Fang mengeluarkan aura bertarungnya membuat udara di sekitar menjadi lebih dingin daripada sebelumnya. Dedaunan yang tadinya melekat dengan erat pada tangkai pepohonan kini mulai berguguran satu persatu karena hembusan angin yang diciptakan Fang bersamaan dengan langkahnya mendekati sang Monyet Taring Ganas.
Tentu saja raja Monyet Taring Ganas itu tidak membiarkan Fang mendekatinya dengan leluasa, ia mengangkat satu tangannya yang berukuran besar itu lalu menghantamkannya ke Fang. Beruntung bocah itu bisa menghindarinya dengan cepat.
"Mengesankan, tapi belum bisa melumpuhkan ku," Fang tersenyum dingin, kemudian melesatkan pukulannya ke arah dada sang raja Monyet Taring Ganas. Namun pukulan bocah itu tidak berdampak besar pada sang raja Monyet, hewan gaib tersebut hanya menggaruk dadanya yang terkena pukulan.
"Tubuhmu cukup keras ya," Fang tertawa kecil sambil bergerak mundur mengambil jarak dari raja Monyet. Fang cukup terkejut dengan hal itu sebab ia sudah m
Setelah selesai menyerap Intisari Darah, Fang mengajak Xiao Laohu dan Kong Guan yang tidak lain adalah nama raja Monyet Taring Ganas yang diberikan sebelumnya untuk memasuki lebih dalam alam tersebut dan mencari hewan-hewan gaib lainnya. Tidak lupa juga Fang mengumpulkan Permata Siluman yang dihasilkan dari kelompok Monyet Taring Ganas yang ia bunuh sebelumnya.Raja Monyet Taring Ganas menatap Fang dengan perasaan campur aduk lalu menggelengkan kepalanya. Saat ini ia tidak bisa melakukan apa-apa dan harus setia kepada Fang yang sudah menjadi tuannya sekarang.Fang menyadari bahwa raja Monyet Taring Ganas belum menerimanya sepenuhnya, tetapi ia tidak memikirkannya karena semua itu akan menghilang seiring berjalannya waktu."Ku rasa kita akan menjadi rekan yang baik," Fang tersenyum tipis ke Xiao Laohu yang ada di sebelah kanannya lalu Kong Guan di sebelah kirinya. Ketiganya lalu melesat meninggalkan tempat itu.Fang sudah mengumpulkan banyak aura pembunuh,
Menjadi salah satu pendekar sepuh yang masih hidup sampai saat ini setelah mengarungi dunia persilatan yang kejam dan penuh pertumpahan darah nyatanya bukan hal yang biasa untuk sang Kakek. Umur panjangnya tidak didapat karena ia selalu bersembunyi dan menghindari pertarungan tetapi murni dari kemampuan yang ia miliki.Matahari baru saja muncul dari persembunyiannya, tepat di halaman yang tidak terlalu luas berdiri dua orang yang satu pria sepuh sementara yang satu lagi seorang anak kecil. Keduanya tidak lain adalah sang Kakek dan cucunya, Fang."Kakek juga menguasai ilmu yang bisa menyembunyikan dan mengatasi aura pembunuh agar tidak mencelakai pemiliknya?" Fang begitu terkejut saat sang Kakek menunjukkan kemampuan yang dimiliki."Fang'er, ini hanya sebagian kecil saja. Kau bisa melihat kemampuan Kakek lainnya seiring berjalannya waktu," Kakek tersenyum bangga."Sombong sekali!" dengan Fang sambil membuang mukanya. Hal itu dilihat langsung oleh sang Kake
"Tidak… Kakek…" Fang berteriak keras. Teriakannya terhenti saat ia melihat 12 sosok misterius yang menggunakan jubah berwarna hitam dan menutupi wajah mereka dengan kain. Kedua belas sosok itu ingin membawa tubuh Kakeknya Fang yang tentunya sang bocah tidak membiarkannya. Fang menyerang satu sosok yang ada di depannya dengan jurus Cakar Harimau Menembus Jantung yang dipelajari dari berlatih bersama Xiao Laohu. Tetapi serangannya itu gagal, sosok itu menjadi sebuah bayangan yang membuat tangan Fang hanya melewati tubuhnya saja. Fang tidak menyerah, ia kembali menyerang. Tetapi lagi-lagi serangannya gagal, lebih parah lagi ia terkena serangan balasan dari sosok itu yang membuatnya terlempar hingga menabrak dinding bangunan. "Jangan halangi kami," ucap sosok itu dengan suara parau. "Dalam mimpimu," balas Fang lalu kembali maju menyerang. Serangannya cukup dahsyat karena ia menggunakan segenap kemampuannya membuat ledakan-ledakan kecil tercipta di
Tujuh tahun telah berlalu, Fang kini tumbuh menjadi pemuda yang tampan seiring berjalannya waktu. Fang mempelajari ilmu tingkat tinggi yang bisa mempertahankan kemudaannya dan menambah ketampanannya.Selama beberapa tahun itu juga, Fang menghabiskan waktunya untuk berlatih dan mempelajari banyak hal baru yang menurutnya akan berguna di masa depan.Fang juga sudah menyempurnakan ilmu-ilmu yang diturunkan oleh Kakek sekaligus gurunya. Kekuatannya juga terus meningkat.Bukan hanya Fang, tetapi kedua sahabatnya yaitu Xiao Laohu dan Kong Guan menunjukkan perubahan terutama pada kekuatan mereka. Xiao Laohu kini berada di puncak kekuatan Pendekar Kaisar Kelas Satu yang sebentar lagi akan memasuki tahapan selanjutnya. Sementara Kong Guan tidak jauh di bawah Xiao Laohu.Suatu har
"Fang'er, sangat sulit bagi Kakek untuk mengatakan hal ini, tetapi Kakek harus menyampaikannya." raut kesedihan kembali muncul di wajah sang Kakek."Bersamaan dengan benda-benda yang telah kakek berikan, maka sudah saatnya kau harus turun gunung, mengarungi dunia untuk mencari tahu arti kehidupan yang sesungguhnya."Fang kebingungan, ia masih kurang paham dengan maksud sang Kakek. Ia pun menanyakan. Kakek tersenyum kecut sebelum menjelaskan."Jadi maksdnya aku harus pergi meninggalkan tempat ini, Kakek, Xiao Laohu dan Kong Guan?" tanya Fang memastikan."Benar cucuku,""Kenapa Kakek harus membuat alasan seperti ini untuk mengusirku. Seharusnya bilang saja terus terang bahwa Kakek sudah tidak menyayangiku lagi." Fang berdiri da
Fang awalnya berat meninggalkan tempat itu, tetapi setelah mengingat kejadian yang dialaminya tujuh tahun yang lalu saat di kota, Fang mulai sedikit antusias terhadap perjalanannya itu."Sekarang sudah seperti apa dia ya?" gumam pemuda itu, ia mengingat wajah gadis kecil yang sempat ditolongnya."Bagaimana aku bisa mengenalinya? Bahkan namanya saja aku tidak mengetahuinya." Fang menggelengkan kepalanya lalu tidak berniat memikirkannya terlalu jauh. Menurutnya jika memang keduanya berjodoh untuk bertemu lagi, maka takdir akan membantu mereka dengan cara apapun.Fang berjalan lebih lambat sebab ia ingin menikmati perjalanannya. Pemuda itu mengetahui bahwa ia akan meninggalkan tempat itu dengan waktu yang lama."Sepertinya ada yang mengikutiku?" gumam Fang pelan, ia merasak
Fang menatap sebuah bangunan kecil yang tidak jauh dari Paviliun Teratai Ungu, di bagian depannya terdapat gambar semangkuk bubur dan tulisan ' Restoran Bubur Pak Han,' itu menunjukkan bahwa tempat tersebut adalah sebuah restoran.Fang memandang ke atas, melihat matahari yang kini sudah berada tepat di atas kepalanya, "Sudah tengah hari, tidak ada salahnya aku beristirahat sejenak dan mengisi perut. Lagipula bubur itu terlihat enak," pemuda itu lalu berjalan mendekati restoran bubur tersebut.Sebenarnya untuk pendekar yang memiliki kekuatan tinggi seperti Fang bisa menahan lapar dan haus hingga seminggu sampai sebulan penuh, namun Fang memang menyukai makanan sebab itulah ia berniat mengisi perutnya.Tidak ada penjaga yang menunggu di luar seperti Paviliun Teratai Ungu sebelumnya, membuat Fang bisa masuk dengan leluasa. Fang menelisik ke segala penjuru ruangan menemukan hanya ada satu meja yang terisi oleh seorang gadis yang terlihat seusianya.Seorang wa
"Tidak perlu berteriak keras dan menghitungnya, aku sudah datang." Gadis yang dipanggil Lan Xuefeng itu melompat ke halaman restoran."Ku pikir tiga orang rekan kalian tidak akan berani mengadu, ternyata aku salah…" sambungnya."Tidak usah banyak bicara, hari ini kami akan mencabut nyawamu." balas seorang pendekar yang memiliki tubuh gemuk dan pendek. Ia juga memilki kepala yang botak pelontos."Kau akan menanggung akibat karena berani melawan Sepuluh Setan Darah." timpal pendekar yang memiliki tubuh kurus dan tinggi.Yang menarik perhatian dari mereka adalah kesepuluhnya menggunakan ikat kepala berwarna merah darah, tampaknya itu adalah ciri khas dan identitas mereka."Cih," Lan Xuefeng meludah, "Sepuluh Setan Darah? Sepertinya kalian harus mengubah nama tersebut, karena itu hanya bisa menakuti anak kecil bukan orang sepertiku." sambungnya dengan menarik sebelah bibirnya ke atas. Ia mengejek kesepuluh orang tersebut."Kurang ajar, be