Share

Bab 16 Rencana Jahat Alisson Pierce

"Ngomong-ngomong, kenapa kalian berkelahi?" Akhirnya manajer bar menanyakan hal ini.

Leighton Peltz menceritakan apa yang terjadi, manajer bar meghela nafas, "Jangan khawatir, aku akan mengutus seseorang untuk meminta 200.000 dolar lebih itu dari keluarga McClain.”

"Bagaimana jika mereka tidak mau memberikannya?" Leighton Peltz tidak bodoh. Dari sikap manajer bar terhadap dirinya ini, dia sudah menyadari bahwa bar ini pasti di buka oleh keluarganya, dan manajer bar ini jelas mengenali dirinya.

Terkait kenapa dia tidak mengungkapkan identitasnya, Leighton Peltz pun tidak yakin.

"Dia pasti membayarnya!" Wajah manajer bar itu berubah gelap.

"Jika begitu, maka masalah ini tidak ada hubungannya dengan kita." Leighton Peltz tersenyum dan menatap Joan Palequin, "Kakak, ayo pergi."

Setelah Leighton Peltz dan yang lainnya meninggalkan bar, salah satu pelayan bertanya dengan curiga, "Bos, siapa anak ini, kenapa kau begitu baik padanya?"

"Anak itu." Manajer bar tersenyum, "Anak itu adalah putra bos besar kita."

"Apa?!"

"Ya, utus beberapa orang untuk melindungi tuan muda secara diam-diam, kita tidak boleh membiarkan dia terluka lagi." Kata manajer bar.

"Dan juga, pergilah untuk memeriksa latar belakang keluarga McClain, keluarga McClain sudah mencari masalah dengan tuan muda kita, anggap saja mereka sedang bernasib buruk. Selain itu, keluarga Schultz dan Zarch, beri mereka pelajaran juga."

“Baik bos.” Seorang pelayan mengangguk, berbalik dan berjalan keluar dari kantor.

......

Saat Leighton Peltz dan yang lainnya berjalan keluar dari bar, Joan Palequin memandang Leighton Peltz dari atas ke bawah, "Leighton, katakan apa yang sebenarnya terjadi, apa hubunganmu dengan bar ini?"

“Tidak ada.” Leighton Peltz berpura-pura bodoh dan tidak berani mengatakan yang sebenarnya.

"Tidak mungkin, mereka yang baru saja berkelahi dengan kita adalah putra dari pengusaha kaya di Westville, tetapi mereka semua dibawa pergi oleh polisi, sedangkan kita semua baik-baik saja. Bar ini jelas berada di pihak kita. Apa ini karena ayahku??" Joan Palequin mengerutkan kening, berpikir lama dan hanya menebak satu kemungkinan ini.

Pengusaha yang membuka bar di Westville semuanya setidaknya harus menghormati bos Palequin.

“Kurasa itu belum tentu.” Si rambut tipis menggelengkan kepalanya.

Joan Palequin memandang si rambut tipis, "Kenapa begitu?"

“Nona, apa kau ingat dari mana aku berasal?” tanya si rambut tipis.

"Omong kosong, tentu saja aku ingat." Joan Palequin berkata, "Kau ..."

Si rambut tipis dengan cepat menyela Joan Palequin dan berkata,"Jika kau mengingatnya itu bagus, tidak perlu dikatakan."

"Maksudku adalah bahwa bar ini terlihat seperti bar biasa, namun sebenarnya ada terdapat naga dan harimau yang tersembunyi didalamnya."

Si rambut tipis menarik napas, "Pelayan yang menangkap kita barusan berasal dari tempat yang sama denganku. Itu sebabnya aku tidak melawan."

"Bahkan jika aku melawan, ada kemungkinan aku pun tidak dapat mengalahkan pelayan itu."

"Tidak mungkin, jika memang begitu hebatnya, siapa yang bersedia hanya menjadi seorang pelayan?"

"Aku tidak tahu, tapi itu adalah fakta. Dan lagi manajer bar itu, kemampuannya tidak dapat diremehkan. Nona, kau sendiri pun sudah menyadarinya, mereka memperlakukan kita dengan sama dari awal, namun tiba-tiba sikap manajer bar itu berubah setelah...melihat Leighton.” Si rambut tipis berbisik di telinga Joan Palequin.

"Maksudmu ..." Joan Palequin melirik Leighton Peltz, matanya sedikit bingung.

"Ya." Dia menganggukkan kepalanya dan berkata pelan, "Mereka memihak kita bukan karena bos, tetapi karena anak ini."

Leighton Peltz tidak bisa mendengar percakapan Joan Palequin dan bertanya dengan marah, "Kakak, apa yang kalian berdua sedang bicarakan?"

"Tidak ada apa-apa."

Joan Palequin membuka pintu dan masuk ke kursi pengemudi, "Leighton, di mana kau tinggal, aku akan mengantarmu pulang."

Leighton Peltz akhirnya tidak masuk ke mobil ambulan namun ke mobil Joan Palequin, "Kakak, kau dapat mengantarku ke sekolah Westville Highschool."

Setelah sampai di pintu masuk sekolah, Joan Palequin turun dari mobil untuk mengantar Leighton Peltz masuk.

Saat berjalan ke gerbang utama, Joan Palequin bertanya, "Leighton, apa ada sesuatu yang kau sembunyikan dari kakak?"

Leighton Peltz tersenyum dengan sedikit rasa bersalah, "Jika aku memberi tahumu bahwa aku adalah putra orang kaya yang misterius, apakah kakak akan mempercayainya?"

"APA?! " Joan Palequin sangat terkejut. Dia sudah memikirkan ini saat mengemudi, tetapi melihat pakaian yang dipakai Leighton Peltz, dia merasa itu tidak mungkin.

"Jika kau percaya, maka itu benar, jika kau tidak percaya, anggap saja bukan." Leighton Peltz tersenyum.

"Kau iblis kecil, aku tidak peduli apakah kau adalah putra orang kaya yang misterius atau bukan, kau tetap adikku." Joan Palequin juga tersenyum dan kembali ke mobil.

Pada hari kedua, Dickson McClain dan yang lainnya dibebaskan dari kantor polisi.

"Apa-apaan ini? Kupikir kita akan langsung bebas, tetapi malah ditahan di kantor polisi semalaman. "Ian Schultz marah ketika mengingatnya.

"Dasar sialan."

Clayton Zarch juga kesal dan mereka menatap Dickson McClain dengan kejam, "Semua adalah salahmu."

"Baiklah ini memang salahku, anggap saja aku berhutang padamu, aku berjanji akan membalas kalian dikemudian hari, aku pasti akan mengajak kedua gadis itu lagi agar kalian dapat menikmatinya."

"Ngomong-ngomong, bagaimana nasib beberapa perempuan tadi malam, mereka semua tidak sadarkan diri bukan?" Ian Schultz bertanya dengan khawatir.

Jika ada seorang gadis mabuk berat di bar, biasanya akan ada orang yang membawanya pulang dan...

Dickson McClain dengan cepat menelepon Alisson Pierce, Alisson Pierce berkata bahwa dia baik-baik saja dan masih berada di bar.

Dickson McClain kemudian segera naik taksi menuju bar itu. Selain menjemput Alisson Pierce dan yang lainnya, yang lebih penting lagi adalah mobilnya masih di sana.

Ketika tiba di parkiran bar, Dickson McClain menaiki mobilnya dan hendak menghubungi Alisson Pierce, hanya saja dia dikejutkan dengan seseorang yang duduk di kursih belakang.

"Siapa kau!" Dickson McClain terkejut, dia menengok kebelakang dan berkata dengan curiga, "Pencuri!?"

"Siapa yang mau mencuri mobil busukmu ini, aku ingin kau membayar tagihan tadi malam, harap segera melunasi 273.000 dolar ini."

"Apa kau pelayan tadi malam?" Dickson McClain mengenalinya, "Jangan minta padaku untuk melunasinya, mintalah pada Leighton Peltz. Dia yang ingin membayar tagihan semua orang, bukan aku."

"Aku sudah tahu apa yang terjadi. Kau kalah taruhan, jadi tentu saja kau yang harus membayar tagihan ini."

Pelayan itu tersenyum, "Aku tau kau tidak punya uang, jadi bawa aku kehadapan ayahmu, aku akan menagihnya langsung pada ayahmu."

"Haha, kau ingin mencari ayahku untuk memintanya melunasi ini? Kebetulan sekali, ayahku juga ingin mencarimu." Dickson McClain tertawa ​​​​dan membawa pelayan itu ke kediaman keluarga McClain.

Setelah setengah jam, pelayan itu keluar dari kediaman keluarga McClain dengan cek senilai 300.000 dolar di tangannya.

Dickson McClain langsung tercengang, "Ayah, apa kau benar-benar memberinya uang?"

"Itu 300.000 dolar." Dickson McClain berteriak.

Ayah Dickson McClain, Morgan McClain, tampak acuh tak acuh dan tidak merasa tertekan sama sekali.

"Tunggu ayah, apa kau juga memberinya lebih? 300.000 dolar?" Dickson McClain bertanya.

Wajah Morgan McClain sebaliknya mala sedikit bersemangat, "Haha, iya."

"Itu ongkos untuknya kembali ke bar."

“Tiga ratus ribu?” Dickson McClain menelan ludahnya, curiga ayahnya sudah gila.

“Bagus nak, kau telah memberikan sedikit kontribusi untuk keluarga kita.” Morgan McClain memuji Dickson McClain.

“Ayah, kenapa aku tidak mengerti, aku telah membuatmu kehilangan 300.000 dolar, kenapa kau memujiku!” Dickson McClain pikir ayahnya menjengkelkan.

Morgan McClain tertawa, "Apakah banyak menghabiskan 300.000 dolar hanya untuk mendapatkan rencana investasi orang kaya misterius di Westville?"

"Maksud ayah adalah hanya dengan mengeluarkan 300.000 dolar untuk mendapatkan setidaknya satu atau dua miliar dolar investasi. Apa menurutmu itu banyak?" Morgan McClain sangat senang dan memberi Dickson McClain 50.000 dolar uang jajan.

Morgan McClain memberi Dickson McClain 20.000 dolar tadi malam, dan hari ini dia memberinya tambahan 50.000 dolar lagi, ditambah uang yang dimenangkan dari Leighton Peltz tadi malam, total dia memiliki lebih dari 70.000 dolar.

"Hahaha, Ayah, aku dapat membeli mobil dengan ini." Dickson McClain berkata dengan gembira.

Dickson McClain lelah mengendarai BMW seri tiga itu dan berniat untuk menggantinya dengan mobil yang lebih baik.

Dickson McClain menelepon Alisson Pierce dan menjemputnya.

Dickson McClain memberi tahu Alisson Pierce bahwa dia akan mengganti mobilnya dengan Porsche. Alisson Pierce yang mendengar itu menjadi sangat bersemangat. Jika Dickson McClain membeli Porsche, dia akan bisa duduk di Porsche dengan nyamannya.

“Dickson McClain, dari mana kau mendapatkan begitu banyak uang? Ayahmu memberikannya kepadamu lagi?” Alisson Pierce sedikit terkejut.

"Ya, ayahku memberiku 50.000 dolar uang jajan lagi." Kata Dickson McClain.

"Aku tidak seperti Leighton Peltz yang hanya bisa menjadi kaya dengan memenangkan lotre. Ketika aku lulus, aku akan mewarisi perusahaan ayahku. Nilainya lebih dari jutaan dolar. Alisson, kau pun akan menjadi istri dari jutawan.” Dickson McClain memeluk Alisson Pierce.

“Tapi 50.000 dolar tidak akan cukup untuk membeli Porsche kan?” Alisson Pierce bertanya.

"Ya, aku hanya memiliki lebih dari 70.000 dolar di tanganku, tetapi Porsche 718 termurah juga berharga 80.000-90.000-an, jadi mungkin hanya kurang sedikit." Dickson McClain menghela nafas, "Alisson, apa kau dapat membantuku?!"

"Bagaimana aku bisa membantumu, aku tidak punya uang." Alisson Pierce melengkungkan bibirnya dan berkata tanpa daya.

"Aku baru saja melewati stasiun lotre dekat sekolah dan aku melihat spanduk di atasnya. Spanduk itu mengatakan seseorang memenangkan 100.000 dolar, jadi kupikir yang dimenangkan Leighton Peltz bukanlah 50.000 melainkan 100.000 dolar."

“Terlepas dari 30.000 dolar yang ditipu oleh Loraine dan kakaknya, ditambah tadi malam, kurasa Leighton Peltz masih memiliki hampir 30.000 dolar lagi di tangannya. Mari kita temukan cara untuk menipunya lagi agar aku dapat membeli Porsche itu. "

Dickson McClain kemudian berkata dengan kejam, "Bukankah dia menyukaimu? Bagaimana jika kau mengundangnya ke hotel, aku akan mengutus seseorang untuk memergoki kalian dan kemudian memerasnya."

"Dickson, apa kau memintaku untuk masuk ke mulut harimau." Alisson Pierce menjadi marah ketika dia mendengarnya.

“Jangan khawatir, aku akan tiba tepat waktu, aku tidak akan membahayakanmu.” Dickson McClain memegang Alisson Pierce dengan erat dan mengedipkan matanya, “Sebenarnya aku selalu bermimpi untuk dapat membeli Porsche agar dapat pergi melintasi negara dengan wanita tercintaku."

“Ketika aku berhasil membeli Porsche ini, bagaimana jika kita jalan-jalan?” Dickson McClain tahu bahwa Alisson Pierce suka bepergian, tetapi belum pernah ke keluar dari kota ini.

"Kalau begitu kau harus berjanji padaku bahwa aku akan menjadi satu-satunya wanita yang duduk di mobilmu nanti. Jangan pernah ada wanita lain yang duduk disitu." kata Alisson Pierce.

"Ya, aku berjanji." Dickson McClain segera setuju, tetapi sebenarnya dia menunggu untuk mendapatkan uang itu lalu akan mencampakkannya.

......

Leighton Peltz baru saja keluar dari stasiun lotre. Dalam beberapa hari, dia telah menghabiskan lebih dari 20.000 dolar. Agar kebohongannya tidak ketahuan, dia datang ke stasiun lotre pagi-pagi dan meminta bantuan kepada pemilik stasiun lotre.

Leighton Peltz memberi pemilik stasiun beberapa ratus dolar untuk membantunya menggantung spanduk selama dua hari. Tulisan di spanduk itu adalah: Baru saja ada yang memenangkan 100.000 dolar, uji keberuntunganmu disini.

Tiket lotre ini berdiri tidak jauh dari sekolahnya. Leighton Peltz percaya bahwa dalam dua hari, teman-teman sekelasnya pasti akan mengira yang memenangkan hadiah itu adalah dirinya.

Hanya saja dia tidak menyangka bahwa Dickson McClain adalah orang pertama yang tertipu.

Dalam perjalanan kembali ke sekolah, Leighton Peltz menerima telepon dari Alisson Pierce.

Setelah panggilan tersambung, Alisson Pierce berkata dengan cemas, "Leighton, apa kau dapat menyelamatkanku? Aku rasanya seperti mau mati."

Jika ini dulu, Leighton Peltz pasti akan khawatir ketika mendengar bahwa Alisson Pierce dalam bahaya, tapi sekarang...

“Jika kau mau mati apa hubungannya denganku, bukan aku yang ingin membunuhmu.” Kata Leighton Peltz acuh tak acuh. Tentu saja, Leighton Peltz tahu bahwa Alisson Pierce sedang berpura-pura.

"Aku tidak menyalahkanmu, aku minum terlalu banyak tadi malam, aku sangat tidak enak badan saat ini, aku di hotel, bisakah kau datang dan menjengukku ..." Alisson Pierce berteriak beberapa kali, berpura-pura terdengar sangat kesakitan.

"Di mana Dickson McClain?"

"Ponselnya tidak bisa dihubungi, Leighton Peltz, tolong, dapatkah kau datang dan menjengukku, aku benar-benar merasa seperti akan mati, baterai ku sudah mau habis, cepatlah datang." Alisson Pierce memberitahu lokasi hotel dan nomor kamarnya sebelum menutup teleponnya.

Leighton Peltz ragu-ragu namun memutuskan untuk pergi menjengukknya. Bagaimanapun juga, mereka berdua adalah teman sejak kecil. Jika memang terjadi sesuatu pada Alisson Pierce, dia pasti akan menyesalinya dikemudian hari nanti ...
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Jeff Jeff
bodoh,dijebak berkali-kali lagi percaya.idiot
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status