Axel sangat mengagumi kesetiaan dan kejujuran Lilian dan Tristan, la juga sangat berterima kasih pada Alex meskipun dia belum tau bagaimana cara dia bisa menggunakan Uang yg masih dalam mata uang Piksa, tapi harta lain seperti emas berlian dan batu-batu berharga yang ada disana pastinya memiliki nilai yang luar biasa tinggi.
Seketika itu muncul harapan baru dalam hati Axel, setelah sebelumnya ia hampir putus asa dengan keadaan. Secara tidak sengaja ia mendapatkan keajaiban dalam hidupnya, ketika itu ja tidak bisa tidak merasa Tuhan begitu baik padanya. la lalu membayangkan, bagaimana jika orang lain yang terlebih dahulu muncul disini dan bertemu Tuan Alex dan Rombongannya. Atau bagaimana jika yang datang adalah Black Cyborg dan pasukannya lalu ia bertemu mereka, mendadak Axel bergidik ngeri. Lalu rasa syukurnya pun kian bertambah. Akhirnya Lilian menyadarkan lamunan Axel dengan berkata, "Tuan muda, secara tidak langsung sekarang anda juga termasuk 'setengah' ras Blue Ligh Spartan. Anda pasti juga sekarang bisa menggunakan beberapa keterampilan bangsa kami." Ucap Lilian dengan senyum di Wajahnya. Axel mengernyit, "Keterampilan?" Tanyanya penasaran. "Benar tuan muda, ras kami adalah ras cahaya kami punya kemampuan khusus seperti menembus benda bening, terbang. menghilang, menyala dalam gelap, dan banyak lainnya. Dalam kondisi umum kemampuan itu hanya dapat digunakan oleh ras bangsa kami, tapi ada juga beberapa keadaan dimana anggota ras kami menikah dengan ras lain dan keturunan mereka memiliki kemampuan gabungan dari kedua ras Berkaitan dengan kondisi anda sekarang kami juga tidak begitu faham, karena belum permah ada anggota ras kami yang menikah dengan manusia." Kata Lilian menjelaskan, dengan nada yang sedikit bersemangat, seolah dia mencoba menerka-nerka apa yang mungkin terjadi dengan Axel setelah ini. "Lalu bagaimana cara ku menggunakan keterampilan itu? kenapa aku tidak merasakan apa-apa?" Tanya Axel bingung. "Kami juga tidak tau Tuan muda. Dalam ras kami, kami memiliki kemampuan itu sejak lahir dan kami bisa menggunakannya segera setelah kami berusia 1 tahun, tapi kami tidak tau bagaimana prosesnya pada ras persilangan." Jawab Lilian yang juga tampak bingung. "Baiklah tidak perlu dipikirkan, setidaknya saat ini aku juga belum membutuhkan keterampilan itu." Kata Axel, tampak tidak terlalu peduli. Lilian lalu berkata, "Sebenarnya jika anda ingin menyempurnakan ras Blue Light Spartan anda, masih ada cara lain Tuan muda." Saat mengatakan itu wajah lilian bersemu merah. "Oh ya?! Bagaimana?" Tanya Axel sedikit tertarik. "A... anda harus melakukan penyatuan dengan lawan jenis dan ras Blue Light Spartan." Kata Lilian dengan malu, Ia sama sekali tidak punya niat buruk, hanya saja, saat mengatakan itu ia baru sadar. jika kini satu-satunya wanita yang tersisa dari ras Blue Light Spartan adalah dirinya. Bukankah kesannya dia seperti menyerahkan dinnya pada Axel, apalagi mengingat dirinya yang masih perawan, Bagaimana jika Tuan muda Axel menganggap dirinya adalah gadis rendahan?! Pikiran itu berkecamuk dalam hatinya, tapi dia benar-benar hanya ingin membantu Tuan muda barunya itu Saat sedang berfikir dia tampa sadar meremas ujung bajunya dan menggigit bibir bawahnya dengan menahan malu, Awalnya Axel tidak menyadari maksud perkataan Lilian, namun setelah melihat perubahan sikap Lilian ia baru sadar ada yang tidak beres, seketika itu pula Axel langsung salah tingkah dan kebingungan harus menjawab apa. Akhirnya dia hanya berkata dengan terbata, "Mu... mungkin lain waktu, aku pikirkan dulu." Katanya dengan ekspresi canggung. Bersambung. . .Entah siapa yang memulai, dua kepala itu mendekat satu sama lain dan akhirnya dua bibir itu bertemu dan saling melumat selama beberapa saat. Hingga akhirnya Olivia merasakan sebuah gerakan yang masuk ke dalam seragam sekolahnya dari bawah, gerakan itu berhenti saat ia merasakan sesuatu meremas lembut bukit indahnya. Dia tersentak kaget, lalu refleks mundur menjauh. Ketika itu mereka baru sadar dengan apa yang sudah terjadi, keduanya tampak canggung. Olivia bahkan tidak berani menatap mata Axel. Dengan kepala tertunduk dia berkata, "Xel, aku ke kelas duluan, kamu obati lukamu sendiri ya." Tampa menunggu jawaban Axel dia berlari keluar dari ruang UKS. Setelah keluar dan menutup pintu, Olivia bersandar di pintu dan senyuman tersungging di bibirnya, 'Bodoh, benar-benar gadis bodoh, kenapa kamu malah lari, akhirnya kamu bisa mendapatkannya, kenapa kamu malah pergi. Batin Olivia meronta-ronta, saat itu ia sadar dan ingin kembali ke dalam, namun setelah berpikir sejenak ia terlalu ma
Dean yang merasa tersindir, mendekat ke arah Axel dan berusaha memukul wajah Axel. Dengan cepat Axel menghindar lalu menendang perut Dean dengan keras, Dean kehilangan keseimbangan dan jatuh terlentang. Marcel dan Mike yang melihat itu, berlari ke arah Axel dan menyerang secara bersamaan. Axel yang di keroyok dua orang sekaligus, berusaha menghindar dan keluar dari situasi terjepit. Setelah beberapa kali berhasil menghindar, satu pukulan keras mendarat di Wajah Axel, yang membuat Axel terlempar kebelakang. Tubuhnya terhempas, ia jatuh tersungkur ke atas sebuah batu besar yang ada di pinggir kolam ikan di taman sekolah itu, kedua tangannya menyentuh batu besar itu. Tiba-tiba ada cahaya yang terpancar dari sentuhan telapak tangan itu, namun tak seorang pun menyadarinya termasuk Axel sendiri. Marcel dan Mike melihat keuntungan dari jatuhnya Axel, mereka mendekati Axel dan ingin menghajarnya. Olivia sangat panik, apalagi ia melihat ada darah di sudut mulut Axel. Sementara Vania m
Seketika itu seluruh tubuh Olivia terasa panas, Tubuhnya gemetar tak terkendali Matanya lalu terpejam, dan napasnya tak beraturan. "Hahaha..." Tiba-tiba terdengar suara tawa geli Axel. "Kamu lucu sekali Olivia, kamu pasti takut aku akan menciummu kan?" Ejek Axel sambil tertawa terpingkal-pingkal. Dia merasa senang karena berhasil mengerjai Olivia. Yang tidak dia ketahui, perlakuannya itu hampir membuat Olivia melayang ke surga. Sejak kecil mereka kecil, Olivia sudah menyukai Axel, Axel pun sebenarnya juga punya perasaan seperti itu pada Olivia. Namun karena mereka terlalu dekat satu sama lain, perasaan itu jadi terasa biasa saja. Jika dipikir-pikir, kedekatan Axel dengan Olivia, bahkan melebihi kedekatannya dengan Vania. Sejak kecil Olivia sering meluk, mencium dan menyentuh Axel, begitu pula sebaliknya. Beberapa kali mereka bahkan pernah mandi dan tidur bersama, tentu saja tidur dalam arti sebenarnya. Meskipun itu terjadi saat mereka masih kecil, tapi dengan itu saja sudah
"Ibu sudah membaik bibi Kala dokter Ardi, setelah ibu sadar, ibu sudah bisa pulang." "Lalu kamu akan ke sekolah?" Tanya William kali ini. Iya paman, karena kondisi Ibu sudah membaik, aku rasa sudah tidak apa-apa jika aku masuk sekolah, mari paman, bibi, aku antar kalian ke atas." Ajak Axel. "Tidak apa-apa nak, kamu berangkat saja, biar paman dan bibi masuk sendiri saja Kamu berangkat saja dengan Olivia. Perintah William, lalu la melirik Adrian dan berkata "Adrian, kali ini awasi nona mu dengan baik, Jangan sampai kamu kehilangan dia lagi. Sindir William memperingatkan. Adrian tidak berani mengatakan apapun, namun justru Sabrina yang menjawab, "William, kamu terlalu keras pada Adrian. Lagi pula, Jika Axel duduk disebelah putri mu, kemana lagi dia bisa menghilang?" Kali ini, Olivia lah yang tersindir. Seketika, kedua pipi Olivia memerah, "Ibu jangan menggodaku, aku dan Axel hanya sahabat." Jawab Olivia, menyangkal sindiran Ibunya. "Kau dengar itu Will, mereka hanya sahabat. Tapi
Sekitar satu jam kemudian. Cahaya biru pemberian Alex itu, sudah sepenuhnya menyatu dengan tubuh Julia. Perlahan kondisi Julia mulai stabil, hal itu dapat dilihat dari layar monitor pasien yang berada di sebelahnya, kesadaran Julia pun berangsur-angsur pulih. Setelah melihat itu, Axel tak bisa lagi menahan rasa bahagianya, ia pun mendekap ibunya yang masih berbaring sambil menangis bahagia. Tak lama setelah itu, dokter yang merawat ibu Axel datang bersama para perawat untuk memeriksa kondisi terkini Julia. Dokter itu tampak sangat kaget dan berseru, "Tu... Tuan Skays, i... ini adalah sebuah keajaiban. Kondisi ibu anda sudah membaik, bahkan tanda-tanda vitalnya seperti menunjukkan, bahwa pecahnya pembuluh darah itu tidak pernah terjadi." Kata dokter itu dengan penuh semangat. "Mungkinkah saya telah salah dalam mendiagnosis penyakit Nyonya Julia? Tuan Skays, ini benar-benar keajaiban." Lanjut Dokter itu menjelaskan. "Tidak masalah dokter, selama ibu saya membaik, itu artinya anda
Entah mengapa saat mendengar jawaban Axel, ada sedikit rasa sesak dalam hati Lilian, apakah aku tidak menarik?' kalimat itu muncul di relung hatinya. Namun dia segera memperbaiki keadaan canggung itu dengan berkata, "Ba... baik Tuan muda." Hanya kalimat itu yg mampu dia ucapkan.Axel lalu mengalihkan pembicaraan, "Lalu bagai mana caraku menentukan siapa yang bisa memberi perintah pada Megatrix?" Tanya Axel.Kali ini Tristan, yang sejak tadi hanya terdiam berkata, "Megatrix, tampilkan izin akses."Seketika muncul suara, "Sistem menjalankan perintah, menampilkan..."Saat itu muncul lagi sebuah layar di depan mereka bertigaDengan tulisan 'Izin Akses1. Axel Skays (Pemilik)2. Evelyn Rodger3.Lilian Hoks4. Tristan HoksAkses dibatalkan:1. Maxim Rodger (hapus)2. Alex Rodger (hapus)'Axel memperhatikan ke layar, lalu bertanya,"Siapa itu Evelyn?""Nona muda Evelyn, adalah putri Lord Maxim Rodger, adik dari tuan muda Alex."Jawab Lilian. Kemudian ia melanjutkan,"Nona muda Evelyn menghil