Identitas kedua bocah tersebut tidak lain adalah anak kandung dari patriak sekte Pedang Surgawi, Shen Wang.
Bocah laki-laki itu bernama Shen Teng, yang merupakan anak sulung dari patriak Shen Wang sekaligus murid dari tetua Gu Lang.
Sementara gadis kecil itu adalah adik dari Shen Teng, Shen Yue. Ia merupakan murid dari tetua Chi Lan.
Usia Shen Teng sendiri adalah dua belas tahun dan Shen Yue dua tahun lebih muda darinya. Meskipun demikian, sebagai seorang pendekar mereka memiliki tingkat kekuatan yang cukup tinggi. Hal itu tidak mengejutkan, keduanya adalah murid utama sekte Pedang Surgawi yang paling berbakat.
"Kami akan memberikan pengalaman menarik untuk kalian berdua," tetua Chi Lan tersenyum tipis.
Perbincangan mereka berempat terus berlanjut sementara enam orang murid sekte Pedang Surgawi lainnya hanya diam mendengarkan saja. Diskusi mereka terhenti setelah pelayan menghidangkan makanan yang telah mereka pesan.
"Ayo cepat makan, mumpun
Fang begitu terpukau setelah melihat barang-barang yang ada di tempat itu. Ternyata Rumah Anggrek Ungu adalah tempat yang menjual peralatan khusus yang bisa membantu para pendekar. Misalnya saja Tanaman Gaib, senjata, pil bahkan Fang bisa menemukan pakaian yang terbuat dari kulit Hewan Gaib.Beberapa saat kemudian, ia dihampiri oleh seorang gadis muda yang tidak lain adalah pelayan Rumah Anggrek Ungu."Ada yang bisa saya bantu, adik kecil?" tanya pelayan itu dengan sopan. Fang tersenyum tipis, "Aku belum memikirkannya," jawabnya dengan canggung."Kau bisa melihat-lihat terlebih dahulu. Kalau kau membutuhkan bantuan, panggil saja diriku." Pelayan itu meninggalkan Fang dan kembali mengerjakan tugasnya. Fang mengangguk, ia kemudian berkeliling untuk melihat-lihat barang yang ada di tempat itu.Langkah Fang terhenti saat ia melewati sebuah lemari kaca yang di dalamnya terdapat beberapa senjata pedang. Bukan karena bentuknya yang unik dan bagus, tapi karena Fa
Di tengah-tengah obrolan mereka, tiba-tiba Shen Yue ditabrak seorang gadis yang belakangan diketahui adalah pelayan Rumah Anggrek Ungu. Hal itu membuat Shen Yue terjatuh."Aduh," rengek gadis kecil itu."Maaf… maafkan aku nona," Gadis pelayan itu mengulurkan tangannya ingin membantu Shen Yue berdiri. Namun, Shen Yue adalah anak yang keras kepala, angkuh, sombong dan pemarah, sebab itulah ia tidak menggubris permohonan maaf sang pelayan. Hal itu mungkin disebabkan dari kecil ia sudah dimanjakan oleh orang-orang sekitarnya membuatnya sulit untuk menerima ada yang menyakitinya."Lancang," teriak Shen Yue sambil berdiri dan membersihkan pakaiannya. "Kau tidak tahu siapa yang kau tabrak?" sambungnya sambil menunjuk ke arah sang pelayan. "Aku tidak mau tahu, kau harus mendapat hukuman. Panggil managermu kemari.""Yue'er, tidak perlu diperpanjang. Dia sudah meminta maaf," Shen Teng menenangkan adiknya. Memang sifat keduanya berbanding terbalik, Shen Teng
Tidak lama setelah kepergian Fang, pelayan tadi kembali kali ini ia tidak sendirian melainkan bersama seorang wanita paruh baya yang terlihat berusia lima puluh tahunan.Dia adalah manajer Rumah Anggrek Ungu di kota ini, Ai Lin. Manajer Ai sedang membaca laporan keuangan Rumah Anggrek Ungu di ruangannya saat asisten pribadinya masuk dan memberitahukan ada seorang pelayan ingin menemuinya. Karena penasaran, ia mempersilahkan pelayan itu masuk."Apa kau bilang? Kau tidak salah bicara?" Manajer Ai menepuk meja di hadapannya setelah mendengar penjelasan pelayan itu."Kau… kau membuat kesalahan besar," Manajer Ai langsung berdiri dari tempat duduknya dan mengajak pelayan itu menemui rombongan sekte Pedang Surgawi dengan buru-buru."Ku dengar pelayanku membuat masalah denganmu, nona Shen?" Tanya manajer Ai dengan sopan dan memperkenalkan identitasnya."Ah, sebenarnya itu bukan masalah yang besar manajer Ai. Cuma Yue'er saja yang mempersulit pelaya
Shen Yue meninggalkan Rumah Anggrek Ungu dengan wajah kesal, ia sesekali mendengus tanpa mengatakan sepatah katapun. Shen Teng bersama anggota sekte Pedang Surgawi mengikutinya dari belakang, membiarkan gadis kecil itu meluapkan kemarahannya.Shen Yue menghentikan langkahnya setelah cukup jauh dari Rumah Anggrek Ungu. Saat ia menoleh ke belakang, Shen menemukan dirinya sendirian di dalam kerumunan pedagang dan pembeli, tidak terlihat satupun anggota sekte Pedang Surgawi yang bersamanya."Kemana kak Teng dan yang lainnya?" tanyanya dalam hati. Ada sedikit ketakutan terbesit dibenaknya."Apakah mereka tidak memperdulikanku?" kemarahan memenuhi pikirannya."Awas saja, aku akan melaporkan ini kepada guru." Shen Yue menghentakkan kakinya lalu berniat menyusuri kembali jalan yang telah ia lalui berharap bisa menemukan Shen Teng dan anggota sekte Pedang Surgawi lainnya.Suara tawa tiba-tiba terdengar di telinganya, membuat gadis kecil itu berhenti dan men
Shen Teng menemukan adiknya, Shen Yue sedang menahan serangan dari belasan anggota kelompok Gagak Pembunuh yang berada di tingkat Pendekar Emas Kelas Dua dan Tiga, tanpa pikir panjang ia bersama anggota sekte Pedang Surgawi membantunya. "Berani-beraninya kelompok Gagak Pembunuh menyerang di tempat keramaian seperti ini!" umpat geram Shen Teng dengan keras yang membuat pemimpin kelompok Gagak Pembunuh menoleh saat sedang menyaksikan anak buahnya yang bertarung dengan Shen Yue "Oh inikah putra sulung patriak Shen Wang yang berbakat itu?" balas pemimpin kelompok Gagak Pembunuh dengan tatapan tajam "Memangnya kenapa kalau kami membuat keributan disini?" sambungnya menjawab umpatan Shen Teng sebelumnya "Aku tidak habis pikir saja. Yang ku dengar, biasanya kalian akan melukai bahkan membunuh lawan dengan cara menyerang mereka dari belakang. Tapi setelah ku lihat lagi, hal itu benar. Kalian memang tidak menyerang dari belakang kali ini, tetapi mengeroyok gad
Semakin lama pertarungan, Shen Teng dan anggota sekte Pedang Surgawi menjadi kewalahan, napas mereka juga mulai terputus-putus."Kita tidak akan bisa lagi menahannya terlalu lama, sebaiknya tuan muda pergi meninggalkan tempat ini bersama nona Shen." saran salah satu anggota sekte Pedang Surgawi. Mereka tidak bisa membiarkan Shen Teng maupun Shen Yue terluka apalagi sampai terbunuh di tempat ini. Mereka akan mencoba menahan kelompok Gagak Pembunuh, lalu akan meninggalkan pertarungan sebisa mungkin."Tidak! Bagaimana jika kalian tidak bisa meninggalkan pertarungan. Bukankah kalian akan tewas di tempat ini?" pertanyaan Shen Teng membuat anggota sekte Pedang Surgawi terdiam."Saat aku memutuskan untuk keluar dari sekte, aku sudah siap untuk menghadapi semua resikonya. Lagipula, bukankah ini salah satu pengalaman yang bisa ku dapat. Aku akan tetap di sini bersama kalian dan mencari cara agar bisa keluar dalam keadaan hidup-hidup." Shen Teng sudah membulatkan tekadnya
Fang menyaksikan semua pertarungan antara anggota sekte Pedang Surgawi dan kelompok Gagak Pembunuh. Ia sangat kagum melihat kemampuan yang ditunjukkan oleh Shen Yue dan Shen Teng."Apakah semua anggota sekte Pedang Surgawi memiliki kemampuan seperti ini?" gumamnya terpana. Jika benar, maka Fang tidak bisa membayangkan bagaimana kekuatan sekte Pedang Surgawi seluruhnya.Namun semakin lama, ia bisa melihat anggota sekte Pedang Surgawi tidak diuntungkan. Tapi Fang masih terus menyaksikan pertarungan itu.Ketika ia melihat anggota sekte Pedang Surgawi dibuat tidak berdaya, Fang ingin membantu tetapi diurungkannya setelah mengingat kejadian di Rumah Anggrek Ungu.Namun saat pemimpin kelompok Gagak Pembunuh berniat membunuh Shen Yue, entah kenapa perasaan Fang menjadi ragu, hatinya memintanya untuk membantu gadis kecil itu. Padahal jika diingat-ingat lagi, Fang memiliki masalah dengannya.Tidak ingin merasa bersalah selama hidupnya jika terjadi sesuatu p
Kakek sedang membeli beberapa barang saat ia melihat banyak pedagang berlarian ke arahnya. Ia menghentikan salah satu dari mereka dan bertanya apa yang sebenarnya terjadi."Apa yang terjadi? Kenapa kalian berlari ketakutan?""Itu di sana… ada dua kelompok orang sedang bertarung. Sekelompok menggunakan topeng yang sama bercorak burung gagak, sementara kelompok lainnya menggunakan jubah dengan corak pedang. Kami berlari karena tidak ingin menjadi korban pertarungan mereka." ungkap pria paruh baya itu."Sebaiknya kalian juga bersembunyi, aku takut pertarungan mereka akan melebar sampai ke sini." sambungnya mengajak penjual dan pembeli yang ia temui agar bersembunyi dulu untuk sementara.Orang-orang di tempat itu mendengar perkataan sang pria paruh baya, tanpa pikir panjang mereka mengikuti ajakannya dan mulai mencari tempat untuk berlindung.Sementara itu Kakeknya Fang mengangguk dan berterima kasih sebelum memutuskan untuk pergi melihat pertar