Home / Urban / Sang Pewaris Terkaya / Bab 2 - Pernikahan Judith

Share

Bab 2 - Pernikahan Judith

Author: Banin SN
last update Last Updated: 2023-09-04 21:21:58

Sementara itu, di pernikahan Judith, Lily Wilson berjalan pelan memasuki ke ruangan pesta. Gedung mewah yang telah disewa oleh keluarga Judith terlihat begitu elegan dan indah. Lily mengambil napas dalam seolah-olah mengumpulkan kekuatan dan keberanian untuk menghadapi orang-orang di sana.

"Hai, Lily, bagaimana kabarmu? Aku kira kamu tak akan berani datang ke pesta ini!"

Lily mengambil napas dalam dan menghembuskannya perlahan, lalu tersenyum manis sebelum dia berbalik. “Hai, Jasmine. Aku baik-baik saja. Kamu tampak cukup sehat dan segar."

Jasmine tersenyum manis, dia adalah saudara iparnya. “Tentu saja aku sehat dan segar. Semua itu karena aku merawat tubuh secara rutin,” balas Jasmine dengan nada sedikit menyombongkan dirinya sendiri selagi memberi kesan mengejek Lily yang dia anggap tak mampu merawat diri sendiri.

Lily hanya bisa merasakan sesak di dadanya. Dia sudah menduga ejekan-ejekan semacam ini akan ia terima, singkatnya, Lily sudah mempersiapkan mental untuk itu.

Tetapi tetap saja, mendengar dan melihat secara langsung seseorang meremehkan kondisi ekonominya membuat Lily terpukul. Terhitung sejak dia menikahi Henry, Lily selalu menjadi bahan olok-olok ketika bertemu dengan keluarga besarnya. “Ah, ya. akhir-akhir ini aku jarang merawat diri karena sibuk," ucap Lily sambil mengambil duduk.

Jasmine yang duduk di sebelah Lily menggumam. "Sibuk atau kamu tidak punya uang untuk pergi ke salon? Ckckck… Jangan pura-pura sibuk untuk menutupi kemiskinanmu! Tch, betapa menyedihkannya hidupmu sejak menikahi pria miskin itu!”

Lily memicingkan matanya ke arah jasmine, membuat ekspresi tak terima. "Jasmine, tolong pahami bahwa aku bahagia hidup dengan Henry!" bantah Lily dengan nada marah.

Jasmine mengangkat alisnya. "Bahagia? Bahagia seperti apa? Coba kita ingat bagaimana pesta pernikahanmu dulu? Ah, tentu saja tak ada yang bisa diingat karena memang tidak pernah terjadi, ha ha!” Jasmine tertawa puas setelah berhasil membuat serangan kepada Lily, tak puas sampai di situ, Jasmine melanjutkan ocehannya. “Sekarang, lihatlah takdir Judith, lihat itu, bahkan gaunnya senilai ribuan dolar. Dia beruntung bisa menikahi anak tunggal keluarga Nelson.”

Lily mengambil napas dalam, dia masih berusaha tersenyum pada Jasmine. “Ya, dia memang sangat beruntung mendapatkan pria kaya. Tapi aku juga tidak kalah beruntung, Henry adalah suami yang sangat baik dan setia.”

Jasmine menggeleng-gelengkan kepala sembari mencibir. "Pria baik hati saja tidak cukup, Lily. Tidak bisakah kamu melihat bagaimana penampilanmu sekarang? Lihatlah gaun yang kau kenakan! Aku ingat kamu mengenakan gaun ini pada hari pernikahanku. Model ini sangat ketinggalan zaman. Dan lihat kulitmu sekarang, begitu kusam. Kau sangat berbeda dari Lily yang dulu kukenal. Kau dekil, lusuh, dan kuno!"

Lily terdiam, tak bisa membalas hinaan Jasmine karena semua yang baru saja diucapkan oleh Jasmine memang nyata. Dua tahun ini dia sibuk bergulat melawan kemiskinan sehingga tak punya banyak waktu untuk merawat tubuh. Tapi, bukan berarti Lily kehilangan kecantikannya. Ia hanya tak memiliki benda-benda mewah yang menempel di tubuhnya.

Di saat yang sama, dari kejauhan, Judith terlihat sedang berjalan ke meja Lily dan Jasmine. Dia memeluk Jasmine dengan senyuman yang semakin melebar. Dan ketika dia melihat Lily, selama beberapa detik dia memandangi penampilan Lily dari atas ke bawah seolah-olah memeriksa penampilan Lily hari itu.

“Lily! Ya Tuhan, hampir saja aku tak mengenalimu. Kau sangat berbeda sekarang, apa suamimu tak pernah memberimu nafkah? Ah, Henry memang suami yang mengerikan. Kau pasti menderita hidup dengannya!” ejek Judith dengan blak-blakan.

Tanpa memeluk Lily, Judith duduk dan bergabung dimeja tempat Lily dan Jasmine mengobrol. Selagi Judith menatap Lily dengan pandangan merendahkan, Lily hanya mencoba melirik ke arah pintu masuk, berharap suaminya datang dan menyelamatkannya dari situasi sulit seperti itu.

“Hampir saja aku tak mengenalimu, Lily. Ternyata setelah menikah kau…” Judith terhenti. Dia melirik Jasmine, dan keduanya tersenyum dengan nada mencemooh. “Oh, maaf, aku memang terlalu biasa berkata jujur apa adanya…”

Jasmine yang melihat gelagat Lily yang seperti sedang mencari seseorang, segera menyadari satu hal, ia lantas bertanya. "Oke, di mana suamimu? Mengapa kamu tak bersamanya? Apa kau malu membawanya ke pesta ini?”

Belum sempat Lily membalas pertanyaan Jasmine, Judith menimpali, “Akhirnya, kau pun mengakui bahwa dia tak pantas menjadi bagian dari keluarga Wilson, bukan? Ha ha, kau bahkan tak mengajaknya ke sini karena malu memiliki suami miskin.”

Lily menggelengkan kepala. "Tidak, aku tidak pernah malu. Hanya saja hari ini Henry mendapat panggilan kerja," kata Lily dengan sorot mata yang berkilau, entah bagaimana, jika teringat bahwa hari ini suaminya akan mendapatkan pekerjaan, Lily tak bisa menahan diri untuk tersenyum.

“Panggilan kerja? Di mana? Aku ragu ada perusahaan yang akan menerima Henry James!” ejek Jasmine lagi.

Judith tampak menahan tawa selagi Lily tampak mencoba membela suaminya. "Tidak, aku yakin Henry akan mendapatkan pekerjaan kali ini."

Seseorang tampak berjalan mendekati meja Lily dan kemudian berkata dengan keras. "Jangan bermimpi, Lily! Henry sudah ditolak oleh lebih dari lima puluh perusahaan. Hari ini dia juga pasti akan ditolak!”

Lily mengangkat kepala, dia melihat Catherine Wilson memandangnya. Catherine kemudian duduk di meja itu. Catherine Wilson adalah ibu Lily.

"Ibu, jangan berkata demikian," protes Lily sedih. Dia mulai merasa putus asa begitu ibunya sendiri yang mengejek Henry.

“Hei, Lily, apa maksudmu aku tak boleh berbicara soal fakta? Coba panggil suamimu. Aku bisa menjamin di atas 100% dia ditolak kerja!” sergah Catherine dengan percaya diri, seolah-olah dia benar-benar tahu apa yang terjadi di Bizzare Group. "Tunggu apa lagi? Segera panggil suamimu sekarang juga!"

Merasa tertekan, Lily akhirnya mengeluarkan ponselnya dan menelepon suaminya.

"Nyalakan pengeras suara," pinta Catherine.

Lily mengambil napas dalam dan mengikuti permintaan ibunya. "Hai sayang, kau di mana? Apa wawancara berjalan baik?" tanya Lily ketika telepon terhubung.

Sejenak, terdengar suara helaan napas panjang dari sisi lain. "Maaf, Sayang. Aku gagal, mereka memanggilku wawancara hanya untuk menghinaku. Maafkan aku karena tidak bisa membuatmu bahagia."

Jasmine dan yang lainnya pun tertawa puas. Kesialan Henry benar-benar membuat mereka senang sekaligus bersemangat. Sementara itu, Henry yang mendengar suara tawa, ia yakin bahwa Lily pasti sedang dihina oleh para kerabatnya.

Segera, Henry buru-buru menuju pesta Judith untuk menjemput Lily. Lagi-lagi, tanpa memedulikan panggilan nomor misterius yang berulang kali mencoba menghubunginya.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Sang Pewaris Terkaya   Bab 5 "Suami Hebat yang Menyamar"

    Akhirnya, hari pernikahan antara Daisy Miller dan Richard Forger telah tiba. Andai bukan keluarga Miller, mungkin persiapan pernikahan tak mungkin bisa usai hanya dalam waktu tiga hari. Tapi, semua bisa diurus dengan uang dan koneksi. “Daisy! Ingat, jaga suamimu baik-baik. Aku tak ingin dia membuat malu seluruh keluarga kita. Kalau memang dia melakukan hal-hal bodoh, kau harus menanggung semuanya sendiri dan tak boleh melibatkan kami semua!” Sandra memberi pesan pada Daisy beberapa saat sebelum mereka memasuki gedung pernikahan. Daisy mengangguk lantas menatap calon suaminya. “Richard, kau dengar itu? Kau harus jaga sikap. Pernikahan ini dihadiri oleh kolega-kolega kakekku. Mereka semua orang penting dan kau tak bisa asal bersikap.” Kala itu, Richard tampak menunjukkan sikap gelisah. Seperti ada sesuatu yang ia tahan. Karena semua pandangan tertuju pada Richard, Richard akhirnya tak memiliki alasan untuk tak menyembunyikannya. Richard menarik napas dalam sebelum akhirnya membuat pen

  • Sang Pewaris Terkaya   Bab 4 "Suami Hebat yang Menyamar"

    Teleconference dengan James Miller telah usai. Selain memutuskan untuk menggelar pernikahan tiga hari ke depan, James Miller juga meminta Sandra untuk memberikan kamar untuk Richard. James berkata, mulai dari hari itu, Richard Forger telah menjadi bagian dari keluarga Miller meski pernikahan resmi baru akan digelar tiga hari mendatang. “Daisy! Karena dia akan menjadi suamimu, kau yang harus mengurus keberadaannya di sini!” Sandra memerintahkan Daisy untuk membawa Richard ke kamar di lantai dua kediaman keluarga Miller. Daisy mengangguk lesu sementara Richard berbasa basi berterima kasih kepada Sandra. Ketika keduanya berlalu pergi, Sandra memijit keningnya berkali-kali. “Oh… Daisy sudah cukup sering membuat keluarga Miller kehilangan muka. Sekarang dia dijodohkan dengan pria payah seperti Richard. Sial, aku akan lebih bahagia andai Daisy bukan cucu kandungku.” Mendengar ibunya mengeluh dan bersedih, Nancy datang dan menepuk-nepuk pundak Sandra. “Ibu, tenang, kita masih memiliki Bel

  • Sang Pewaris Terkaya   Bab 3 "Suami Hebat yang Menyamar"

    Richard Forger menelan ludah, ia tak menduga jika gadis muda yang baru saja mempersilakannya masuk kini mendapati masalah karena dirinya. “Nona, aku memiliki kartu…” Richard berniat menjawab tudingan Bellatrix terhadap Daisy tetapi Bellatrix segera mengacungkan telunjuknya tepat ke jidat Richard. “Damn! Siapa yang memberimu izin untuk berbicara padaku? Shit, aku sedang berbicara pada sepupuku yang bodoh ini!” Bellatrix lantas berganti menudingkan telunjuknya ke arah Daisy yang menunduk tak nyaman. “Bella, dia membawa kartu undangan dari kakek. Percayalah… Kita harus menyambutnya atau…” “Aku tak peduli! Seperti biasa, semua keputusan yang kau ambil akan berujung pada petaka. Kali ini, kuperingatkan sekali lagi! Usir gembel ini atau…” Bellatrix belum sempat melanjutkan kalimatnya ketika dari arah belakang, terdengar suara omelan khas perempuan tua, dialah Sandra Miller, perempuan berusia tujuh puluhan tahun yang merupakan istri dari James Miller. Sandra membenci keributan meski di s

  • Sang Pewaris Terkaya   Bab 2 "Suami Hebat yang Menyamar"

    Sore hari itu juga, Richard Forger berpamitan kepada George Warren dan meyakinkan pria tua tersebut bahwa ia akan membayar kerugian yang dialami oleh George. Meski George Warren sulit mempercayai ucapan Richard, ia membiarkan Richard pergi. “Ehm… Sebelumnya, bisakah aku meminjam beberapa dolar untuk memesan Taxi, Tuan George?” Sebelum benar-benar pergi, Richard baru sadar jika ia sudah tak memiliki apa-apa lagi. Ia cukup malu pada pria tua itu tetapi memang hanya George Warren seorang, sosok di kota Roxburgh yang bersedia membantu Richard. “Ck… Ambillah.” George Warren dengan terpaksa memberikan beberapa dolar di sakunya kepada Richard. “Terima kasih, Tuan George. Kupastikan kau bisa memegang janjiku, aku akan melunasi kerugian yang kau alami.” George Warren mengangguk lesu. Setengah putus asa, ia berharap jika janji Richard bukanlah bualan semata. “Tiga hari dari sekarang! Kupastikan aku akan mengganti kerugianmu. Tuan George!” Setelah mengcapkan kalimat itu, Richard Forger sege

  • Sang Pewaris Terkaya   Bab 1 Suami Hebat yang Menyamar

    Setelah novel Sang Pewaris Terkaya tamat, saya ingin memperkenalkan novel saya yang lain yang juga bergenre urban dan sudah tamat berjudul "Suami Hebat yang Menyamar", berikut adalah tester 5 bab novel tersebut, jika berkenan membaca lanjutannya, kalian bisa klik di profil Banin SN dan pilih novel berjudul "Suami Hebat yang Menyamar". Terima kasih~~ ---------- Suami Hebat yang Menyamar Bab 1 ----------------------------- Richard Forger sedang mengepel lantai ruangan Luis Jung, CEO Westfield Corporation. Cleaning Service baru itu seperti sedang berada di tempat yang salah dan di waktu yang salah. Bagaimana tidak, saat Richard sedang sibuk membersihkan lantai, Luis Jung tiba-tiba dengan sengaja menumpahkan kopi ke lantai. Setelah pura-pura terkejut, Luis Jung berteriak kepada Richard. “Hei, Babu! Kau tak lihat ada lantai kotor di sini?!” Richard Forger ingin mengumpat, tetapi tentu saja Cleaning Service bukanlah posisi yang membolehkan dirinya mengumpati seorang CEO. Maka, Richar

  • Sang Pewaris Terkaya   Bab 125 - Arca Kuno - TAMAT

    Kesialan Catherine dan Jacob juga menimpa Celine Wislon dan Judith. Kedua perempuan itu saat ini sedang disiram air dan diseret menuju ke kantor polisi karena secara tak terduga mereka berdua telah mengakui melakukan puluhan tindak kejahatan. Pesta makan malam di mansion Henry benar-benar menjadi acara yang sangat membekas karena telah terjadi hal-hal luar biasa di acara tersebut. Para jurnalis pulang dengan hati riang gembira karena mereka telah memiliki stok bahan berita dengan jumlah fantastis. Saat pesta telah benar-benar selesai dan para tamu telah berangsur pulang, Henry dan Lily berjalan memasuki mansion mereka untuk terakhir kalinya. Malam itu akan menjadi malam terakhir mereka tidur di rumah mewah itu karena keesokan harinya, mansion itu sudah menjadi milik Mr. Prince, seorang kaya raya dari luar negeri yang berhasil memenangkan lelang. Terlepas dari fakta bahwa esok hari mereka berdua akan jatuh miskin, baik Henry maupun Lily tak bisa menutupi rasa bahagia yang menyelimuti

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status