Share

BAB9,PART3: PERFECT

Latihan berlangsung hingga sore menjelang…

“Latihan untuk hari ini , sampe di sini dulu ya nduk…besok kita teruskan lagi, nanti eyang ajari tehnik menggunakan hidung.”

“iya eyang..

Tak lama kemudian, Bapak pulang dari kegiatan olahraga nya.

“ lho ada Mama…”ucap Bapak

“eh kamu baru pulang tah?” tanya Eyang kepada Bapak.

“iya ma…, aku capek…mau mandi dulu ya.” Ucap Bapak acuh

“ iyo Jan…” jawab Eyang sambil mengangguk

Ku lihat raut muka Eyang yang sedih karena, Bapak sepertinya tampak acuh sekali melihat kedatangan Eyang.

“Eyang ayo istirahat dulu di kamar B’tari..”kataku sambil menggandeng dan menuntun Eyang ti menaiki tangga menuju kamar.

“Eyang mau mandi duluan atau B’tari yang mandi?”

“B’tari dulu saja yang mandi, Eyang mau rebahan dulu…punggung Eyang pegel nduk.” Jawab Eyang.

“oh begitu, baiklah…B’tari mandi dulu ya Eyang. Oiya tas nya Eyang , B’tari letakkan di lemari ya.”

“iya nduk, terima Kasih.”

Mandi air hangat membuat tubuhkku merasa sangat rileks dan juga menyegarkan pikiranku Kembali. Ada apa dengan Bapak, mengapa raut muka nya seperti itu saat bertemu dengan Eyang, tampak tidak begitu menyukainya.

Sementara itu di kamar Bapak dan Ibu….

“kamu minta Mama dateng ke sini?” tanya Bapak kepada Ibu

“iya, memangnya kenapa?” Ibu berbalik tanya kepada Bapak

“untuk apa?”

“B’tari kan di minta sekolahnya mengikuti omba nyanyi sambil memainkan alat music, jadi aku minta Mama kamu untuk ajarin B’tari, lagi pula apa salahnya mengajari cucunya sendiri? Nggak perlu bayar mahal ini kan?”

“Apa maksud kamu nggak perlu bayar mahal? Ya tetep aja lah kamu harus kasih Mama uang, kan dia udah ajari B’tari, itu ilmu tau, kamu nggak boleh pelit sama Mamaku.”

“iya…iya…nanti aku kasih Mama kamu uang, tapi nggak sebanyak uang yang harus aku keluarkan sama seperti mengeluarkan biaya kursus kan.”

“Astagfirullah….nggak bisa, kamu harus kasih uang nya sama seperti kamu keluarin uang untuk biaya kursus.”

“eh apa apaan sih kamu Pak?”

“kamu tuh yang apa apaan…”

“lho wajar kan masa sama cucunya sendiri minta bayaran mahal.”

“ kamu ini ya sama keluargaku begitu pelitnya…tapi kenapa kalaus ama keluarga kamu begitu royalnya…kalau begitu aku juga punya hak untuk meutup akses semua kartu kredit dan debit kamu.”

“Bapak apa apaan sih?”

“terserah….suka atau tidak, kalau perilaku kamu seperti itu sama Mamaku, aku juga nggak akan segan segan menutup semua akses kamu. PAHAM!!!” ucap Bapak Kesal

Bapak pun Kembali menggebrak pintu kamar mandi sehingga mengagetkan aku yang baru saja selesai mandi, dan juga Eyang ti yang sedang beristirahat.

“opo iku nduk?” tanya Eyang kepadaku

“ nggak tau Yangti…mungkin angin nutup pintu kali…soalnya di sini anginnya suka kenceng banget.”

“ooh gitu ya nduk….”

“iya…oiya Yangti mau mandi nggak? Aku sudah selesai mandi.”

“iya boleh deh.”

“yaudah B’tari di kamar ya, kalau Yangti minta di ambilin sesuatu.”

“iya nduk, Yangti mandi yaa

Sebelum makan malam tiba, aku berkutat dengan pekerjaan rumah yang semuanya harus di kumpulkan minggu depan, belum lagi ulangan yang selalu diadakan setiap harinya. Setidaknya aku benar benar harus berbagi waktu, tenaga dan pikiranku untuk sekolah dan kegiatanku di luar sekolah. Belum lagi perlombaan yang diadakan bersamaan waktunya. Hanya berbeda hari saja.

Awalnya aku enggan sekali mengikuti penilaian Ballet, tapi Ibu dan Mrs. Belinda memaksaku agar aku mengikutinya. Mereka memaksa ku dengan alasan, Gerakan tarian ballet ku sangat luwes dan bagus.

Dua minggu sebelum perlombaan benar benar membuatku Lelah. Yangti diminta secara paksa oleh Ibu untuk menginap di rumah sampai aku benar benar menang dalam perlombaan menyanyi sambil bermain alat music.

Sampai aku merasa dadaku terasa sangat sesak, entah itu karena aku memang benar benar letih, atau karena aku memiliki penyakit baru.

Makan malam tiba, dan kami semua berkumpul di ruang makan, tanpa terkecuali.

“Ma….pulangnya nanti aja ya , kalau B’tari udah selesai lomba nya ya.” Bujuk Ibu

“lho kok lama banget bu?” tanya ku

“ya biar Eyangti juga nggak cape…kan kalau Eyang ti nginep, jadi kamu bisa berlatih setiap harinya dan juga irit ongkos juga.”

“mmmm tapi kan B’tari juga Latihan balet sama latihan tari tradisional juga kan Bu.”

“ ya nggak apa apa, justri kalo kamu abis pulang Latihan tari, terus udah gitu kamu lanut lagi Latihan nyanyinya…wong sebentar doang kok Eyang di sini, sampe kamu selesai lomba aja kok.”

“ya di tanyain dulu dong Bu sama Eyang nya gimana.”

“ah Eyang mah udah pasti setuju, kan buat cucu nya ini, masa iya sih nggak mau nolongin.ya kan Eyang?” tanya Ibu sambil melirik Eyang

“mmmm maksudnya aku di sini dulu sampe berapa lama itu?”

“yaa kurang lebih 3 minggu kali ya, memangnya kenapa toh?” tanya Ibu

“bukan nggak mau, Cuma kan Mama juga mengajar di tempat yang lainnya, nanti nggak enak sama anak anak yang lain.” jawab Eyang

“oooh perkara itu kan gampang Ma, mama jadwal ngajarnya dari jam berapa sampai jam berapa?”

“ macem macem, ada yang dari pagi, ada yang siang sampai sore juga.”

“oohh gitu tapi nggak ada yang sampai malem kan ma?”

“yoo nggak ada toh…hahahaha.”

“gampang kalo itu, nanti bisa minta tolong di anterin sama Pak Ujang.”

“memangnya nggak apa apa toh an?”

“nggak apa apa Ma…daripada nanti mama bolak balik ke sini.”

“mmmm kalau gitu besok Mama sekalian mampir ke rumah dulu kali ya, mau ambil baju terus bersih bersih.”

“oh gitu…yaudah besok di temenin sama pak Ujang aja ya Ma..”

“eh kok malah Eyang sendirian, udah Yangti nanti aku temenin aja ya..”sahut ku dengan nada kesal

“Lho kan kamu besok mesti belajar, terus udah gitu Latihan balet lagi.”

“ya masa Eyang sendirian sih Bu ? kan kasihan Eyang.”

“mmmm yaudah nggak apa apa, nanti Yangti sama Pak Ujang aja.”

“memangnya kalau sama Bapak kenapa?” tanyaku kembali

“Bapak besok ada ketemu klien di café, makan siang..” jawab Bapak

“tuh kan nggak ada yang bisa kan.” Jawab Ibu

“yaudah Ynagti besok aku temenin aja, kebetulan besok aku juga mau ke rumah temen aku, dia rumahnya deket rumahnya Yangti.” sahut Mas Rama

“mmmm gitu, yaudah…tuh udah ada yang menenami Yangti kan….”

“mmmm gitu, yaudah…tuh udah ada yang menenami Yangti kan….”

“ emang Ibu besok kemana?”

“besok Ibu kan ada Arisan sama temen temen…”

“Arisan melulu, Arisan apaan ?”

“arisan sama para istri temen temen klien nya Bapak.”

“oh gitu…”

“oh iya Ma…biasanya anak anak tuh kalo pada kursus sama Mama tuh pada ngasih bayarannya berapa sih?”

“ya tergantung, kalau nyanyi aja 1,5 juta…kalau main alat music piano 1,5 juta, kalau dua duanya 3 juta”

“ooohh gitu…”

“murid muridnya Yangti dari mana aja?”

“kebanyakan anak anak sekolah nduk, seusia kamu gini lah…alhamdulillah sekarang banyak”

“banyaknya ada berapa eyang?” tanya Balaram

“ ya sekitaran 8 orang…”

“ sehari bisa berapa orang Eyang kalau ngajar?” tanya Balaram kembali

“bisa 2 sampai 3 orang…”

“ wah hebat ih Yangti…”

“hahahhaa…ya mumpung masih kuat aja le..”

“kok Yangti mau siih ngajar? Kan kalo Eyang butuh uang, bisa minta sama bapak” tanya Jenar dengan polosnya

“ ya biar Yangti nggak lupa sama ilmunya, kalau ngajar kan , artinya Eyang juga harus banyak belajar, terus udah deh amalkan ilmu nya.” Jawab Yangti

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status