공유

Bab 2

작가: Dwi Athafariz
last update 최신 업데이트: 2025-11-18 10:32:21

Di sebuah bar salah satu kota Jogjakarta, dentuman musik yang mengusik telinga, saling bersinambung dengan lampu lampu yang gemerlap. Bau alkohol di segala sisi, bunyi gelas yang bersentuhan sudah menjadi hal wajar disana.

Wanita dan pria menari nari mengikuti alunan musik, melenggak lenggokkan tubuh seakan melepas beban.

Demikian juga dengan Lea yang ikut menari nari di bawah lampu gemerlap, hanya mengikuti alunan musik tak ada gerakan khusus.

"Mau?" Tawar seorang pria menyodorkan minuman beralkohol dalam gelas.

"Gue nggak minum" Tolak Lea menggelengkan kepala.

"Coba dikit aja" Pria itu masih mencoba untuk memaksa Lea.

"Sorry" Lea akhirnya memilih undur diri, duduk di sebuah meja bar.

"Bagi minuman yang non Alkohol" Ujarnya pada bartender.

"Kenapa nggak ke cafe mbak? lagi galau ya?" tebak bartender melihat wajah muram Lea.

"Ya gitu" Lea mengangguk.

"Have fun aja mbak, pria itu harus di imbangi" Bartender itu memberikan minuman pada Lea yang tidak memiliki kadar alkohol.

"Benar juga" Lea mengangguk lalu beralih melihat sekilas beberapa pria bayaran di sudut ruangan.

"Disini tarif cowok berapa?" Bisik Lea pada bartender sedikit malu.

"Beragam mbak, mungkin dua juta" Jelas bartender itu.

"Mahal banget"

"Coba mbak tawar sana"

"Udah kayak jualan cabe pake di tawar"

Lea meletakkan minumannya, mencoba bernegosiasi dengan model pria yang menurutnya oke di pandang.

"Cih mahal mahal sekali untuk ukuran barang bekas" Kesal Lea kembali duduk.

Di sebelah Lea tampak pria tampan, menggunakan kemeja putih dengan dua kancing yang terbuka. Tengah santai menikmati minum tanpa sepatah katapun, bahkan sama sekali tak memperdulikan keributan di sekitarnya.

"Berapa tarifmu semalam?" Tanya Lea pada pria itu. Ardian, pria tampan dengan tinggi badan menjulang, rahang yang tegas, hidung mancung dan alis yang tebal, perpaduan yang begitu sempurna. Menatap Lea dengan penuh selidik.

'Menarik' Batin Ardian.

"Satu juta" Jawab Ardian dengan santai sambil kembali meneguk minumannya. "Dollar" Imbuhnya dengan seringai licik.

"Deal. Ayo aku beli kamu malam ini" Lea menarik dasi Ardian yang sedikit berantakan. Dia sama sekali tidak mendengar kata Dollar di belakang ucapan Ardian karna suara dentuman musik yang cukup keras.

Ardian mengikuti langkah kaki gadis yang di duga akan membelinya malam ini.

Di sebuah Hotel berbintang kini mereka mengarungi malam panjang dengan penuh gairah. Meski tidak di dasari dengan rasa cinta sedikitpun.

"Hei.. ayo lagi, aku tidak mau menyia nyiakan uangku untuk membelimu malam ini" Lea membelai wajah tampan Ardian yang dia duga pria bayaran.

"Bukankah sudah?" Ardian menatap heran wanita di sampingnya kenapa bisa begitu bersemangat dan tidak memiliki ras lelah. Padahal ini merupakan pengalaman pertama Lea, di ketahui dengan bercak merah yang tertinggal di sprei putih.

"Aku membelimu semalam, bukan sekali keluar" bisik Lea.

Dengan cepat Ardian membalik tubuh Lea, kembali menghujani Lea dengan cumbuan di seluruh tubuh. Memanjakan dan memuaskan Lea sampai dia merasa terbang. Ardian tak henti hentinya menggerakkan tubuhnya naik turun di atas Lea, memanjakan gadis yang sedang patah hati.

~~~**~~~

Keesokan paginya.

"Apa ini? apa aku semurah ini?" Heran Ardian dengan uang seratus ribuan di atas meja kecil samping ranjang.

"Bayaran mu untuk semalam" Jawab Lea yang sedang merapikan pakaiannya.

"Satu juta?" Ardian benar benar tidak menyangka, harga untuk keperjakaan nya hanya di nilai satu juta rupiah.

"Bukankah sesuai kesepakatan kita? Satu juta, untuk skill mu yang masih perlu di asah, durasimu untuk yang pertama cuma beberapa menit? Tapi staminamu cukup baik, hanya skillnya saja yang kurang pro" Senyum Lea mengkritik kinerja Ardian.

Ardian berdiri begitu saja mendekati Lea, mengabaikan jika dirinya bahkan masih belum memakai pakaian. Membiarkan miliknya menggantung begitu saja tanpa sehelai benang.

"Stop! Jangan minta lagi, uang gajiku sudah habis buat bayar jasa kamu semalam" Tahan Lea dengan menggunakan jari telunjuknya di dada Ardian, meski matanya melirik sedikit milik Ardian yang menggantung bebas, meski posisi tidur namun cukup besar dan panjang. Cukup memanjakan mata wanita yang belum pernah melihat aset demikian.

"Yang aku minta satu juta dollar, bukan satu juta rupiah" Jelas Ardian.

"Apa! Satu juta dollar? Jangan coba-coba meras" Tak Terima Lea.

"Sisa pembayarannya mau di transfer atau cash?" Ardian menggoyangkan ponselnya siap memberikan qris pembayaran.

Jedeerr.. jantung Lea terasa tersambar petir hebat. Bagaimana mungkin dia memiliki uang sebanyak itu? Bahkan gajinya satu tahun saja masih belum cukup.

"Burung macam apa yang harganya sampai satu juta dollar? Itu sama saja enam belas milyar" Protes Lea sembari menghitung dengan jari-jarinya.

"Oke, kita selesaikan di pengadilan" Ardian berbalik, memungut celananya yang berserakan dan memakainya begitu saja.

"Nggak bisa gini. Kemarin kita sepakat satu juta rupiah" Lea kembali bernegosiasi.

"Periksa telingamu" Ardian memakai pakaiannya, menyugar rambutnya asal dengan jari.

"Aku tunggu sampai besok pagi" Senyum Ardian penuh kemenangan.

"Tunggu!" Cegah Lea saat Ardian hendak pergi.

"Semalam pengalaman pertama ku, aku.. aku masih virgLea Jelas Lea.

" So why?"

"Ya harusnya kamu juga beruntung, bisa rasain virgin. Masih aku bayar lagi, jadi nggak usah di perpanjang"

"No. Aku tidak mungkin menjual perjakaku dengan harga semurah itu" Ardian berlalu begitu saja.

"Ingat! Jangan coba coba kabur," imbuh Ardian mewanti-wanti Lea.

"Aaaarrrggghh.... " Pekik Lea begitu kesal.

"Burung premium yang hidup dimana harganya sampai enam belas milyar? Mau gue jual sawah tetangga, pake pesugihan tumbal tetangga julid juga masih belum bisa... Leaa.. kenapa hidup lo berantakan dan kacau sekali?"

"Apa gue mesti jual ginjal?" Lea memegang dadanya. "Harusnya semalam gue jual diri aja, masih lumayan dapat duit, gak malah punya utang sama rentenir itu" Kesal Lea.

Padahal dompet nya kini hanya tinggal sisa tiga lembar uang berwarna biru.

이 책을 계속 무료로 읽어보세요.
QR 코드를 스캔하여 앱을 다운로드하세요

최신 챕터

  • Satu Juta Semalam   Bab 7

    Lea membuka mata karna sinar matahari yang memasuki sela sela kamar lewat jendela, membuat silau mata Lea. "Emmmpphhh..." Lenguh Lea sambil menggeliat. "Sudah bangun!" Suara besar nan serak membuat Lea terjingkat sejenak sampai mengusap dadanya. "Bisa pelan aja panggilnya" Protes Lea. Ardian tak menggubris, dia berlalu ke lemari, mengambil satu setel pakaian untuknya bekerja. Dengan wajah bantal Lea merapikan rambutnya asal dengan penjepit, memperhatikan Ardian yang bersiap bekerja. "Mau kemana?" Kepo Lea. "Kerja" Singkat Ardian menjawab sambil merapikan dasinya. "Eeemm..." Lea mengangguk, benar saja hari ini adalah cuti menikah terakhirnya. "Aku boleh keluar?" Pamit Lea. "Terserah" "Oke.. Aku anggap jawabannya boleh" Lea bangkit dengan semangat empat lima yang tidak gentar oleh penjajah. Ardian tak mempermasalahkan sama sekali jika Lea hendak pergi bermain ataupun kemana. Asalkan masih dalam hal yang wajar. Mereka sama sama sudah bersiap dengan aktivi

  • Satu Juta Semalam   Bab 6

    Pov Ardian. Di sela sela kesibukannya dia selalu memprioritaskan sang kekasih yang amat dia cintai, siapa lagi jika bukan Tamara. Ardian menaikkan tangannya sebagai tanda jeda sementara saat rapat, kenapa lagi jika bukan karna Tamara mengubunginya. "Kemana aja? Kok nggak angkat telpon?" Sela Tamara manja di ujung panggilan. "Aku masih ada rapat," Jelas Ardian berharap kekasihnya mengerti. "Aku lagi di mall, mau bayar tas tapi kamu malah nggak angkat. Aku malu ini" "Ya sudah, aku transfer sekarang' "Beneran ya, aku tungguin" Senang Tamara yang saat ini sedang di kasir salah satu store tas brand. "Iya" Ardian mematikan sambungan telpon, segera mengirim uang pada sang kekasih. Baginya uang bukan suatu masalah asalkan Tamara bisa mencintainya. Namun sayangnya Tamara yang rakus dan merasa kurang dengan Ardian selalu membandingkan dengan pria lain. "Lihat tuh, sugar daddy. Kartunya aja black card, kalo lo sama dia pasti terjamin" Bisik sang teman menunjuk seorang p

  • Satu Juta Semalam   Bab 5

    Malam hari, kediaman sebesar dan semegah ini namun bisa bisanya begitu sunyi. Bahkan lampu yang menyala saja sudah remang remang. Lea berjalan mencari dimana Ardian, sejak kepulangannya mereka tadi bahkan dia tak melihat Ardian sama sekali. Sampai dia menemukan kepulan asap dari arah balkon kamarnya. Benar saja rupanya Ardian sedang bersandar di pagar balkon sembari menyesap sebatang rokok. Lea mendekat sembari mengibas asap rokok itu dengan tangannya. Ardian mengetahui kedatangan Lea, hanya saja dia tidak berkutik sedikitpun. "Ngapain disini? Nggak dingin?" Lea membuka percakapan."Ada apa katakan!" Jawab Ardian ketus. Lea merasa jika Ardian memiliki kepribadian yang unik, terkadang bisa cukup baik. Namun tak jarang sangat dingin seperti saat ini. "Aku boleh kerja kan besok?" "Itu urusanmu" Santai Ardian menyesap kembali rokok di tangannya. Meniupkan asap ke atas sembari mendongak. Gleeekk... Lea menelan ludahnya melihat jakun Ardian yang sangat menggoda, naik turu

  • Satu Juta Semalam   Bab 4

    "Jadi... pria seperti itu yang dulu mau kamu nikahi" sindir Ardian pada Lea. Belum tahu saja jika dia sedang mengusik wanita yang sedang patah hati. "Tutup mulutmu jika hanya ingin membahas pria brengsek itu" Lea mencengkram botol minum di tangannya sampai ringsek. "Ardian meringis, rupanya dia menikahi wanita yang bukan menye menye, cukup menarik batinnya. "Ayo aku antar pulang, segera kemasi barangmu""Piulang?" Lea baru sadar jika dia akan berpindah tempat tinggal. Sesampainya di depan kontrakan Lea. "Kembali Ardian mengedarkan pandangan, barulah dia sadari secara detail kamar yang berisi lemari plastik juga hanya ada sebuah selimut yang di gunakan tidur, juga beberapa peralatan dapur meski hanya beberapa bijirmu tidur hanya memakai ini?" tanya Ardian memicingkan mata seakan tak percaya di dunia ini ada orang yang tidur tanpa alas kasur yang empuk. "Baru semalam, kasur dan bantalku aku bakar!" jawab Lea berapi api. "Bakar?"Lea menghentikan sejenak kegiatannya mengemas ba

  • Satu Juta Semalam   Bab 3

    Sesampainya di kontrakan yang hanya beberapa meter itu dia sudah membayangkannya hendak merebahkan tubuhnya di kasur yang empuk. Namun sepertinya Lea melupakan jika dia sudah membakar habis kasur miliknya. "Sial... gue jadi nggak ada kasur. Kenapa gue bakar kasur gue? Haiissshh.. harusnya gue bakar mereka hidup hidup di atas kasur" Lea mencengkram tangannya, mengepalkan kesal. Harusnya hari ini dia sudah bersiap untuk pernikahannya esok hari. Tangannya bermain dengan lincah di layar pipih itu, mengirim pesan satu persatu mulai dari decoration, catering, MUA, bahkan semua vendor dia batalkan. Tak peduli dengan segala DP yang sudah dia berikan, atau berapa banyak dana yang dia keluarkan. "Tabungan gue udah habis-habisan buat bantu kerjaan si musang! Sekarang habis juga buat beli burung premium.. Aaahhhh Lea, dosa apa yang udah gue perbuat""Ya Tuhan, maafkan hambamu ini. Sudah berbuat nikmat nan dosa" Gumam Lea mendongak dengan tangan menengadah ke atas meski dia sendiri bukan insan

  • Satu Juta Semalam   Bab 2

    Di sebuah bar salah satu kota Jogjakarta, dentuman musik yang mengusik telinga, saling bersinambung dengan lampu lampu yang gemerlap. Bau alkohol di segala sisi, bunyi gelas yang bersentuhan sudah menjadi hal wajar disana. Wanita dan pria menari nari mengikuti alunan musik, melenggak lenggokkan tubuh seakan melepas beban.Demikian juga dengan Lea yang ikut menari nari di bawah lampu gemerlap, hanya mengikuti alunan musik tak ada gerakan khusus. "Mau?" Tawar seorang pria menyodorkan minuman beralkohol dalam gelas."Gue nggak minum" Tolak Lea menggelengkan kepala. "Coba dikit aja" Pria itu masih mencoba untuk memaksa Lea. "Sorry" Lea akhirnya memilih undur diri, duduk di sebuah meja bar. "Bagi minuman yang non Alkohol" Ujarnya pada bartender. "Kenapa nggak ke cafe mbak? lagi galau ya?" tebak bartender melihat wajah muram Lea. "Ya gitu" Lea mengangguk. "Have fun aja mbak, pria itu harus di imbangi" Bartender itu memberikan minuman pada Lea yang tidak memiliki kadar alkohol. "Ben

더보기
좋은 소설을 무료로 찾아 읽어보세요
GoodNovel 앱에서 수많은 인기 소설을 무료로 즐기세요! 마음에 드는 책을 다운로드하고, 언제 어디서나 편하게 읽을 수 있습니다
앱에서 책을 무료로 읽어보세요
앱에서 읽으려면 QR 코드를 스캔하세요.
DMCA.com Protection Status