Share

Kenalan Baru

Setelah semua penumpang angkot turun, Ato langsung menuju ke bawah pohon yang cukup rindang.

Sambil berteduh sesekali Ato melihat Smartphone yang menjadi teman setianya, saat itu waktu menunjukan pukul tiga sore, hari Kamis tanggal dua Mei 2018.

Alat komunikasi itu, seakan menjadi teman setia di perjalanannya saat ini. Lelaki berparas tampan tersebut, memang sangat menyukai berbagai aliran musik, terutama musik yang bergendre rock dan pop. 

Walaupun otaknya kurang mendukung dalam bidang ilmu pengetahuan, ternyata Ato pandai sekali memetik gitar dan memainkan alat musik lain, seperti piano dan drum.

Namun bakat terpendam Ato kurang di asah dan di tekuni lebih lanjut, karena Ato menggunakan bakatnya itu hanya sebatas selingan untuk hiburan, di saat rasa jenuh melanda harinya.

Kala Ato duduk di atas batu. Ternyata wanita cantik yang mengenakan rok pendek masih nampak berdiri dan menunggu kedatangan angkutan umum pengganti, yang sampai saat ini belum kunjung datang juga. 

Sesekali Ato menatap tubuh dan paras cantik wanita yang ada di depannya itu.

'Ada apa sih dengan wanita itu? kok aku merasa ingin terus lihat dia!' gumam Ato dalam batin.

Karena angkutan umum masih belum lewat, wanita cantik itu terlihat mondar-mandir dengan langkah kakinya yang perlahan. Di mata Ato, wanita itu bagaikan model yang sedang berpose, lalu menggugah rasa penasarannya.

Saat ini fantasi pada benak Ato semakin menjadi saja.

Apakah wanita cantik itu memiliki jimat pemikat? atau naluri pria Ato yang  sedang kumat? 

Mungkin rasa yang tidak bisa di ungkapkan dengan kata-kata sedang menjalar pada hati Ato, baru kali ini ia merasakan kepekaan pada wanita yang sangat mengganggu pikirannya. Setelah sekian lama berkenalan dengan ratusan wanita lain sebelumnya.

Berawal dari rasa penasaran, akhirnya Ato memberanikan diri menghampiri wanita cantik yang terus menjadi perhatiannya.

Setiap langkah Ato di penuhi dengan tanda tanya besar, apakah wanita di depannya itu memiliki sifat jutek, sombong, atau ramah?

Jawaban pertanyaan Ato, akhirnya bisa terselesaikan setelah lelaki itu berhadapan dengan si wanita cantik yang tengah memikatnya.

"Hai Mbak! ngomong-ngomong mau kemana nih? kok dari tadi mondar-mandir aja!" 

Ternyata sapaan Ato yang terbilang cukup nora itu, telah membuat wanita cantik menatap paras garang Ato yang sudah bercampur dengan senyum imut khasnya.

"Eh. Mas yang tadi yah ... ini Mas, aku mau berangkat meeting di kantor cabang tempat kerjaku, tapi kok lama banget sih angkotnya!" sahut wanita cantik, yang mencoba mengungkap ke adaannya pada Ato.

"Emh ... gitu, o ... ia Mbak, kenalin dong namaku Ato! kalau boleh tahu, Mbak siapa namanya?"

Ato langsung menyodorkan tangan kanannya, ia sangat berharap jika wanita cantik di hadapannya saat ini, bisa melakukan hal yang sama dengannya.

Setelah itu Ato akan menggenggam tangannya lalu bersalaman dengan wanita cantik itu.

Pucuk di cinta ulampun tiba!

Sesuatu yang di nanti Ato, akhirnya terlaksana juga. Balasan genggaman tangan dari wanita berparas cantik itu seakan menghantarkan listrik bertegangan tinggi.

Ato merasakan denyutan jantung yang mulai berdetak kencang, rasanya ingin sekali mengatakan 'Berhasil!' dengan sekeras mungkin.

Namun Ato hanya memendam keinginannya itu, dan mengaplikasikan perasaannya dalam genggaman tangan yang begitu erat pada wanita yang ada di depannya, genggaman itu ternyata berdurasi dalam waktu yang cukup lama.

"Oh iya, kalo gitu kenalin juga mas ... namaku Rani!" 

"Emh, Rani yah! nama yang bagus ... sepertinya nama itu sangat cocok untuk wanita secantik kamu!"

"Preeet ... bisa aja ah! apa hubungannya?"

"Yah, ada lah ... Rani, kan artinya Ratu, sedangkan Ratu itu identik dengan kecantikan, jadi kalau Ratu gak cantik sepertinya gak akan ada pangeran yang ingin meminangnya!"

"Hhe, dasar gombel, kamu lagi bercanda ya?!" sahut Rani, yang melebarkan bibir tipis merah merona miliknya itu.

"Iyah, kenapa gitu?"

"Candaannya garing banget!"

Ato memang tidak bisa menghibur tapi dalam dirinya mempunyai jiwa humoris yang terpendam. Walaupun candaan Ato banyak sekali yang kurang nyambung.

"Eh maaf Mas Ato, kayaknya tanganku mulai sakit deh!" lanjut Rani, yang memberi isyarat bahwa Ato belum melepaskan genggaman tangan padanya.

"Oh, iya ya ... maaf Ran, eh! Mbak Rani, kok ... aku jadi betah yah pegang tangan halusnya!" senyum Ato mengikuti Keni yang mengadopsi tebaran senyum seekor Simpanse.

Akibat perilaku Ato, Rani langsung memukulkan tangan pada dada seorang lelaki yang baru dikenalinya itu.

"Ma-maaf ya mas, sepertinya aku harus pergi sekarang ... yang jemputku udah datang tuh! senang bertemu denganmu, semoga kapan-kapan bisa jumpa lagi yah!" pungkas Rani, kemudian ia langsung naik sepedah motor yang di kemudikan oleh seorang pria.

Sebelum Rani benar-benar pergi dari hadapannya, Ato mencoba memanfaatkan waktu sempit itu,"Oh iya, minta nomer WA dong!"

"Nih!" Rani langsung menyodorkan kartu nama yang diambil dari tas kecilnya.

Tak lama setelah itu, dia langsung pergi hilang dari pandangan Ato.

'Ya elah, baru bentar ketemu juga, udah pergi lagi!' batin Ato menggerutu.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status