Terdengar dari kamarku, suara ramai dari arah ruang makan. Ibu, Kakak, dan adik adikku sedang berbincang dengan Yangti.
“lho B’tari mana nduk?” tanya Yangti kepada adikku Jenar“Mba lagi shalat sebentar, nanti juga turun.”“Mama sudah dahar belom?” tanya Ibu kepada Yangti“siang belom…”“ya sudah kalau gitu Mama dahar dulu, setelah itu ngajarin B’tari.” Ucap Ibu“iya boleh.”Usai Sholat, aku langsung ke bawah menuju ruang makan dan berkumpul bersama Ibu,Kakak, Adik adikku dan juga Yangti.“Yangti…”sapaku“eh..udah selesai sholatnya tah nduk?” tanya Yangti“iya udah …”“kamu ngikut lomb aopo toh nduk?”“lomba nyanyi, jadi yang ngadain dari label music, nah mereka lagi mengadakan lomba khusus untuk anak anak sekolah.”“lomba nya group atau solo?”“kalau di lihat sih, bisa dua dua nya.”“lha terus kamu mau nyanyi apa?”“udah ada ketentuan dari sekolah sih Yangti, kemaren guru seni music bilangnya lagunya the greatest love of all nya Whitney Houston, terus sam bil di bawain juga piano nya.”“lha udah kamu pelajari belom, cari cari not nya segala?”tanya Yangti“kemaren sih udah di kasih gitu not nya sama guru seni music.”“mana coba lihat?”“ada di kamar.”“oo yowes kalau gitu nanti sehabis makan siang aja ya, kita latihannya. Lha terus kan tadi kamu bilang di iringi alat music gitu, terus kamu rencana nya mau pakai alat music apa?”“piano atau biola ya enaknya?”“ nanti kita coba satu satu, bagusnya yang mana.”“yah pokoknya harus bagus lah, Ibu nggak mau tahu,B’tari harus menang.”“yo ngga bisa di paksain juga toh An…”ucap Yangti kepada Ibu.“ yah harus juara toh…lagian kan B’tari juga udah ngerti not, udah paham main alat music.”“ya semuanya kan juga Bu, paham main alat music , sama bagus bagus lagi nyanyi nya, kan nggak tahu juga ketentuan juri nya gimana.”“ ya harusnya kamu tahu dong, penilaian juri itu yang seperi apa.”ucap Ibu“ya mana B’tari tahu Bu…”“y acari tahu lah, penilaian juri itu yang suaranya kayak gimana, terus main alat musiknya gimana, masa nggak ada bocorannya sih.”“apa sih Ibu…”“ kok malah apa sih Ibu, tanya lah sama guru seni music kamu, biar kamu bisa jadi juara 1.”“trus kalau aku misalnya gak jadi juara gimana?”“oooohhh liat aja nanti, bikin malu orang tua aja kamu.”“ lho kan itu semua juga bukan aku yang mennetukan , kok Ibu nggak terima kalau aku misalnya kalah.”“iya Ibu memang nggak terima kalau kamu kalah, dan Ibu juga nggak suka kalau kamu sampe kalah.”“apa alasannya?”“Nama keluarga jadi tercoreng hanya karena kamu kalah.”“lho bu, kalah itu wajar, berarti masih ada yang lebih bagus dari aku.”“kalau masih ada yang lebih bagus dari kamu,artinya kamu masih kurang latihannya. Kamu juga harus sama seperti orang itu.”“tap ikan Aku juga sudah memberikan yang terbaik….”“belum memberikan yang terbaik kalau masih ada yang lebih dari kamu.”“terus aku harus gimana?”“Latihan terus menerus, jangan pernah putus, dan jangan pernah cepet puas akan satu hal.”“mmmm yaudah lah terserah sama Ibu aja…”“iya lah…semua yang Ibu katakan itu selalu benar, jadi kamu jangan sampai membantah.”“Anjani…jangna terlalu keras sama anak mu, biarkan dia mengalami kekecewaan, biarkan dia mengalami kekalahan, agar dia tahu letaknya kesalahan dia.”“ya sudah pasti letak kesalahannya dia adalah dia nggak mau berlatih keras. Wong yang lain bisa dan mau kok berlatih keras. Untuk menjadi seorang bintang itu memang begitu, harus berdarah darah dulu, baru nanti akan terlihat hasilnya seperti apa.”
“Iya mama tahu, tapi kan dia juga manusia Anjani.”ucap Yangti“udah udah…pokoknya nanti sehabis kamu latihan vocal kamu Latihan ballet.”Aku hanya terdiam mendengar perkataan Ibu. Hati ini hancur rasanya, karena yang diutamakan oleh Ibu ku adalah ketenaran dan kesuksesan menjadi seorang bintang. Ya …Ibu ingin aku menjadi seorang bintang. Karena dengan aku menjadi bintang, maka nama keluarga dan nama kedua orang tua akan semakin di perhitungkan dan ornag orang akan semakin kagum.Selsai makan siang, Yangti mengajariku tehnik vocal dengan standard seorang penyanyi semacam Elfas singer. Ibu ku tidak ingin kualitas nyanyiku sangat buruk, oleh karena itu Ibu meminta Yangti agar mengajarkan tehnik vocal yang bagus.“nduk…ayo kita pemanasan dulu.., kita Latihan pernafasan terlebih dahulu, baru setelah itu Latihan suara…”“iya Eyang…”“sekarng Latihan Nafasnya saat berbaring…”“caranya gimana eyang?” tanyaku“Berbaringlah telentang dan letakkan sebuah buku besar di dada, kemudian bernapaslah dengan normal dan rasakan setiap bagian tubuh yang terlibat dengan menarik napas dan menghembuskannya: otot perut, tulang rusuk, dll.” Titah Yangti“Terus bernafas sampai kamu nggak bisa lagi. Kemudian bernapas perlahan. kamu juga bisa meletakkan satu tangan di tulang rusuk dan yang lain di mulut. Buku itu hanya akan naik sedikit. Tahan napas di paru-paru selama sekitar 5 detik sebelum bernapas. Pastikan buku itu turun dengan sangat lambat dan progresif. Ini adalah bagian dari tubuh yang akan kamu gunakan ketika bernyanyi.”Pastikan tetap lurus, jangan mengangkat bahu atau mengisi paru-paru (seolah-olah kita akan meledakkan balon), jangan angkat atau turunkan kepala , dan selalu pandang lurus ke depan. Ketinggian dada tidak ada bedanya dengan para penyanyi terkenal, semuanya sama.
Ini adalah pernapasan diafragma, dengan tekanan konstan, yang merupakan jantung dari suara dada yang sempurna. Kita perlu memastikan bahwa bernapas dengan diafragma dan membuka tulang rusuk.“gimana? Yuk sekarang ambil suarah tapi Eyang maunya kamu pakai suara yang kencang, ya Nduk…”“caranya gimana Eyang?”“kalau kamu ingin suara yang kuat, supaya kamu juga bisa dengar, maka kamu harus berusaha memiliki suara yang konstan daripada suara yang hanya keras. Caranya bayangkan bahwa kamu bernyanyi untuk seseorang yang berjarak sekitar 50 meter.” Ujar Yangti“gunakan otot perut supaya sampai. Ketika kamu mulai kehabisan nafas, kendurkan otot sepenuhnya. Nah, kamu kan ingin menghirup semua udara yang hilang tetapi tanpa memaksanya.” Ucap Yangti“ Sekarang kita mulai ambil suara ya, kita coba dengan huruf M”
Yangti memainkan tuts piano dan aku mulai mengambil suara, dimulai dari huruf M. Aku menghentikan semuanya dan melihat apa yang terjadi secara fisik: peran yang dimainkan otot-otot perut.“ayo lagi nduk…huruf lain, sekarang huruf A…”
ku buka suara dan mengeluarkan suara huruf A dengan kencang dan di ambil dari perut.“ lanjut lagi huruf O…” ucap Yangti sembari memainkan tuts piano nya.Kami semua menuruti perintah Miss Belinda yakni duduk melingkar.“Anak-anak, Mr.james sudah melihat performa kalian, dan sekarang saatnya penilaian. Dan penilaian itu sendiri biar Mr.James yang mengatakan pada kalian, untuk waktu dan tempat saya persilahkan,”ucap Miss Belinda mempersilakan Mr.James untuk menilai kami“Hallo ladies, saya sudah melihat performa kalian, dan menurut saya kalian sempurna, dan artinya juga, kalian berhak untuk mengikuti kompetisi pada winter next year dan pertunjukkan biasa. Golden ticket akan saya berikan, untuk kalian semua,” ucap Mr.James“Tunggu sebentar, apakah maksud Mr.James, kami semua lolos?”tanya JasmineMr.James mengambil golden ticket untuk kami semua yang ia simpan di dalam tas ranselnya.“Ticket ini aku berikan kepada kalian semua, jadi tolong di simpan baik-baik, di jaga jangan sampai hilang!” perintah Mr.JamesMasing-masing dari kami mendapatkan golden ticket dar
“Iya pasti, saya akan giat berlatih, apapun akan saya lakukan agar saya bisa tampil di Prancis Mr.James.”“Apapun?” tanya Mr.James dengan muka tersenyum licik.“Apapun Mr.James, karena saya benar-benar ingin ke luar negri dan tampil di sana,” ucap Miranda“Hmm … ya nanti akan saya kabari, sekarang kamu boleh berganti pakaian dan kamu bisa pulang sekarang!” perintah Mr.James“Ok Miranda, kamu mungkin saat ini berlatih, kamu tunggu di sini ya, sambil menunggu saya, coba kamu berlatih sendiri Swan lake, saya akan kembali!”perintah Miss Belinda.Miss Belinda dan Mr.James keluar ruang studio nutracker menuju ruang studio black. “Hallo anak-anak,” sapa Miss Belinda“Hallo Miss,”jawab kami semua.“Oke, kali ini saya mau memperkenalkan kepada kalian, Mr.James, beliau inilah juri yang akan menilai apakah kalian layak untuk bisa performance di luar negeri a
Aku tak menggubris perkataan Miranda, karena memang aku tak merasa, di samping itu aku juga enggan mencari masalah terhadap teman-temanku. “Harusnya yang memenangkan lomba itu tuh gue, bukan lo. Apasih hebatnya lo? Atau jangan-jangan lo ada kenalan orang dalam terus lo berbuat curang gitu deh, yakan ngaku aja!” hujat MirandaAku masih saja diam tak bergeming mendengar ocehan Miranda“Asal lo tahu aja ya anak miskin, gw itu udah kursus di tempat yang paling mahal dan ternama punya. Udah pasti bergengsi dan harusnya yang jadi juara dua itu ya gue,” Miranda tetap saja melanjutkan ocehannya"Gue mau tahu, kalo itu kursusnya dimana sih?”“Oh, kalau gue sih kursusnya sama Eyang gue, kenapa?” aku menantang balik Miranda“Hhahahaha … Kursus sama nenek doang aja bisa jadi juara dua, duhh … tuh juri buta kali yaa, atau mungkin kasihan gitu sama lo.”“Terserah lo aja ya Miranda ..&rdqu
Back to Eyang“Bu Sepuh, taksinya sudah datang,” Ucap Yu’ti kepada Eyang , saat Eyang sedang menghabiskan sarapannya.“Iya Yu’ti bilang tunggu sebentar ya, sama sekalian tolong bawakan koper dan tas tas nya ke taksi ya,”perintah Eyang“Iya Bu sepuh.”Eyang pun bergegas menghabiskan sarapannya. Saat Eyang bersiap untuk pulang, Ibu baru saja bangun dengan muka sembab.“Jani … Mama pulang dulu ya,” pamit Eyang“Lho kok pulang?” tanya Ibu“Kan memang perjanjian nya begitu bukan, kamu minta mama menginap smapai B’tari selesai erlombaan nah sekarang B’tari sudah selesai lomba, mama pulang kasian rumahnya udah lama di tinggalin,” jawab Eyang“Oh gitu, yaudah. Hati-hati ya ma. Oiya pulangnya naik apa? Sama Pak Ujang?”“Nggak jadi sama Pak Ujang, barusan Janitra telfon mama, katanya dia ada meeting mendadak, jadinya Pak Ujang
“Mmm … kalau gitu Yu’ti nanti saya minta tolong, bawakan koper ke bawah ya. Sudah saya siapkan semua, tinggal di bawa saja,”Perintah EyangYu’ti menuruti perintah Eyang. Di bawakan nya koper yang ada di kamarku, total koper yang di bawa Yu’ti ada 3 berikut dengan seluruh tasku. Yu’ti belum sadar, kalau tasku juga di bawa olehnya.“Bu sepuh, koper dan tas tas nya sudah saya taruh di bawah,” ucap Yu’ti“Iya terima kasih banyak ya Yu’ti,” tutur Eyang.“Bu sepuh perginya menunggu Pak Ujang toh?” tanya Yu’ti kembali“Kalau masih lama, saya pesan taksi saja Yu’, takutnya nanti Bapak butuh Pak Ujang di sana, solanya saya ada jam mengajar les pagi ini, takut tidak keburu,” ujar Eyanng“Mungkin ada baiknya Bu Sepuh tanya ke Bapak, telfon dulu, biar nanti nggak kesalahan juga di Pak Ujang nya,”usul Yu’ti“Oh … Ngon
Aku kembali menuju ruang makan, ku buka ponsel dan membaca beberapa pesan dari beberapa teman teman dan juga ada pesan dari Miss Belinda yang mengingatkan kalau hari ini Latihan.“Ini mb, susu sama robak nya,” ucap Yu’ti sambil meletakkan satu pirin tumpukkan robak dan segelas susu chocolateKu nikmati sarapan pagi seorang diri di meja makan. Perasaan Marah dan kecewa masih berkecamuk dalam pikiran dan perasaanku saat ini. Aku benar benar tidak ingin bertemu dengan kedua orangtuaku. Dan yang ada di dalam pikiranku saat ini adalah mereka sangat egois. Dan mereka hanya bisa menuntut tanpa memberi dukungan sama sekali“krek …” pintu kamar Bapak dan Ibu sudah terbukaLangsung ku percepat saja mengunyah makanan dan ku langsung menghabiskan susu. Setelah itu segera saja aku bawa piring yag masih penuh tumpukkan roti bakar menuju dapur.“Yu’ti tolong taroin di plastic aja ini roti bakar, mau aku bawain buat bekal,&rd