yang akan kita lakukan?" tanya seseorang berkulit hitam."Kita cari dulu 2 orang itu! kemudian kita habisi mereka!" sahut seorang pria dewasa yang mukanya sudah tak asin

  • Sang Pengaman   Kembali Beraktifitas!

    Secara perlahan tapi pasti, Ato mulai menerima kehadiran hal-hal diluar nalarnya. Seiring dengan itu, Ato memutuskan untuk tinggal sementara di tempat Pak Nurdin.Hingga pada akhirnya waktu tak terasa kian berlalu. Terhitung sampai saat ini, Ato sudah tinggal selama 3 hari diam di tempat yang disebut Distrik cabang oleh orang-orang Padepokan itu. Selama itu pula, Ato mau tak mau harus mengikuti beberapa kegiatan di tempatnya berada.Pada malam pertama, Ato diperlihatkan beberapa pertunjukan ilmu penguasaan energi.Dalam batin Ato sempat bergumam,'Apa yang mereka lakukan? hmp, bukankah itu hanya atraksi saja? atau mungkin mereka hanya berpura-pura!'Di hadapan Ato saat ini, nampak puluhan murid Pak Nurdin yang terlihat seakan didorong oleh sesuatu, bahkan diantara mereka ada yang sampai terpental ke lantai dengan cukup keras.Kemudian pada malam ke dua, Ato diberi penjelasan tentang unsur dalam tubuhnya.Saat ini, pera

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status